HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Karakteristik Pedagang Kaki Lima
4.2.2 Karakteristik Usaha Modal Awal Usaha Modal Awal Usaha
Untuk memulai usahanya, sebagian besar Pedagang Kaki Lima membutuhkan modal di bawah lima juta rupiah. Sebanyak 23 orang atau 18,9%, Pedagang Kaki Lima yang membutuhkan dana kurang dari satu juta rupiah untuk memulai usahanya.
67 Tabel 14 Distribusi PKL Suryakencana berdasarkan Modal Awal Usaha
No Modal Awal (Rp Juta) Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 < 1 23 18,9 2 1 – 1,9 29 23,8 3 2 – 2,9 28 23,0 4 3 – 3,9 19 15,6 5 4 – 4,9 20 16,2 6 > 11 3 2,5 Jumlah 122 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
Sebagian besar membutuhkan dana antara Rp 1 juta sampai dengan Rp 5 juta, dana yang telatif kecil yang masih bias dipenuhi oleh mayoritas Pedagang Kaki Lima. Lamanya Berwirausaha
Pengalaman berwirausaha menjadi modal untuk meningkatkan kinerja berwirausaha. Tabel 15 menunjukkan bahwa sebagian besar Pedagang Kaki Lima di Suryakencana telah menjalankan usaha lebih dari sepuluh tahun yaitu sebanyak 55 orang atau 45,1%. Jangka waktu yang cukup lama bagi para pelakunya untuk bias bertahan. Namun demikian sebagian lagi merupakan Pedagang Kaki Lima yang menjalankan usaha kurang dari sepuluh tahun.
Tabel 15 Distribusi PKL Suryakencana berdasarkan Lamanya Berwirausaha
No Lamanya Berwirausaha (Tahun) Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 < 1 5 4,1
2 1 – 5 33 27,0
3 5 – 10 29 23,8
4 > 10 55 45,1
Jumlah 122 100
68
Lamanya Operasional Harian
Pedagang Kaki Lima di sepanjang Jalan Suryakencana terbagi menjadi tiga kelompok yaitu pedagang pagi hari, pedagang tengah hari sampai sore hari dan pedagang sore sampai malam hari. Lamanya berdagang yang paling banyak adalah 6,5 jam sampai dengan 9 jam per harinya. Hal ini menunjukkan bahwa Pedagang Kaki Lima mayoritas bekerja standar normal manusia yaitu delapan jam per hari. Jam operasional Pedagang Kaki Lima disesuaikan dengan jenis produk dan potensi konsumen yang akan membeli produknya. Sebagian lagi sebanyak 40 orang atau 32,8% pedagang berjualan lebih dari 9 jam. Mereka menjalankan usaha secara bergantian di antara anggota keluarga.
Tabel 16 Distribusi PKL Suryakencana berdasarkan Jam Operasional Harian
No Jam Operasional (Jam perhari) Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 < 6,5 24 19,7
2 6,5 – 9 58 47,5
3 > 9 40 32,8
Jumlah 122 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
Kepemilikan
Kepemilkan Usaha Pedagang Kaki Lima dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu usaha milik sendiri, milik keluarga dan milik orang lain. Sebagian besar Pedagang Kaki Lima menjalankan usaha milik sendiri yaitu sebanyak 87 orang atau 71,3%, milik keluarga sebanyak 26 orang atau 21,3% dan hanya 7,4% usaha yang dijalankan merupakan usaha milik orang lain.
69 Usaha milik sendiri berarti semua modal, mulai dari peralatan, sewa tempat, gerobak, penyediaan bahan baku dan sebagainya merupakan hasil yang diusahakan secara mandiri pengadaannya. Di samping itu, sebagian besar pedagang hanya bekerja sendiri tanpa dibantu dengan karyawan. Alasan yang mendasari mereka antara lain karena pekerjaannya tidak terlalu sulit dan ingin melakukan penghematan biaya dengan menghilangkan biaya upah karyawan.
Tabel 17 Distribusi Pedagang Kaki Lima Suryakencana berdasarkan Kepemilikan
No Kepemilikan Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 Milik Sendiri 87 71,3
2 Milik Keluarga 26 21,3
3 Milik Orang Lain 28 7,4
Jumlah 122 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
Omset Penjualan per Hari
Pedagang Kaki Lima yang memiliki omset penjualan di bawah Rp 100.000 sebanyak 22 orang atau 18%. Sebagian besar pedagang memiliki omset antara Rp250.000,- sampai dengan Rp 500,000,- per hari yaitu sebanyak 43 orang atau 35,2%, kemudian sebanyak 25,4% merupakan Pedagang Kaki Lima dengan omset antara Rp 100.000,- sampai dengan Rp 250.000,- per harinya. Hanya 4,1% Pedagang Kaki Lima yang beromset di atas Satu juta rupiah per harinya.
Adanya perbedaan omset penjualan yang diperoleh Pedagang Kaki Lima tersebut disebabkan penetapan harga masing-masing produk yang berbeda, kualitas produk pun berbeda, selain itu disebabkan pula lokasi berdagang yang berbeda
70
tingkat kestrategisannya. Besarnya omset penjualan yang diperoleh Pedagang Kaki Lima hendaknya mampu menjadi motivasi bagi para pedagang untuk sungguh-sungguh berwirausaha. Mayoritas pedagang menjadikan usaha mereka sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Tabel 18 Distribusi Pedagang Kaki Lima Suryakencana berdasarkan Omset Penjualan
No Modal Awal (Rp Ribu) Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 < 100 22 18,0 2 100 – 250 31 25,4 3 251– 500 43 35,2 4 501 – 750 16 13,1 5 751 – 1000 5 4,1 6 > 1000 5 4,1 Jumlah 122 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
4.3 Hubungan Karakteristik Pedagang Kaki Lima dengan Intensi
Berwirausaha
Hubungan antara karakteristik Pedagang Kaki Lima dengan Intensi Berwirausaha dalam penelitian ini dikaji guna melihat seberapa jauh karakteristik individu dan karakteristik usaha berhubungan dengan Intensi Berwirausaha. Karakteristik Individu Pedagang Kaki Lima meliputi Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, Asal Daerah, Jumlah Tanggungan, Pengalaman Kerja dan Keikutsertaan Dalam Pelatihan Kewirausahaan.
71 4.3.1 Hubungan Karakteristik Individu dengan Intensi Berwirausaha
Berdasarkan hasil uji korelasi RankSpearman dan Chi Square bahwa sebagian
besar Karakteristik Individu tidak memiliki hubungan dengan Intensi Berwirausaha. Berdasarkan Tabel 19 dapat dinyatakan bahwa Intensi Berwirausaha tidak dipengaruhi oleh Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, Asal Daerah, Jumlah Tanggungan, Pengalaman Kerja dan Keikutsertaan dalam Pelatihan Kewirausahaan.
Tabel 19. Hubungan Karakteristik Individu dengan Intensi Berwirausaha Pedagang Kaki Lima Suryakencana Tahun 2012.
Karakteristik Individu Intensi Berwirausaha Kinerja Kewirausahaan Perilaku Berwirausaha Koef p-value Koef p-value Koef p-value
Jenis Kelamin 0.668 0,362 0.532 Usia 0,062 0,497 0,005 0,960 -0,008 0,931 Pendidikan -0,059 0.522 -0,227* 0,012 -0,232* 0,010 Asal Daerah 0.722 0,071 0,461 Jumlah Tanggungan 0,158 0,082 0,098 0,281 0,113 0,215 Pengalaman Kerja -0,052 0.571 -0,010 0,913 -0,025 0.785 Keikutsertaan Dalam Pelatihan Kewirausahaan -0,026 0.774 -0,136 0,137 -0,057 0.532 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
Keterangan:
p-value : Nilai Signifikan
* berhubungan nyata pada alfa 0,20
Pedagang Kaki Lima sebagai salah satu bentuk berwirausaha dapat dijalani oleh Laki-laki atau pun wanita. Bahkan tidak sedikit Pedagang Kaki Lima dijalankan secara bersama-sama antara laki-laki dan wanita. Intensi Berwirausaha tidak dipengaruhi pula oleh Usia. Seluruh tingkatan usia secara umum dapat menjalankan wirausaha sebagai Pedagang Kaki Lima, sepanjang yang bersangkutan mampu menjalaninya. Individu yang tidak sekolah sampai dengan yang berpendidikan tinggi dapat menjalankan aktivitas Pedagang Kaki Lima, karena untuk menjalaninya tidak
72
membutuhkan persyaratan tingkat pendidikan yang ditandai dengan ijazah tertentu, mengingat Pedagang Kaki Lima lebih mengarah pada aktivitas bisnis informal.
Intensi Berwirausaha tidak dipengaruhi pula oleh Asal Daerah pelaku wirausaha. Intensi dapat muncul pada siapa saja dan keturunan apa saja. Jumlah tanggungan pun tidak menjadi penentu bagi seseorang untuk memutuskan berwirausaha atau tidak. Intensi Berwirausaha dapat dimiliki oleh individu yang tidak pernah memiliki pekerjaan apa pun, karena pekerjaan sebelumnya tidak mengarahkan seseorang untuk berwirausaha atau tidak. Keikutsertaan dalam Pelatihan Kewirausahaan seseorang tidak banyak mempengaruhi yang bersangkutan untuk memutuskan berwirausaha.