• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BIOGRAFI KUNTOWIJOYO

B. Karir dan Karya

Sepak terjang Kuntowijoyo dalam dunia intelektual telah memberikan kontribusi besar bagi pemikiran Indonesia. Berikut karir dan karya Kuntowijoyo:

1. Karir:

1) Asisten Dosen Fakultas Sastra Jurusan Sejarah di UGM (1965-1969) 2) Dosen Fakultas Sastra jurusan Sejarah di UGM(1969-2005) & Dosen

Pasca Sarjana di UGM

3) Sekertaris LEKSI ( Lembaga Kebudayaan dan Seni Islam) 1963-1969 4) Ketua studi grup Mantika (1969-1971)

11 Maskur, ―Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo; Telaah Liberalisasi, Humanisasi dan Transendensi‖ dalam Tesis UIN Alauddin Makasar, tahun 2012, h. 32.

12 Maskur, ―Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo, h. 34.

13 Sukmawati Wahyu, ―Pemikiran Kuntowijoyo‖, h. 22.

5) Pendiri Pondok Pesantren Budi Mulia (1980)

6) Pendiri Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan (PPSK) di Yogyakarta (1980)22

7) Anggota KITLV (Koninklijk Institut Voor de tall, Land en Volkekunde) 8) Anggota HIPIIS (Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu

Sosial)

9) Anggota MSI (Masyarakat Sejarawan Indonesia)

10) Anggota Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilibang) PP Muhammadiyah (1985-1995)

11) Anggota majelis pertimbangan PP Muhammadiyah (1990-1995) 12) Staf ahli pada Jurnal Ilmu dan kebudayaan ulumul Qur‘an (1990-2000) 13) Koordinator bidang pengembangan kebudayaan pada departemen

pembinaan SDM dan pembudayaan ICMI (1990-1995)14

Adapun karya karyanya, semasa hidup Kuntowijoyo membangun tradisi keilmuan tidak hanya melalui ucapan-ucapan lisan, tapi juga ditorehkan dalam tinta sehingga menghasilkan beberapa karya dalam berbagai bidang, berikut rinciannya:

1) Dinamika Sejarah Umat Islam, diterbitkan pada tahun 1985. Dalam buku tersebut, Kuntowijoyo mengupas tentang proses umat Islam dalam membangun sejarahnya.

2) Budaya dan Masyarakat, terbit tahun 1987. Buku ini merupakan bahan kajian yang amat kaya dalam memahami perkembangan masyarakat dan perubahan kebudayaan. sekaligus dipaparkan berbagai faktor pendukung

14 Sukmawati, ―Pemikiran Kuntowijoyo‖, h. 30.

22

dan kendala dalam proses tersebut, dan dalam batas-batas tertentu dibicarakan pula perbandingan sejarah perkembangan masyarakat yang kini tergolong maju.

3) Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, terbit pada tahun 1991. Dalam buku ini secara umum Kuntowijoyo menegaskan bahwa modal utama untuk memperbaiki ilmu-ilmu moderen adalah agama. Ilmu dipahami sebagai hal yang tidak bebas nilai (berpihak), tapi mengandung aspirasi transformasi sosial dalam bentuk cita- cita profetik.

4) Radikalisasi Petani, terbit pada tahun 1994. Buku ini merupakan kumpulan Esai-Esai yang sebagian besarnya membahas tentang masyarakat dan petani pedesaan bahwa radikalisasi yang terjadi dalam perjalanan sejarahnya digerakkan oleh komunis baik pada saat masa kolonial maupun pada demokrasi terpimpin.

5) Demokrasi dan Budaya Birokrasi, terbit tahun 1994. Dalam buku tersebut diperkenalkan empat jenis demokrasi, yaitu demokrasi gajah, demokrasi kuda, dan demokrasi anjing, dan demokrasi pancasila. Keempat hal tersebut kemudian dikaitkan dengan budaya yang terjadi pada birokrasi sehingga memberi gambaran yang sangat menarik terkait dengan kenyataan tersebut.

6) Metodologi Sejarah, terbit tahun 1994. Buku tersebut membahas tentang biografi yang dikategorikan sebagai bagian dari sejarah. Dalam buku ini mengajukan syarat biografi, yaitu: keperibadian tokoh, kekuatan sosial yang mendukung, lukisan sejarah zamannya, keberuntungan dan kesempatan yang datang.

7) Pengantar Ilmu Sejarah, terbit tahun 1997. Buku ini mengilustrasikan upaya kongkrit penulis dalam meretas kesenjangan ilmu sejarah yang senantiasa terpolakan secara kaku pada dua dikotomi obyek penelitian, yakni antara sejarah sebagai sebuah peristiwa dan sejarah sebagai struktur.

8) Penjelasan Sejarah (Historical Exsplanation), terbit tahun 2008. Buku Penjelasan Sejarah ini merupakan karya terakhir Kuntowijoyo sebelum meninggal. Pada buku ini penulis membahas mengenai teori penjelasan sejarah (Historical explanation theory). Penjelasan sejarah ialah usaha membuat unit sejarah yang dimengerti secara cerdas.

9) Identitas Politik Umat Islam, terbit pada tahun 1997. Dalam buku tersebut, Kuntowijoyo membuktikan keberpihakan nilainya pada Islam sebagai sebuah agama dengan cara menjadikan agama sebagai hal yang paling istimewa dalam kehidupan bernegara.

10) Muslim Tanpa Masjid: Esai-esai Agama, Budaya, dan Politik dalam Bingkai Strukturalisme Transendental, terbit tahun 2001. Secara keseluruhan muatan buku ini menjelaskan tentang agama, politik, dan budaya dalam lingkup keIslaman di Indonesia,

11) Selamat Tinggal Mitos, Selamat Datang Realitas: Esai-esai Budaya dan Politik, terbit pada tahun 2002. Secara umum buku ini menjelaskan tentang 37 agama, politik dan budaya dalam lingkup keIslaman di Indonesia.

12) Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura 1850-1940, terbit pada tahun 2002. Buku ini adalah disertai doktoral penulis di Columbia University yang menyajikan gambaran yang cukup mendalam tentang

24

proses perubahan sosial di Madura dalam periode satu abad menjelang kemerdekaan Indonesia.

13) Raja, Priyayi, dan Kawula: Surakarta 1900-1915, terbit pada tahun 2004.

Tulisan ini adalah kumpulan dari beberapa makalah yang pernah ditulis oleh penulis. Secara umum buku ini bertutur tentang keadaan sosial budaya di Surakarta.

14) Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika, diterbitkan pada tahun 2004.15

Adapun karya lain dalam bidang sastra antara lain: Kereta Api yang Berangkat Pagi Hari (novel, 1966), yang dimuat di Harian Jihad sebagai cerita bersambung. Rumput-rumput Danau Bento (drama, 1969), Tidak Ada Waktu bagi Nyonya Fatma, Barda dan Cartas (drama, 1972), Novel Pasar (terbit sebagai buku tahun 1994), Topeng Kayu (drama, 1973), Khotbah di Atas Bukit (novel, 1976), Isyarat (kumpulan sajak, 1976), Suluk Awung- Awung (kumpulan sajak, 1976).

Dari kurang Lebih 50 buku yang telah dirilisnya, begitu juga cerpen dan kolom-kolomnya di berbagai media. Dramanya berjudul Rumput-Rumput Danau Bento, memperoleh Hadiah Harapan Sayembara Penulisan Lakon Badan Pembina Teater nasional Indonesia (1967). Cerita pendek, Dilarang Mencintai Bunga-Bunga memenangkan penghargaan pertama dari sebuah majalah sastra tahun 1969. Kumpulan cerpennya yang diberi judul sama Dilarang Mencintai Bunga-Bunga, kembali mendapat Penghargaan Hadiah Penulisan Sastra tahun 1999 dari Pemerintah RI melalui Pusat Pembinaan dan

15 Maskur, ―Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo, h. 36-40.

Pengembangan Bahasa (sekarang Pusat Bahasa). dramanya Tidak Ada Waktu bagi Nyonya Fatma, Barda dan Cartas memperoleh Hadiah Harapan sayembara penulisan lakon DKJ tahun 1972 dan Topeng Kayu, memperoleh Hadiah Kedua dalam sayembara penulisan lakon DKJ tahun 1973. Novelnya Pasar, mendapat hadiah dalam Sayembara Mengarang Roman Panitia Tahun Buku Internasional DKI 1972. Karya novelnya, yang pernah menjadi cerita bersambung di harian Kompas, berjudul Mantra Pejinak Ular (2000), ditetapkan sebagai satu di antara tiga pemenang Hadiah Sastra Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) pada 2001. Beberapa cerpen juga terpilih sebagai cerpen terbaik Kompas dan menjadi judul dari kumpulan cerpen itu sendiri, diantaranya Laki-laki yang Kawin Dengan Peri (1995), Pistol Perdamaian (1996), dan Anjing-anjing Menyerbu Kuburan (1997).16

Dokumen terkait