• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN

K. Karya-karya Nurcholish Madjid

Nurcholish Madjid dapat dikelompokkan pada penulis yang produktif. Sekembalinya dari studi, bersama kawan dan koleganya pada tahun 1986 mendirikan Yayasan Wakaf Paramadina. Di lembaga inilah sebagian besar Nurcholish Madjid mencurahkan hidup dan energi intelektualnya (sehingga pada akhirnya melahirkan Universitas Paramadina Mulya dengan obsesi mampu menjadi pusat kajian Islam kesohor di dunia) di samping sebagai peneliti LIPI sebagai profesi awalnya dan sekaligus sebagai Profesor Pemikiran Islam di IAIN (kini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Dalam perjalanan hidupnya, ia telah menghasilkan banyak artikel ataupun makalah yang telah dibukukan. Beberapa karyanya antara lain adalah sebagai berikut: 1. Khazanah Intelektual Islam. Buku ini diterbitkan di Jakarta oleh PT. Bulan

Bintang pada tahun 1984 ini adalah langkah awal mengabdikan pemikirannya lewat tulisan di saat Nurcholish Madjid melewati hari-harinya di Chicago University, Amerika Serikat. Maksud buku suntingan ini adalah untuk memperkenalkan bidang pemikiran yang merupakan segi kejayaan Islam bagi para generasi Islam dan para pembaca lainnya. Selain itu dalam buku ini Nurcholish Madjid juga memperkenalkan kepada para pembaca tentang corak pemikiran para tokoh klasik. Tokoh yang disebut Cak nur dalam buku ini adalah: al-Kindi (w. 258 H/870 M), al-Asy’ari (w.

28

300 H/913 M), al-Farabi (w. 337 H/950 M), Ibn Sina (370 H-428 H/980 M-1030 M), al-Ghozali (w. 505 H/111 M), Ibn Rusyd (w. 594 H/1198 M), Ibn Taymiyyah (w. 782 H/1328 M), Ibn Kaldun (w. 808 H/1406 M), Jamaluddin al-Afghani (1255 H-1315 H/1839 M-1897 M), dan Muhammad Abduh (1262 H-1323 H/1845 M-1905 M). Penulis ingin menegaskan tentang buku ini, seperti yang diungkapkan Nurcholish Madjid sendiri bahwa buku ini hanya sekadar pengantar pemikiran kepada kajian yang lebih luas dan mendalam tentang khazanah kekayaan pemikiran Islam.

2. Islam Kemodernan dan Keindonesiaan. Buku ini diterbitkan di Bandung oleh Mizan pada tahun 1987. Dalam isi buku ini membincangkan tentang permasalahan-permasalahan dan juga isu-isu yang aktual saat ini, dan di sisi lain juga kontribusi penulis buku ini dalam mewujudkan beberapa solusi keagamaan dan keindonesiaan, sekitar tahun 70-an permasalahan-permasalahan menjadi wacana yang menggegerkan dan penuh dengan pandangan-pandangan yang kontroversial.

3. Islam Doktrin dan Peradaban. Buku ini diterbitkan di Jakarta oleh Yayasan Wakaf Paramadina pada tahun 1992. Buku ini berisi tentang Islam di Indonesia adalah kemajemukan. Pluralitas (kemajemukan) adalah kenyataan yang telah menjadi kehendak Tuhan. Jika dalam kitab suci disebutkan bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal dan menghargai. Maka pluralitas ini

29

meningkat menjadi pluralism, yaitu suatu sistem nilai yang memandang secara positif-optimis terhadap kemajemukan itu sendiri.

4. Islam Agama Peradapan, Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah. Buku ini diterbitkan di Jakarta oleh Yayasan Wakaf Paramadina pada tahun 1992. Dalam buku ini, Nurcholish Madjid memaparkan tentang bagaimana manusia mempunyai tujuan hidup yang transcendental berdasarkan iman yang dinyatakan dalam bentuk amal, kebijakan sosial, menciptakan masyarakat egaliter dan inklusif dalam mencari kebenaran dan keadilan. Sebenarnya buku ini hanya kumpulan sebagian makalah dari kelompok kajian agama yang diselenggarakan oleh Yayasan Wakaf Paramadina yang diadakan sekali dalam sebulan dengan beranggotakan 200 orang.

5. Tradisi Islam Peran dan Fungsinya dalam Pengembangan di Indonesia. Buku ini diterbitkan di Jakarta oleh Yayasan Wakaf Paramadina pada tahun 1997. Dalam buku ini Cak Nur mengungkapkan peran strategis ajaran-ajaran Islam sebagai sumber substansi bagi pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia. Peran intelektual Indonesia dalam membangun etos keilmuan dan tradisi intelektual, mengembangkan demokrasi serta membangun sumber daya manusia yang siap memasuki era industrialisasi dan era tinggal landas.

6. Bilik-bilik Peantren, Sebuah Potret Perjalanan. Buku ini diterbitkan di Jakarta oleh Paramadina pada tahun 1997. Buku ini berisi tentang kesenjangan antara dunia pesantren dengan dunia modern. Maka dalam

30

buku ini Cak Nur mengajak dunia pesantren “membuka diri” dan berbenah diri untuk paling tidak memperkecil jarak kesenjangan tersebut. Nurcholish Madjid tertuju pada kurikulum pesantren yang ada di Indonesia. Menurutnya, bahwa materi keagamaan masih mendominasi di lingkungan pesantren yang disajikan hanya dan selalu dalam bahasa Arab, seperti Fiqh, Aqa’id, Nahwu-Sharaf. Padahal menurutnya, masih ada yang lebih penting pada tataran praktis di saat seorang muslim berinteraksi dengan sesame, yakni semangat religius juga tasawuf yang merupakan inti dari kurikulum keagamaan. Sedangkan di sisi lain, pengetahuan umum ternyata masih dilaksanakan secara setengah-setengah, akibatnya kemampuan santri sangat terbatas dan kurang mendapat pengakuan dari masyarakat ilmu-ilmu eksak. Itulah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara dunia pesantren dengan dunia modern.

7. Pintu-pintu Menuju Tuhan. Buku ini diterbitkan di Jakarta oleh Yayasan Wakaf Paramadina pada tahun 1995. Isi buku ini merupakan kumpulan tulisan Nurcholish Madjid yang tercecer, yang telah dimuat pada Harian Pelita dan Majalah Tempo. Di sini Nurcholish Madjid menjelaskan bahwa umat Islam jangan hanya melihat satu pintu untuk menuju Tuhan, karena Islam menyediakan banyak pintu untuk menuju Tuhan untuk meraih sisi yang mulia di samping-Nya.

8. Masyarakat Religius. Buku ini diterbitkan di Jakarta oleh Yayasan Wakaf Paramadina pada tahun 1997. Buku ini menyodorkan tesis bahwa makna hidup yang hakiki dan sejati itu ada, agama sebagi sistem keyakinan

31

menyediakan konsep tentang hakikat dan makna hidup itu. Buku ini juga mengetengahkan tentang Islam dan konsep kemasyarakatan, komitmen pribadi dan sosial dan konsep pendidikan agama Islam dalam keluarga. 9. Cita-cita Politik Islam Era Reformasi, 1999. Dalam buku ini Nurcholish

Madjid mengetengahkan gagasan politiknya, demokrasi, kebangsaan dan kenegaraan. Ia menyampaikan persoalan-persoalan tersebut dengan argumentasi yang fresh dan jernih. Di mana dalam uraiannya mengaitkan dengan persoalan-persoalan kontemporer yang tengah menghadang bangsa Indonesia, seperti cita-cita politik bangsa dan persoalan keadilan.

10.Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP). Buku ini ditulis pada saat menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, yang berisi tentang Materi Pengkaderan tentang keislaman. Namun, buku ini kemudian diubah menjadi Nilai Identitas Kader (NIK). Buku ini menjadi bacaan wajib yang menjadi dasar dan motivasi perjuangan anggota Himpunan Mahasiswa Islam.

Selain buku-buku di atas yang sudah dipaparkan, masih banyak pula karya Nurcholish Madjid yang sudah beredar di pasaran dan tidak sempat dimuat dalam bab ini. Buku-buku itu di antaranya: Pesan-Pesan Taqwa Nurcholish Madjid, Fatsoen Nurcholish Madjid, Atas Nama Pengalaman Beragama dan Berbangsa di Masa Tradisi, Dialog Keterbukaan Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Sosial Politik Kontemporer, Perjalanan Religious Umrah dan Haji, Kaki Langit Peradapan Islam, Dialog Ramadhan dan Fiqh Lintas Agama, ia juga pernah menterjemahkan buku Sunnah dan Peranannya

32

dalam Penetapan Hukum Islam: Sebuah Pembelaan Kaum Sunni, karya uatafa Al-Sibai. Hal lain yang dilakukan Nurcholish Madjid adalah, bahwa ia banyak mendorong kaum intelektual Islam serta memprakarsai penulisan buku-buku bermutu dan standard (Nata, 2005: 324).

Tidak hanya dalam buku, Nurcholish Madjid juga menulis berbagai artikel tentang keislaman, politik Islam, moral dan sebagaianya yang dimuat dalam Harian Kompas, Pelita, Suara Pembaharuan, Republika, Jurnal Ulumul Qur’an, Panji Masyarakat, Prisma, Amanah, dan lain sebagainya (Nata, 2005: 324).

Berdasarkan uraian tentang beberapa karya dan buah pikiran Nurcholish Madjid di atas, dapatlah disimpulkan bahwa Cak Nur sosok pemikir yang handal dan julukan pun melekat padanya, yakni seorang teolog, filosof, sejarawan, konseptor, dan pembaharu yang selalu mengedepankan toleransi pada setiap perbedaan dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang berpijak pada ajaran Islam.

L. Kontribusi Pemikiran Nurcholish Madjid di Bidang Pendidikan Agama