• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Gugatan ASN Kota Tegal terhadap Walikota Tegal di PTUN sehubungan dengan Penerbitan Keputusan Tata Usaha

Dalam dokumen Beranda - FIAUI (Halaman 60-69)

Gugatan Terhadap Hasil Pengawasan KASN

I. PERMASALAHAN HUKUM ASN

2. Kasus Gugatan ASN Kota Tegal terhadap Walikota Tegal di PTUN sehubungan dengan Penerbitan Keputusan Tata Usaha

Negara (KTUN) terkait Pembebasan dari Jabatan Struktural serta Dugaan Tindak Pidana Korupsi yang Menjerat Walikota Tegal

Sebelum terjadi OTT yang dilakukan oleh KPK, Walikota Tegal pernah digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang dalam Perkara Nomor: 042/G/2015/PTUN.SMG oleh sembilan ASN di Pemerintah Kota Tegal terhadap Keputusan Walikota Tegal berkaitan dengan penjatuhan hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan struktural masing-masing. Para ASN tersebut merasa dirugikan terhadap Keputusan Walikota Tegal dan berpendapat bahwa Keputusan Walikota Tegal bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (“AAUPB”). Total sebanyak 27 (dua puluh tujuh) obyek gugatan yang disengketakan yaitu:

1 a. Keputusan Walikota Tegal Nomor 862/038.K/2015 tertanggal 20 April 2015 Tentang Menjatuhkan Hukuman Disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perindag atas nama Drs. Khaerul Huda, M.Si., NIP.195907221989031007, Pangkat Pembina Utama Muda/IV/C;

b. Keputusan Walikota Tegal Nomor 824/049D.K/2015 tertanggal 20 April 2015 tentang penempatan sebagai Staf Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal, atas nama Drs. Khaerul Huda, M.Si, NIP. 195907221989031007;

c. Keputusan Walikota Tegal Nomor 821.2/049.P-K/2015, tertanggal 20 April 2015, tentang Penunjukan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tegal, atas nama Drs. Suripto, NIP. 195904101987031005, Pembina TK I (IV/b).

2 a. Keputusan Walikota Tegal Nomor 862/035.K/2015 tertanggal 20 April 2015 Tentang Menjatuhkan Hukuman Disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan Staf Ahli Walikota Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan atas nama Drs. Yuswo Waluyo, NIP. 195812071985031011, Pangkat Pembina Utama Muda /IV/c; b. Keputusan Walikota Tegal Nomor 824/049A.K/2015 tertanggal 20

April 2015 tentang penempatan sebagai Staf Dinas Kesehatan Kota Tegal, atas nama Drs. Yuswo Waluyo, NIP. 195812071985031011; 3 a. Keputusan Walikota Tegal Nomor 862/047.K/2015 tertanggal

20 April 2015 Tentang Menjatuhkan Hukuman Disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial, Sekda, atas nama Diah Triastuti, S.H., NIP.195902271986032003, Pangkat Pembina Utama Muda /IV/c; b. Keputusan Walikota Tegal Nomor 824/049L.K/2015 tertanggal

20 April 2015 tentang penempatan sebagai Staf Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tegal, atas nama Diah Triastuti, S.H., NIP.195902271986032003;

c. Keputusan Walikota Tegal Nomor 821.2/049.T-K/2015, tertanggal 20 April 2015, tentang Penunjukan Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial, Sekda Kota Tegal, atas nama Drs. Imam Badarudin, NIP. 196302251991031007, Pangkat Pembina Utama Muda (IV/c);

4 a. Keputusan Walikota Tegal Nomor 862/037.K/2015 tertanggal 20 April 2015 Tentang Menjatuhkan Hukuman Disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia atas nama Sugeng Suwaryo, S.Sos. NIP. 196009121985031017, Pangkat Pembina Utama Muda /IV/c; b. Keputusan Walikota Tegal Nomor 824/049C.K/2015 tertanggal 20

April 2015 tentang penempatan sebagai Staf Dinas Permukiman Dan Tata Ruang Kota Tegal, atas nama Sugeng Suwaryo, S.Sos, NIP. 196009121985031017;

5 a. Keputusan Walikota Tegal Nomor 862/039.K/2015 tertanggal 20 April 2015 Tentang Menjatuhkan Hukuman Disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan Asisten Pemerintahan dan Administrasi Sekda atas nama Subagyo, S.IP., NIP. 196504081987021006, Pangkat Pembina Tingkat I /IV/b;

b. Keputusan Walikota Tegal Nomor 824/049E.K/2015 tertanggal 20 April 2015 tentang penempatan sebagai Staf Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Tegal, atas nama Subagyo, S.IP., NIP. 196504081987021006;

c. Keputusan Walikota Tegal Nomor 821.2/049.S-K/2015, tertanggal 20 April 2015, tentang Penunjukan Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Pemerintahan dan Administrasi Sekda Kota Tegal, atas nama Ir. Nur Efendi, M.Si, NIP. 196202081989031010 Pembina Tingkat I (IV/c); 6 a. Keputusan Walikota Tegal Nomor 862/034.K/2015 tertanggal

20 April 2015 Tentang Menjatuhkan Hukuman Disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan Inspektur atas nama Praptomo, WR., SH, NIP. 196101031990031005, Pangkat Pembina Utama Muda /IV/c; b. Keputusan Walikota Tegal Nomor 824/049.K/2015 tertanggal

20 April 2015 tentang penempatan sebagai Staf Dinas Kelautan dan Pertanian Kota Tegal, atas nama Praptomo, WR., SH, NIP. 196101031990031005;

c. Keputusan Walikota Tegal Nomor 821.2/049.R-K/2015, tertanggal 20 April 2015, tentang Penunjukan Pelaksana Tugas (Plt) Inspektur Kota Tegal, atas nama Agus Teguh Raharjo, BA, NIP. 195908081985031022 Pembina Tingkat I (IV/b);

7 a. Keputusan Walikota Tegal Nomor 862/046.K/2015 tertanggal 20 April 2015 Tentang Menjatuhkan Hukuman Disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil atas nama Agus Ariin, AP, NIP. 197208121994021002, Pangkat Pembina/IV/a;

b. Keputusan Walikota Tegal Nomor 824/049K.K/2015 tertanggal 20 April 2015 tentang penempatan sebagai Staf Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal, atas nama Agus Ariin, AP, NIP. 197208121994021002; c. Keputusan Walikota Tegal Nomor 821.2/069 – K/2015 tertanggal

14 Juli 2015 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Di Lingkungan Pemerintah Kota Tegal, Nomor urut 3 atas nama EKO Purwadi, S.H. NIP. 196202221987031011, Jabatan sebagai Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Eselon III.a sebagaimana dalam lampiran Keputusan Walikota Tegal Nomor 821.2/069 – K/ 2015 tertanggal 14 Juli 2015;

8 a. Keputusan Walikota Tegal Nomor 862/044.K/2015 tertanggal 20 April 2015 Tentang Menjatuhkan Hukuman Disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan Sekretaris Inspektorat atas nama Mohamad Ain, S.IP., M.Si., NIP. 196808081988031005, Pangkat Pembina Tingkat I/IV/b;

b. Keputusan Walikota Tegal Nomor 824/049I.K/2015 tertanggal 20 April 2015 tentang Penempatan sebagai Staf Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal, atas nama Mohamad Ain, S.Sos, M.Si, NIP. 196808081988031005;

c. Keputusan Walikota Tegal Nomor 821.2/069 – K/ 2015 tertanggal 14 Juli 2015 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural di Lingkungan Pemerintah Kota Tegal, Nomor Urut 5 atas nama Dra. Ika Sulistiyanti, NIP. 196505181995032001, Jabatan sebagai Sekretaris Inspektorat, Eselon III.a sebagaimana dalam lampiran Keputusan Walikota Tegal Nomor 821.2/069 – K/ 2015 tertanggal 14 Juli 2015;

9 a. Keputusan Walikota Tegal Nomor 862/045.K/2015 tertanggal 20 April 2015 Tentang Menjatuhkan Hukuman Disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan Sekretaris Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB atas nama Ilham Prasetyo, S.Sos., M.Si., NIP. 197310031993111001, Pangkat Pembina /IV/a;

b. Keputusan Walikota Tegal Nomor 824/049J.K/2015 tertanggal 20 April 2015 tentang Penempatan sebagai Staf Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tegal, atas nama, Ilham Prasetyo, S.Sos, M.Si., NIP. 197310031993111001;

c. Keputusan Walikota Tegal Nomor 821.2/069 – K/ 2015 tanggal 14 Juli 2014 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Di Lingkungan Pemerintah Kota Tegal, Nomor urut 1 atas nama Siti Cahyani, S.Sos, M.Si. NIP. 197305091998032004, Jabatan sebagai Sekretaris Badan pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana, Eselon III.a sebagaimana dalam lampiran Keputusan Walikota Tegal Nomor 821.2/069 – K/ 2015 tertanggal 14 Juli 2015.

Terhadap penerbitan obyek gugatan tersebut, Para ASN (Para Penggugat) tidak memperoleh penjelasan secara pasti mengenai perbuatan pelanggaran disiplin seperti apa yang dilakukan oleh Para Penggugat serta kapan perbuatan pelanggaran disiplin tersebut dilakukan. Tidak adanya keterbukaan mengenai hal ini, mengakibatkan keluarnya obyek sengketa dilakukan secara singkat sehingga ditemukan

banyak pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, diantaranya Pertama, pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemanggilan, Pemeriksaan, Penjatuhan dan Penyampaian Keputusan Hukuman Disiplin pada Pasal 23 ayat (1), ayat (2) dan dan ayat (3) yang menyebutkan:

(1) “PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dipanggil secara tertulis oleh atasan langsung untuk dilakukan pemeriksaan;

(2) Pemanggilan kepada PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan; (3) Apabila pada tanggal yang seharusnya yang

bersangkutan hadir diperiksa tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal seharusnya yang bersangkutan diperiksa pada pemanggilan pertama.”

Surat Panggilan belum diterima oleh Para Penggugat pada 7 (tujuh) hari sebelum pemeriksaan, baik untuk Surat Panggilan I maupun untuk Surat Panggilan II. Selain itu, Form Surat Panggilan I dan Surat Panggilan II tidak sesuai dengan Lampiran 1-a Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 53 Tahun 2010. Sejatinya, pihak yang berwenang untuk melakukan pemanggilan terhadap Para Penggugat adalah atasan langsung/Ketua Tim Pemeriksa, bukan Tergugat selaku Walikota atau Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sebagaimana tersebut dalam Surat Panggilan I dan Surat Panggilan II. Surat Panggilan I dan Surat Panggilan II dari Tergugat juga tidak menuliskan jenis pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Para Penggugat.

Pelanggaran lainnya adalah ketentuan Pasal 24 PP Nomor 53 Tahun 2010 yang berbunyi:

(1) “Sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin, setiap atasan langsung wajib memeriksa terlebih dahulu PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin. (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan secara tertutup dan hasilnya dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan (BAP).”

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap Para Penggugat dilakukan secara terbuka, dan tidak terlebih dahulu diperiksa oleh atasan langsung, misalnya untuk Eselon II menurut aturan seharusnya diperiksa oleh Sekretaris Daerah (Sekda), sehingga hal ini merupakan pelanggaran terhadap Pasal 24. Selanjutnya berkaitan dengan pelanggaran terhadap Pasal 25 PP Nomor 53 Tahun 2010 yang berbunyi:

(1) “Khusus untuk pelanggaran disiplin yang ancaman hukumannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) dapat dibentuk Tim Pemeriksa; (2) Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk.” Unsur Pengawas (Inspektur) tidak dimasukkan dalam Tim Pemeriksa yang dibentuk oleh Tergugat, sehinggaKeputusan Tata Usaha Negara (KTUN) yang menjadi obyek gugatan bertentangan dengan Pasal 25 ayat (1) dan (2). Tidak disebutkannya jenis perbuatan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Para Penggugat, bertentangan dengan Pasal 29 ayat (2) juga Lampiran 1-a Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010.

Kedua, pelanggaran terhadap Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Stuktural yang berbunyi: “Untuk menjamin kualitas dan obyektiitas dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural Eselon II ke bawah di setiap instansi dibentuk Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan, selanjutnya disebut BAPERJAKAT.” Pemberhentian Para Penggugat dari Jabatan struktural masing-masing adalah tidak melalui mekanisme sidang BAPERJAKAT yang seharusnya melalui sidang BAPERJAKAT sehingga hal ini bertentangan dengan ketentuan Pasal 14 ayat (1). Kemudian dalam Pasal 10 disebutkan bahwa:

“Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dari jabatan struktural karena:

a. mengundurkan diri dari jabatan yang didudukinya; b. mencapai batas usia pensiun;

c. diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil;

d. diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan fungsional;

e. cuti diluar tanggungan negara, kecuali cuti diluar tanggungan negara karena persalinan;

f. tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; g. adanya perampingan organisasi pemerintah;

h. tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani; atau

i. hal-hal lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Para Penggugat, pemberhentian dari jabatan struktural tidak satupun memenuhi unsur Pasal 10, sehingga obyek gugatan bertentangan Pasal 10. Secara keseluruhan obyek gugatan bertentangan dengan kewajiban Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 67 huruf (b) dan (e) UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa: “(b) Kepala Daerah wajib mentaati seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan;dan (e) Kepala Daerah wajib menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik”. Dengan tindakan Walikota Tegal (Tergugat) menerbitkan obyek gugatan, tercermin bahwa tindakan tersebut tidak menjalankan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik, dan bertentangan dengan kewajiban Kepala Daerah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 67 huruf b dan e UU Nomor 23 Tahun 2014.

Selain pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, obyek gugatan juga bertentangan dengan Pasal 3 UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yaitu Asas Kepastian Hukum, Asas Keterbukaan Dan Asas Profesionalitas. Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam rangka negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara; sedangkan obyek gugatan tidak mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan oleh karena melanggar prosedur, mekanisme dan substansi yang diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku. Selain itu obyek gugatan bertentangan dengan asas keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan

dan rahasia negara. Para Penggugat tidak mendapatkan penjelasan tentang alasan pemanggilan, perbuatan pelanggaran disiplin, sehingga bertentangan dengan asas keterbukaan. Selanjutnya obyek gugatan juga melanggar asas profesionalitas yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, penerbitan obyek gugatan dilakukan secara singkat, dan tidak dilakukan secara profesional, runtut, rapi dan tertib.

Berkaitan dengan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), tindakan Walikota Tegal (Tergugat) bertentangan dengan asas dalam penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN sebagaimana diatur dalam Pasal 2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa obyek gugatan melanggar peraturan perundang-undangan yaitu: Pertama, Pasal 23 ayat (1), (2) dan (3) jo Pasal 24 ayat (1) dan (2) jo Pasal 25 ayat (2) jo Pasal 29 ayat (2) PP Nomor 53 Tahun 2010; Kedua, Lampiran 1-a Perka BKN Nomor 21 Tahun 2010;Pasal 10 jo Pasal 14 ayat (1) PP Nomor 100 Tahun 2000 sebagaimana diubah dengan PP Nomor 13 Tahun 2002; Pasal 67 huruf b dan e Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014; Pasal 18 ayat (1) huruf c jo Pasal 52 ayat (1) huruf b dan ayat (2) jo Pasal 71 ayat (1) UU Nomor 30 Tahun 2014. Selain itu obyek gugatan juga bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB), Asas-Asas dalam Penyelenggaraan Negara yang baik, Asas-Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Asas-Asas Penyelenggaraan Kebijakan dan Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), sebagaimana yang tersebut dalam sejumlah Undang- Undang yaitu: Pertama, Pasal 3 angka 1 (Asas Kepastian Hukum), angka 4 (Asas Keterbukaan), dan angka 6 (Asas Profesionalitas) Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999; Kedua, Pasal 2 huruf a (Asas Kepastian Hukum) dan huruf i (Asas Keterbukaan), Pasal 58 huruf a (Asas Kepastian Hukum), huruf d (Asas Keterbukaan), dan huruf i (Asas Keadilan) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; Ketiga, Pasal 10 ayat (1) huruf a (Asas Kepastian Hukum), huruf d (Asas Kecermatan), huruf e (Asas Tidak Menyalahgunakan Kewenangan) dan huruf f (Asas Keterbukaan) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang dalam Putusan Perkara Nomor: 042/G/2015/ PTUN.SMG, dalam Putusan Perkara Nomor: 100/B/2016/PT.TUN.SBY dan Putusan Perkara Nomor: 163 PK/TUN/2016 menyatakan bahwa penerbitan Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan secara prosedural dan substansi bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku yaitu Pasal 10, Pasal 13 dan Pasal 23 PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Asas-Asas Umum Pemerintah yang Baik khususnya Asas Kehati-hatian, Asas Keseimbangan dan Asas Kecermatan, dengan demikian Keputusan Tata Usaha Negara obyek gugatan harus dibatalkan.

Setelah putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap (inkracht), Walikota Tegal tidak melaksanakan Putusan Pengadilan tersebut, sehingga DPRD Kota Tegal melaporkan Walikota Tegal kepada Gubernur Jawa Tengah atas ketidakpatuhan terhadap Putusan PTUN. ASN yang menggugat tetap dibebastugaskan, dan tidak kunjung dipekerjakan kembali. Selain kasus gugatan di PTUN, Walikota Tegal juga dilaporkan ASN kepada Gubernur Jawa Tengah, Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) melalui Surat Nomor: 25/DPK.KORPRI/IV/2015, tertanggal 28 April 2015, perihal Laporan Perkembangan Kondisi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Tegal dan Surat Nomor 29/DPK.Korpri/V/2015, tertanggal 15 Mei 2015, perihal Penyampaian Matriks Permasalahan kepada Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (ASN) serta mengirim surat kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi RI pada tanggal 30 Juni 2015, perihal Laporan Perkembangan Kondisi ASN. Namun demikian, terhadap rekomendasi yang dikeluarkan oleh KASN, Walikota Tegal menggugat rekomendasi KASN di PTUN Jakarta. Gugatan yang diajukan oleh Walikota Tegal terhadap KASN yang terdaftar dalam Perkara Nomor: 17/G/2017/PTUN-JKT, tanggal 13 Juli 2017, oleh Majelis Hakim PTUN Jakarta dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard).

Tanggal 29 Agustus 2017, Walikota Tegal terjaring OTT KPK terkait dugaan tindak pidana korupsi suap terkait pengelolaan dana jasa pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kardinah Kota Tegal tahun 2017 dan pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kota Tegal Tahun Anggaran 2017. Tersangka SMS selaku Wali Kota Tegal bersama-sama dengan AMH diduga menerima hadiah atau janji dari CHY selaku Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Kardinah Kota Tegal terkait pengelolaan dana jasa pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kardinah Kota Tegal tahun 2017. SMS dan AMH juga diduga menerima fee terkait pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kota Tegal TA 2017.Tersangka SMS dan AMH yang diduga sebagai penerima, disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2001 jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.  Sementara, CHY diduga sebagai pemberi disangkakan melanggar pasal 5 ayat (1) huruf a atau pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. KPK mengamankan uang senilai Rp 200 juta serta bukti transfer senilai Rp 100 juta. ASN yang dibebas tugaskan menggelar aksi unjuk rasa terkait dengan penangkapan dan penahanan Walikota Tegal.

II. PERKARA Gugatan TATA USAHA NEGARA terhadap HASIL

Dalam dokumen Beranda - FIAUI (Halaman 60-69)