• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Imlementasi hak terdakwa untuk menghadirkan saksi yang

2. Kasus Posisi

Pada tahun 1999 terdakwa (Abu Bakar Ba’asyir) bertempat di Ngruki memimpin Al-Jama’ah Al-Islamiyah belandaskan Pedoman Umum perjuangan Al-Jama’ah Al-Islamiyah (PUPJI), yang pada intinya berisi tentang:

1. Ushulul-Manhaj Al-Harakiy Li Iqomatid-Dien atau pokok-pokok pedoman gerakan menegakkan agama yang berisi prinsip-prinsip dalam memahami Ad-Dien sebagai langkah-langkah yang wajib diditempuh dalam rangka menegakkan Ad-Dien, artinya menegakkan Daulah Islamiyah atau Negara Islam dan selanjutnya menegakkan Khalifah Islamiyah atau pemerintahan Islam.

commit to user

2. Al-Manhaj Al-Harakiy Li Iqomatid-Dien atau pedoman gerakan menegakkan agama mengandung pengertian sebagai pedoman mengenai langkah-langkah sistematis yang wajib ditempuh dalam rangka menegakkan Dien.

3. Al-Manhaj Al-Amaliy atau pedoman operasional mengandung pengertian sebagai pedoman umum operasi.

4. Nidhom Asasi atau aturan dasar atau anggaran dasar, yang antara lain mengatur Jama’ah, bahwa Jama’ah adalah bernama Al-Jama’ah Al- Islamiyah yang merupakan Jama’atun minal muslimin yaitu sebuah jama’ah yang anggotanya terdiri dari sebagian kaum muslimin, dengan sasaran perjuangan mewujudkan tegaknya Daulah Islamiyah sabagai basis menuju wujudnya kembali Khalifah Alaa Minhajin Nubuwwah atau pemerintahan berdasarkan ajaran Nabi dengan menempuh jalan antara lain jihad fii sabilillah. Dipimpin seorang Amir yang memiliki tugas-tugas dan wewenang, yang dibantu oleh Majelis-Majelis Qidayah atau Dewan Kepemimpian, Majelis Syuro, atau Dewan Pertimbangan, Majelis Fatwa atau Dewan Penasehat, dan Majelis Hisbah atau Dewan Pengawas. Majelis-majelis Qiyadah terdiri dari Majelis Qiyadah Markaziah atau Dewan Pimpinan Pusat, Majelis Qiyadah Manthiqiah atau Dewan Pimpian Wilayah, dan Majelis Qiyadah Wakalah atau Dewan Pimpinan Tingkat Perwakilan.

Untuk pelaksanakan Ushulul-Manhaj Al-Harakiy Li Iqomatid- Dien, Al-Manhaj Al-Harakiy Li-Iqomatid-Dien, Al-Manhaj Al-Amaliy dan Nidhom Asasi antara lain dengan Tandzim Siri atau organisasi rahasia, Pembinaan At-To’ah atau ketaatan, Tajnid atau rekrut kemiliteran, Pendidikan dan Pelatihan, Tamwil atau pendanaan dan Jihad Musallah atau Jihad dengan senjata yang diartikan Qital yaitu berperang melawan musuh Allah dan Rasul-Nya, tanpa menjelaskan alasan diperbolehkannya jihad Qital (berperang). Sebagai pelaksanaannya dilakukan pelatihan Tadrib Kuliyyah Harbiyyah atau pelatihan kemiliteran di Qiyadah Muaskar Hudaibiyah disebut dengan Islamic Militery Academy Al-

commit to user

Jama’ah Al-Islamiyah di Mindanao Filipina yang pendanaannya dikelola Faiz Abu Bakar Bafana berasal dari para anggota Al-Jama’ah Al- Islamiyah.

Pada bulan April 2000, Terdakwa selaku Amir Al-jama’ah Al- Islamiyah datang ke Camp Hudaibiyah di Mindanao Filipina diundang Imron Bayhaqi alias Yudha Pranata alias Mustofa alias Abu Tholut alias Yono alias Hafid Ibrohim selaku Qoid Muaskar Hudaibiyah untuk menghadiri acara wisuda pelatihan militer pada Islamic Military Academy Al-Jama’ah Al-Islamiyah. Waktu itu, Terdakwa memberikan pengarahan tentang jihad dan memerintahkan Imron Bayhaqi alias Yudha Pranata alias Mustofa alias Abu Tholut alias Yono alias Hafid Ibrohim menyampaikan fatwa Osama Bin Laden yang memperbolehkan memerangi dan membunuh orang Amerika dan sekutunya kepada Ketua Mantiqi dan Ketua Wakalah Al-Jama’ah Al-Islamiyah. Terdakwa juga memerintahkan Imron Bayhaqi alias Yudha Pranata alias Mustofa alias Abu Tholut alias Yono alias Hafid Ibrahim dan Muhaimin Zaid untuk menyampaikan fatwa Osama bin Laden kepada Ketua MILF atau Moro Islamic Liberation Front Ustadz Salamat Hasyim. Kemudaian pada bulan April 2001 Terdakwa mengangkat Muhamad Nasir bin Abas alias Sulaiman alias Nasir Abas sebagai ketua Mantiqi III Al-Jama’ah Al-Islamiyah menggantikan Imron Bayhaqi, dan Terdakwa juga menyampaikan kepada Muhamad Nasir bin Abas, Imran Bayhaqi bahwa boleh membobol rekening milik orang barat kafir, darahnya saja halal apalagi hartanya.

Pada awal tahun 2002, Ali Gufron alias Mukhlas bersama-sama dengan Wan Min Wan Mat, DR.Azhari alias Alan dan Noordin M.Top di Thailand membicarakan kelanjutan pelaksanaan jihat melawan Amerika dan sekutunya. Selanjutnya pada bulan April 2002 Ali Gufron alias Mukhlas setelah berada di Indonesia 2 (dua) kali menerima uang dari Wan Min Wan Mat sebanyak 30.500 (tiga puluh ribu lima ratus) Dollar Amerika dan 200.000 (dua ratus ribu) Bath Thailand untuk kepentingan jihad di Indonesia. Dana tersebut oleh Ali Gufron alias Mukhlas

commit to user

diserahkan kepada Moh.Ikhsan alias Idris alias Joni Hendrawan alias Gembrot alias Ajo, Abdul Ghoni, Amrozi bin H.Nurhasyim dan Ali Imron untuk dipergunakan biaya pengeboman di Bali.

Pada bulan Agustus 2002, Utomo Pamungkas alias Mubarok alias Amin bin Suharsono bersama dengan Amrozi bin H.Nurhasyim datang ke rumah Terdakwa di Solo untuk mengundang Terdakwa menghadiri pernikahan kakak dari Ustad Hajir di Lamongan serta untuk mengisi khotbah jumat di Lamongan Jawa Timur. Dalam pertemuan tersebut Amrozi bin H.Nurhasyim mengatakan dan meminta izin kepada Terdakwa "bagaimana kalau kawan-kawan mengadakan acara di Bali", lalu dijawab oleh Terdakwa "terserah kalian karena kalian yang tahu situasi dilapangan". Setelah mendapat jawaban dari terdakwa maka Pada bulan Agustus 2002 bertempat di Surakarta, Abdul Aziz alias Imam Samudra alias Fatih alias Kudama alias Abu Umar alias Fat alias Hendri alias Faiz Yunshar, Moh.Ikhsan alias Idris alias Joni Hendrawan alias Gembrot alias Ajo, Dul Matin dan Amrozi bin H.Nurhasyim mengadakan pertemuan membicarakan kesadaran akan kewajiban sesama muslim terhadap muslim lainnya yang tertindas dan dibantai Amerika dan sekutunya di Afganistan, Palestina, Kasmir, Halmahera, Ambon termasuk Irak. Dalam pertemuan itu Ali Gufron alias Mukhlas menyatakan bahwa ada proyek besar yaitu menyatakan perang terhadap Amerika, dan dalam pertemuan tersebut direncanakan beberapa sasaran pengeboman di Bali. Dan dalam bulan Agustus 2002 dilaksanakan pertemuan kembali di rumah mertua Hernianto di Solo yang dihadiri oleh Abdul Aziz alias Imam Samudra alias Fatih alias Kudama alias Abu Umar alias Fat alias Hendri alias Faiz Yunshar, Moh.Ikhsan alias Idris alias Joni Hendrawan alias Gembrot alias Ajo, Ali Gufron alias Mukhlas, Ali Imron, Zulkarnaen, Dul Matin, Umar yang membahas antara lain rencana melawan orang-orang Amerika dan sekutunya berupa peledakan bom di Bali.

Pada tanggal 5 Oktobcr 2002, Amrozi bin H.Nurhasyim, Ali Gufron alias Mukhlas, Utomo Pamungkas alias Mubarok alias Amin bin

commit to user

Suharsono, Moh.Ikhsan alias Idris alias Joni Hendrawan alias Gembrot alias Ajo, Abdul Aziz alias Imam Samudera alias Fatih alias Kudama alias Abu Umar alias Fat alias Hendri alias Faiz Yunshar, Ali Imron, Dul Matin yang pernah dilatih kemiliteran di Camp Hudaibiyah Mindanao Philipina berangkat dari Tenggulun Lamongan Jawa Timur ke Bali menggunakan mobil Mitsubhisi L 300 dan Suzuki Vitara dengan membawa bahan peledak berupa potasium klorat (KCL03) sebanyak 1 ton, 40 kg alumunium powder dan 100 kg belerang.

Pada tanggal 6 Oktober 2002 dilaksanakan pertemuan di dalam rumah di Jl.Pulau Menjangan No.18 Denpasar dihadiri Abdul Aziz alias Imam Samudra alias Fatih alias Kudama alias Abu Umar alias Fat alias Hendri alias Faiz Yunshar, Ali Gufron alias Mukhlas, Ali Imron, Moh.Ikhsan alias Idris alias Joni Hendrawan alias Gembrot alias Ajo, Dul Matin, Abdul Goni alias Umar Besar, Umar Kecil alias Patek, DR. Azhari alias Alan, Arnasan alias Jimi alias Iqbal serta Feri alias Isa guna mematangkan rencana pelaksanaan peledakan bom di Bali.

Selanjutnya Ali Gufron alias Mukhlas, Utomo Pamungkas alias Mubarok alias Amin bin Suharsono, Moh.Ikhsan alias Idris alias Joni Hendrawan alias Gembrot alias Ajo, Amrozi bin H.Nurhasyim, Abdul Aziz alias Imam Samudra alias Fatih alias Kudama alias Abu Umar alias Fat alias Hendri alias Faiz Yunshar, Ali Imron, Dul Matin melakukan survey sasaran peledakan yaitu di Sari Club, Paddy's Pub dan Gedung Konsulat Amerika dan terus memotivasi Arnasan alias Jimi serta Feri alias Isa untuk melakukan peledakan dengan cara bom bunuh diri, sedangkan Dul Matin dan DR. Azhari alias Alan merakit bom di rumah kontrakan di Jl. Pulo Mejangan No.18 Denpasar. Kemudian tanggal 12 Oktober 2002 Ali Imron meledakan bom yang dikendalikan dengan remote di dekat Gedung Konsulut Amerika Serikat, Feri alias Isa dengan memakai baju rompi yang berisi bom mendatangi Gedung Peddy's Pub sedangkan Arnasan alias Jimi dengan menggunakan mobil Mitsubhisi L300 yang berisi bom berhenti di depan gedung Sari Club di Jl. Legian Kuta Bali.

commit to user

Akhirnya, sekitar pukul 23.15 WITA secara bersamaan bom yang dibawa oleh Feri alias Isa dan Arnasan alias Jimi meledak dan tidak berapa kemudian bom di dekat Gedung Konsulat Amerika Serikat diledakkan oleh Moh.Ikhsan alias Idris alias Joni Hendrawan alias Gembrot alias Ajo dengan menggunakan remote. Ledakan tersebut mengakibatkan korban meninggal sebanyak 192 (seratus sembilan puluh dua) orang dan 161 (seratus enam puluh satu) orang menderita luka-luka.

Setelah pengeboman di Bali tersebut, aksi pemboman terus berlanjut dengan sasaran yang berbeda yaitu pada tanggal 5 Agustus 2003, Noordin M Top bersama-sama dengan DR.Azhari alias Alan, Ismail alias Muhamad Ikhwan alias Agus alias Iwan alias Ridwan alias Zaki alias Ari Kumala, Masrizal bin Ali Umar alias Mas’ud alias Tohir alias Ariyadi alias Deri alias Reno alias Ari alias Riki yang ketiganya sudah dilatih kemiliteran di Camp Hudaibiyah Mindanao Filipina dan Asmar Latin Sani, melakukan teror dengan meledakkan bom di Hotel J.W.Marriot Jalan Lingkar Dalam Mega Kuningan Setia Budi Jakarta Selatan, yaitu pada bulan Januari 2003 Mohd.Rais alias Edi Indra alias Iskandar alias Ryan Arifin alias Fendi alias Roni bin Rusdi bin Hamid mengajak Asmar Latin Sani melakukan jihad untuk mati sahid. Kemudian ia memperkenalkan Asmar Latin Sani dengan Noordin M Top mantan Ketua Al-Jama’ah Al- Islamiyah wakalah Johor dan DR.Azhari alias Alan. Pada waktu antara bulan Januari sampai Febuari 2003, Hambali mantan Ketua Mantiqi melalui Email meminta kepada Gun-Gun Rusman Gunawan agar Umar Al-Baluci mengirimkan uang sebesar 50.000 Dollar Amerika untuk diserahkan kepada Majid Khan, namun yang dikirim hanya 30.000 Dollar Amerika. Setelah itu Majid Khan merahkan kepada Zubir alias Lili di Thailand yang kemudian diserahkan kepada Mamat alias Johan di Malaysia. Oleh Mamat uang tersebut ditukarkan dalam bentuk mata uang Dollar Australia dan kemudian dibawa ke Dumai, Riau (Indonesia) diserahkan kepada Ismail alias Muhammad Ikhwan alias Agus alias Iwan alias Ridwan alias Zaki alias Ari Kumala. Atas persetujuan Noordin M

commit to user

Top, Ismail alias Muhammad Ikhwan alias Agus alias Iwan alias Ridwan alias Zaki alias Ari Kumala mengambil 200 Dollar yang ditukarkan dengan Rupiah menjadi Rp 900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah) dipergunakan sebagai biaya Ismail alias Muhammad Ikhwan alias Agus alias Iwan alias Ridwan alias Zaki alias Ari Kumala ke Lampung. Kemudian sisa dana yang diperoleh Ismail dari Mamat alias Johan tersebut dibawa ke Lampung diserahkan kepada Noordin M Top yang selanjutnya dipergunakan untuk mengontrak rumah, membeli sepeda motor dan 1 (satu) unit mobil Toyota Kijang No.Pol B7462 ZN serta melakukan surveypeledakan terhadap kepentingan Amerika dan Sekutunya. Dan yang dinilai memiliki keterkaitan dengan Amerika dan sekutunya antara lain Jakarta International School (JIS) di daerah Narogong Pondok Indah jakarta Selatan, Australian International School (AIS) di jalan Darmawangsa, Jakarta Selatan, kantor City Bank Pondok Indah, dan Hotel J.W. Marriot Mega Kuningan Jakarta Selatan. Dan kemudian ditentukan atau dipilih untuk diledakkan adalah Hotel J.W.Marriot Mega Kuningan Jakarta Selatan.

Pada pelaksanaannya, tanggal 5 Agustus 2003 DR.Azhari alias Alan bersama dengan Asmar Latin Sani membawa mobil Toyota Kijang No.Pol B7462 ZN berisi bom dari rumah kontrakan di Jalan Kemuning Raya No.26 Pejaten Timur Pasar Minggu, Jakarta Selatan menuju ke Hotel J.W.Marriot di Mega Kuningan Jakarta Selatan. Ismail alias Muhammad Ikhwan alias Agus alias Iwan alias Ridwan alias Zaki alias Ari Kumala dengan mengendarai motor bebek Supra X mengikuti dari belakang, kemudian setelah mendekati seseran, Asmar Latin sani menggantikan DR.Azhari mengemudikan mobil Toyota Kijang yang berisi bom tersebut, dan selanjutnya DR.Azhari turun dan dijemput Ismail alias Muhammad Ikhwan alias Agus alias Iwan alias Ridwan alias Zaki alias Ari Kumala dengan sepeda motor. Asmar Latin Sani meneruskan laju mobil Toyota Kijang yang berisi bom tersebut menuju Hotel J.W.Marriot, kemudian bom meledak tepat di depan Hotel J.W.Marriot mega Kuningan

Jakarta Selatan, yang mengakibatkan tewasnya 11 (sebelas) orang, 75 (tujuh puluh lima) orang menderita luka berat dan ringan serta beberapa kerusakan harta benda.

Dokumen terkait