• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Kekuatan pembuktian keterangan saksi yang

3. Pertimbangan Hakim

Bahwa apakah terdakwa dapat dipersalahkan melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum, maka didalam hal ini Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut : a. Dakwaan Kesatu Primair, terdakwa telah didakwa oleh Jaksa Penuntut

Umum dengan Pasal 14 jo Pasal 6 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Rl Nomor 1 Tahun 2002 jo Pasal 1 Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2003 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana:

Menimbang, bahwa adapun peranan terdakwa dalam dakwaan kesatu primair sebagaimana disebutkan, didakwa sebagai orang yang melakukan (pleger), yang menyuruh melakukan (doen pleger) atau turut melakukan perbuatan (mede pleger), merencanakan dan/atau menggerakkan orang lain, pelaku peledakan bom JW Marriot;

Menimbang bahwa menurut penjelasan Pasal 14 Perpu No.1 Tahun 2002 ketentuan Pasal ini ditujukan terhadap metor intelectualis. Yang dimaksud “merencanakan” termasuk mempersiapkan baik secara fisik, financial, maupun sumber daya manusia, sedangkan yang dimaksud dengan “menggerakkan” ialah melakukan hasutan-hasutan dan provokasi, pemberian hadiah atau uang atau janji-janji;

Menimbang, bahwa telah dipertimbangkan bahwa perbuatan yang terbukti adalah :

1) Oleh anggota yang menamakan dirinya Jamaah Islamiyah menganggap bahwa setelah Abdullah Sunkar meninggal dunia sebagai pengganti menjadi amir adalah terdakwa;

2) Terdakwa menghadiri acara wisuda pelatihan militer di Camp Hudaibiyah Mindanao Filipina didampingi Muhamad Nasir Abas alias Nasir Abas dan Imron Bayhaqi, melakukan inspeksi barisan yang seluruhya memakai seragam loreng dan menyaksikan pergaan kemampuan militer dan memasang bom;

3) Memberi jawaban “terserah pada kalian karena kalian yang tahu situasi dilapangan” atas pertanyaan “Bagaimana kalau kawan- kawan mengadakan acara di Bali”, yang diajukan dan disampaikan Amrozi bin Nurhasyim saat berkunjung kerumah terdakwa di Solo pada bulan Agustus 2002 bersama-sama Utomo Pamungkas;

Menimbang, bahwa meskipun terdakwa oleh para anggota Jamaah Islamiyah dianggap sebagai Amir Jamaah Islamiyah dan kemudian hadir di Camp Hudaibiyah Mindanao Filipina pada bulan April tahun 2000, akan tetapi dari perbuatan terdakwa tersebut tidak ada bukti yang membuktikan bahwa perbuatan terdakwa tersebut sebagai pelaksanaan dari niata untuk melakukan pengeboman di Hotel JW Marriot, juga tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa perbuatan terdakwa tersebut dalam rangka mempersiapkan fisik, financial maupun sumber daya manusia untuk melakukan rencana pengeboman hotel JW Marriot;

Menimbang, bahwa perbuatan terdakwa yang terbukti tersebut tidak pula membuktikan adanya hasutan dan provokasi, pemberian hadiah atau uang atau janji-janji dari terdakwa untuk melakukan pengeboman hotel JW Marriot. Demikian pula surat bukti yang terdaftar dalam barang bukti, tidak ada satupun yang membuktikan bahwa terdakwa telah merencanakan atau menggerakkan orang lain untuk melakukan peledakan bom di halaman hotel JW Marriot pada tanggal 5 Agustus 2003;

Menimbang, bahwa demikian pula halnya saksi a charge ataupun a de charge tidak ada yang menerangkan bahwa terdakwa

commit to user

yang merencanakan atau menggerakkan orang lain untuk melakukan pengeboman dimaksud;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa telah tidak terbukti merencanakan dan/atau menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme, maka terdakwa harus dibebaskan dari Dakwaan Kesatu Primair.

b. Dakwaan Kesatu Subsidair, terdakwa didakwa melanggar Pasal 6 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Rl Nomor 1 Tahun 2002 jo Pasal 1 Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2003 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP:

Menimbang, bahwa adapun para pelaku langsung peledakan bom hotel JW Marriot ada yang didengar sebagai saksi dalam perkara ini dan ada pula yang telah dijatuhi pidana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena dipersalahkan melakukan tindak pidana terorisme dimaksud antara lain Ismail, Masrizal dan Moh. Rais, oleh karena itu tindak pidana terorisme sebagaimana didakwakan Jaksa Penuntut Umum dalam Dakwaan Kesatu Subsidair, Pasal 6 Perppu No.1 Tahun 2002 tidak perlu lagi dipertimbangkan lebih jauh dan dianggap telah terbukti;

Menimbang, bahwa untuk itu Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, dihubungkan dengan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan telah dipertimbangkan dan dinyatakan telah terbukti dilakukan terdakwa: 1) Unsur Orang yang melakukan

Menimbang, bahwa pada saat peledakan bom JW Marriot terjadi tanggal 5 Agustus 2003, menurut para saksi bahwa terdakwa berada dalam lembaga pemasyarakatan Cipinang, dan dibenarkan oleh terdakwa bahwa ia pada saat itu sedang menjalani masa tahanan di dalam lembaga pemasyarakatan Cipinang, dimana keterangan saksi-saksi dan terdakwa ini bersesuaian dengan barang bukti berupa Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.547/Pid.B/2003/PN.Jkt.Pst jo Putusan Pengadilaan Tinggi DKI

commit to user

Jakarta No.168/Pid/2003/PT.DKI jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI NO. 24 K/Pid/2004 tanggal 1 Maret 2004;

Menimbang, bahwa oleh karena itu Pengadilan Negeri berkesimpulan bahwa terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sebagai orang yang melakukan (pleger) tindak pidana berupa pemboman hotel JW Marriot pada tanggal 5 Agustus 2003. 2) Orang yang menyuruh melakukan (Doen Pleger)

Menimbang, bahwa dari fakta hukum terbukti bahwa terdakwa dianggap oleh anggota Jamaah Islamiyah sebagai Amir, dan terbukti terdakwa hadir dalam acara wisuda pelatihan militer di Camp Hudaibiyah Mindanao Filipina. Dari fakta hukum ini, menurut Pengadilan Negeri tudak ada perbuatan yang tersurat atau tersirat yang isinya perintah atau menyuruh untuk melakukan peledakan bom di hotel JW Marriot. Demikian pula dengan keterangan para saiksi, baik saksi a charge ataupun a de charge serta barang bukti ,tidak ada satupun yang membuktikan bahwa terdakwa telah memberikan perintah atau menyuruh lakukan tindak pidana terorisme berupa peledakan bom di halaman hotel JW Marriot pada tenggal 5 Agustus 2003.

Manimbang, bahwa dengan demikian maka terdakwa tidak terbukti sebagai orang yang menyuruh melakukan (doen pleger) tindak pidana pengeboman hotel JW Marriot pada tanggal 5 Agustus 2003.

3) Turut Melakukan Perbuatan (Mede Pleger)

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan, Pengadilan Negeri berpendapat bahwa Mede Pleger menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung RI dan pendapat Prof. Moelyatno, telah tidak terpenuhi dari perbuatan yang terbukti dilakukan terdakwa;

Menimbang, bahwa dari seluruh pertimbangan- pertimbangan, Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP yaitu sebagai orang

yang melakukan (pleger), yang menyuruh melakukan (doen pleger), atau turut melakukan perbuatan (mede pleger), telah tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa harus dibebaskan dari Dakwaan Kesatu Subsidair.

c. Dakwaan Kesatu Lebih Subsidair, Pasal 6 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Rl Nomor 1 Tahun 2002 jo Pasal 1 Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2003 jo Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP:

Menimbang, bahwa tindak pidana terorisme sebagaimana didakwakan Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan kesatu lebih subsidair ini yaitu peledakan bom di halaman hotel JW Marriot pada tanggal 5 Agustus 2003 beserta para pelaku yang langsung melakukan tindak pidana tersebut diatas dalam dakwaan kesatu primair dan subsidair telah dipertimbangkan diatas dan diambil alih menjadi pertimbangan dalam dakwaan ini, dan dianggap telah terbukti.

d. Dakwaan Kesatu Lebih-lebih Subsidair, Pasal 15 jo Pasal 6 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Rl Nomor 1 Tahun 2002 jo Pasal 1 Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2003:

1) Unsur setiap orang.

Menimbang, bahwa dalam perkara ini telah dihadapkan kedepan persidangan seorang bernama Abu Bakar Ba’asyir alias Abdus Somad alias Abu Bakar Ba’asyir bin Abud Ba’asyir, untuk diperiksa dan diadili sebagai terdakwa dengan dakwaan tersebut diatas. Selama persidangan terdakwa dapat mengikutinya dengan baik, dimana fakta ini menyebutkn bahwa terdakwa selaku obyek hukum dalam keadaan sehat jasmani, rohani, sehingga dapat bertanggung jawab menurut hukum atas segala tindakannya;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas pengertian “setiap orang baik” menurut Pasal 1 angka 2 Perpu NO.1 Tahun 2002 maupun menurut Yurisprudensi Mahkamah

commit to user

Agung RI dimaksud telah terpenuhi. Oleh karena mana menurut Pengadilan Negeri unsur pertama “setiap orang” telah terpenuhi. 2) Unsur melakukan pemufakatan jahat, percobaan atas pembantuan

untuk melakukan tindak pidana terorisme.

Menimbang, bahwa unsur kedua diatas bersifat alternatif, drngan terpenuhi salah satu diantaranya, maka dianggap unsur ini telah terpenuhi. Namun masing-masing mempunyai makna yang berbeda;

Manimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan, unsur pemufakatan jahat ini, telah tidak terpenuhi dari perbuatan yang terbukti dilakukan terdakwa;

Menimbang, bahwa Pengadilan berpendapat bahwa perbuatan terdakwa yang terbukti dilakukan tersebut bukan merupakan permulan pelaksanaan dari tindak pidana terorisme dimaksud. Oleh karena itu unsur percobaan ini telah tidak terpenuhi;

Menimbang, bahwa oleh karena itu Pengadilan berpendapat bahwa unsur kedua dari Pasal 15 Perpu No.1 Tahun 2002 yaitu melakukan pemufakatan jahat, percobaan atau pembantuan untuk melakukan tindak pidana terorisme, telah tidak terpenuhi. Oleh karena mana terdakwa harus dibebaskan dari Dakwaan Kesatu Lebih- lebih Subsidair.

e. Dakwaan Kesatu Lebih-lebih Subsidair lagi, Pasal 13 huruf c Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Rl Nomor 1 Tahun 2002 jo Pasal 1 Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2003:

Menimbang, bahwa dari bunyi Pasal 13 huruf c Perpu No.1 tahun 2002, menurut hemat Majelis Hakim unsur yang paling isensial untuk dipertimbangkan dengan seksama yaitu menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme;

Menimbang, bahwa dari keterangan pasra saksi dengan melihat persesuaian antara yang satu dengan yang lainnya,

commit to user

dihubungkan dengan barang bukti, diperoleh fakta hukum sebagai perbuatan yang terbukti dilakukan terdakwa sebagaimana telah berulang-ulang disebutkan diatas. Dari fakta hukum tersebut tidak ada yang mengenai tindak pidana terorisme berupa peledakan hotel JW Marriot. Dengan sendirinya tidak ada informasi yang disembunyikan tentang tindak pidana terorisme.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan, unsur menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme, telah tidak terpenuhi. Maka dengan tidak terpenuhinya unsur ini, unsur- unsur lainnya tidak perlu dipertimbangkan lagi dan terdakwa harus pula dibebaskan dari dakwaan kesatu lebih-lebih subsidair lagi;

Menimbang, bahwa dari seluruh rangkaian pertimbangan diatas, ternyata seluruh dakwaan Jaksa Penuntut Umum dalam Dakwaan Kesatu telah tidak terpenuhi.

f. Dakwaan Kedua Primair, Pasal 187 ke-3 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP:

1) Unsur “ Barang Siapa”

Menimbang, bahwa tentang “barang siapa” mempunyai pengertian sama dengan “setiap orang” sebagaimana telah dibahas dan sebagaimana telah terbukti dalam mempertimbangkan unsur- unsur dalam dakwaan kesatu lebih-lebih subsidair, maka pertimbangan tersebut diambil alih sebagai unsur yang terbukti pula dalam dakwaan ini;

2) Unsur “Bersama-sama atau sendiri-sendiri”

Manimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.1/1955/MA tanggal 23 Desember 1955 dan Pendapat Prof. Moelyatno, SH. Dihubungkan dengan fakta hukum yang terungkap dipersidangan, maka Pengadilan Negeri bahwa perbuatan yang terbukti dilakukan terdakwa terebut tidak merupakan kesatuandengan perbuatan para pelaku, dan bukan pula merupakan permulaan pelaksanaandari delik sebagaimana

commit to user

pendapat R.Sugandhi dan R.Soesilo. Dengan pertimbangan bahwa yang membahayakan itu timbulnya ledakan, sementara kata-kata terdakwa “terserah pada kalian” tidak dapat menimbulkan ledakan bila tidak diikuti dengan perbuatan-perbuatan lannya seperti menyiapkan bom dan membawa ke lokasi peledakan;

Menimbang bahwa seluruh uraian diatas, menurut Pangadilan Negeri unsur kedua dalam Dakwaan Kedua Primair ini tidak tebukti, maka unsur selebihnya tidak perlu dipertimbangkan lagi dan terdakwa harus dibebaskan dari Dakwaan Kedua Primair.

g. Dakwaan Kedua Subsidair, Pasal 187 ke-3 jo Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP:

1) Unsur “Barang Siapa”.

Menimbang, bahwa seperti telah diuraikan dimuka dalam mempertimbangkan Dakwaan Kedua Primair diatas tentang “Barang siapa” ini sebagaimana telah terpenuhi/terbukti, maka pertimbangan tentang hal itu diambil alih sebagai hal yang telah terbukti pula dalam dakwaan ini;

2) Unsur “Membujuk”.

Manimbang, bahwa Pengadilan Negeri berpendapat bahwa “pembujuk” (Uitlokker) menurut R. Soesilo terebut diatas, telah tidak terpenuhi dari perbuatan yang terbukti dilakukan terdakwa. Oleh karena mana, unsur selebihnya tidak perlu dipertimbangkan lagi dan terdakwa dibebaskan dari dakwaan kedua subsidair;

h. Dakwaan Kedua Lebih Subsidair, Pasal 187 ter jo Pasal 187 ke-3 KUHP:

1) Unsur “Pemufakatan Jahat”.

Menimbang, bahwa oleh karena itu menurut Majelis Hakim, kata-kata terdakwa “terserah pada kalian karena kalian yang tahu situasi dilapangan” atas pertanyaan “bagaimana kalau kawan-kawan mengadakan acara di Bali”, merupakan pemufakatan jahat terdakwa penghadap (Amrozi dan Utomo Pamungkas)

bersama pelaksana lainnya untuk melakukan kejahatan berupa peledakan bom Bali;

Menimbang, bahwa dari uraian diatas, Pengadilan Negeri berkeyakinan unsur adanya pemufakatan jahat tersebut telah cukup terpenuhi;

2) Unsur “ untuk melakukan salah satu kejahatan dalam Pasal 187 ke- 3 KUHP yaitu dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan, banjir jika karena perbuatannya tersebut menimbulkan bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati.

Menimbang, bahwa dalam peledakan bom Bali, benar terdakwa tidak ikut melakukan secara langsung peledakan bom tersebut, namun dengan adanya kata-kata dari terdakwa yang dapat diartikan memberi persetujuan kepada Amrozi dan kawan-kawan untuk melakukan acaranya tersebut, semestinya terdakwa menyadari kemungkinan yang akan terjadi serta akibatnya, karena ia sebagai seorang ustadz akan didengar kata-katanya oleh pengikut-pengikutnya.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas ternyata semua unsur yang terkandung dalam Pasal 187 ter jo Pasak 187 ke-3 KUHP telah terpenuhi dengan seutuhnya. Dimana selama persidangan berlangsung, majelis hakim tidak melihat adanya alasan-alasan pemaaf atau pembenar baik dalam diri terdakwa yang dapat menghapuskan pertanggung jawaban pidana bagi terdakwa. Oleh karena itu Majelis hakim berkesimpulan bahwa terdakwa Abu Bakar Ba’asyir alias Abdus Somad alias Abu Bakar Ba’asyir bin Abud Ba’asyir telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana. Sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Kedua Lebih Subsidair, melanggar Pasal 187 ter jo Pasal 187 ke-3 KUHP;

commit to user

i. Menimbang, bahwa adapun yang menjadi pertimbangan Pengadilan sebagai hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan dalam menjatuhkan pidana adalah sebagai berikut : 1) Hal-hal yang memberatkan :

- Terdakwa sudah pernah dihukum ;

- Perbuatan terdakwa mengakibatkan terganggunya perekonomian Negara karena kepercayaan dunia Internasional terhadap keamanan di Indonesia menjadi berkurang ;

- Perbuatan terdakwa mengakibatkan penderitaan bagi korban dan keluarganya.

2) Hal-hal yang meringankan : - Terdakwa sudah lanjut usia ;

- Terdakwa bersikap sopan dipersidangan ;

- Terdakwa cukup kooperatif dalam mengikuti persidangan sehingga memperlancar jalannya persidangan.

j. Menimbang, bahwa dalam menjatuhkan putusan ini semata-mata berdasarkan hasil pemeriksaan di persidangan dengan mengacu kepada hukum yang berlaku, dengan tanpa ada tekanan dari pihak manapun juga termasuk Amerika Serikat.

4. Amar Putusan

Amar Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor : 1783/Pid.B/2004/PN.Jak.Sel. tanggal 3 Maret 2005, sebagai berikut : a. Menyatakan terdakwa Abu Bakar Ba'asyir alias Abdus Somad alias

Abu Bakar Ba'asyir bin Abud Ba'asyir tersebut diatas, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Kesatu Primair, Subsidair, Lebih Subsidair, Lebih-lebih Subsidair, Lebih-lebih Subsidair lagi dan Dakwaan Kedua Primair serta Subsidair ;

b. Membebaskan terdakwa Abu Bakar Ba'asyir alias Abdus Somad alias Abu Bakar Ba'asyir bin Abud Ba'asyir dari Dakwaan Kesatu Primair,

commit to user

Subsidair, Lebih Subsidair, Lebih-lebih Subsidair, Lebih-lebih Subsidair Lagi dan Dakwaan Kedua Primair serta Subsidair tersebut ; c. Menyatakan terdakwa Abu Bakar Ba'asyir alias Abdus Somad alias

Abu Bakar Ba'asyir bin Abud Ba'asyir tersebut di atas, bukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindakan pidana “Permufakatan jahat dengan Sengaja menimbulkan kebakaran atau ledakan yang membahayakan nyawa orang lain dan mengakibatkan matinya orang” ; d. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada terdakwa Abu Bakar

Ba'asyir alias Abdus Somad alias Abu Bakar Ba'asyir bin Abud Ba'asyir dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan ; e. Menetapkan, masa penahanan yang telah dijalani terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan itu ;

f. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam rumah tahanan negara; g. Membebani terdakwa membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 5.000,-

(lima ribu rupiah) ;

h. Memerintahkan pula barang bukti berupa :

1) 1 (satu berkas perkara No. Pol : BP-Ol/I/2003/Dit, Serse tanggal 4 Januari 2003 atas nama tersangka Amrozi bin H, Nurhasyim ; 2) Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.167/PID/B/2003/PN.DPS

tanggal 7 Agustus 2003 atas nama terdakwa Amrozi bin H. Nurhasyim ;

3) 1 (satu) berkas perkara No.Pol: BP-06/Il/2003/Dit.Reskrim tanggal 14 Pebruari 2003 atas nama tersangka Ali Ghufron alias Mukhlas alias Sofwan ;

4) Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.224/PID/B/2003/PN.DPS tanggal 02 Oktober 2003 atas nama terdakwa Ali Ghufron alias Mukhlas alias Sofwan ;

5) Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.203/PID/B/2003/PN.DPS tanggal 10 September 2003 atas nama terdakwa Abdul alias Imam Samudra alias Fatih Kudama alias Abu Umar alias Fat alias Hendri alias Faiz Yunshar ;

commit to user

6) Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.317/PID/B/2003/PN.DPS tanggal 18 September 2003 atas nama terdakwa Ali Imron bin H. Nurhasyim ;

7) Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.318/PID/B/2003/PN.DPS tanggal 9 Oktober 2003 atas nama terdakwa Utomo Pamungkas alias Mubarok alias Amin bin Suharsono ;

8) Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No. 526/PlD/B/2004/PN.DPS tanggal 26 Pebruari 2004 atas nama terdakwa Achmad Roichan alias Sa'ad alias Mat Ucang alias Hariyono alias Muhamad Nuh ; 9) Putusan Pengadilan Negeri Sukoharjo Perkara Pidara No. l/PlD.

Subv./1982/PN.Skh, tanggal 3 April 1982 atas nama Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar ;

10)Putusan Pengadilan Tinggi Semarang Perkara Pidana No.86/1982/Pid/PT.Smrg. tanggal 23 Agustus 1982 atas nama Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar ;

11)Putusan MARI Perkara Pidana Reg. No.743 K/Pid/1982 tanggal 6 Pebruari 1985 atas nama Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar ;

12)Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Perkara Pidana No.547/Pid.B/2003/PN.JKT.PST. tanggal 2 September 2003 atas nama Abu Bakar Ba'asyir bin Abud Ba'asyir alias Abdus Samad ; 13)Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Perkara Pidana No.

168/Pid.B/2003/PT.DKl tanggal 10 Nopember 2003 atas nama Abu Bakar Ba'asyir bin Abud Ba'asyir alias Abdus Samad ;

14)Putusan MARI Perkara Pidana No. 29 K/Pid/2004 tanggal 1 Maret 2004 atas nama Abu Bakar Ba'asyir bin Abud Ba'asyir alias Abdus Samad ;

15)Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 08/Pid.Pra/ 2004/PN.Jak.Sel. antara Abu Bakar Ba’asyir melawan Pemerintah Rl Cq. Kepolisian RI cq Bareskrim cq. Densus 88 Anti Teror ;

16)Putusan Pengadilan Negeri Semarang No. 01/Pid.B/2001/PN.Smg tanggal 17 Mei 2004 atas nama terdakwa Joko Ardiyanto alias Luluk Sumaryo Alias Abdullah Subagiyo;

17)Putusan Pengadilan Negeri Semarang No. 02/Pid.B/2004/PN.Smg tanggal 12 Mei 2004 atas nama terdakwa Siswanto alias Antok bin Supeno;

18)Putusan Pengadilan Negeri Semarang No. 03/Pid.B/2004/PN.Smg tanggai 17 Mei 2004 atas nama terdakwa Suyatno alias Heru Setiawan bin Imam Bakin ;

19)Putusan Pengadilan Negeri Semarang No. 04/Pid.B/2004/PN.Smg, tanggal 17 Mei 2004 atas nama terdakwa Machmudi Hariono alias Yoseph Adirima alias Yusuf bin Slamet ;

20)Ikhtisar Putusan Pengadilan Negeri Surabaya No.1511/Pid.B/2003/ PN.Sby, tanggal 24 Desember 2003 atas nama terdakwa Yudi Lukito Kurniawan alias Ismail ;

21) Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.225/P1D.B/2003/ PN.DPS tanggal 15 September 2003 atas nama terdakwa Makmuri alias Muri ;

22)Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.229/PID.B/2003/PN.DPS, tanggal 25 September 2003 atas nama terdakwa Ahmad Budi Wibowo bin Temudiyanto ;

23)Petikan Putusan No. 113/Pid.B/2004/PN,Jak-Sel. tanggal 18 Mei 2004 atas nama terdakwa Mohmad Rais alias Edi Indra ;

24)Petikan Putusan No. 703/Pid.B/2004/PN.Jak-Sel. tanggai 16 September 2004 atas nama terdakwa Ismail alias Muhammad Ikhwan alias Agus ;

25)Putusan No.1395/Pid.B/2003/PN,Jak-Sel., tanggal 2004 atas nama terdakwa Thoriqudin alias Abu Rusydan alias Hamzah ;

26)Putusan No.1729/Pid,B/2003/PN.Jak-Sel., tanggal 27 Mei atas nama terdakwa Ir.Sutikno alias Zaini alias Zen bin Isman;

commit to user

27)Putusan No. 320/Pid.B/2004/PN.Jak-Sel., tanggal 15 Juli 2004 atas nama Syamsul Bahri bin Husein alias Farhan ;

28)Putusan No. 418/Pid.B/2004/PN.Jak-Sel, tanggal 2 Agustus 2004 atas nama terdakwa Surono alias Satria alias M. Farug ;

29)Putusan No. 357/Pid,B/2004/PN.Jak-Sel., tanggal 8 Juli 2004 atas nama terdakwa Samuri Farich Mushoffa alias Ari alias Arman alias Mushoffa ;

30)Petikan Putusan No.1046/Pid.B/2004/PN.Jak-Sel, tanggal 10 Nopember 2004 atas nama terdakwa Adhi Suryana alias Qital alias Abu Mahi ;

31)Petikan Putusan No.579/Pid,B/2004/PN.Jak-Sel, tanggal 24 Agustus 2004 atas nama terdakwa Mohamad Ikhsan alias Idris alias Joni Hendrawan alias Gembrot alias Ajo ;

32)Putusan No.1800/Pid,B/2003/PN.Jak-Sel. tanggal 11 Mei 2004 atas nama terdakwa Imron Bayhaqi alias Mustofa alias Pranata Yudha alias Abu Tholut alias Yono ;

33)Putusan No.702/Pid.B/2004/PN.Jak-Sel.- tanggal 2 Septmber 2004 atas nama terdakwa Masrizal bin Ali Umar alias Mas'ud alias Tohir alias Haryadi alias Deri alias Reno alias Ari alias Ricky;

34)Putusan Pra Peradilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 14/Prap/2004/PN.Jak-Sel,- tanggal 6 September 2004;

35)Buku Pedoman Umum Perjuangan Al-Jamaah Al-Islamiyah (PUPJI) dikeluarkan oleh Majelis Qiyadah Markaziyah Al–Jamaah Al Islamiyah, 1417 H/30 Mei 1996 ;

36)1 (satu) buku Lapora Semester II Wakalah Hudaibiyah, Dzulqo’dah Jumadil Ula tahun 1419-1420 H, yang ditandatangani oleh Qoid Wakalah/Mudir Muaskar Hudaibiyah dan Sekertaris Humam, tertanggal 10 Jumadil Ula’20 ;

37)1 (satu) buku Laporan Hasil Tadrib Qiyadah Wakalah/Muaskar Hudabiyah Al-Jamaah Al-Islamiyah semester III, Nomor: A

Dokumen terkait