• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kaum Sofs

Dalam dokumen F I L S A F A T I L M U (Halaman 35-43)

Philosopher), yang dalam perkembangan selanjutnya melahkrkan Ilmu-klmu kealaman.

Pada perkembangan selanjutnya, dksampkng pemkkkran tentang Alam, para akhlk fkkr Yunank pun banyak yang berupaya memkkkrkan tentang hkdup kkta (manuska) dk Dunka. Dark tktkk tolak knk lahkr lah Fklsafat moral (atau flsafat soskal) yang pada tahapan berkkutnya mendorong lahkrnya Ilmu-klmu soskal. Dkantara flsuf terkenal yang banyak mencurahkan perhatkannya pada kehkdupan manuska adalah Socrates (470-399 S.M), dka sangat menentang ajaran kaum Sofs

Yang cenderung mempermaknkan kebenaran, Socrates berusaha

meyakknkan bahwa kebenaran dan kebakkan sebagak nklak-nklak yang

Kaum Sofs adalah golongan yang tidak lagi memikirkan alam, malainkan melatih kemahiran manusia dalam berpidato, berargumentasi untuk mempertahankan kebenaran, akan tetapi bagi mereka kebenaran itu sifatnya relatif tergantung kemampuan berargumentasi. Salah seorang tokohnya adalah

Protagoras yang berpendapat bahwa Man ks the measure of all thkngs

objektkf yang harus dkterkma dan dkjunjung tknggk oleh semua orang. Dka mengajukan pertanyaan pada skapa saja yang dktemuk dkjalan untuk membukakan batkn warga Athena kepada kebenaran (yang benar) dan kebakkan (yang bakk). Dark prklakunya knk pemerkntah

Athena menganggap Socrates sebagak penghasut, dan akhkrnya dka dkhukum matk dengan jalan memknum racun.

Sesudah Socrates mennggal, flsafat Yunank terus berkembang dengan Tokohnya Plato (427-347 S.M), salah seorang murkd Socrates. Dkantara pemkkkran Plato yang pentkng adalah berkaktan dengan pembagkan relaktas ke dalam dua bagkan yaktu realktas/dunka yang hanya terbuka bagk rasko, dan dunka yang terbuka bagk pancakndra, dunka pertama terdkrk dark kdea-kdea, dan dunka ke dua adalah dunka jasmank (pancakndra), dunka kde skfatnya sempurna dan tetap, sedangkan dunka jasmank selalu berubah. Dengan pendapatnya tersebut, menurut Kees Berten (1976), Plato berhaskl mendamakkan pendapatnya Heraklektos dengan pendapatnya Permenkdes, menurut Heraklektos segala sesuatu selalu berubah, knk benar kata Plato, tapk hanya bagk dunka Jasmani (Pancaindra), sementara menurut Permenkdes segala sesuatu sama sekalk sempurna dan tkdak dapat berubah, knk juga benar kata Plato, tapk hanya berlaku pada dunka idea saja.

Dalam sejarah Fklsafat Yunank, terdapat seorang flsuf yang sangat legendarks yaktu Aristoteles (384-322 S.M), seorang yang pernah belajar dk Akademka Plato dk Athena. Setelah Plato menknggal Arkstoteles menjadk guru prkbadknya Alexander Agung

selama dua tahun, sesudah ktu dka kembalk lagk ke Athena dan mendkrkkan Lykeion, dka sangat mengagumk pemkkkran-pemkkkran Plato meskkpun dalam flsafat, Arkstoteles mengambkl jalan yang berbeda (Aristoteles pernah mengatakan-ada juga yang berpendapat bahwa ini bukan ucapan Aristoteles- Amkcus Plato, magks amkca verktas – Plato memang sahabatku, tapi kebenaran lebih akrab bagiku – ungkapan ini terkadang diterjemahkan bebas menjadi “Saya mencintai Plato, tapi saya lebih mencintai kebenaran”)

Aristoteles mengkrktkk tajam pendapat Plato tentang kdea- kdea, menurut Dka yang umum dan tetap bukanlah dalam dunka kdea akan tetapk dalam benda-benda jasmank ktu sendkrk, untuk ktu Arkstoteles mengemukakan teork Hklemorfsme (Hyle = Materk, Morphe = bentuk), menurut teork knk, setkap benda jasmank memklkkk dua hal yaktu bentuk dan materk, sebagak contoh, sebuah patung pastk memklkkk dua hal yaktu materk atau bahan baku patung mksalnya kayu atau batu, dan bentuk mksalnya bentuk kuda atau bentuk manuska, keduanya tkdak mungkkn lepas satu sama lakn, contoh tersebut hanyalah untuk memudahkan pemahaman, sebab dalam pandangan Arkstoteles materk dan bentuk ktu merupakan prknskp-prknskp metafskka untuk memperkukuh dkmkngkknkannya Ilmu pengetahuan atas dasar bentuk dalam setkap benda konkrkt. Teork hklemorfsme juga menjadk dasar bagk pandangannya tentang manuska, manuska terdkrk dark materk dan bentuk, bentuk adalah jkwa, dan karena bentuk tkdak pernah lepas dark materk, maka konsekwensknya adalah bahwa apabkla manuska matk, jkwanya (bentuk) juga akan hancur.

Dksampkng pendapat tersebut Arkstoteles juga dkkenal sebagak Bapak Logkka yaktu suatu cara berpkkkr yang teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab akkbat. Dka adalah yang pertama kalk membentangkan cara berpkkkr teratur dalam suatu skstem, yang kntksarknya adalah Sylogisme (masalah ini akan diuraikan khusus dalam topik Logika) yaktu menarkk keskmpulan dark kenyataan umum atas hal yang khusus (Mohammad Hatta, 1964).

Abad Pertengahan. Semenjak menknggalnya Arkstoteles, flsafat terus berkembang dan mendapat kedudukan yang tetap pentkng dalam kehkdupan pemkkkran manuska meskkpun dengan

corak dan tktkk tekan yang berbeda. Perkode sejak menknggalnya Arkstoteles (atau sesudah menknggalnya Alexander Agung (323 S.M) sampak menjelang lahkrnya Agama Krksten oleh Droysen (Ahmad Tafskr. 1992) dksebut perkode Hellenkstkk (Hellenisme adalah istilah yang menunjukan kebudayaan gabungan antara budaya Yunani dan Asia Kecil, Siria, Mesopotamia, dan Mesir Kuno). Dalam masa knk Fklsafat dktandak antara

lakn dengan perhatkan pada hal yang lebkh aplkkatkf, serta kurang memperhatkkan Metafskka, dengan semangat yang Eklektkk

(mensintesiskan pendapat yang berlawanan) dan bercorak Mkstkk.

Menurut A. Epping. at al (1983), ckrk manuska (pemkkkran flsafat) abad pertengahan adalah :

1. Ciri berflsafatnya dipimpin oleh Gereja

2. Berflsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles 3. berflsafat dengan pertolongan Augustinus

pada masa knk flsafat cenderung kehklangan otonomknya, pemkkkran flsafat abad pertengahan berckrkkan Teosentris (kebenaran berpusat pada wahyu Tuhan), hal knk tkdak mengherankan mengkngat pada masa knk pengaruh Agama Krksten sangat besar dalam kehkdupan manuska, termasuk dalam bkdang pemkkkran.

Fklsafat abad pertengahan serkng juga dksebut flsafat

scholastik, yaknk flsafat yang mempunyak corak semata-mata berskfat keagamaan, dan mengabdk pada teologk. Pada masa knk memang terdapat upaya-upaya para flsuf untuk memadukan antara pemkkkran Raskonal (terutama pemkkkran-pemkkkran Arkstoteles) dengan Wahyu Tuhan sehkngga dapat dkpandang sebagak upaya skntesa antara kepercayaan dan akal. Keadaan knk pun terjadk dkkalangan umat Islam yang mencoba melkhat ajaran

Islam dengan sudut pandang Fklsafat (raskonal), hal knk dkmungkknkan mengkngat begktu kuatnya pengaruh pemkkkran- pemkkkran ahlk flsafat Yunank/hellenksme dalam dunka pemkkkran saat ktu, sehkngga keyakknan Agama perlu dkcarkkan landasan flosofsnya agar menjadk suatu keyakknan yang raskonal.

Pemkkkran-pemkkkran yang mencoba melkhat Agama dark perspektkf flosofs terjadk bakk dk dunka Islam maupun Krksten, sehkngga para ahlk mengelompokan flsafat skolastkk ke dalam flsafat skolastkk Islam dan flsafat skolastkk Krksten.

Dk dunka Islam (Umat Islam) lahkr flsuf-flsuf terkenal sepertk

Al Kindi (801-865 M), Al Farabi (870-950 M), Ibnu Sina (980-1037 M), Al Ghazali (1058-1111 M), dan Ibnu Rusyd (1126-1198), sementara ktu dk dunka Krksten lahkr Fklsuf-flsuf antara lakn sepertk

Peter Abelardus (1079-1180), Albertus Magnus (1203-1280 M), dan

Thomas Aquinas (1225-1274). Mereka knk dksampkng sebagak Fklsuf juga orang-orang yang mendalamk ajaran agamanya maskng- maskng, sehkngga corak pemkkkrannya mengacu pada upaya mempertahankan keyakknan agama dengan jalan flosofs, meskkpun dalam banyak hal terkadang ajaran Agama dkjadkkan Hakkm untuk memfonks benar tkdaknya suatu haskl pemkkkran Fklsafat (Pemkkkran Raskonal).

Masa Modern. Pada masa knk pemkkkran flosofs sepertk dklahkrkan kembalk dkmana sebelumnya domknask gereja sangat domknan yang berakkbat pada upaya mensknkronkan antara ajaran gereja dengan pemkkkran flsafat. Kebangkktan kembalk rasko mewarnak zaman modern dengan salah seorang pelopornya adalah

Descartes, dka berjasa dalam merehabklktask, mengotonomksask kembalk rasko yang sebelumnya hanya menjadk budak kekmanan.

Dkantara pemkkkran Desacartes (1596-1650) yang pentkng adalah dkktum kesangskan, dengan mengatakan Cogito ergo sum, yang bkasa dkartkkan saya berfkkr, maka saya ada. Dengan ungkapan knk posksk rasko/fkkran sebagak sumber pengetahuan menjadk semakkn kuat, ajarannya punya pengaruh yang cukup besar bagk perkembangan klmu pengetahuan, segala sesuatu bksa dksangskkan tapk subjek yang berfkkr menguatkan kepada kepastkan.

Dalam perkembangnnya argumen Descartes (raskonalksme) mendapat tantangan keras dark para flosof penganut Empkrksme sepertk Davkd Hume (1711-1776), John Locke (1632-1704). Mereka berpendapat bahwa pengetahuan hanya dkdapatkan dark pengalaman lewat pengamatan empkrks. Pertentangan tersebut terus berlanjut sampak muncul Immanuel Kant (1724-1804) yang berhaskl membuat skntesks antara raskonalksme dengan empkrksme, Kant juga dkanggap sebagak tokoh sentral dalam zaman modern dengan pernyataannya yang terkenal sapere aude(berank berfkkr sendkrk), pernyataan knk jelas makkn mendorong upaya-upaya berfkkr manuska tanpa perlu takut terhadap kekangan dark Gereja.

Pandangan empkrksme semakkn kuat pengaruhnya dalam cabang klmu pengetahuan setelah munculnya pandangan August Comte (1798-1857) tentang Posktkvksme. Salah satu buah pkkkrannya yang sangat pentkng dan berpengaruh adalah tentang tkga tahapan/ tkngkatan cara berpkkkr manuska dalam berhadapan dengan alam semesta yaktu : tkngkatan Teologk, tkngkatan Metafskk, dan tkngkatan Posktkf

Tingkatan Teologi (Etat Theologique). Pada tkngkatan knk manuska belum bksa memahamk hal-hal yang berkaktan dengan

sebab akkbat. Segala kejadkan dkalam semesta merupakan akkbat dark suatu perbuatan Tuhan dan manuska hanya berskfat pasrah, dan yang dapat dklakukan adalah memohon pada Tuhan agar dkjauhkan dark berbagak bencana. Tahapan knk terdkrk dark tkga tahapan lagk yang berevolusk yaknk dark tahap ankmksme, tahap polkteksme, sampak dengan tahap monoteksme.

Tingkatan Metafsik (Etat Metaphisique). Pada dasarnya tkngkatan knk merupakan suatu varkask dark cara berfkkr teologks, dkmana Tuhan atau Dewa-dewa dkgantk dengan kekuatan-kekuatan abstrak mksalnya dengan kstklah kekuatan alam. Dalam tahapan knk manuska mulak menemukan keberankan dan merasa bahwa kekuatan yang menkmbulkan bencana dapat dkcegah dengan memberkkan berbagak sajkan-sajkan sebagak penolak bala/bencana.

Tingkatan Positif (Etat Positive). Pada tahapan knk manuska sudah menemukan pengetahuan yang cukup untuk menguasak alam. Jkka pada tahapan pertama manuska selalu dkhknggapk rasa khawatkr berhadapan dengan alam semesta, pada tahap kedua manuska mencoba mempengaruhk kekuatan yang mengatur alam semesta, maka pada tahapan posktkf manuska lebkh percaya dkrk, dengan dktemukannya hukum-hukum alam, dengan bekal ktu manuska mampu menundukan/mengatur (pernyataan ini mengindikasikan adanya pemisahan antara subyek yang mengetahui dengan obyek yang diketahui) alam serta memanfaatkannya untuk kepentkngan manuska, tahapan knk merupakan tahapan dkmana manuska dalam hkdupnya lebkh mengandalkan pada klmu pengetahuan.

Dengan memperhatkkan tahapan-tahapan sepertk dkkemukakan dk atas nampak bahwa kstklah posktkvksme mengacu pada tahapan ketkga (tahapan posktkf/pengetahuan posktkf) dark

pemkkkran Comte. Tahapan posktkf merupakan tahapan tertknggk, knk berartk dua tahapan sebelumnya merupakan tahapan yang rendah dan prkmktkf, oleh karena ktu flsafat Posktkvksme merupakan flsafat yang antk metafskk, hanya fakta-fakta saja yang dapat dkterkma. Segala sesuatu yang bukan fakta atau gejala (fenomkn) tkdak mempunyak artk, oleh karena ktu yang pentkng dan punya artk hanya satu yaktu mengetahuk (fakta/gejala) agar skap bertkndak (savoir pour prevoir).

Manuska harus menyelkdkkk dan mengkajk berbagak gejala yang terjadk beserta hubungan-hubungannya dkantara gejala-gejala tersebut agar dapat meramalkan apa yang akan terjadk, Comte

menyebut hubungan-hubungan tersebut dengan konsep-konsep dan hukum-hukum yang berskfat posktkf dalam artk berguna untuk dkketahuk karena benar-benar nyata bukan berskfat spekulask sepertk dalam metafskka.

Pengaruh posktkvksme yang sangat besar dalam zaman modern sampak sekarang knk, telah mengundang para pemkkkr untuk mempertanyakannya, kelahkran post modernksme yang narask awalnya dkkemukakan oleh Daniel Bell dalam bukunya The cultural contradiction of capitalism, yang salah satu pokok fkkrannya adalah bahwa etkka kapktalksme yang menekankan kerja keras, kndkvkdualktas, dan prestask telah berubah menjadk hedonks konsumerkstks.

Postmodernksme pada dasarnya merupakan pandangan yang tkdak/kurang mempercayak narask-narask unkversal serta kesamaan dalam segala hal, faham knk lebkh memberkkan tempat pada narask- narask keckl dan lokal yang berartk lebkh menekankan pada keberagaman dalam memaknak kehkdupan.

PERTANYAAN UNTUK BAHAN DISKUSI

Dalam dokumen F I L S A F A T I L M U (Halaman 35-43)

Dokumen terkait