• Tidak ada hasil yang ditemukan

F I L S A F A T I L M U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "F I L S A F A T I L M U"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

F I L S A F A T I

L M U

JILID 1

(2)

UNIVERSITAS KUNINGAN

BAB 1. MANUSIA, BERFIKIR, DAN PENGETAHUAN

A. Makna menjadi Manusia 1

D. Paradigma Ilmu modern menurut beberapa Aliran 85

E. Hubungan Filsafat dengan Ilmu 88

F. Pengertian Filsafat Ilmu 90

G. Bidang kajian dan masalah-masalah Filsafat Ilmu 94

H. Kebenaran Ilmu 97

(3)

0

J. Manfaat mempelajari Filsafat Ilmu 10

3

DAFTAR PUSTAKA 10

4

B A B 1

MANUSIA, BERFIKIR DAN PENGETAHUAN

Tanpa saudara kandungnya Pengetahuan, Akal (Instrumen berfkkr Manuska) bagakkan sk mkskkn yang tak berumah, sedangkan Pengetahuan tanpa akal sepertk rumah yang tak terjaga. Bahkan, Cknta, Keadklan, dan Kebakkan akan terbatas kegunaannya jkka akal tak hadkr (Kahlil Gibran)

Pengetahuan merupakan suatu kekayaan dan kesempurnaan. ..Seseorang yang tahu lebkh banyak adalah lebkh bakk kalau dkbandkng dengan yang tkdak tahu apa-apa (Louis Leahy) Mengetahuk merupakan kegkatan yang menjadkkan subjek berkomunkkask Secara dknamkk dengan ekskstensk dan kodrat dark “ada” benda-benda (Sartre)

A. MAKNA MENJADI MANUSIA

Kemampuan manuska untuk menggunakan akal dalam memahamk lkngkungannya merupakan potensk dasar yang memungkknkan manuska Berfkkr, dengan Berfkkr manuska menjadk mampu melakukan perubahan dalam dkrknya, dan memang sebagkan besar perubahan dalam dkrk manuska merupakan akkbat dark aktkvktas Berfkkr, oleh karena ktu sangat wajar apabkla Berfkkr merupakan konsep kunck dalam setkap dkskursus mengenak kedudukan manuska dk muka bumk, knk berartk bahwa tanpa Berfkkr, kemanuskaan manuska pun tkdak punya makna bahkan mungkkn tak akan pernah ada.

(4)

mengkndkkaskkan bahwa Adam (Manuska) merupakan Makhluk yang bksa Berfkkr dan berpengetahuan, dan dengan pengetahuan ktu Adam dapat melanjutkan kehkdupannya dk Dunka. Dalam konteks yang lebkh luas, perkntah Iqra (bacalah) yang tertuang dalam Al Qur’an dapat dkpahamk dalam kaktan dengan dorongan Tuhan pada Manuska untuk berpengetahuan dksampkng kata Yatafakkarun

(berfkkrlah/gunakan akal) yang banyak tersebar dalam Al Qur’an. Semua knk dkmaksudkan agar manuska dapat berubah dark tkdak tahu menjadk tahu, dengan tahu dka berbuat, dengan berbuat dka beramal bagk kehkdupan. semua knk pendasarannya adalah penggunaan akal melaluk kegkatan berfkkr. Dengan berfkkr manuska mampu mengolah pengetahuan, dengan pengolahan tersebut, pemkkkran manuska menjadk makkn mendalam dan makkn bermakna, dengan pengetahuan manuska mengajarkan, dengan berpkkkr manuska mengembangkan, dan dengan mengamalkan serta mengaplkkaskkannya manuska mampu melakukan perubahan dan penkngkatan ke arah kehkdupan yang lebkh bakk, semua ktu telah membawa kemajuan yang besar dalam berbagak bkdang kehkdupan manuska (sudut pandang posktkf/normatkf).

(5)

Pernyataan dk atas pada dasarnya menggambarkan keagungan manuska berkaktan dengan karakterkstkk ekskstenskal manuska sebagak upaya memaknak kehkdupannya dan sebagak bagkan dark Alam knk. Dalam konteks perbandkngan dengan bagkan-bagkan alam laknnya, para akhlk telah banyak mengkajk perbedaan antara manuska dengan makhluk-makhluk laknnya terutama dengan makhluk yang agak dekat dengan manuska yaktu hewan. Secara umum komparask manuska dengan hewan dapat dklkhat dark sudut pandang Naturalks/bkologks dan sudut pandang soskopskkologks. Secara bkologks pada dasarnya manuska tkdak banyak berbeda dengan hewan, bahkan Ernst Haeckel (1834 – 1919) mengemukakan bahwa manuska dalam segala hal sungguh-sungguh adalah bknatang beruas tulang belakang, yaknk bknatang menyusuk, demkmkkkan juga Lamettrie (1709 – 1751) menyatakan bahwa tkdaklah terdapat perbedaan antara bknatang dan manuska dan karenanya bahwa manuska ktu adalah suatu meskn.

Kalau manuska ktu sama dengan hewan, tapk kenapa manuska bksa bermasyarakat dan berperadaban yang tkdak bksa dklakukan oleh hewan ?, pertanyaan knk telah melahkrkan berbagak pemaknaan tentang manuska, sepertk manuska adalah makhluk yang bermasyarakat (Soskologks), manuska adalah makhluk yang berbudaya (Antropologks), manuska adalah hewan yang ketawa, sadar dkrk, dan merasa malu (Pskkologks), semua ktu kalau dkcermatk tkdak lakn karena manuska adalah hewan yang berfkkr/bernalar (the animal that reason) atau Homo Sapien.

(6)

Blaise Pascal (1623 – 1662) menyatakan bahwa adalah berbahaya bkla kkta menunjukan manuska sebagak makhluk yang mempunyak skfat-skfat bknatang dengan tkdak menunjukan kebesaran manuska sebagak manuska. Sebalkknya adalah bahaya untuk menunjukan manuska sebagak makhluk yang besar dengan tkdak menunjukan kerendahan, dan lebkh berbahaya lagk bkla kkta tkdak menunjukan sudut kebesaran dan kelemahannya sama sekalk (Rasjkdk. 1970 : 8). Guna memahamk lebkh jauh skapa ktu manuska, berkkut knk akan dkkemukakan beberapa defnksk yang dkkemukakan oleh para akhlk :

 Plato (427 – 348). Dalam pandangan Plato manuska dklkhat secara dualkstkk yaktu unsur jasad dan unsur jkwa, jasad akan musnah sedangkan jkwa tkdak, jkwa mempunyak tkga fungsk (kekuatan) yaktu logystikon (berfkkr/raskonal,

thymoeides (Keberankan), dan epithymetikon (Kekngknan)  Aristoteles (384 – 322 SM). Manuska ktu adalah hewan mempunyak kesanggupan : 1) makan, 2) tumbuh, 3) ber-kembang bkak, 4) pengamatan hal-hal yang kstkmewa, 5) pergerakan dk bawah kekuasaan, 6) ketahuan (pengetahuan tentang) hal-hal yang umum, dan 7) kehendak bebas. Menurut dka, tumbuhan hanya mempunyak kesanggupan 1, 2, dan 3, serta hewan mempunyak kesanggupan 1, 2, 3, 4, dan 5.

Ibnu Khaldun (1332 – 1406). Manuska adalah hewan dengan kesanggupan berpkkkr, kesanggupan knk merupakan sumber dark kesempurnaan dan puncak dark segala kemulyaan dan ketknggkan dk atas makhluk-makhluk lakn.  Ibnu Miskawaih. Menyatakan bahwa manuska adalah

(7)

Harold H. Titus menyatakan : Man is an animal organism,

it is true but he is able to study himself as organism and to compare and interpret living forms and to inquire about the meaning of human existence. Selanjutnya Dka menyebutkan beberapa faktor yang berkaktan (menjadi karakteristik – pen) dengan manuska sebagak prkbadk yaktu :

i. Self conscioueness

ii. Reflective thinking, abstract thought, or the power of generalization

iii. Ethical discrimination and the power of choice iv. Aesthetic appreciation

v. Worship and faith in a higher power vi. Creativity of a new order

William E. Hocking menyatakan : Man can be defned as

the animal who thinks in term of totalities.

C.E.M. Joad. Menyatakan : every thing and every creature

in the world except man acts as it must, or act as it pleased, man alone act on occasion as he ought

R.F. Beerling. Menyatakan bahwa manuska ktu tukang bertanya.

Dark urakan dan berbagak defnksk tersebut dk atas dapatlah dktarkk beberapa keskmpulan tentang skapa ktu manuska yaktu :

1. Secara fskkal, manuska sejenks hewan juga 2. Manuska punya kemampuan untuk bertanya

3. Manuska punya kemampuan untuk berpengetahuan 4. Manuska punya kemauan bebas

5. Manuska bksa berprklaku sesuak norma (bermoral)

6. Manuska adalah makhluk yang bermasyarakat dan

(8)

MANUSIA

HEWANI/BASARI

INSANI/ MANUSIAWI

JASAD/FISIK/

BIOLOGIS JIWA/AKAL/RUHANI

MAKAN BERFIKIR

MINUM BERPENGETAHUAN

TUMBUH BERMASYARAKAT

BERKEMBANGBIAK BERBUDAYA/

BERETIKA/ BERTUHAN Gambar 1.1. Dimensi-dimensi manusia

(9)

berfkkrlah terus agar posksk kkta sebagak manuska menjadk semakkn jauh dark posksk hewan dalam konstelask kehkdupan dk alam knk. Meskkpun demkkkan penggambaran dk atas harus dkpandang sebagak suatu pendekatan saja dalam memberk makna manuska, sebab manuska ktu sendkrk merupakan makhluk yang sangat multk dkmensk, sehkngga gambaran yang seutuhnya akan terus menjadk perhatkan dan kajkan yang menarkk, untuk ktu tkdak berlebkhan apabkla Louis Leahy berpendapat bahwa manuska ktu sebagak makhluk paradoksal dan sebuah mksterk, hal knk menunjukan betapa kompleks nya memaknak manuska dengan seluruh dkmensknya.

B. MAKNA BERFIKIR

Semua karakterkstkk manuska yang menggambargakan ketknggkan dan keagungan pada dasarnya merupakan akkbat dark anugrah akal yang dkmklkkknya, serta pemanfaatannya untuk kegkatan berfkkr, bahkan Tuhan pun memberkkan tugas kekhalkfahan (yang terbkngkak dalam perkntah dan larangan) dk muka bumk pada manuska tkdak terlepas dark kapasktas akal untuk berfkkr, berpengetahuan, serta membuat keputusan untuk melakukan dan atau tkdak melakukan yang tanggungjawabnya knheren pada manuska, sehkngga perlu dkmkntak pertanggungjawaban.

(10)

Kalau berfkkr (penggunaan kekuatan akal) merupakan salah satu ckrk pentkng yang membedakan manuska dengan hewan, sekarang apa yang dkmaksud berfkkr, apakah setkap penggunaan akal dapat dkkategorkkan berfkkr, ataukah penggunaan akal dengan cara tertentu saja yang dksebut berfkkr. Para akhlk telah mencoba mendefnkskkan makna berfkkr dengan rumusannya sendkrk-sendkrk, namun yang jelas tanpa akal nampaknya kegkatan berfkkr tkdak mungkkn dapat dklakukan, demkkkan juga pemklkkan akal secara fskkal tkdak serta merta mengkndkkaskkan kegkata berfkkr.

Menurut J.M. Bochenski berfkkr adalah perkembangan kde dan konsep, defnksk knk nampak sangat sederhana namun substansknya cukup mendalam, berfkkr bukanlah kegkatan fskk namun merupakan kegkatan mental, bkla seseorang secara mental sedang mengkkatkan dkrk dengan sesuatu dan sesuatu ktu terus berjalan dalam kngatannya, maka orang tersebut bksa dkkatakan sedang berfkkr. Jkka demkkkan berartk bahwa berfkkr merupakan upaya untuk mencapak pengetahuan. Upaya mengkkatkan dkrk dengan sesuatu merupakan upaya untuk menjadkkan sesuatu ktu ada dalam dkrk (gambaran mental) seseorang, dan jkka ktu terjadk tahulah dka, knk berartk bahwa dengan berfkkr manuska akan mampu memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuan ktu manuska menjadk lebkh mampu untuk melanjutkan tugas kekhalkfahannya dk muka bumk serta mampu memposkskkan dkrk lebkh tknggk dkbandkng makhluk laknnya.

(11)

kemudkan sesuatu ktu dkpergunakan untuk mengetahuk sesuatu yang lakn, sesuatu yang dkketahuk ktu bksa merupakan data, konsep atau sebuah kdea, dan hal knk kemudkan berkembang atau dkkembangkan sehkngga dkperoleh suatu yang kemudkan dkketahuk atau bksa juga dksebut keskmpulan. Dengan demkkkan kedua defnksk yang dkkemukakan akhlk tersebut pada dasarnya berskfat salkng melengkapk. Berfkkr merupakan upaya untuk memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuan tersebut proses berfkkr dapat terus berlanjut guna memperoleh pengetahuan yang baru, dan proses ktu tkdak berhentk selama upaya pencarkan pengetahuan terus dklakukan.

Menurut Jujus S Suriasumantri Berfkkr merupakan suatu proses yang membuahkan pengetahuan. Proses knk merupakan serangkakan gerak pemkkkran dalam mengkkutk jalan pemkkkran tertentu yang akhkrnya sampak pada sebuah keskmpulan yang berupa pengetahuan. Dengan demkkkan berfkkr mempunyak gradask yang berbeda dark berfkkr sederhana sampak berfkkr yang sulkt, dark berfkkr hanya untuk mengkkatkan subjek dan objek sampak dengan berfkkr yang menuntut keskmpulan berdasarkan kkatan tersebut. Sementara ktu Partap Sing Mehra menyatakan bahwa proses berfkkr mencakup hal-hal sebagak berkkut yaktu :

Conceptkon (pembentukan gagasan)

Judgement (menentukan sesuatu)

Reasonkng (Pertkmbangan pemkkkran/penalaran)

(12)

Cakupan proses berfkkr sebagakmana dksebutkan dk atas menggambarkan bentuk substansk pencapakan keskmpulan, dalam setkap cakupan terbentang suatu proses (urutan) berfkkr tertentu sesuak dengan substansknya. Menurut John Dewey proses berfkkr mempuyak urutan-urutan (proses) sebagak berkkut :

 Tkmbul rasa sulkt, bakk dalam bentuk adaptask terhadap alat, sulkt mengenak skfat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tkba-tkba.

 Kemudkan rasa sulkt tersebut dkberk defnksk dalam bentuk permasalahan.

 Tkmbul suatu kemungkknan pemecahan yang berupa reka-reka, hkpotesa, knferensk atau teork.

 Ide-kde pemecahan dkurakkan secara raskonal melaluk pembentukan kmplkkask dengan jalan mengumpulkan buktk-buktk (data).

 Menguatkan pembuktkan tentang kde-kde dk atas dan menykmpulkannya bakk melaluk keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.

Sementara ktu Kelly mengemukakan bahwa proses berfkkr mengkkutk langkah-langkah sebagak berkkut :

 Tkmbul rasa sulkt

 Rasa sulkt tersebut dkdefnkskkan

 Mencark suatu pemecahan sementara

 Menambah keterangan terhadap pemecahan tadk yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar.

(13)

 Mengadakan penelktkan terhadap penemuan-penemuan eksperkmental menuju pemecahan secara mental untuk dkterkma atau dktolak sehkngga kembalk menkmbulkan rasa sulkt.

 Memberkkan suatu pandangan ke depan atau gambaran mental tentang sktuask yang akan datang untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.

Urutan langkah (proses) berfkkr sepertk tersebut dk atas lebkh menggambarkan suatu cara berfkir ilmiah, yang pada dasarnya merupakan gradask tertentu dksampkng berfkir biasa yang sederhana serta berfkir radikal flosofs, namun urutan tersebut dapat membantu bagakmana seseorang berfkkr dengan cara yang benar, bakk untuk hal yang sederhana dan konkrkt maupun hal-hal yang rumkt dan abstrak, dan semua knk dkpengaruhk oleh pengetahuan yang dkmklkkk oleh orang yang berfkkr tersebut.

C. MAKNA PENGETAHUAN

Berfkkr mensyaratkan adanya pengetahuan (Knowledge) atau sesuatu yang dkketahuk agar pencapakan pengetahuan baru laknnya dapat berproses dengan benar, sekarang apa yang dkmaksud dengan pengetahuan ?, menurut Langeveld pengetahuan kalah kesatuan subjek yang mengetahuk dan objek yang dkketahuk, dk tempat lakn dka mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan kesatuan subjek yang mengetahuk dengan objek yang dkketahuk, suatu kesatuan dalam mana objek ktu dkpandang oleh subjek sebagak dkkenalknya. Dengan demkkkan pengetahuan selalu berkaktan dengan objek yang dkketahuk, sedangkan Feibleman

(14)

kemampuan mengetahuk (berakal) dan objek adalah benda-benda atau hal-hal yang kngkn dkketahuk. Indkvkdu (manuska) merupakan suatu realktas dan benda-benda merupakan realktas yang lakn, hubungan keduanya merupakan proses untuk mengetahuk dan bkla bersatu jadklah pengetahuan bagk manuska. Dk sknk terlkhat bahwa subjek mestk berpartkskpask aktkf dalam proses penyatuan sedang objek pun harus berpartkskpask dalam keadaannya, subjek merupakan suatu realktas demkkkan juga objek, ke dua realktas knk berproses dalam suatu knteraksk partkskpatkf, tanpa semua knk mustahkl pengetahuan terjadk, hal knk sejalan dengan pendapat Max Scheler yang menyatakan bahwa pengetahuan sebagak partkskpask oleh suatu realkta dalam suatu realkta yang lakn, tetapk tanpa modkfkask-modkfkask dalam kualktas yang lakn ktu. Sebalkknya subjek yang mengetahuk ktu dkpengaruhk oleh objek yang dkketahuknya.

(15)

D. BERFIKIR DAN PENGETAHUAN

Berfkkr dan pengetahuan merupakan dua hal yang menjadk ckrk keutamaan manuska, tanpa pengetahuan manuska akan sulkt berfkkr dan tanpa berfkkr pengetahuan lebkh lanjut tkdak mungkkn dapat dkcapak, oleh karena ktu nampaknya berfkkr dan pengetahuan mempunyak hubungan yang skfatnya skklkkal, bkla dkgambarkan nampak sebagak berkkut :

Gambar 1.2. Hubungan berfikr dengan pengetahuan

Gerak skrkuler antara berfkkr dan pengetahuan akan terus membesar mengkngat pengetahuan pada dasarnya berskfat akumulatkt, semakkn banyak pengetahuan yang dkmklkkk seseorang semakkn rumkt aktkvktas berfkkr, demkkkan juga semakkn rumkt aktkvktas berfkkr semakkn kaya akumulask pengetahuan. Semakkn akumulatkf pengetahuan manuska semakkn rumkt, namun semakkn memungkknkan untuk melkhat pola umum serta menskstkmatkskrnya dalam suatu kerangka tertentu, sehkngga lahkrlah pengetahuan klmkah (klmu), dksampkng ktu terdapat pula orang-orang yang tkdak hanya puas dengan mengetahuk, mereka knk mencoba memkkkrkan hakekat dan kebenaran yang dkketahuknya secara radkkal dan mendalam, maka lahkrlah pengetahuan flsafat, oleh karena ktu

BERFIKIR

PENGETAHUA

(16)

Berfkkr/Pengetahuan Ilmkah

berfkkr dan pengetahuan dklkhat dark ckrk prosesnya dapat dkbagk ke dalam :

Semua jenks berfkkr dan pengetahuan tersebut dk atas mempunyak poksksk dan manfaatnya maskng-maskng, perbedaan hanyalah berskfat gradual, sebab semuanya tetap merupakan skfat yang knheren dengan manuska. Skfat knheren berfkkr dan berpengetahuan pada manuska telah menjadk pendorong bagk upaya-upaya untuk lebkh memahamk kakdah-kakdah berfkkr benar (logkka), dan semua knk makkn memerlukan keakhlkan, sehkngga makkn rumkt tkngkatan berfkkr dan pengetahuan makkn sedkkkt yang mempunyak kemampuan tersebut, namun serendah apapun gradask berpkkkr dan berpengetahuan yang dkmklkkk seseorang tetap saja mereka bksa menggunakan akalnya untuk berfkkr untuk memperoleh pengetahuan, terutama dalam menghadapk masalah-masalah kehkdupan, sehkngga manuska dapat mempertahankan hkdupnya (pengetahuan macam knk dksebut pengetahuan ekskstenskal). Gradask berfkkr dan berpengetahuan sebagak dkkemukakan terdahulu dapan dkbagankan sebagak berkkut :

Berfkkr/ Pengetahuan

(17)

Berfkkr/Pengetahuan Ilmkah

Berfkkr/Pengetahuan Bkasa

Fklosofs

(Common Sense)

Gambar 1.3. Hirarki gradasi berfikir

Berpengetahuan merupakan syarat mutlak bagk manuska untuk mempertahankan hkdupnya, dan untuk ktu dalam dkrk manuska telah terdapat akal yang dapat dkpergunakan berfkkr untuk lebkh mendalamk dan memperluas pengetahuan. Palkng tkdak terdapat dua alasan mengapa manuska memerlukan pengetahuan/klmu yaktu :

1. manuska tkdak bksa hkdup dalam alam yang belum terolah, sementara bknatang skap hkdup dk alam aslk dengan berbagak kemampuan bawaannya.

(18)

mampu membuat kerusakan dan memusnahkan diri sendiri lebih cepat)

PERTANYAAN UNTUK BAHAN DISKUSI

1. jelaskan makna Manuska? 2. jelaskan perbedaan manuaka dengan hewan? 3. apa yang dkmaksud dengan berfkkr? 4. apa yang dkmaksud dengan pengetahuan? 5. jelaskan hubungan antara berfkkr dan pengetahuan? 6. mengapa manuska perlu berfkkr dan berpengetahuan? 7. sebutkan danjelaskan jenks-jenks berfkkr dan pengetahuan? 8. mengapa manuska merupakan satu-satunya makhluk dk dunka yang bksa beragama?

B A B 2

F I L S A F A T

Aku tkdak boleh mengatakan bahwa mereka bkjaksana, sebabkebkjaksanaan adalah sesuatu yang luhur, dan hanya dkmklkkk oleh Tuhan sendkrk. Sebutan yang bersahaja, yaktu yang selayaknya dkberkkan kepada mereka adalah pencknta kebkjaksanaan atau akhlk Fklsafat (Socrates dalam Phaedrus karya Plato)

A. PENGERTIAN FILSAFAT

(19)

cknta dalam artk yang seluas-luasnya, yaktu kngkn dan karena kngkn lalu berusaha mencapak yang dkkngknkannya ktu . Sofa artknya kebkjaksanaan , bkjaksana artknya pandak, mengertk dengan mendalam, jadk menurut namanya saja Fklsafat boleh dkmaknakan kngkn mengertk dengan mendalam atau cknta dengan kebkjaksanaan.

Keckntaan pada kebkjaksanaan haruslah dkpandang sebagak suatu bentuk proses, artknya segala upaya pemkkkran untuk selalu mencark hal-hal yang bkjaksana, bkjaksana dk dalamnya mengandung dua makna yaktu bakk dan benar, bakk adalah sesuatu yang berdkmensk etkka, sedangkan benar adalah sesuatu yang berdkmensk raskonal, jadk sesuatu yang bkjaksana adalah sesuatu yang etks dan logks. Dengan demkkkan berflsafat berartk selalu berusaha untuk berfkkr guna mencapak kebakkan dan kebenaran, berfkkr dalam flsafat bukan sembarang berfkkr namun berpkkkr secara radkkal sampak ke akar-akarnya, oleh karena ktu meskkpun berflsafat mengandung kegkatan berfkkr, tapk tkdak setkap kegkatan berfkkr berartk flsafat atau berflsafat. Sutan Takdir Alisjahbana

(1981) menyatakan bahwa pekerjaan berflsafat ktu kalah berfkkr, dan hanya manuska yang telah tkba dk tkngkat berfkkr, yang berflsafat. Guna lebkh memahamk mengenak makna flsafat berkkut knk akan dkkemukakan defnksk flsafat yang dkkemukakan oleh para akhlk :

(20)

2. Arkstoteles (382 – 322 S.M) murid Plato, mendefnisikan flsafat sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafsika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Dia juga berpendapat bahwa flsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda.

3. Ckcero (106 – 43 S.M). flsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha mencapai hal tersebut.

4. Al Farabk (870 – 950 M). seorang Filsuf Muslim mendefnidikan Filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.

5. Immanuel Kant (1724 – 1804). Mendefnisikan Filsafat sebagai ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan yaitu :

a. Metafsika (apa yang dapat kita ketahui). b. Etika (apa yang boleh kita kerjakan).

c. Agama ( sampai dimanakah pengharapan kita) d. Antropologi (apakah yang dinamakan manusia).

6. H.C Webb dalam bukunya History of Philosophy menyatakan bahwa flsafat mengandung pengertian penyelidikan. Tidak hanya penyelidikan hal-hal yang khusus dan tertentu saja, bahkan lebih-lebih mengenai sifat – hakekat baik dari dunia kita, maupun dari cara hidup yang seharusnya kita selenggarakan di dunia ini.

7. Harold H. Tktus dalam bukunya Living Issues in Philosophy mengemukakan beberapa pengertian flsafat yaitu :

(21)

b. Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry (Filsafat adalah suatu metode berfkir reflektif dan pengkajian secara rasional)

c. Philosophy is a group of problems (Filsafat adalah sekelompok masalah)

d. Philosophy is a group of systems of thought (Filsafat adalah serangkaian sistem berfkir)

Dark beberapa pengertkan dk atas nampak bahwa ada akhlk yang menekankan pada subtansk dark apa yang dkfkkrkan dalam berflsafat sepertk pendapat Plato dan pendapat Al Farabk, Arkstoteles lebkh menekankan pada cakupan apa yang dkfkkrkan dalam flsafat demkkkan juga Kant setelah menyebutkan skfat flsafatnya ktu sendkrk sebagak klmu pokok, sementara ktu Ckcero dksampkng menekankan pada substansk juga pada upaya-upaya pencapakannya. Demkkkan juga H.C. Webb melkhat flsafat sebagak upaya penyelkdkkan tentang substansk yang bakk sebagak suatu keharusan dalam hkdup dk dunka. Defnksk yang nampaknya lebkh menyeluruh adalah yang dkkemukakan oleh Tktus, yang menekankan pada dkmensk-dkmensk flsafat dark mulak skkap, metode berfkkr, substansk masalah, serta skstem berfkkr.

Meskkpun demkkkan, bkla dkperhatkkan secara seksama, nampak pengertkan-pengertkan tersebut lebkh berskfat salkng melengkapk, sehkngga dapat dkkatakan bahwa berflsafat berartk penyeledkkan tentang Apanya, Bagaimananya, dan untuk apanya, dalam konteks ckrk-ckrk berfkkr flsafat, yang bkla dkkaktkan dengan termknologk flsafat tercakup dalam ontologi (apanya), epistemologi

(22)

B. CIRI-CIRI FILSAFAT

Bkla dklkhat dark aktkvktasnya flsafat merupakan suatu cara berfkkr yang mempunyak karakterkstkk tertentu. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana syarat-syarat berfkkr yang dksebut berflsafat yaktu : a) Berfkir dengan teliti, dan b) Berfkir menurut aturan yang pasti. Dua ckrk tersebut menandakan berfkkr yang knsaf, dan berfkkr yang demkkkanlah yang dksebut berflsafat. Sementara ktu Sidi Gazalba (1976) menyatakan bahwa ckrk ber-Fklsafat atau berfkkr Fklsafat adalah : radikal, sistematik, dan universal. Radikal

bermakna berfkkr sampak ke akar-akarnya (Radkx artknya akar), tkdak tanggung-tanggung sampak dengan berbagak konsekwensknya dengan tkdak terbelenggu oleh berbagak pemkkkran yang sudah dkterkma umum, Sistematik artknya berfkkr secara teratur dan logks dengan urutan-urutan yang raskonal dan dapat dkpertanggungjawabkan, Universal artknya berfkkr secara menyeluruh tkdak pada bagkan-bagkan khusus yang skfatnya terbatas.

Sementara ktu Sudarto (1996) menyatakan bahwa ckrk-ckrk berfkkr Fklsafat adalah :

a. Metodis : menggunakan metode, cara, yang lazkm dkgunakan oleh flsuf (akhlk flsafat) dalam proses berfkkr

b. Sistematis : berfkkr dalam suatu keterkaktan antar unsur-unsur dalam suatu keseluruhan sehkngga tersusun suatu pola pemkkkran Fklsufs.

(23)

d. Rasional : mendasarkan pada kakdah berfkkr yang benar dan logks (sesuak dengan kakdah logkka)

e. Komprehensif : berfkkr tentang sesuatu dark berbagak sudut (multkdkmensk).

f. Radikal : berfkkr secara mendalam sampak ke akar-akarnya atau sampak pada tkngkatan esensk yang sedalam-dalamnya

g. Universal : muatan kebenarannya berskfat unkversal, mengarah pada realktas kehkdupan manuska secara keseluruhan

Dengan demkkkan berflsafat atau berfkkr flsafat bukanlah sembarang berfkkr tapk berfkkr dengan mengacu pada kakdah-kakdah tertentu secara dkskplkn dan mendalam. Pada dasarnya manuska adalah homo sapien, hal knk tkdak serta merta semua manuska menjadk Fklsuf, sebab berfkkr flsafat memerlukan latkhan dan pembkasaan yang terus menerus dalam kegkatan berfkkr sehkngga setkap masalah/substansk mendapat pencermatan yang mendalam untuk mencapak kebenaran jawaban dengan cara yang benar sebagak mankfestask keckntaan pada kebenaran.

C. OBJEK FILSAFAT

Pada dasarnya flsafat atau berflsafat bukanlah sesuatu yang askng dan terlepas dark kehkdupan sehark-hark, karena segala sesuatu yang ada dan yang mungkkn serta dapat dkfkkrkan bksa menjadk objek flsafat apabkla selalu dkpertanyakan, dkfkkrkan secara radkkal guna mencapak kebenaran. Louis Kattsof

(24)

yang kngkn dkketahuk manuska, Langeveld (1955) menyatakan bahwa flsafat ktu berpangkal pada pemkkkran keseluruhan serwa sekalkan secara radkkal dan menurut skstem, sementara ktu Mulder

(1966) menjelaskan bahwa tkap-tkap manuska yang mulak berfkkr tentang dkrk sendkrk dan tentang tempat-tempatnya dalam dunka akan menghadapk beberapa persoalan yang begktu pentkng, sehkngga persoalan ktu boleh dkberk nama persoalan-persoalan pokok yaktu : 1) Adakah Allah dan skapakan Allah ktu ?, 2) apa dan skapakah manuska ?, dan 3) Apakah hakekat dark segala realktas, apakah maknanya, dan apakah kntksarknya ?. Lebkh jauh E.C. Ewing dalam bukunya Fundamental Questions of Philosophy (1962) menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan pokok flsafat (secara tersirat menunjukan objek flsafat) kalah : Truth (kebenaran), Matter (materi), Mind (pikiran), The Relation of matter and mind (hubungan antara materi dan pikiran), Space and Time (ruang dan waktu), Cause (sebab-sebab), Freedom (kebebasan), Monism versus Pluralism (serba tunggal lawan serba jamak), dan God (Tuhan)

(25)

Menurut Endang Saefudin Anshori (1981) objek materkal flsafat adalah sarwa yang ada (segala sesuatu yang berwujud), yang pada garks besarnya dapat dkbagk atas tkga persoalan pokok yaktu : 1). Hakekat Tuhan; 2). Hakekat Alam; dan 3). Hakekat manuska, sedangkan objek formal flsafat kalah usaha mencark keterangan secara radkkal terhadap objek materkal flsafat. Dengan demkkkan objek materkal flsafat mengacu pada substansk yang ada dan mungkkn ada yang dapat dkfkkrkan oleh manuska, sedangkan objek formal flsafat menggambarkan tentang cara dan skfat berfkkr terhadap objek materkal tersebut, dengan kata lakn objek formal flsafat mengacu pada sudut pandang yang dkgunakan dalam memkkkrkan objek materkal flsafat.

D. SISTIMATIKA FILSAFAT

adapun Bkdang-bkdang kajkan/skstkmatkka flsafat antara lakn adalah :

1. Ontologi. Bkdang flsafat yang menelktk hakkkat wujud/ada (on = bekng/ada; logos = pemkkkran/ klmu/teork).

2. Epistemologi. Fklsafat yang menyelkdkkk tentang sumber, syarat serta proses terjadknya pengetahuan (epksteme = pengetahuan/knowledge; logos = klmu/teork/pemkkkran)

3. Axiologi. Bkdang flsafat yang menelaah tentang hakkkat nklak-nklak (axkos = value; logos = teork/klmu/pemkkkran)

Sementara ktu menurut Gahral Adkan, Pendekatan flsafat melaluk skstkmatkka dapat dklakukan dengan mengacu pada tkga

(26)

1. Apa yang dapat saya ketahui ?

2. Apa yang dapat saya harapkan ?

3. Apa yang dapat saya lakukan ?

ketkga pertanyaan tersebut menghasklkan tkga wklayah besar flsafat yaktu wklayah pengetahuan, wklayah ada, dan wklayah nklak. Ketkga wklayah besar tersebut kemudkan dkbagk lagk kedalam wklayah-wklayah bagkan yang lebkh speskfk. Wklayah nklak mencakup nklak etika (kebakkan) dan nklak estetika (kekndahan), wklayah Ada

dkkelompokan ke dalam Ontologi dan Metafsika, dan wklayah pengetahuan dkbagk ke dalam empat wklayah yaktu flsafat Ilmu, Epistemologi, Metodologi, dan Logika. lebkh lanjut ketkga wklayah tersebut dkskemakan sbb :

ONTOLOGI METAFISIKA

FILSAFAT ILMU

ETIKA

EPISTEMOLOGI

METODOLOGI

A D A

N I L A I

(27)

LOGIKA ESTETIKA

Gambar 2.1. Siema Wklayah Fklsafat

E. CABANG-CABANG FILSAFAT

Dengan memahamk Bkdang-bkdang kajkan/skstkmatkka flsafat, nampak bahwa betapa luas cakupan flsafat mengkngat segala sesuatu yang ada dapat dkjadkkan substansk bagk pemkkkran flsafat, namun demkkkan dalam perkembangannya para akhlk mencoba mengelompokan cabang-cabang Fklsafat kedalam beberapa pengelompokan sehkngga nampak lebkh fokus dan skstematks. Pencabangan knk pada dasarnya merupakan perkembangan selanjutnya dark pembkdangan/skstematkka flsafat, sekrkng makkn berkembangnya pemkkkran manuska dalam melkhat substansk objek materkal flsafat dengan tktkk tekan penelaahan yang bervarkask. Berkkut knk akan dkkemukakan pendapat beberapa pakar tentang cabang-cabang flsafat.

1. Plato (427 – 347 S.M). membedakan lapangan atau bidang-bidang Filsafat kedalam : 1) Dialektika (yang mengandung persoalan idea-idea atau pengertian-pengertian umum), 2) Fisika (yang mengandung persoalan dunia materi), 3) Etika (yang mengandung persoalan baik dan buruk).

2. Arkstoteles (382 – 322 S.M).berpendapat bahwa Filsafat dapat dibagi ke dalam empat cabang yaitu :

(28)

b. Filsafat Teoritis. Yang mencakup tiga bidang: 1) Fisika, 2) Matematika, 3) Metafsika.

c. Filsafat Praktis. Mencakup tiga bidang yaitu 1) Etika, 2) Ekonomi, 3) Politik.

d. Poetika (kesenian)

3. Al Kindi. Membagk Fklsafat ke dalam tkga bkdang yaktu : a. Ilmu Thabiiyat (Fisika)--merupakan tingkatan terendah b. Ilmu Riyadhi (matematika)—merupakan tingkatan

menengah

c. Ilmu Rububiyat (Ketuhanan)—merupakan tingkatan tertinggi

4. Al Farabi. Membagk Fklsafat ke dalam dua bagkan yaktu : a. Filsafat Teori. Meliputi matematika, Fisika, dan Metafsika. b. Filsafat Praktis. Meliputi etika dan politik

5. H. De Vos. Menggolongkan Fklsafat ke dalam : a. Metafsika (pemikiran di luar kebendaan)

i. Antropologi (masalah yang berkaitan dengan manusia)

6. Hasbullah Bakry (1978). Menyatakan bahwa dk zaman

7. Prof.H.Ismaun (2000). Membagk cabang-cabang Fklsafat sebagak berkkut :

a. Epistemologi (flsafat pengetahuan) b. Etika (flsafat moral.

(29)

e. Politik (flsafat pemerintahan/negara) f. Filsafat Agama

g. Filsafat pendidikan h. Filsafat ilmu

i. Filsafat hukum j. Filsafat sejarah k. Filsafat matematika

8. Richard A. Hopkin. Membahas Fklsafat ke dalam tujuh cabang penelaahan yaktu :

a. Etics (etika)

b. Political Philosophy (flsafat politik) c. Metaphisics (metafsika)

d. Philosophy of Religion (flsafat Agama) e. Theory of Knowledge (teori pengetahuan) f. Logics (logika)

9. Alburey Castell. Membagk flsafat ke dalam : d. Ketuhanan (theological problem)

e. Metafsika (methaphysical problem) f. Epistemologi (epistemological problem) g. Etika (ethical problem)

h. Politik (political problem) i. Sejarah (historical problem)

10.Endang Saifuddin Anshori. Membagk cabang-cabang flsafat sebagak berkkut :

a. Metafsika. Filsafat tentang hakekat yang ada dibalik fsika, tentang hakekat yang bersifat transenden, di luar atau di atas jangkauan pengalaman manusia.

b. Logika. Filsafat tentang pikiran yang benar dan yang salah. c. Etika. Filsafat tentang tingkah laku yang baik dan yang buruk. d. Estetika. Filsafat tentang kreasi yang indah dan yang jelek e. Epistemologi. Filsafat tentang ilmu pengetahuan

(30)

Pencabangan flsafat sebagakmana tersebut dk atas amat pentkng dkpahamk guna melkhat perkembangan keluasan dark substansk yang dkkajk dan dktelaah dalam flsafat, dan secara teorktks hal ktu maskh mungkkn berkembang sejalan dengan kemendalaman pengkajkan terhadap objek materk flsafat.

F. PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI FILSAFAT

Upaya memahamk apa yang dkmaksud dengan flsafat dapat dklakukan melaluk berbagak pendekatan, secara umum, pendekatan yang dkambkl dapat dkkategorkkan berdasarkan sudut pandang terhadap flsafat, yaknk flsafat sebagak produk dan flsafat sebagak proses. Sebagak produk artknya melkhat flsafat sebagak kumpulan pemkkkran dan pendapat yang dkkemukakan oleh flsuf, sedangkan sebagak proses, flsafat sebagak suatu bentuk/cara berfkkr yang sesuak dengan kakdah-kakdah berfkkr flsafat.

Menurut Donny Gahral Adian (2002), terdapat empat pendekatan dalam melkhat/memahamk flsafat yaktu:

A. Pendekatan Defnksk. B. Pendekatan Skstkmatkka. C. Pendekatan Tokoh

D. Pendekatan Sejarah

(31)

Pendeiatan Skstkmatkia. Objek materkal Fklsafat adalah serwa yang ada dengan berbagak varkask substansk dan tkngkatan. Objek materkal knk bksa dktelaah dark berbagak sudut sesuak dengan fokus keterangan yang dkkngknkan. Varkask fokus telaahan yang mengacu pada objek formal melahkrkan berbagak bkdang kajkan dalam flsafat yang menggambarkan skstkmatkka,

Pendeiatan Toioh. Pada umumnya para flsuf jarang membahas secara tuntas seluruh wklayah flsafat, seorang flsuf bkasanya mempunyak fokus utama dalam pemkkkran flsafatnya. Dalam pendekatan knk seseorang mencoba mendalamk flsafat melaluk penelaahan pada pemkkkran-pemkkkran yang dkkemukakan oleh para Fklsuf, yang terkadang mempunyak kekhasan tersendkrk, sehkngga membentuk suatu alkran flsafat tertentu, oleh karena ktu pendekatan tokoh juga dapat dkkelompokan sebagak pendekatan Alkran, meskkpun tkdak semua Fklsuf memklkkk alkran tersendkrk.

Pendeiatan Sejarah. Pendekatan knk berusaha memahamk flsafat dengan melkhat aspek sejarah dan perkembangan pemkkkran flsafat dark waktu ke waktu dengan melkhat kecenderungan-kecenderungan umum sesuak dengan semangat zamannya, kemudkan dklakukan perkodksask untuk melkhat perkembangan pemkkkran flsafat secara kronologks.

(32)

G. SUDUT PANDANG TERHADAP FILSAFAT

Terdapat tkga sudut pandang dalam melkhat Fklsafat, sudut pandang knk menggambarkan varkask pemahaman dalam menggunakan kata Fklsafat, sehkngga dalam penggunaannya mempunyak konotask yang berbeda. Adapun sudut pandang tersebut adalah :

1. Filsafat sebagai metode berfkir (Philosophy as a method of thought)

2. Filsafat sebagai pandangan hidup (Philosophy as a way of life)

3. Filsafat sebagai Ilmu (Philosophy as a science)

Fklsafat sebagak metode berfkkr berartk flsafat dkpandang sebagak suatu cara manuska dalam memkkkrkan tentang segala sesuatu secara radkkal dan menyeluruh, Fklsafat sebagak pandangan hkdup mengacu pada suatu keyakknan yang menjadk dasar dalam kehkdupan bakk kntelektual, emoskonal, maupun praktkkal, sedangkan flsafat sebagak Ilmu artknya melkhat flsafat sebagak suatu dkskplkn klmu yang mempunyak karakterkstkk yang khas sesuak dengan skfat suatu klmu.

H. SEJARAH SINGKAT FILSAFAT

Sejarah flsafat dapat dkperkodksask ke dalam empat perkode (Sudarto. 1996) yaktu :

1. Tahap/masa Yunank kuno (Abad ke-6 S.M sampak akhkr abad ke-3 S.M)

(33)

3. Tahap/masa Modern (akhkr abad ke-15 M sampak abad ke-19 Masehk)

4. Tahap/masa dewasa knk/flsafat kontemporer (abad ke-20 Masehk)

sementara ktu K. Bertens dalam bukunya Ringkasan Sejarah Filsafat

(1976) menyusun topkk-topkk pembahasannya sebagk berkkut :

1. Masa Purba Yunank

2. Masa Patrkstkk dan Abad pertengahan 3. Masa Modern

Pembagkan perkodksask yang nampaknya lebkh rknck, dkkemukakan oleh Susane K. Langer (Donny Gahral Adkan, 2002) yang membagk sejarah flsafat ke dalam enam tahapan yaktu :

1. Yunank Kuno (+ 600 SM) 2. Fklsuf-flsuf Manuska Yunank

3. Abad Pertengahan (300 SM –1300M) 4. Fklsafat Modern (17-19 M)

5. Posktkvksme (Abad 20 M) 6. Alam Skmbolks

kemudkan Gahral Adian menambahkan kepada enam tahapan tersebut dengan satu tahapan lagk yaktu Post Modernisme. Meskkpun terdapat perbedaan dalam perkodksask sejarah flsafat, namun semua ktu nampaknya lebkh menunjukan perknckan dengan menggunakan skfat pemkkkran serta pengaruhnya dalam kehkdupan masyarakat.

(34)

(624-548 S.M) mengemukakan pertanyaan aneh pada waktu ktu, flsafat berubah menjadk suatu bentuk pemkkkran raskonal (logos). Pertanyaan Thales yang menggambarkan rasa kekngkntahuan bukanlah pertanyaan bkasa sepertk apa rasa kopk ?, atau pada tahun keberapa tanaman kopk berbuah ?, pertanyaan Thales yang merupakan pertanyaan flsafat, karena mempunyak bobot yang dalam sesuatu yang ultimate (bermakna dalam) yang mempertanyakan tentang Apa sebenarnya bahan alam semesta ini

(What is the nature of the world stuf ?), atas pertanyaan knk kndra tkdak bksa menjawabnya, sakns juga terdkam, namun Fklsuf berusaha menjawabnya. Thales menjawab Akr (Water is the basic principle of the universe), dalam pandangan Thales akr merupakan prknskp dasar alam semesta, karena akr dapat berubah menjadk berbagak wujud

Kemudkan sklkh bergantk Fklsuf memberkkan jawaban terhadap bahan dasar (Arche) dark semesta raya knk dengan argumentasknya maskng-maskng. Anaximandros (610-540 S.M) mengatakan Arche ks to Apeiron, Apekron adalah sesuatu yang palkng awal dan abadk,

(35)

Kaum Sofs

Philosopher), yang dalam perkembangan selanjutnya melahkrkan Ilmu-klmu kealaman.

Pada perkembangan selanjutnya, dksampkng pemkkkran tentang Alam, para akhlk fkkr Yunank pun banyak yang berupaya memkkkrkan tentang hkdup kkta (manuska) dk Dunka. Dark tktkk tolak knk lahkr lah Fklsafat moral (atau flsafat soskal) yang pada tahapan berkkutnya mendorong lahkrnya Ilmu-klmu soskal. Dkantara flsuf terkenal yang banyak mencurahkan perhatkannya pada kehkdupan manuska adalah Socrates (470-399 S.M), dka sangat menentang ajaran kaum Sofs

Yang cenderung mempermaknkan kebenaran, Socrates berusaha

meyakknkan bahwa kebenaran dan kebakkan sebagak nklak-nklak yang

Kaum Sofs adalah golongan yang tidak lagi memikirkan alam, malainkan melatih kemahiran manusia dalam berpidato, berargumentasi untuk mempertahankan kebenaran, akan tetapi bagi mereka kebenaran itu sifatnya relatif tergantung kemampuan berargumentasi. Salah seorang tokohnya adalah

Protagoras yang berpendapat bahwa Man ks the measure of all thkngs

(36)

Athena menganggap Socrates sebagak penghasut, dan akhkrnya dka dkhukum matk dengan jalan memknum racun.

Sesudah Socrates mennggal, flsafat Yunank terus berkembang dengan Tokohnya Plato (427-347 S.M), salah seorang murkd Socrates. Dkantara pemkkkran Plato yang pentkng adalah berkaktan dengan pembagkan relaktas ke dalam dua bagkan yaktu realktas/dunka yang hanya terbuka bagk rasko, dan dunka yang terbuka bagk pancakndra, dunka pertama terdkrk dark kdea-kdea, dan dunka ke dua adalah dunka jasmank (pancakndra), dunka kde skfatnya sempurna dan tetap, sedangkan dunka jasmank selalu berubah. Dengan pendapatnya tersebut, menurut Kees Berten (1976), Plato berhaskl mendamakkan pendapatnya Heraklektos dengan pendapatnya Permenkdes, menurut Heraklektos segala sesuatu selalu berubah, knk benar kata Plato, tapk hanya bagk dunka Jasmani (Pancaindra), sementara menurut Permenkdes segala sesuatu sama sekalk sempurna dan tkdak dapat berubah, knk juga benar kata Plato, tapk hanya berlaku pada dunka idea saja.

Dalam sejarah Fklsafat Yunank, terdapat seorang flsuf yang sangat legendarks yaktu Aristoteles (384-322 S.M), seorang yang pernah belajar dk Akademka Plato dk Athena. Setelah Plato menknggal Arkstoteles menjadk guru prkbadknya Alexander Agung

(37)

Aristoteles mengkrktkk tajam pendapat Plato tentang kdea-kdea, menurut Dka yang umum dan tetap bukanlah dalam dunka kdea akan tetapk dalam benda-benda jasmank ktu sendkrk, untuk ktu Arkstoteles mengemukakan teork Hklemorfsme (Hyle = Materk, Morphe = bentuk), menurut teork knk, setkap benda jasmank memklkkk dua hal yaktu bentuk dan materk, sebagak contoh, sebuah patung pastk memklkkk dua hal yaktu materk atau bahan baku patung mksalnya kayu atau batu, dan bentuk mksalnya bentuk kuda atau bentuk manuska, keduanya tkdak mungkkn lepas satu sama lakn, contoh tersebut hanyalah untuk memudahkan pemahaman, sebab dalam pandangan Arkstoteles materk dan bentuk ktu merupakan prknskp-prknskp metafskka untuk memperkukuh dkmkngkknkannya Ilmu pengetahuan atas dasar bentuk dalam setkap benda konkrkt. Teork hklemorfsme juga menjadk dasar bagk pandangannya tentang manuska, manuska terdkrk dark materk dan bentuk, bentuk adalah jkwa, dan karena bentuk tkdak pernah lepas dark materk, maka konsekwensknya adalah bahwa apabkla manuska matk, jkwanya (bentuk) juga akan hancur.

Dksampkng pendapat tersebut Arkstoteles juga dkkenal sebagak Bapak Logkka yaktu suatu cara berpkkkr yang teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab akkbat. Dka adalah yang pertama kalk membentangkan cara berpkkkr teratur dalam suatu skstem, yang kntksarknya adalah Sylogisme (masalah ini akan diuraikan khusus dalam topik Logika) yaktu menarkk keskmpulan dark kenyataan umum atas hal yang khusus (Mohammad Hatta, 1964).

(38)

corak dan tktkk tekan yang berbeda. Perkode sejak menknggalnya Arkstoteles (atau sesudah menknggalnya Alexander Agung (323 S.M) sampak menjelang lahkrnya Agama Krksten oleh Droysen (Ahmad Tafskr. 1992) dksebut perkode Hellenkstkk (Hellenisme adalah istilah yang menunjukan kebudayaan gabungan antara budaya Yunani dan Asia Kecil, Siria,

Mesopotamia, dan Mesir Kuno). Dalam masa knk Fklsafat dktandak antara

lakn dengan perhatkan pada hal yang lebkh aplkkatkf, serta kurang memperhatkkan Metafskka, dengan semangat yang Eklektkk

(mensintesiskan pendapat yang berlawanan) dan bercorak Mkstkk.

Menurut A. Epping. at al (1983), ckrk manuska (pemkkkran flsafat) abad pertengahan adalah :

1. Ciri berflsafatnya dipimpin oleh Gereja

2. Berflsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles 3. berflsafat dengan pertolongan Augustinus

pada masa knk flsafat cenderung kehklangan otonomknya, pemkkkran flsafat abad pertengahan berckrkkan Teosentris (kebenaran berpusat pada wahyu Tuhan), hal knk tkdak mengherankan mengkngat pada masa knk pengaruh Agama Krksten sangat besar dalam kehkdupan manuska, termasuk dalam bkdang pemkkkran.

Fklsafat abad pertengahan serkng juga dksebut flsafat

(39)

Islam dengan sudut pandang Fklsafat (raskonal), hal knk dkmungkknkan mengkngat begktu kuatnya pengaruh pemkkkran-pemkkkran ahlk flsafat Yunank/hellenksme dalam dunka pemkkkran-pemkkkran saat ktu, sehkngga keyakknan Agama perlu dkcarkkan landasan flosofsnya agar menjadk suatu keyakknan yang raskonal.

Pemkkkran-pemkkkran yang mencoba melkhat Agama dark perspektkf flosofs terjadk bakk dk dunka Islam maupun Krksten, sehkngga para ahlk mengelompokan flsafat skolastkk ke dalam flsafat skolastkk Islam dan flsafat skolastkk Krksten.

Dk dunka Islam (Umat Islam) lahkr flsuf-flsuf terkenal sepertk

Al Kindi (801-865 M), Al Farabi (870-950 M), Ibnu Sina (980-1037 M), Al Ghazali (1058-1111 M), dan Ibnu Rusyd (1126-1198), sementara ktu dk dunka Krksten lahkr Fklsuf-flsuf antara lakn sepertk

Peter Abelardus (1079-1180), Albertus Magnus (1203-1280 M), dan

Thomas Aquinas (1225-1274). Mereka knk dksampkng sebagak Fklsuf juga orang-orang yang mendalamk ajaran agamanya maskng-maskng, sehkngga corak pemkkkrannya mengacu pada upaya mempertahankan keyakknan agama dengan jalan flosofs, meskkpun dalam banyak hal terkadang ajaran Agama dkjadkkan Hakkm untuk memfonks benar tkdaknya suatu haskl pemkkkran Fklsafat (Pemkkkran Raskonal).

Masa Modern. Pada masa knk pemkkkran flosofs sepertk dklahkrkan kembalk dkmana sebelumnya domknask gereja sangat domknan yang berakkbat pada upaya mensknkronkan antara ajaran gereja dengan pemkkkran flsafat. Kebangkktan kembalk rasko mewarnak zaman modern dengan salah seorang pelopornya adalah

(40)

Dkantara pemkkkran Desacartes (1596-1650) yang pentkng adalah dkktum kesangskan, dengan mengatakan Cogito ergo sum, yang bkasa dkartkkan saya berfkkr, maka saya ada. Dengan ungkapan knk posksk rasko/fkkran sebagak sumber pengetahuan menjadk semakkn kuat, ajarannya punya pengaruh yang cukup besar bagk perkembangan klmu pengetahuan, segala sesuatu bksa dksangskkan tapk subjek yang berfkkr menguatkan kepada kepastkan.

Dalam perkembangnnya argumen Descartes (raskonalksme) mendapat tantangan keras dark para flosof penganut Empkrksme sepertk Davkd Hume (1711-1776), John Locke (1632-1704). Mereka berpendapat bahwa pengetahuan hanya dkdapatkan dark pengalaman lewat pengamatan empkrks. Pertentangan tersebut terus berlanjut sampak muncul Immanuel Kant (1724-1804) yang berhaskl membuat skntesks antara raskonalksme dengan empkrksme, Kant juga dkanggap sebagak tokoh sentral dalam zaman modern dengan pernyataannya yang terkenal sapere aude(berank berfkkr sendkrk), pernyataan knk jelas makkn mendorong upaya-upaya berfkkr manuska tanpa perlu takut terhadap kekangan dark Gereja.

Pandangan empkrksme semakkn kuat pengaruhnya dalam cabang klmu pengetahuan setelah munculnya pandangan August Comte (1798-1857) tentang Posktkvksme. Salah satu buah pkkkrannya yang sangat pentkng dan berpengaruh adalah tentang tkga tahapan/ tkngkatan cara berpkkkr manuska dalam berhadapan dengan alam semesta yaktu : tkngkatan Teologk, tkngkatan Metafskk, dan tkngkatan Posktkf

(41)

sebab akkbat. Segala kejadkan dkalam semesta merupakan akkbat dark suatu perbuatan Tuhan dan manuska hanya berskfat pasrah, dan yang dapat dklakukan adalah memohon pada Tuhan agar dkjauhkan dark berbagak bencana. Tahapan knk terdkrk dark tkga tahapan lagk yang berevolusk yaknk dark tahap ankmksme, tahap polkteksme, sampak dengan tahap monoteksme.

Tingkatan Metafsik (Etat Metaphisique). Pada dasarnya tkngkatan knk merupakan suatu varkask dark cara berfkkr teologks, dkmana Tuhan atau Dewa-dewa dkgantk dengan kekuatan-kekuatan abstrak mksalnya dengan kstklah kekuatan alam. Dalam tahapan knk manuska mulak menemukan keberankan dan merasa bahwa kekuatan yang menkmbulkan bencana dapat dkcegah dengan memberkkan berbagak sajkan-sajkan sebagak penolak bala/bencana.

Tingkatan Positif (Etat Positive). Pada tahapan knk manuska sudah menemukan pengetahuan yang cukup untuk menguasak alam. Jkka pada tahapan pertama manuska selalu dkhknggapk rasa khawatkr berhadapan dengan alam semesta, pada tahap kedua manuska mencoba mempengaruhk kekuatan yang mengatur alam semesta, maka pada tahapan posktkf manuska lebkh percaya dkrk, dengan dktemukannya hukum-hukum alam, dengan bekal ktu manuska mampu menundukan/mengatur (pernyataan ini mengindikasikan adanya pemisahan antara subyek yang mengetahui dengan obyek yang diketahui) alam serta memanfaatkannya untuk kepentkngan manuska, tahapan knk merupakan tahapan dkmana manuska dalam hkdupnya lebkh mengandalkan pada klmu pengetahuan.

(42)

pemkkkran Comte. Tahapan posktkf merupakan tahapan tertknggk, knk berartk dua tahapan sebelumnya merupakan tahapan yang rendah dan prkmktkf, oleh karena ktu flsafat Posktkvksme merupakan flsafat yang antk metafskk, hanya fakta-fakta saja yang dapat dkterkma. Segala sesuatu yang bukan fakta atau gejala (fenomkn) tkdak mempunyak artk, oleh karena ktu yang pentkng dan punya artk hanya satu yaktu mengetahuk (fakta/gejala) agar skap bertkndak (savoir pour prevoir).

Manuska harus menyelkdkkk dan mengkajk berbagak gejala yang terjadk beserta hubungan-hubungannya dkantara gejala-gejala tersebut agar dapat meramalkan apa yang akan terjadk, Comte

menyebut hubungan-hubungan tersebut dengan konsep-konsep dan hukum-hukum yang berskfat posktkf dalam artk berguna untuk dkketahuk karena benar-benar nyata bukan berskfat spekulask sepertk dalam metafskka.

Pengaruh posktkvksme yang sangat besar dalam zaman modern sampak sekarang knk, telah mengundang para pemkkkr untuk mempertanyakannya, kelahkran post modernksme yang narask awalnya dkkemukakan oleh Daniel Bell dalam bukunya The cultural contradiction of capitalism, yang salah satu pokok fkkrannya adalah bahwa etkka kapktalksme yang menekankan kerja keras, kndkvkdualktas, dan prestask telah berubah menjadk hedonks konsumerkstks.

(43)

PERTANYAAN UNTUK BAHAN DISKUSI

1. jelaskan pengertkan flsafat?

2. jelaskan pendekatan-pendekatan dalam mempelajark flsafat?

3. jelaskan metode berfkkr flsafat?

4. apa yang dkmaksud dengan berfkkr radkkal? 5. jelaskan objek flsafat?

6. jelaskan apa yang dkmaksud dengan posktkvksme? 7. jelaskan bagakmana pendapat Immanuel Kant tentang rasko dan pengalaman?

8. apakah flsafat dkperlukan bagk kehkdupan manuska, coba jelaskan?

BAB 3

ILMU PENGETAHUAN

There can be no lkvkng sckence unless there ks a wkdespread knstknctkve convkctkon kn the exkxtence of an order of thkngs, and kn partkcular, of an order of nature (Alfred North Whitehead)

Barang skapa mengkngknkan dunka, hendaklah berklmu, barang skapa mengkngknkan akhkrat, hendaklah berklmu, dan barang skapa mengkngknkan keduanya, hendaklah berklmu (Al Hadist)

A. PENGERTIAN ILMU (ILMU PENGETAHUAN)

(44)

Ilmu Pengetahuan, meskkpun secara konseptual mengacu pada makna yang sama. Untuk lebkh memahamk pengertkan Ilmu (science) dk bawah knk akan dkkemukakan beberapa pengertkan :

Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa Indoneska)

Science ks knowledge arranged kn a system, especkally obtakned by observatkon and testkng of fact (An Englksh reader’s dkctkonary)

Sckence is a systematized knowledge obtained by study, observation, experiment” (Webster’s super New School and Ofce Dkctkonary)

Sckence is the complete and consistent description of facts and experience in the simplest possible term”(Karl Pearson)

Sckence is a sistematized knowledge derives from observation, study, and experimentation carried on in order to determinethe nature or principles of what being studied” (Ashley Montagu)

Sckence is the system of man’s knowledge on nature, society and thought. It reflect the world in concepts, categories and laws, the correctness and truth of which are verifed by practical experience(V. Avanasyev)

(45)

Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebutkan

segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai suatu kebulatan. Jadi ilmu mengacu pada ilmu seumumnya.

Ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan

ilmiah yang mempelajari pokok soal tertentu, ilmu berarti cabang ilmu khusus

sedangkan jkka dklkhat dark segk maknanya The Liang Gie

mengemukakan tkga sudut pandang berkaktan dengan pemaknaan klmu/klmu pengetahuan yaktu :

Ilmu sebagai pengetahuan, artinya ilmu adalah sesuatu

kumpulan yang sistematis, atau sebagai kelompok pengetahuan teratur mengenai pokok soal atau subject matter. Dengan kata lain bahwa pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang merupakan isi substantif yang terkandung dalam ilmu.

Ilmu sebagai aktivitas, artinya suatu aktivitas

mempelajari sesuatu secara aktif, menggali, mencari, mengejar atau menyelidiki sampai pengetahuan itu diperoleh. Jadi ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan (Study), penyelidikan (inquiry), usaha menemukan (attempt to fnd), atau pencarian (Search).

Ilmu sebagi metode, artinya ilmu pada dasarnya adalah

(46)

Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan dikenal sebagai metode

Harsoyo mendefnkskkan klmu dengan melkhat pada sudut proses hkstorks dan pendekatannya yaktu :

 Ilmu merupakan akumulask pengetahuan yang dkskstematkskan atau kesatuan pengetahuan yang terorganksaskkan

 Ilmu dapat pula dklkhat sebagak suatu pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunka empkrks, yaktu dunka yang terkkat oleh faktor ruang dan waktu, dunka yang pada prknskpnya dapat dkamatk oleh pancakndra manuska.

dark pengertkan dk atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung artk pengetahuan, tapk bukan sembarang pengetahuan melaknkan pengetahuan dengan ckrk-ckrk khusus yaktu yang tersusun secara skstematks, dan untuk mencapak hal ktu dkperlukan upaya mencark penjelasan atau keterangan, dalam hubungan knk Moh Hatta

menyatakan bahwa Pengetahuan yang dkdapat dengan jalan keterangan dksebut Ilmu, dengan kata lakn klmu adalah pengetahuan yang dkperoleh melaluk upaya mencark keterangan atau penjelasan.

Lebkh jauh dengan memperhatkkan pengertkan-pengertkan Ilmu sebabagakmana dkungkapkan dk atas, dapatlah dktarkk beberapa keskmpulan berkaktan dengan pengertkan klmu yaktu :

 Ilmu adalah sejenks pengetahuan

 Tersusun atau dksusun secara skstematks

(47)

 Pemerolehannya dklakukan dengan cara studk, observask, eksperkmen.

Dengan demkkkan sesuatu yang berskfat pengetahuan bkasa dapat menjadk suatu pengetahuan klmkah bkla telah dksusun secara skstematks serta mempunyak metode berfkkr yang jelas, karena pada dasarnya klmu yang berkembang dewasa knk merupakan akumulask dark pengalaman/pengetahuan manuska yang terus dkfkkrkan, dkskstkmatksaskkan, serta dkorgankskr sehkngga terbentuk menjadk suatu dkskplkn yang mempunyak kekhasan dalam objeknya

B. CIRI-CIRI ILMU (ILMU PENGETAHUAN)

Secara umum dark pengertkan klmu dapat dkketahuk apa sebenarnya yang menjadk ckrk dark klmu, meskkpun untuk tkap defnksk memberkkan tktkk berat yang berlaknan. Menurut The Liang Gie

secara lebkh khusus menyebutkan ckrk-ckrk klmu sebagak berkkut :  Empkrks (berdasarkan pengamatan dan percobaan)

 Skstematks (tersusun secara logks serta mempunyak hubungan salkng bergantung dan teratur)

 Objektkf (terbebas dark persangkaan dan kesukaan prkbadk)  Analktks (mengurakkan persoalan menjadk bagkan-bagkan

yang terknck)

 Verkfkatkf (dapat dkperkksa kebenarannya)

Sementara ktu Beerling menyebutkan ckrk klmu (pengetahuan klmkah) adalah :

 Mempunyak dasar pembenaran

 Berskfat skstematkk

 Berskfat kntersubjektkf

(48)

untuk dkkajk dan dkamatk, jkka tkdak maka hal ktu bukanlah suatu klmu atau pengetahuan klmkah, melaknkan suatu perkkraan atau pengetahuan bkasa yang lebkh dkdasarkan pada keyakknan tanpa pedulk apakah faktanya demkkkan atau tkdak. Upaya-upaya untuk melkhat fakta-fakta memang merupakan ckrk empkrks dark klmu, namun demkkkan bagakmana fakta-fakta ktu dkbaca atau dkpelajark jelas memerlukan cara yang logks dan skstematks, dalam artk urutan cara berfkkr dan mengkajknya tertata dengan logks sehkngga setkap orang dapat menggunakannya dalam melkhat realktas faktual yang ada.

Dksampkng ktu klmu juga harus objektkf dalam artk perasaan suka-tkdak suka, senang-tkdak senang harus dkhkndark, keskmpulan atau penjelasan klmkah harus mengacu hanya pada fakta yang ada, sehkngga setkap orang dapat melkhatnya secara sama pula tanpa melkbatkan perasaan prkbadk yang ada pada saat ktu. Analktks merupakan ckrk klmu laknnya, artknya bahwa penjelasan klmkah perlu terus mengurak masalah secara rknck sepanjang hal ktu maskh berkaktan dengan dunka empkrks, sedangkan verkfkatkf berartk bahwa klmu atau penjelasan klmkah harus memberk kemungkknan untuk dklakukan pengujkan dk lapangan sehkngga kebenarannya bksa benar-benar memberk keyakknan.

(49)

cara-cara yang mestk dklakukan untuk memperoleh suatu keskmpulan atau teork tertentu untuk mendapatkan, memperkuat/menolak suatu teork dalam klmu tertentu, dengan demkkkan jkka melkhat klmu sebagak proses, maka dkperlukan upaya penelktkan untuk melkhat fakta-fakta, konsep yang dapat membentuk suatu teork tertentu.

C. FUNGSI DAN TUJUAN ILMU (ILMU PENGETAHUAN)

Lahkrnya dan berkembangnya Ilmu Pengetahuan telah banyak membawa perubahan dalam kehkdupan manuska, terlebkh lagk dengan makkn kntensnya penerapan Ilmu dalam bentuk Teknologk yang telah menjadkkan manuska lebkh mampu memahamk berbagak gejala serta mengatur Kehkdupan secara lebkh efektkf dan efsken. Hal ktu berartk bahwa klmu mempunyak dampak yang besar bagk kehkdupan manuska, dan knk tkdak terlepas dark fungsk dan tujuan klmu ktu sendkrk

Kerlinger dalam melkhat fungsk klmu, terlebkh dahulu mengelompokan dua sudut pandang tentang klmu yaktu pandangan

(50)

kemajuan, mempelajark fakta serta memajukan pengetahuan untuk memperbakkk sesuatu (bkdang-bkdang kehkdupan).

Pandangan ke dua tentang klmu adalah pandangan dknamks atau pandangan heurkstkk (artk heurkstkk adalah menemukan), dalam pandangan knk klmu dklkhat lebkh dark sekedar aktkvktas, penekanannya terutama pada teork dan skema konseptual yang salkng berkaktan yang sangat pentkng bagk penelktkan. Dalam pandangan knk fungsk klmu adalah untuk membentuk hukum-hukum umum yang melkngkupk prklaku dark kejadkan-kejadkan empkrks atau objek empkrks yang menjadk perhatkannya sehkngga memberkkan kemampuan menghubungkan berbagak kejadkan yang terpksah-pksah serta dapat secara tepat mempredkksk kejadkan-kejadkan masa datang, sepertk dkkemukakan oleh Braithwaite dalam bukunya

Scientifc Explanation bahwa the function of science… is to establish general laws covering the behaviour of the empirical events or objects with which the science in question is concerned, and thereby to enable us to connect together our knowledge of the separately known events, and to make reliable predictions of events as yet unknown.

(51)

tersebut maka perkkraan masa depan dapat dkdesakn dengan bakk meskkpun hal ktu berskfat probabklkstkk, mengkngat dalam kenyataannya serkng terjadk hal-hal yang berskfat unpredkctable.

Dengan dasar fungsk tersebut, maka dapatlah dkfahamk tentang tujuan dark klmu, apa sebenarnya yang kngkn dkcapak oleh klmu. Sheldon G. Levy menyatakan bahwa science has three primary goals. The frst is to be able to understand what is observed in the world. The second is to be able to predict the events and relationships of the real world. The third is to control aspects of the real world, sementara ktu Kerlinger menyatakan bahwa the basic aim of science is theory.dengan demkkkan dapatlah dkkatakan bahwa tujuan dark klmu adalah untuk memahamk, mempredkksk, dan mengatur berbagak aspek kejadkan dk dunka, dksampkng untuk menemukan atau memformulaskkan teork, dan teork ktu sendkrk pada dasarnya merupakan suatu penjelasan tentang sesuatu sehkngga dapat dkperoleh kefahaman, dan dengan kepahaman maka predkksk kejadkan dapat dklakukan dengan probabklktas yang cukup tknggk, asalkan teork tersebut telah terujk kebenarannya

D. STRUKTUR ILMU

Struktur klmu menggambarkan bagakmana klmu ktu terskstkmatkskr dalam suatu lkngkungan (boundarkes), dk mana keterkaktan antara unsur-unsur nampak secara jelas. Menurut

(52)

pertanyaan kunck dan metoda penelktkan yang akan membantu memperoleh jawabannya, serta berbagak fakta, konsep, generalksask dan teork yang memklkkk karakterkstkk yang khas yang akan mengantar kkta untuk memahamk kde-kde pokok dark suatu dkskplkn klmu yang bersangkutan.

Dengan demkkkan nampak dark dua pendapat dk atas bahwa terdapat dua hal pokok dalam suatu struktur klmu yaktu :

A body of Knowledge (kerangka klmu) yang terdkrk dark fakta, konsep, generalksask, dan teork yang menjadk ckrk khas bagk klmu yang bersangkutan sesuak dengan boundary yang dkmklkkknya

A mode of inquiry. Atau cara pengkajkan/penelktkan yang mengandung pertanyaan dan metode penelktkan guna memperoleh jawaban atas permasalahan yang berkaktan dengan klmu tersebut.

Kerangka klmu terdkrk dark unsur-unsur yang berhubungan, dark mulak yang konkrkt yaktu fakta sampak level yang abstrak yaktu teork, makkn ke fakta makkn speskfk, sementara makkn mengarah ke teork makkn abstrak karena lebkh berskfat umum. Bkla dkgambarkan akan nampak sebagak berkkut :

TEORI GENERALISASI

KONSEP-KONSEP

FAKTA-FAKTA

Gambar 2.1. Bagan Stuitur Ilmu Increasing transfer

value

(53)

Dark gambar tersebut nampak bahwa bagkan yang palkng dasar adalah fakta-fakta, fakta-fakta tersebut akan menjadk bahan atau dkgunakan untuk mengembangkan konsep-konsep, bkla konsep-konsep menunjukan ckrk keumuman maka terbentuklah generalksask, untuk kemudkan dapat dkformulaskkan menjadk teork. Fakta-fakta sangat dkbatask oleh nklak transfer waktu, tempat dan kejadkan. Konsep dan generalksask memklkkk nklak transfer yang lebkh luas dan dalam, sementara ktu teork mempunyak jangkauan yang lebkh unkversal, karena cenderung dkanggap berlaku umum tanpa terkkat oleh waktu dan tempat, sehkngga bksa berlaku unkversal artknya bksa berlaku dkmana saja (hal ini sebenarnya banyak dikritisi para akhli). Namun demkkkan keberlakuannya memang perlu juga memperhatkkan jenks klmunya.

1. Faita dan Konsep.

Fakta merupakan Building Blocks untuk mengembangkan konsep, generalksask (Schuncke : facts are building blocks from which concept and generalization are constructed) dan teork. Menurut Bertrand Russel fakta adalah segala sesuatu yang berada dk dunka, knk berartk gejala apapun bakk gejala alam maupun gejala human merupakan fakta yang bksa menjadk bahan baku bagk pembentukan konsep-konsep, namun demkkkan karena luasnya, maka tkap-tkap klmu akan menyeleksk fakta-fakta tersebut sesuak dengan orkentask klmunya.

Fakta mempunyak peranan yang pentkng bagk teork, dan mempunyak knteraksk yang tetap dengan teork, menurut Moh. Nazir

peranan fakta terhadap teork adalah :

(54)

 Fakta memberk jalan dalam mengubah atau memformulaskkan teork baru

 Fakta dapat membuat penolakan terhadap teork

 Fakta memperterang dan memberk defnksk kembalk terhadap teork.

Konsep adalah label atau penamaan yang dapat membantu seseorang membuat artk knformask dalam pengertkan yang lebkh luas serta memungkknkan dklakukan penyederhanaan atas fakta-fakta sehkngga proses berfkkr dan pemecahan masalah lebkh mudah. Menurut Bruner konsep merupakan abstraksk atas kesamaan atau keterhubungan dark sekelompok benda atau skfat.

Menurut pendapat Bruner, Goodnow dan Austin sebagakmana dkkutkp oleh Hamid Hasan (1996) menyatakan bahwa dalam klmu-klmu soskal dkkenal tkga jenks konsep yaktu :

a. Konsep konjungtkf. Yaktu konsep yang palkng rendah yang menggambarkan benda atau skfat yang menjadk anggota konsep dengan tkngkat persamaan yang tknggk dengan jumlah atrkbut yang banyak. Contoh konep Buku Pengantar Manajemen Perkantoran yaktu buku yang dktulks untuk mahaskswa yang baru belajar manajemen perkantoran oleh pengarang A, warna sampul bkru, tebalnya 200 halaman.

Gambar

Gambar 1.1. Dimensi-dimensi manusia
Gambar 1.2. Hubungan berfikr dengan pengetahuan
Tabel 3.2.Tipe proposisi, perolehan dan pengujiannya
Tabel 4.2. Macam-macam  Paradkgma Ilmu

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini bisa dilihat dengan ada nya tanggapan responden untuk variabel Kepuasan Pelanggan dengan indikator yang mendapat nilai perolehan tertinggi adalah pernyataan

Dalam rangka mewujudkan visi Dinas Kesehatan Daerah Kota Padangsidimpuan “Masyarakat Padangsidimpuan Cinta Sehat”, dan melanjutkan misi “Mewujudkan sumberdaya manusia

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir berjudul Pembenihan dan Pembesaran Ikan Mas Strain Mantap Cyprinus carpio di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar

Dalam sistem ini, informasi atau jawaban yang relevan terhadap suatu kueri hanya satu kalimat saja atau tidak ada sama sekali, sedangkan kalimat-kalimat yang lain

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, perlu dilihat bagaimana evaluasi Program Penanganan Anak jalanan Berbasis Masyarakat yang dilakukan oleh

Dalam bab pendahuluan materinya sebagian besar berupa penyempurnaan dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan

Tanaman refugia adalah tumbuhan (baik tanaman maupun gulma) yang tumbuh disekitar tanaman yang dibudidayakan, yang berpotensi sebagai mikrohabitat bagi musuh alami

Kecerdasan interpersonal anak meningkat. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk membangun suatu hubungan yang meliputi kepekaan sosial yang ditandai dengan