• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8. Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data pada penelitian ini maka peneliti menggunakan beberapa metode triangulasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi adalah suatu cara mendapatkan data yang benar-benar absah dengan menggunakan metode ganda Adapun teknik triangulasi yang digunakan dengan penelitian ini adalah :

a. Triangulasi dengan sumber data

Triangulasi sumber data berarti membandingkan dan mencek ulangderajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Antara lain (1). Membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara; (2). Membandingkan antara apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan secara pribadi; (3).

Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

b. Triangulasi teori

Triangulasi teori adalah memnfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan penelitian pengumpulan data dan analisis data yang lebih lengkap, dengan demikian akan dapat memberian hasil yang lebih komprehensif. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji data.

c. Triangulasi metode

Triangulasi metode yaitu usaha mencek keabsahan data, atau mencek kebsahan temuan penelitian. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama. Metode yang digunakan yaitu metode wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi.

BAB. IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara berdiri pada tahun 1990 sebagai Unit Pembantu Teknis (UPT) yang berlokasi di Jalan Listrik, Lhokseumawe dengan menempati sebuah ruko dua lantai seluas 60 m2. Pada tahun 1996, berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri RI No. 061-256 tahun 1995 tentang pembentukan 75 perpustakaan umum Kab/Kotamadya Daerah Tingkat II sehingga statusnya berubah menjadi Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten Aceh Utara.

Pada tahun 2005, Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten Aceh Utara digabung dengan Kantor Arsip Kabupaten Aceh Utara, sehingga namanya berubah menjadi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Aceh Utara.

Lokasinya pun pindah ke Jalan Samudera No. 56, Lhokseumawe dan menempati gedung eks RSU Cut Meutia di Kota Lhokseumawe.

Pada tahun 2008, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Aceh Utara disahkan menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Aceh Utara berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Utara No. 3 tahun 2008 tanggal 12 Februari 2008 tentang susunan organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Aceh Utara. Kemudian pada tahun 2010, statusnya berubah lagi menjadi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Aceh Utara

berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Utara No. 3 tahun 2010 tentang perubahan atas Qanun sebelumnya.

4.1.1 Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara memiliki visi dan misi sebagai berikut :

4.1.1.1 Visi

Visi dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara adalah : “Perpustakaan sebagai wadah belajar mandiri dan arsip serta dokumentasi merupakan informasi autentik bagi pemerintah dan masyarakat”.

4.1.1.2 Misi

Misi dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara adalah :

1. Mewujudkan masyarakat berilmu pengetahuan, cerdas, dan berwawasan; Melakukan pembinaan dan pengembangan budaya baca dan minat baca;

2. Melakukan pembinaan kearsipan daerah;

3. Memberikan kontribusi nyata bagi terpeliharanya koleksi pustaka dan arsip daerah Kabupaten Aceh Utara.

4.2 Karakteristik Responden

Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang. Informan yang dipilih adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah penelitian ini. Berikut adalah daftar karakteristik informan.

Tabel 4.1 Karakteristik Informan

No Kode Informan Jabatan Lokasi Wawancara

1 I1 Arsiparis Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kabupaten Aceh Utara

2 I2 Arsiparis Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kabupaten Aceh Utara

3 I3 Arsiparis Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kabupaten Aceh Utara

Keterangan :

Kode I1 = adalah kode informan 1 Kode I2 = adalah kode infroman 2 Kode I3 = adalah kode infroman 3

InformanI1, I2, I3 adalah informan yang diwawancarai dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dari penelitian ini yang dalam pengumpulan datanya dilakukan dengan metode wawancara. Proses wawancara dilakukan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara pada Senin,7 Januari 2019.

4.3 Pelestarian Arsip Statis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara

Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, maka peneliti membagi menjadi beberapa kategori pembahasan penelitian sebagai acuan dan pedoman. Adapun kategori pembahasan tersebut ialah :

1. Informasi Dasar Lembaga 2. Preservasi Arsip

3. Konservasi Arsip 4. Penyimpanan Arsip 5. Faktor Perusak Arsip

Gambar 4.1 Kategori Pembahasan Penelitian

4.3.1 Informasi Dasar Lembaga

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara berdiri pada awal tahun 1990. Hal ini seperti jawaban dari informan (I1, I2, I3) berikut ini :

Kategori Pembahasan

Informasi Dasar Lembaga

Preservasi Arsip

Konservasi Arsip

Faktor Perusak

Arsip Penyimpana

n Arsip

Jawaban untuk pertanyaan mengenai pada tahun berapa Dinas Perpustakaan dan arsip berdiri :

I1 = “Jadi awalnya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara berdiri pada tahun 1990 dek”.

I2 = “Tahun berapa ya, saya lupa. Sebentar ibu lihat dulu, awalnya kantor perpustakaan ini berdiri pada tahun 1990 nak”.

I3 = “Kalau berdiri awalnya tahun 1990 dek”.

Berdasarkan jawaban informan di atas, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara berdiri pada awal tahun 1990 dan memiliki tiga (3) orang petugas kearsipan untuk mengelola arsip statis. Hal ini sesuai dengan jawaban informan sebagai berikut :

Jawaban untuk pertanyaan mengenai berapa umlah arsiparis yang ada di Dinas Perpustakaan dan arsip :

I1 = “Ada sekitar 3 orang dek”.

I2 = “Ya kami ini lah nak,saya,bapak itu sama bapak yang dekat lemari itu,3 orang nak”

I3 = “Kami bertiga ini lah pegawai arsip disini dek”

Dinas perpustakaan dan Kearsipan harus memiliki petugas kearsipan untuk menunjang dalam melaksanakan pngelolaan arsip. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada Senin, 7 Januari 2019 diketahui bahwa petugas kearsipan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara berjumlah 3 orang.

4.3.2 Preservasi Arsip

Pada kegiatan preservasi di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara telah dilakukan dengan baik, hal ini ditandai dengan adanya menyediakan sarana dan prasarana perlindungan arsip, termasuk penyimpanan arsip dan perbaikan fisik seperti memilah tingkat kerusakan arsip, menggunakan lem khusus dll. Hal ini sesuai dengan jawaban dari informan (I1, I2, I3) berikut ini :

Jawaban untuk pertanyaan mengenai proses perbaikan arsip yang dilakukan :

I1 = “Kalau ada yang koyak biasanya nanti di lem tempel, ada lem khususnya bukan asal tempel, jadi kalau koyak dia bisa disatukan kembali”.

I2 = “Dipilah pilah dulu dek sesuai kerusakannya agar bisa diganti dengan kertas yang baru”

I3 = “Kalau itu kami pilih dulu yang sesuai kerusakannya, baru bisa diproses perbaikannya”.

Kegiatan preservasi di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara menggunakan alat-alat pendukung, adapun alat-alat yang digunakan dalam preservasi seperti kertas, lem, lakban dan gunting. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh para informan sebagai berikut :

Jawaban untuk pertanyaan mengenai apa saja alat yang digunakan untuk perbaikan arsip:

I1 = “Kertas, lem, lakban, dan lain lain apapun yang dibutuhkan dek”.

I2 = “Kalau alat alatnya gunting, lem, kertas baru, dan lain lainnya.”.

I3 = “Biasa lah gunting, kertas tisu, file box, ada juga yang lain (menunjuk kotak peralatan)”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang telah dilakukan selain menggunakan lem, lakban dan gunting, pelestarian arsip statis juga menggunakan semacam kertas tisu yang digunakan untuk melapisi permukaan arsip agar lebih awet.

4.3.3 Konservasi Arsip

Konservasi dilakukan untuk melindungi arsip-arsip dari kerusakan, baik disebabkan kerusakan internal maupun kerusakan eksternal. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara telah melakukan kegiatan konservasi arsip dengan cukup baik, hal ini ditandai dengan adanya usaha-usaha perlindungan terhadap arsip dari kerusakan internal maupun kerusakan eksternal.

Hal ini seperti jawaban dari informan (I1, I2, I3) berikut ini :

Jawaban untuk pertanyaan mengenai bagaimana proses pemeliharaan arsip yang dilakukan agar terhindar dari kerusakan :

I1 = “ya pertama dengan suhu ruangan yang sejuk menggunakan AC, membersihkan arsip-arsip secara rutin, membersihkan debu dan noda-noda pada arsip tersebut”.

I2 = “oooh, jadi kalau dia perawatan kan dia dibuat kapur barus, AC nyajuga harus full 24 jam, supaya apa ? Supaya arsip itu tidak mudah terkena rayap”.

I3 = “oh ya dengan menjaga kestabilan suhu ruangan dengan tetap sejuk dan tidak terlalu lembab apalagi panas dek”.

Jawaban untuk pertanyaan mengenai apa saja alat yang digunakan untuk membersihkan ruangan arsip :

I1 = “Kemoceng, kain lap, tisue, kuas, kapur barus dan lain-lain.”.

I2 = “Kami disini biasanya menggunakan bulu ayam, kanebo, kapur barus, dan vakum dek”.

I3 = “Kalau alatnya ya vakum, kertas tisu, bulu ayam dan obat obatan untuk mencegah rayap dek”.

Berdasarkan jawaban para informan di atas dapat diketahui bahwa konservasi arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara dimulai dengan menjaga suhu ruangan menggunakan AC agar tidak mudah terkena rayap, membersihkan arsip-arsip secara rutin, membersihkan debu dan noda-noda pada dan menggunakan kapur barus.

Sedangkan alat-alat yang digunakan untuk membersihkan ruangan arsip terdiri dari kemoceng, kain lap, tisu, kuas, kapur barus, vakum cleaner dan obat obatan untuk mencegah rayap.

4.3.4 Penyimpanan Arsip

Penyimpanan arsip dilakukan untuk memudahkan dalam proses temu balik informasi ketika dibutuhkan sewaktu-waktu. Penyimpanan arsip harus terhindar dari kemungkinan-kemungkinan serangan api, air, serangga dan lain-lain.

Penyimpanan arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh

Utara sudah dilakukan dengan baik. Hal ini seperti jawaban dari informan (I1, I2, I3) berikut ini :

Jawaban untuk pertanyaan mengenai sistem dan alat yang digunakan untuk penyimpanan arsip :

I1 = “Terpusat atau sentaralisasi dek, lemari besi yang tahan api dan banjir dek, bisa juga didorong-dorong. Itulah tempat penyimpanan yang digunakan dek”.

I2 = “Terpusat dek, Alatnya ya rak arsip dek, arsip-arsip yang akan disimpan di rak dimasukkan dulu ke dalam kotak arsip setelah itu baru disusun rapi di rak arsip, gitu dek”.

I3 = “Kalau untuk penyimpanannya kita pakai rak arsip saja dek dan sistemnya sentralisasi dek”.

Berdasarkan jawaban dari para informan di atas dapat diketahui bahwa penyimpanan arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara menggunakan sistem sentralisasi dan menggunakan rak arsip besi tahan api dan banjir. Penyimpanan arsip mempunyai tata cara yang harus diikuti. Adapun tata cara penyimpanan arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara seperti yang dikemukakan oleh para informan sebagai berikut :

Jawaban untuk pertanyaan mengenai tata cara atau teknis penyimpanan arsip yang dilakukan :

I1 = “Ya dikumpul sesuai jenis arsipnya terus kami masukkan ke filebox dan disimpan ke rak berdasarkan kebutuhan yang sering digunakan”.

I2 = “Disesuaikan dulu jenis arsipnya dan begitu dimasukkan ke file box dan disusun di rak arsip”

I3 = “Dikumpulkan dulu semua dokumennya baru nanti disusun rapi di rak itu (menunjuk ke arah rak arsip)”.

Sedangkan tata cara atau penyimpanan arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara dimulai dengan mengumpulkan sesuai jenis arsipnya terus dmasukkan ke filebox dan disusun rapi dan disimpan ke rak berdasarkan kebutuhan yang sering digunakan.

4.3.5 Faktor Perusak Arsip

Kerusakan arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Hal ini seperti jawaban dari informan (I1, I2, I3) berikut ini :

Jawaban untuk pertanyaan mengenai penyebab dari kerusakan arsip : I1 = “Ya salah satunya karena usia dokumen yang sudah lama dek dan

biasanya dimakan rayap”.

I2 = “kalau penyebab yang pertama ya dimakan rayap terus usia kertas yang sudah lama”.

I3 = “Biasanya karena dimakan rayap dek”.

Jawaban untuk pertanyaan mengenai usaha dalam mencegah hama atau perusak arsip :

I1 = “Kita biasanya melakukan pembersihan secara rutin dek dan juga fumigasi”.

I2 = “Melakukan kegiatan fumigasi dan pembersihan secara rutin dek”.

I3 = “iya yang utama menjaga kebersihan ruangan dan rak-rak arsip,dan juga menyemprot obat anti rayap”.

Berdasarkan jawaban informan di atas dapat diketahui bahwa penyebab kerusakan arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara adalah disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal yakni usia dokumen yang sudah lama dan faktor eksternal yakni rayap.

Sedangkan usaha-usaha yang dilakukan dalam mencegah hama atau perusak arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara yaitu dengan menjaga kebersihan ruangan dan rak-rak arsip, menyemprot obat anti rayap dan melakukan pembersihan secara rutin dan juga fumigasi.

4.4 Rangkuman Penelitian

Berdasarkan pembahasan di atas, maka hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Dinas Perpustakaan dan Kersipan Daerah Kabupaten Aceh Utara berdiri pada tahun 1990 sebagai Unit Pembantu Teknis (UPT) dan petugas kearsipan berjumlah tiga (3) orang untuk mengelola arsip statis.

2. Pelestarian arsip statis di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara meliputi : (a) Preservasi telah dilakukan dengan

baik, hal ini ditandai dengan adanya menyediakan sarana dan prasarana perlindungan arsip, termasuk penyimpanan arsip dan perbaikan fisik seperti memilah tingkat kerusakan arsip, menggunakan lem khusus dan menggunakan semacam kertas tisu yang digunakan untuk melapisi permukaan arsip agar lebih awet. (b) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara telah melakukan kegiatan konservasi arsip dengan cukup baik, hal ini ditandai dengan adanya usaha-usaha perlindungan terhadap arsip dari kerusakan internal maupun kerusakan eksternal yaitu dimulai dengan menjaga suhu ruangan menggunakan AC agar tidak mudah terkena rayap, membersihkan arsip-arsip secara rutin, membersihkan debu dan noda-noda pada dan menggunakan kapur barus sedangkan alat-alat yang digunakan untuk membersihkan ruangan arsip terdiri dari kemoceng, kain lap, tisu, kuas, kapur barus, vakum cleaner dan obat obatan untuk mencegah rayap. (c) Penyimpanan arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara sudah dilakukan dengan baik yaitu menggunakan sistem sentralisasi dan menggunakan rak arsip besi tahan api dan banjir sedangkan tata cara atau penyimpanan arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara dimulai dengan mengumpulkan sesuai jenis arsipnya terus dmasukkan ke filebox dan disusun rapi dan disimpan ke rak berdasarkan kebutuhan yang sering digunakan. (d) Kerusakan arsip di Dinas Perpustakaan dan Kersipan Daerah Kabupaten Aceh Utara dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal dan usaha-usaha yang dilakukan dalam mencegah hama atau perusak arsip yaitu dengan menjaga kebersihan ruangan dan rak-rak arsip, menyemprot obat anti rayap dan melakukan pembersihan secara rutin dan juga fumigasi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelestarian arsip statis di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara masih belum optimal pada aspek sarana dan prasarana kerasipan, perawatan dan penyelamatan arsip. Pelestarian arsip statis di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Aceh Utara meliputi :

1. Preservasi dilakukan dengan cara menyediakan sarana dan prasarana perlindungan arsip, termasuk penyimpanan arsip dan perbaikan fisik seperti memilah tingkat kerusakan arsip, menggunakan lem khusus juga menggunakan semacam kertas tisu yang digunakan untuk melapisi permukaan arsip agar lebih awet.

2. Konservasi dilakukan dengan cara menjaga suhu ruangan menggunakan AC agar tidak mudah terkena rayap, membersihkan arsip-arsip secara rutin, membersihkan debu dan noda-noda pada dan pemberian kapur barus/kamper. Alat-alat yang digunakan untuk membersihkan ruangan arsip terdiri dari kemoceng, kain lap, tisu, kuas, kapur barus, vakum cleaner dan obat obatan untuk mencegah rayap.

3. Penyimpanan arsip menggunakan sistem sentralisasi, penggunaan sistem tersebut memudahkan dalam penyimpanan arsip statis dan tata cara atau penyimpanan arsip dimulai dengan mengumpulkan sesuai jenis arsipnya terus dimasukkan ke filebox dan disusun rapi dan disimpan ke rak berdasarkan kebutuhan yang sering digunakan.

4. Faktor kerusakan arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal Sedangkan usaha-usaha yang dilakukan dalam mencegah hama atau perusak arsip di Dinas Perpustakaan dan Kersipan Daerah Kabupaten Aceh Utara yaitu dengan menjaga kebersihan ruangan dan rak-rak arsip, menyemprot obat anti rayap dan melakukan pembersihan secara rutin dan juga fumigasi.

5.2 Saran

Adapun saran peneliti untuk pihak pengelola arsip statis di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Utara, yaitu hendaknya pengelolaan arsip statis dapat terus ditingkatkan demi kualitas pelayanan publik dengan cara sebagai berikut :

a) Preservasi dan konservasi sebaiknya dilakukan secara teratur agar arsip tetap terjaga, tidak cepat rusak dan terhindar dari jamur dan rayap pemakan kertas.

b) Faktor kerusakan arsip hendaknya dapat diatasi dengan baik sehingga pelestarian arsip statis berjalan dengan lancar.

c) Peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia (SDM), dengan cara mengikuti diklat-diklat, dan penataran terkait dengan bimbingan teknik kearsipan.

DAFTAR PUSTAKA

ANRI, Pusdiklat,2007.Pemeliharaan dan Perawatan Arsip Kertas.

Amsyah, Zulkifli. (2003). Manajemen Kearsipan. Gramedia Pustaka Utama:

Jakarta.

Azmi. 2010 . Strategi Pengaturan Arsip Statis. Jakarta

Barthos Basir, (2000). Manajemen Kearsipan. Bumi Aksara : Jakarta Bungin. (2007). Metode Penelitian Kualitatif.

Daryana, dkk. (2007). Pemeliharaan dan Perawatan Arsip Statis.

Jakarta:Universitas Terbuka.

Dewi. (2007). Pelestarian Arsip Statis, http://anri.go.id/[ diakses pada tanggal 7 Januari 2019 ] Lembaga Pemerintahan, Denpasar.

Erviantono, Tedi. Ni Nyoman Dewi Pascarani. Putu Eka Purnamaningsih. 2014.

Kebijakan Manajemen Arsip Statis Dalam Upaya Pelestarian Informasi Hasugian, Jonner (2003). Pengantar Kearsipan. Artikel Pengelolaan Arsip.

Tersedia dalam http://library.usu.ac.id [ diakses pada tanggal 7 januari 2019 pukul 23.30]

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis Pasal 14 ayat (1) (2) (3).

Kristina. (2008). Sistem Penyimpanan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III.Medan.

Liang Gie. 2000. Administrasi Perkantoran Modern. Liberti: Yogyakarta

Moeleong, Lexy.(2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rusidi. (2014). Pemeliharaan dan Perawatan Arsip. Yogyakarta.

Schellenberg, T.R. (1961). Archival principles of arrangement.

Sedarmayanti (2003). Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern.

Bandung : Mandar Maju

Sugiarto, Agus. Teguh Wahyono. (2015). Manajemen Kearsipan Modern: Dari Konvensional ke Basis Komputer, Cet. 1, Halm. x + 234, Gava Media, Yogyakarta.

Sugiarto, Agus. Teguh Wahyono. Manajemen Kearsipan Modern dari konvensional ke basis komputer,Yogyakarta: Gava Media, 2005. hlm. 84 Sugiyono (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Cet. 6, CV. Alfabeta, Bandung.

Suhardi dan Daryan (1998). Terminologi Kearsipan. Jakarta: Cipta Sigma Utama Sulistyo, Basuki (2003). Manajemen Arsip Dinamis. PT. Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta

Siahaan, Amin (2013). Membentuk Karakter Bangsa Melalui Sejarah.

http://kompasiana.com/ [diakses pada tanggal 7 Januari 2019 ]

Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan Wursanto (2004). Kearsipan 1, Yogyakarta, Kanisius.

Zega, Vinis Daya M. (2014). Preservasi Arsip Konvensional di arsip Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA 1. Informasi Dasar Lembaga

1. Pada tahun berapa Dinas Perpustakaan dan Arsip berdiri ?

2. Berapa jumlah arsiparis yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip ? 2. Informasi Bagian Preservasi Arsip

1. Bagaimana proses perbaikan arsip yang dilakukan ?

2. Apa saja alat alat yang digunakan untuk perbaikan arsip tersebut ? 3. Informasi Bagian Konservasi Arsip

a. Bagaimana proses pemeliharaan arsip yang dilakukan agar arsip terhindar dari kerusakan ?

b. Apa saja alat-alat yang digunakan untuk membersihkan ruangan arsip tersebut?

4. Informasi Bagian Penyimpanan

a. Apa sistem dan alat yang digunakan untuk penyimpanan arsip ? b. Bagaimana tata cara atau teknis penyimpanan arsip yang dilakukan ? 5. Informasi Faktor Perusak Arsip

a. Apakah penyebab dari kerusakan arsip tersebut ? b. Apa usaha dalam mencegah hama atau perusak arsip ?

LAMPIRAN 2

TRANSKIP WAWANCARA 1. Transkip Wawancara Informan 1 (I1)

Hari/Tanggal : Senin,7 Januari 2019 Waktu : 10.40 WIB

Lokasi : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Utara

No Pertanyaan Jawaban I1

1 Pada tahun berapa Dinas Perpustakaan dan Arsip berdiri ?

Pada tahun 1990 2 Berapa jumlah arsiparis yang ada

di Dinas Perpustakaan dan Arsip

?

Ada 3 orang

3 Bagaimana proses perbaikan arsip yang dilakukan ? digunakan untuk perbaikan arsip tersebut ?

Kertas, lem, lakban, dan lain lain apapun yang dibutuhkan.

5 Bagaimana proses pemeliharaan arsip yang dilakukan agar arsip terhindar dari kerusakan ?

pertama dengan suhu ruangan yang sejuk menggunakn AC, membersihkan arsip-arsip secara rutin, membersihkan debu dan noda-noda pada arsip tersebut.

6 Apa saja alat-alat yang digunakan untuk membersihkan ruangan arsip tersebut ?

Kemoceng,kain lap, tisue, kuas, kapur barus dan lain-lain.

7 Apa sistem dan alat yang digunakan untuk penyimpanan arsip?

Terpusat atau sentaralisasi, lemari besi yang tahan api dan banjir, bisa juga didorong-dorong.

8 Bagaimana tata cara atau teknis penyimpanan arsip yang dilakukan ?

Dikumpul sesuai jenis arsipnya terus dimasukkan ke filebox dan disimpan ke rak berdasarkan kebutuhan yang sering digunakan.

9 Apakah penyebab dari kerusakan arsip tersebut ?

Karena usia dokumen yang sudah

Karena usia dokumen yang sudah