Rincian 1301: Kejadian perkelahian massal
Rincian 1301.a: Kejadian perkelahian massal selama setahun terakhir
Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui konflik yang terjadi di desa. Jenis konflik disini adalah perkelahian massal antar warga, pelajar, suku, atau lainnya di desa/kelurahan selama setahun terakhir yang disebabkan oleh saling ejek, salah paham, kenakalan remaja, dendam lama atau lainnya. Perkelahian yang dicatat di sini adalah perkelahian yang terjadi di desa/kelurahan ini, walaupun pelaku dan korban tidak berasal dari desa/kelurahan ini, dalam satu tahun terakhir.
Rincian 1301.b: Kejadian, korban dan penyebab perkelahian massal selama setahun terakhir
Rincian ini berusaha mengumpulkan secara rinci terkait kejadian massal yang terjadi di desa/kelurahan, sehingga rincian ini harus diisi jika R1301.a berkode ‘1’.
Kolom (1) telah tercantum jenis-jenis perkelahian massal yang dibedakan menjadi:
1. Perkelahian antar kelompok masyarakat adalah perkelahian antara kelompok
masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain dalam satu desa/kelurahan. 2. Perkelahian kelompok masyarakat antar desa/kelurahan adalah perkelahian
antara kelompok masyarakat desa/kelurahan dengan kelompok masyarakat di luar desa/kelurahan (desa/kelurahan lainnya).
3. Perkelahian kelompok masyarakat dengan aparat keamanan adalah perkelahian
antara kelompok masyarakat desa/kelurahan dengan aparat keamanan.
4. Perkelahian kelompok masyarakat dengan aparat pemerintah adalah perkelahian
antara kelompok masyarakat desa/kelurahan dengan aparat pemerintah.
5. Perkelahian pelajar/mahasiswa adalah perkelahian yang melibatkan pelajar/mahasiswa, misalnya: antara pelajar/mahasiswa dengan masyarakat, antar pelajar suatu sekolah dengan pelajar sekolah lain atau antara pelajar dengan pihak sekolah dan guru.
6. Perkelahian antar suku adalah perkelahian antar suku/etnis yang terjadi di
desa/kelurahan.
7. Lainnya: Misalnya perkelahian antar aparat keamanan, perkelahian yang melibatkan
bukan warga desa ini, dan sebagainya.
Kolom (2) menanyakan tentang jumlah kejadian massal berdasarkan jenis perkelahian massal yang telah dijelaskan di atas. Kemudian kolom (3) – (5) mengumpulkan secara rinci jumlah korban dan penyebab perkelahian massal, sehingga rincian ini harus diisi jika R1301b kolom (2) bukan nol ‘0’.
Kolom (3) jumlah korban meningggal, isikan keberadaan korban meninggal akibat perkelahian massal menurut jenis perkelahian massal.
Kolom (4) jumlah korban luka-luka, isikan keberadaan korban luka-luka akibat perkelahian massal menurut jenis perkelahian massal.
Kolom (5) penyebab perkelahian massal, merupakan permasalahan yang memicu terjadinya perkelahian massal. Penyebab perkelahian massal dibedakan dalam 7 kelompok, yaitu:
- Harta: misalnya penyerobotan/sengketa lahan, penggusuran bangunan, rebutan mata pencaharian.
- Kekuasaan: misalnya Pilkada/Pilkades, pemilihan ketua lingkungan, pemilihan ketua suku, pemilihan tokoh masyarakat lain, dan persengketaan batas wilayah. - Asmara: Misalnya rebutan kekasih/pasangan.
- Ideologi/kepercayaan: misalnya perbedaan paham politik atau agama/kepercayaan
- Keramaian (olahraga, hiburan, dll)
- Ketidakpuasan terhadap kebijakan atau pelayanan - Lainnya, misalnya kenakalan remaja.
Jika dalam satu jenis kejadian massal terjadi lebih dari satu kali, maka isian dari rincian ini adalah kombinasi (multiple entry).
Pedoman Pencacah Podes 2014 113
Contoh:
- Di desa/kelurahan terjadi 2 kali perkelahian antar kelompok masyarakat, yaitu pada Bulan Agustus 2013 dan Desember 2013. Perkelahian antar kelompok masyarakat yang terjadi pada Bulan Agustus 2013 tersebut disebabkan karena keramaian. Sementara, perkelahian yang terjadi pada Bulan Desember 2013 disebabkan karena asmara. Maka, isian untuk Rincian 1301.b kolom (5) adalah ‘20’ (kode 4 + 16).
Rincian 1302: Perkelahian massal yang paling sering terjadi
Rincian ini berusaha menggali lebih dalam terkait perkelahian massal yang paling sering terjadi, sehingga rincian ini diisi jika di desa/kelurahan ini pernah terjadi lebih dari satu kali perkelahian massal selama setahun terakhir (R1301.b kolom 2 yang isiannya paling besar). Informasi yang ingin diperoleh adalah terkait penyelesaian perkelahian massal dan inisiator/penengahnya.
Rincian 1302.a: Perkelahian massal yang paling sering terjadi, apakah dapat diselesaikan/didamaikan?
Berdasarkan isian pada Rincian 1301.b kolom (2), tentukan jenis perkelahian massal yang paling sering terjadi dan tanyakan apakah perkelahian massal tersebut dapat diselesaikan/didamaikan. Pilihan jawaban yang tersedia adalah :
1. Ya, semuanya, jika semua perkelahian massal dapat diselesaikan/didamaikan;
2. Ya, sebagian, jika hanya sebagian perkelahian massal yang dapat diselesaikan/ didamaikan;
3. Tidak, jika semua perkelahian massal tidak dapat diselesaikan/didamaikan.
Rincian 1302.b: Inisiator/penengah penyelesaian perkelahian massal:
Rincian ini diisi mengacu pada jenis perkelahian massal yang sering terjadi. Tanyakan inisiator/penengah dalam perkelahian massal tersebut. Isikan semua inisiator/penengah perkelahian massal yang terlibat dalam usaha mendamaikan perkelahian massal tersebut, baik perkelahian massal yang dapat didamaikan maupun tidak. Pilihan jawaban dikelompokkan menjadi :
• Aparat keamanan meliputi aparat kepolisian, TNI, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP), Satuan Pengamanan (Satpam), dan sebagainya.
• Aparat pemerintah meliputi aparatur pemerintah daerah, kecamatan, desa/kelurahan
• Tokoh masyarakat adalah seseorang yang memiliki pengaruh atau wibawa di
lingkungannya. Contoh: Ketua RT/RW, Ketua Adat, pengurus ormas, dll.
• Tokoh agama adalah orang yang memiliki kharisma dalam agama dan menjadi
panutan orang-orang sekitar. Contoh: Ulama/Ustadz, Pendeta, dll.
Isian dari rincian ini merupakan kombinasi (multiple entry), isikan jumlah kode pilihan ke dalam kotak.
Rincian 1303: Tindak kejahatan
Rincian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi terjadinya tindak kejahatan di desa/kelurahan selama setahun terakhir. Tindak kejahatan adalah segala tindakan yang disengaja atau tidak, telah terjadi atau baru percobaan, yang dapat merugikan orang lain dalam hal badan, jiwa, harta, benda, kehormatan dan lainnya serta tindakan tersebut dapat diancam hukuman penjara atau kurungan.
Rincian 1303.a: Tindak kejahatan yang terjadi di desa/kelurahan selama setahun terakhir
Rincian ini berusaha mengumpulkan secara rinci terkait tindak kejahatan yang terjadi di desa/kelurahan selama setahun terakhir.
Pada kolom (2) telah tercantum jenis-jenis tindak kejahatan yang dibedakan menjadi:
1. Pencurian adalah pengambilan barang atau ternak tanpa hak dengan maksud memiliki
tanpa disertai dengan kekerasan terhadap korban baik dengan pengrusakan maupun tidak.
2. Pencurian dengan kekerasan (atau perampokan) adalah pencurian barang atau
ternak tanpa hak yang didahului, disertai, diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap korban dengan maksud akan menyiapkan atau memudahkan pencurian itu.
Pedoman Pencacah Podes 2014 115 3. Penipuan adalah perbuatan dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hak, memakai nama palsu atau keadaan palsu, akal tipu muslihat, perkataan bohong supaya memberikan uang atau barang.
Penggelapan adalah perbuatan dengan sengaja memiliki secara melawan hak atas
suatu barang yang sekarang ini dikuasai pelaku, barang tersebut sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh orang lain.
4. Penganiayaan adalah perbuatan menyakiti orang lain secara fisik yang mengakibatkan
korban menjadi sakit atau luka/cacat.
5. Pembakaran adalah perbuatan dengan sengaja membakar sesuatu, misalnya rumah,
hutan, yang dapat mendatangkan bahaya bagi barang, jiwa atau badan.
6. Perkosaan adalah pemaksaan terhadap korban untuk melakukan hubungan seksual
dengan kekerasan atau ancaman. Pelecehan seksual dan sejenisnya dikelompokkan sebagai kejahatan terhadap kesusilaan.
7. Penyalahgunaan narkoba adalah perbuatan menyalahgunakan atau mengkonsumsi
narkoba untuk kesenangan.
Peredaran narkoba adalah perbuatan menjual narkoba dengan imbalan berupa uang
atau barang. Yang dicatat di sini termasuk keduanya (penyalahgunaan dan peredaran). 8. Perjudian adalah perbuatan mempertaruhkan sejumlah uang atau harta yang bersifat
untung-untungan, artinya bila tidak menang, uang atau barang taruhan hilang.
9. Pembunuhan adalah perbuatan menghilangkan nyawa orang lain baik berencana
maupun tidak.
10. Perdagangan orang (trafficking) adalah upaya perekrutan, pengangkutan,
pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk paksaan lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan ataupun memberi atau menerima bayaran atau manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, baik yang dilakukan dalam negara maupun antar negara untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi. Trafficking ditujukan pada lokasi kejadian trafficking di wilayah desa/kelurahan ini, meskipun korban bukan berasal dari warga/desa/ kelurahan ini.
Penjelasan:
Penduduk yang menerima short messages service (sms) penipuan dianggap tidak termasuk tindak kejahatan, kecuali sudah ada yang menjadi korban.
Kolom (2) menanyakan keberadaan kejadian tindak kejahatan selama setahun terakhir. Kolom (3) Kecenderungan kejahatan dibanding setahun yang lalu
Penilaian terhadap kecenderungan kejahatan didasarkan pada frekuensi kejadian dan besarnya kerugian. Isian dari rincian ini terdiri dari menurun (kode ‘1’), sama saja (kode ‘2’) atau meningkat (kode ‘3’).
Rincian 1303.b: Tindak kejahatan yang paling sering terjadi
Rincian ini berusaha menggali jenis tindak kejahatan yang sering terjadi, sehingga rincian ini diisi jika di desa/kelurahan ini pernah terjadi tindak kejahatan selama setahun terakhir
(R1303.a kolom (3) berkode ’1’). Isikan kode dari jenis tindak kejahatan yang paling sering
terjadi. Kode jenis tindak kejahatan disalin dari kode pada R1303.a kolom (1).
Rincian 1304: Kegiatan warga untuk menjaga keamanan lingkungan selama setahun terakhir
Rincian ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kegiatan atau upaya-upaya swadaya warga desa/kelurahan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Beberapa kegiatan warga desa/kelurahan untuk menjaga keamanan lingkungan selama setahun terakhir adalah:
a. Pembangunan/pemeliharaan pos keamanan lingkungan, Pos keamanan lingkungan adalah tempat penjaga keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah sekitar. Pos kemanan lingkungan yang tidak digunakan, tidak dicatat.
b. Pembentukan/pengaturan regu keamanan adalah upaya menjaga keamanan
berupa membentuk, mengatur serta memfungsikan hansip/linmas sebagai penjaga keamanan lingkungan.
c. Penambah jumlah anggota hansip/linmas.
d. Pelaporan tamu yang menginap lebih dari 24 jam ke aparat lingkungan.
e. Pengaktifkan sistem keamanan lingkungan berasal dari inisiatif warga, misalnya:
mengatur kegiatan ronda malam, akses keluar masuk lingkungan setempat (portal), dll.
Rincian 1305: Jumlah anggota linmas/hansip
Isikan jumlah anggota hansip/linmas yang ada di desa/kelurahan dan pindahkan isian ke dalam kotak yang tersedia.
Pedoman Pencacah Podes 2014 117
Rincian 1306: Akses penduduk dengan pos polisi
Rincian ini ingin mengetahui seberapa sulit/susah penduduk desa/kelurahan dalam menghubungi polisi jika terjadi suatu tindak kejahatan. Informasi yang ingin dikumpulkan mencakup keberadaan pos polisi dan jarak ke pos polisi terdekat.
Rincian 1306.a: Pos polisi (termasuk kantor polisi)
Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan pos polisi (termasuk kantor polisi) di desa/kelurahan. Jika di desa/kelurahan terdapat pos polisi (termasuk kantor polisi), isikan kode ‘1’. Sementara jika tidak ada, isikan kode ‘2’.
Pos polisi adalah tempat polisi menjaga kamtibmas wilayah sekitar, termasuk Polisi Sektor
(Polres), Polisi Resort (Polres), dan Polisi Da.erah (Polda).
Rincian 1306.b: Jarak ke pos polisi terdekat
Rincian ini dimaksudkan ingin mengetahui kemudahan akses ke pos polisi jika tidak ada
pos polisi/kantor polisi di desa/kelurahan (Rincian 1306.a berkode ‘2’). Penjelasan:
- Jarak yang dimaksud adalah perkiraan jarak yang dihitung dari kantor kepala desa/lurah ke pos polisi terdekat.
- Kemudahan untuk mencapai pos polisi diisi berdasarkan persepsi narasumber, yang dibedakan menjadi : 1) Sangat mudah, 2) Mudah, 3) Sulit, dan 4) Sangat sulit.
Rincian 1307 – 1309
Rincian ini dimaksud untuk melihat berbagai kasus kerawanan sosial yang terjadi di masyarakat desa. Beberapa kasus yang ingin dijaring adalah kejadian bunuh diri, lokasi anak jalanan, tempat mangkal gelandangan atau pengemis dan lokalisasi pekerja seks komersial.
Rincian 1307: Jumlah korban bunuh diri yang terjadi selama setahun terakhir
Isikan jumlah korban bunuh diri yang pernah terjadi di wilayah desa/kelurahan ini selama setahun terakhir. Korban bunuh diri mencakup juga usaha percobaan bunuh diri. Jika di desa/kelurahan tidak pernah terjadi kasus bunuh diri, maka isikan 0.
Bunuh diri adalah perbuatan dengan sengaja menghilangkan nyawa sendiri atas kemauan
sendiri atau karena bujukan, rayuan, dan hasutan, termasuk yang mencoba bunuh diri tetapi tidak mati.
Rincian 1308: Lokasi berkumpul anak jalanan dan tempat mangkal/tinggal gelandangan/pengemis di desa/kelurahan
Rincian ini ditanyakan untuk mengetahui keberadaan lokasi tempat berkumpulnya anak jalanan serta tempat mangkal/tinggal gelandangan dan pengemis di desa/kelurahan, walaupun bukan warga desa/kelurahan.
Rincian 1308.a: Lokasi berkumpul anak jalanan di desa/kelurahan
Rincian ini ditanyakan untuk mengetahui ada tidaknya titik-titik lokasi tempat berkumpulnya anak jalanan di desa/kelurahan. Tidak termasuk rumah singgah bagi anak jalanan. Jika di desa/kelurahan terdapat lokasi tempat berkumpulnya anak jalanan, maka isikan kode ‘1’, sementara jika tidak ada, isikan kode ‘2’.
Anak jalanan adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk mencari nafkah dan berkeliaran di jalanan maupun tempat-tempat umum, seperti pasar, mall, terminal bis, stasiun kereta api, taman kota (Kementrian Sosial RI).
Keberadaan anak jalanan terdiri dari 3 macam, yaitu:
1. Anak jalanan yang tidak mempunyai tempat tinggal, kehilangan rumah, orang tua, dan orang yang disayang. Mereka tinggal di tempat umum, antara lain di stasiun kereta api, gerbong kereta api, pasar dan di kolong jembatan. Sebagian dari mereka tidak pernah berhubungan lagi dengan keluarga, tetapi sebagian lagi masih berhubungan, walaupun sangat langka.
2. Anak jalanan yang mempunyai tempat tinggal, tetapi tidak bersama dengan orang tua mereka. Sebagian dari mereka adalah pendatang dari luar kota. Mereka tinggal di tempat kumuh dengan menyewa kamar bersama dengan temannya. Anak ini bekerja sebagai penyemir sepatu, pedagang asongan, pedagang koran dll. Mereka hidup secara mandiri dan tidak bersekolah. Sewaktu-waktu mereka berhubungan dengan orang tua atau keluarganya.
3. Anak jalanan yang mempunyai tempat tinggal tetap bersama dengan orang tua mereka atau kerabatnya. Sebagian dari mereka masih bersekolah dan mereka bekerja sebelum atau sesudah pulang sekolah, antara lain sebagai penjual koran atau joki three in one di Jalan Soedirman (Jakarta) atau kawasan lainnya.
Pedoman Pencacah Podes 2014 119
Rincian 1308.b: Keberadaan tempat mangkal/tinggal gelandangan/pengemis
Rincian ini ditanyakan untuk mengetahui ada tidaknya tempat mangkal/tinggal gelandangan dan pengemis, misalnya: di bawah jembatan, emperan toko, dll. Jika di desa/kelurahan terdapat tempat mangkal/tinggal gelandangan dan pengemis, maka isikan kode ‘1’, sementara jika tidak, isikan kode ‘2’.
Rincian 1309: Lokalisasi/lokasi/tempat mangkal Pekerja Seks Komersial (PSK)
Lokalisasi/lokasi/tempat mangkal Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah tempat PSK
menjajakan diri baik secara legal maupun ilegal yang dikelola secara kelompok maupun individu.