• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU 2 

PODES 2014 

PEDOMAN  PENCACAH 

(2)
(3)

BUKU 2 

PODES 2014 

PEDOMAN  PENCACAH 

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

 

Buku  pedoman  ini  merupakan  acuan  bagi  Pencacah  dalam  melaksanakan  pendataan  Potensi  Desa  (Podes)  2014.  Fokus  buku  pedoman  ini  terutama  berkaitan  dengan konsep dan definisi yang digunakan dalam melakukan pencacahan. 

Data  Podes  sangat  berguna  bagi  perencanaan  dan  evaluasi  pembangunan  regional/kewilayahan  dan  pembangunan  daerah.  Oleh  karena  itu  diperlukan  komitmen  yang  tinggi  untuk  menjaga  kualitas  data  Podes.  Peran  Petugas  Pencacah  sebagai  ujung  tombak  pendataan  menjadi  sangat  penting  untuk  mewujudkan  hal  tersebut.  Oleh  karena  itu,  Petugas  Pencacahan  harus  melaksanakan  petunjuk  operasional yang telah dibuat. 

Setiap  Pencacah  diminta  untuk  mempelajari  secara  seksama  buku  Pedoman  Pencacah yang telah dibuat. Petunjuk yang ada di dalam buku ini harap dilaksanakan  dengan sebaik‐baiknya. 

Jakarta,  Februari 2014  Kepala Badan Pusat Statistik 

(6)
(7)

Pedoman Pencacah Podes 2014  iii 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR  ...  i  DAFTAR ISI  ...  iii  BAB I PENDAHULUAN  1.1.  Umum ...  1  1.2.  Tujuan ...  2  1.3.  Landasan Hukum...  2  1.4.  Cakupan Wilayah dan Kegiatan  ...  3  1.5.  Jenis Data yang Dikumpulkan  ...  3  1.6.  Instrumen yang Digunakan ...  5  1.7.  Jadwal Kegiatan...  7 

1.8.  Sumber Data dan Strategi Wawancara ...  9 

BAB II METODOLOGI  2.1.  Definisi Desa/Kelurahan/Nagari  ...  11 

2.2.  Master File Desa ...  12 

2.3.  Mekanisme Lapangan dan Pengolahan Data Podes 2014 ...  12 

BAB III STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN PODES 2014  3.1.  Struktur Organisasi ...  23 

3.2.  Wewenang, Tugas, dan Tanggung Jawab Pelaksana Podes 2014 ...  24 

BAB IV TATA CARA PENGISIAN DAFTAR  4.1.  Ketentuan Umum Pengisian Daftar ...  31  4.2.  Sumber Data yang Dapat Dihubungi  ...  32  4.3.  Contoh Pengisian Daftar ...  32  BAB V PENGISIAN DAFTAR PODES2014‐DESA  BLOK I.  PENGENALAN TEMPAT  ...  35 

BLOK II.  KETERANGAN PETUGAS DAN NARASUMBER  ...  38 

BLOK III.  KETERANGAN UMUM DESA/KELURAHAN  ...  39 

(8)

BLOK V.  PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN HIDUP  ...  55  BLOK VI.  BENCANA ALAM DAN MITIGASI BENCANA ALAM  ...  67  BLOK VII.  PENDIDIKAN DAN KESEHATAN  ...  71  BLOK VIII.  SOSIAL BUDAYA ...  84  BLOK IX.  HIBURAN DAN OLAHRAGA ...  90  BLOK X.  ANGKUTAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMASI  ...  93  BLOK XI.  PENGGUNAAN LAHAN  ...  100  BLOK XII.  EKONOMI ...  103  BLOK XIII.  KEAMANAN  ...  111 

BLOK XIV.  PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT...  119 

BLOK XV.  OTONOMI ...  121 

BLOK XVI.  KETERANGAN APARATUR PEMERINTAH DESA/KELURAHAN  124  BLOK XVII.  CATATAN ...  127 

DAFTAR TABEL ...  v 

(9)

Pedoman Pencacah Podes 2014  v 

DAFTAR TABEL

 

Tabel 1.1.  Jenis dan Kegunaan Instrumen Podes 2014 ...  6  Tabel 1.2.  Jadwal Kegiatan Podes 2014...  8

(10)

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 1.1.  Alur Dokumen Podes 2014...  7 

Gambar 2.1.  Mekanisme Pendataan dan Pengolahan PODES2014‐DESA...  18 

Gambar 2.2.  Mekanisme  Pendataan  dan  Pengolahan  PODES2014‐KEC  dan  PODES2014‐KAB...  19 

Gambar 2.3.  Mekanisme Pendataan Podes 2014 di BPS Provinsi dan BPS Pusat  21  Gambar 3.1.  Struktur  Organisasi  Penanggung  Jawab  Teknis  Kegiatan  Podes  2014 ...  23 

Gambar 5.1.  Berbagai Contoh Tanaman Mangrove ...  48 

Gambar 5.2.  Contoh Bagian‐Bagian Sungai  ...  61 

(11)

Pedoman Pencacah Podes 2014 1 Data Podes adalah data kewilayahan (spasial) satu-satunya yang dimiliki oleh BPS yang menekankan pada penggambaran situasi wilayah. Sebagai data kewilayahan sangat mudah diidentifikasi akurasi maupun kesalahannya.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Umum

Implementasi kebijakan dan program pembangunan nasional dan daerah perlu didukung oleh ketersediaan data dan informasi berbasis wilayah (spasial) melengkapi data dan informasi sektoral yang telah ada. Data dan informasi tentang potensi spesifik yang dimiliki oleh semua wilayah hingga tingkat terkecil (small areas) merupakan bahan yang penting bagi perencanaan, implementasi, pengendalian, dan evaluasi pembangunan daerah secara umum atau bahkan secara spesifik menurut wilayah tertentu.

Data hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) hingga saat ini merupakan satu-satunya sumber data tematik berbasis wilayah yang mampu menggambarkan potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah setingkat desa di seluruh Indonesia. Data Podes tersebut dapat diolah sehingga dihasilkan informasi penting berbasis wilayah untuk berbagai keperluan oleh berbagai pihak yang membutuhkan. Sebagai contoh, data Podes digunakan untuk identifikasi tipologi wilayah misalnya perkotaan-perdesaan, pesisir-nonpesisir, tertinggal-nontertinggal, dan sebagainya. Sejalan dengan perkembangan jaman, kebutuhan terhadap data dan informasi kewilayahan hingga wilayah terkecil dirasakan semakin beragam dan mendesak untuk bisa dipenuhi.

Podes telah dilaksanakan sejak tahun 1980. Pengumpulan data Podes dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 10 tahun, sebagai bagian dari siklus 10 tahunan kegiatan sensus yang dilakukan oleh BPS. Podes dilakukan 2 tahun sebelum pelaksanaan sensus untuk mendukung kelancaran pelaksanaan sensus. Pada tahun berakhiran ‘1’, Podes dilaksanakan untuk mendukung Sensus Pertanian yaitu identifikasi wilayah konsentrasi usaha pertanian menurut sektor dan subsektor. Pada tahun berakhiran ‘4’, Podes dilaksanakan untuk mendukung Sensus Ekonomi dalam rangka identifikasi usaha menurut sektor dan subsektor. Pada tahun berakhiran ‘8’, Podes dilaksanakan untuk mendukung Sensus Penduduk yaitu untuk identifikasi wilayah permukiman baru.

Pelaksanaan Podes 2014 diharapkan bisa membantu perencanaan kegiatan Sensus Ekonomi pada tahun 2016. Kuesioner yang digunakan dalam Podes 2014 sebanyak 3 (tiga) jenis, yaitu kuesioner desa, kuesioner kecamatan dan kuesioner kabupaten/kota. Data yang dikumpulkan dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu data kor dan modul. Pertanyaan Kor selalu muncul pada setiap pelaksanaan Podes yang memuat data terkait infrastruktur, sumber daya

(12)

alam, kejadian bencana, kelembagaan desa, dan sebagainya. Sebagian besar pertanyaan kor di Podes 2014 telah tersedia dan dapat dipergunakan bagi Sensus Ekonomi, sehingga tidak diperlukan lagi pertanyaan yang dikhususkan sebagai modul.

Padatnya jadwal kegiatan BPS pada tahun 2014 serta adanya pemilu legislatif pada tanggal 9 April 2014 diharapkan tidak mengganggu target penyelesaian kegiatan lapangan Podes 2014. Semua pihak terkait diharapkan dapat merancang sejak dini pembagian tugas bagi para petugas pelaksana dengan sebaik-baiknya, sehingga semua kegiatan dapat diselesaikan tepat waktu.

1.2 Tujuan

Pendataan Podes tidak hanya ditujukan untuk menghasilkan data spesifik bagi keperluan pembangunan wilayah, tetapi juga dimaksudkan untuk memberikan indikasi awal tentang potensi wilayah, ketersediaan infrastruktur/fasilitas, serta kondisi sosial-ekonomi dan budaya di setiap desa/kelurahan. Secara umum tujuan Podes 2014 adalah:

1. Menyediakan data yang diharapkan dapat mendukung perencanaan kegiatan Sensus

Ekonomi 2016 dari sisi wilayah kerja, anggaran, dan alokasi petugas,

2. Sebagai sarana untuk updating Master File Desa (MFD),

3. Menyediakan data tentang keberadaan dan perkembangan potensi yang dimiliki

desa/kelurahan yang meliputi: sosial, ekonomi, sarana, dan prasarana wilayah,

4. Menyediakan data untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan perencanaan

wilayah di tingkat nasional dan tingkat daerah,

5. Melengkapi penyusunan kerangka sampling (sampling frame) untuk kegiatan statistik

lain lebih lanjut,

6. Menyediakan data bagi keperluan updating klasifikasi/tipologi desa, misalnya

perkotaan-perdesaan, pesisir dan nonpesisir, dan sebagainya,

7. Menyediakan data bagi keperluan updating peta wilayah kerja statistik terendah, 8. Menyediakan data pokok bagi penyusunan statistik wilayah kecil (small area statistics), 9. Menyediakan data bagi penyusunan berbagai analisis seperti identifikasi dan penentuan

desa tertinggal, variabel konteks dalam PMT, dan identifikasi desa rawan bencana.

1.3 Landasan Hukum

Dasar hukum pelaksanaan Podes 2014 adalah:

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik,

(13)

Pedoman Pencacah Podes 2014 3

3. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen,

4. Keputusan Kepala BPS Nomor 007 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata

Kerja BPS.

1.4 Cakupan Wilayah dan Kegiatan

Podes 2014 ini dilakasanakan mencakup seluruh wilayah administrasi pemerintahan setingkat desa meliputi desa, kelurahan, nagari, Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) dan Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT) yang masih dibina oleh kementerian terkait diseluruh Indonesia. Podes 2014 juga mencakup semua wilayah kecamatan, kabupaten/kota diseluruh Indonesia. Dalam perencanaannya, Podes 2014 dirancang berdasarkan kondisi wilayah pada bulan Desember 2013, yang terdiri dari 80.548 wilayah setingkat desa yang tersebar di 6.973 kecamatan, 509 kabupaten/kota, dan 33 provinsi. Namun, jumlah wilayah tersebut sangat mungkin mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dari pemekaran maupun penggabungan wilayah pada selama kurun waktu Januari 2014 hingga saat pencacahan.

1.5 Jenis Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam Podes 2014 merupakan data umum yang memberikan indikasi keberadaan potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah.

1. Potensi Desa/Kelurahan dikumpulkan menggunakan kuesioner PODES2014-DESA. Kuesioner ini memuat pertanyaan-pertanyaan antara lain:

• Keterangan umum desa/kelurahan,

• Kependudukan dan ketenagakerjaan,

• Perumahan dan lingkungan hidup,

• Bencana alam dan mitigasi bencana alam,

• Pendidikan dan kesehatan,

• Sosial budaya,

• Hiburan dan olahraga,

• Angkutan, komunikasi, dan informasi,

• Penggunaan lahan,

• Ekonomi,

(14)

• Program pemberdayaan masyarakat,

• Otonomi dan keterangan pemerintah desa/kelurahan.

Sejak tahun 2008, kuesioner Podes desa terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu bagian Inti (Kor) dan bagian Modul. Pertanyaan-pertanyaan Kor akan ditanyakan pada setiap Podes, sedangkan pertanyaan-pertanyaan Modul disesuaikan dengan kebutuhan sensus tertentu. Dalam kuesioner PODES2014-DESA, pertanyaan terkait modul ekonomi sudah masuk dalam bagian inti (Kor), sehingga pertanyaan modul tidak dipisahkan secara khusus. Khusus untuk Provinsi Sumatera Barat, Nagari dan Jorong

akan didata menggunakan kuesioner PODES2014-NAGARI dan

PODES2014-JORONG.

2. Potensi Kecamatan dikumpulkan menggunakan kuesioner PODES2014-KEC. Kuesioner ini memuat pertanyaan untuk mengumpulkan data yang dianggap lebih relevan ditanyakan di tingkat kecamatan, karena keberadaan datanya di desa masih terbatas atau karena ketersediaan datanya di tingkat kecamatan lebih lengkap dibandingkan jika dikumpulkan dari setiap desa. Kuesioner ini memuat pertanyaan-pertanyaan antara lain:

• Keterangan umum kecamatan,

• Fasilitas perlindungan sosial,

• Keamanan,

• Situs/bangunan bersejarah,

• Daya tarik wisata,

• Sarana transportasi dan ekonomi,

• Lembaga non Profit

• Antisipasi/mitigasi bencana alam dan pelestarian lingkungan, dan

• Keterangan aparatur kecamatan.

3. Potensi Kabupaten/Kota dikumpulkan menggunakan kuesioner PODES2014-KAB/KOTA. Pertanyaan yang terdapat pada kuesioner ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang lebih relevan ditanyakan di tingkat kabupaten/kota. Kuesioner ini memuat pertanyaan-pertanyaan antara lain:

• Keterangan umum kabupaten/kota

• Pertambangan,

• Industri,

• Perhubungan,

(15)

Pedoman Pencacah Podes 2014 5

• Antisipasi/mitigasi bencana alam,

• Keterangan aparatur pemerintah kabupaten/kota.

1.6 Instrumen yang Digunakan

Instrumen yang digunakan untuk Podes 2014 terdiri dari 5 (lima) kuesioner dan 4 (empat) buku pedoman yang masing-masing kegunaannya dapat dilihat pada Tabel 1.1. Khusus untuk kuesioner PODES2014-NAGARI dan PODES2014-JORONG hanya digunakan di Provinsi Sumatera Barat.

Semua jenis instrumen akan dikirim oleh BPS Pusat ke BPS Provinsi untuk diteruskan ke BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan peruntukannya. Semua dokumen hasil Podes 2014 akan disimpan di BPS Kabupaten/Kota. Alur dokumen Podes 2014 dari BPS Pusat ke BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota sampai ke petugas, dan pengembalian dokumen hasil pencacahan dari lapangan sampai ke penyimpanannya dapat dilihat pada Gambar 1.1.

(16)

Tabel 1.1. Jenis dan Kegunaan Instrumen Podes 2014

No Jenis dan Nama Kegunaan Digunakan oleh

Tempat Penyimpanan

(1) (2) (3) (4) (5)

Kuesioner

1. PODES2014-DESA Pendataan potensi

desa/kelurahan

PCL BPS Kabupaten/

Kota

2. PODES2014-JORONG Pendataan potensi

jorong

PCL BPS Kabupaten/

Kota

3. PODES2014-NAGARI Pendataan potensi

nagari

PCL BPS Kabupaten/

Kota

4. PODES2014-KEC Pendataan potensi

kecamatan

PCL BPS Kabupaten/

Kota

5. PODES2014-KAB/KOTA Pendataan potensi

kabupaten/kota PCL BPS Kabupaten/ Kota Buku Pedoman 1. Pedoman Kepala BPS Provinsi/BPS Kabupaten/Kota

Merupakan acuan bagi Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/ Kota dalam melaksanakan kegiatan pendataan Podes 2014 Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/ Kota BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/ Kota

2. Pedoman Pencacahan Merupakan acuan bagi

pencacah dalam melaksanakan tugas pendataan Podes 2014

PCL -

3. Pedoman Pemeriksaan Merupakan acuan bagi

pemeriksa untuk memeriksa isian kuesioner Podes di lapangan

PML -

4. Pedoman Pengolahan Merupakan acuan bagi

petugas pengolah dalam entri data Podes 2014

Petugas pengolahan

(17)

Pedoman Pencacah Podes 2014 7

Gambar 1.1. Alur Dokumen Podes 2014

BPS Pusat

Pedoman Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/ Kota

Pedoman Pencacahan Podes 2014 Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan Podes 2014

Pedoman Pengolahan Podes 2014 Kuesioner PODES2014-DESA Kuesioner PODES2014-NAGARI Kuesioner PODES2014-JORONG Kuesioner PODES2014-KEC Kuesioner PODES2014-KAB/KOTA BPS Provinsi

Pedoman Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/ Kota

Pedoman Pencacahan Podes 2014 Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan Podes 2014

Pedoman Pengolahan Podes 2014 Kuesioner PODES2014-DESA Kuesioner PODES2014-NAGARI Kuesioner PODES2014-JORONG Kuesioner PODES2014-KEC Kuesioner PODES2014-KAB/KOTA BPS Kabupaten/Kota

Pedoman Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/ Kota

Pedoman Pencacahan Podes 2014 Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan Podes 2014

Pedoman Pengolahan Podes 2014 Kuesioner PODES2014-DESA Kuesioner PODES2014-NAGARI Kuesioner PODES2014-JORONG Kuesioner PODES2014-KEC Kuesioner PODES2014-KAB/KOTA Pengawas

Pedoman Pencacahan Podes 2014 Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan Podes 2014

Pedoman Pengolahan Podes 2014 Kuesioner PODES2014-DESA Kuesioner PODES2014-NAGARI Kuesioner PODES2014-JORONG Kuesioner PODES2014-KEC Kuesioner PODES2014-KAB/KOTA Petugas Pencacah

Pedoman Pencacahan Podes 2014 Kuesioner PODES2014-DESA Kuesioner PODES2014-NAGARI Kuesioner PODES2014-JORONG Kuesioner PODES2014-KEC Kuesioner PODES2014-KAB/KOTA

ALUR DOKUMEN DARI BPS PUSAT SAMPAI KEPADA PETUGAS PENCACAH

Petugas Pencacah Kuesioner PODES2014-DESA Kuesioner PODES2014-NAGARI Kuesioner PODES2014-JORONG Kuesioner PODES2014-KEC Kuesioner PODES2014-KAB/KOTA Pengawas/Pemeriksa Kuesioner PODES2014-DESA Kuesioner PODES2014-NAGARI Kuesioner PODES2014-JORONG Kuesioner PODES2014-KEC Kuesioner PODES2014-KAB/KOTA BPS Kabupaten/Kota (Tempat penyimpanan) Kuesioner PODES2014-DESA Kuesioner PODES2014-NAGARI Kuesioner PODES2014-JORONG Kuesioner PODES2014-KEC Kuesioner PODES2014-KAB/KOTA

ALUR DOKUMEN DARI PETUGAS PENCACAH KE TEMPAT PENYIMPANAN

1.7 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan Podes 2014 mulai dari perencanaan sampai dengan pengolahan dan penyajian adalah sebagai berikut:

(18)

Tabel 1.2. Jadwal Kegiatan Podes 2014

Tahapan Kegiatan Waktu

A Perencanaan dan Persiapan Kegiatan

1 Finalisasi instrumen 2-30 Januari

2 Rapat Interdep 28 Januari

3 Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman 10 Februari

4 Pengiriman Perlengkapan dan Dokumen Pelatihan Inda Pendataan

24 Feb - 10 Maret

5 Penyusunan Program dan Pedoman Pengolahan Jan Maret

6 Pencetakan dan Pengiriman Pedoman Pengolahan 10 - 31 Maret

B Pelatihan

Pelatihan Pendataan

1 Workshop Intama 4 - 7 Februari

2 Pelatihan Innas Pendataan 4 - 6 Maret

3 Pelatihan Inda Pendataan (3 hari) 13 - 19 Maret

4 Pelatihan Petugas Pendataan (3 hari) 20 - 28 Maret

Pelatihan Pengolahan

1 Pelatihan Innas Pengolahan (3 hari) 25 – 27 Maret

2 Pelatihan Inda Pengolahan (2 hari) 1 - 6 April

3 Pelatihan Petugas Pengolahan (1 hari) 10 - 14 April

C Pelaksanaan Lapangan

1 Pencacahan Podes 2014 1 - 30 April

2 Pengawasan Pemeriksaan 1 - 30 April

3 Supervisi Lapangan 1 - 30 April

D Pengolahan Data

1 Pengolahan Dokumen di BPS Kabupaten/Kota 15 April - 14 Mei

2 Validasi Data di BPS Kabupaten/Kota 5 - 30 Mei

3 Verifikasi Data ke Instansi Terkait 5 – 30 Mei

4 Kompilasi data di BPS Provinsi 2 - 20 Juni

5 Kompilasi data di BPS Pusat 23 Juni - 18 Juli

6 Tabulasi 4 – 29 Agustus

E Pelaporan

1 Penyusunan Publikasi 1 September - 31 Oktober

2 Pencetakan Publikasi 3 - 15 November

(19)

Pedoman Pencacah Podes 2014 9

1.8 Sumber Data dan Strategi Wawancara

Data Podes 2014 diperoleh dari narasumber terkait dan relevan di wilayah desa/kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota. Narasumber di desa/kelurahan adalah aparatur pemerintah desa yang terdiri dari kepala desa dan perangkat desa (sekretaris desa, sekretariat, pelaksana kewilayahan, dan perangkat teknis). Narasumber lain di tingkat desa yang relevan antara lain petugas puskesmas. Narasumber di kecamatan adalah aparatur kecamatan dan narasumber lain yang relevan seperti polsek dan ranting dinas pariwisata. Sedangkan narasumber di kabupaten/kota adalah aparatur kabupaten dan narasumber lain yang relevan seperti dinas perhubungan, dinas sosial dan sebagainya.

Ketidaklengkapan data yang tersedia di beberapa wilayah dan narasumber merupakan halangan untuk menghasilkan data yang bermutu. Langkah yang bisa ditempuh untuk menghasilkan data yang berkualitas antara lain:

1. Melakukan wawancara dengan beberapa pemerintah desa/kelurahan, aparatur

kecamatan, dan aparatur kabupaten/kota,

2. Melakukan wawancara dengan narasumber lain yang berwenang dan relevan,

3. Melakukan konfirmasi kembali kepada pemerintah desa/aparatur kecamatan/aparatur

kabupaten/kota setelah mendapatkan data dari narasumber lain yang terkait dan relevan.

Usaha lain yang perlu dilakukan adalah pencacah harus mampu menjalin komunikasi yang baik dengan semua narasumber, yaitu dengan menjadikan narasumber tersebut sebagai mitra diskusi sekaligus sebagai narasumber relevan untuk menggali data secara bersama-sama.

(20)
(21)

Pedoman Pencacah Podes 2014 11

2.1 Definisi Desa/Kelurahan/Nagari

Podes 2014 dilakukan terhadap seluruh wilayah administrasi setingkat

desa/kelurahan/nagari di seluruh Indonesia. Adapun konsep dan definisi desa, kelurahan, dan nagari yaitu:

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa).

Desa memiliki pemerintahan sendiri dan hak untuk mengatur wilayahnya yang lebih luas. Pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa Dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan. Desa yang berubah statusnya menjadi kelurahan, kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan dikelola oleh kelurahan yang bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat.

Kelurahan adalah suatu wilayah yang dipimpin oleh seorang lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan atau daerah kota di bawah kecamatan (UU No. 32 Tahun 2004). Lurah diangkat oleh bupati/walikota.

Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) adalah satuan permukiman transmigrasi yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat usaha transmigran yang sejak awal direncanakan untuk membentuk suatu desa atau bergabung dengan desa setempat. Organisasi UPT merupakan kelembagaan yang bersifat sementara dibentuk sekurang kurangnya 2 bulan sebelum transmigran ditempatkan dan paling lama 5 tahun (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.22/MEN/IX/2007).

Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT) adalah satuan permukiman potensial yang ditetapkan sebagai permukiman transmigrasi untuk mendukung pusat pertumbuhan ekonomi pada wilayah yang sudah ada atau sedang berkembang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 246 Tahun 2003 tentang Prosedur dan Kriteria Penyiapan Lokasi Permukiman Transmigasi).

(22)

Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang memiliki batas-batas wilayah tertentu, dan berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan filosofi adat Minangkabau (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah) dan atau berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat (PP No. 72 Tahun 2005).

2.2 Master File Desa

Master File Desa (MFD) merupakan file yang berisi nama-nama desa beserta kode identitasnya. Secara resmi, penetapan MFD dilakukan oleh BPS Pusat sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada bulan Juni dan Desember. Namun BPS daerah dapat selalu melakukan update berdasarkan aturan yang telah ditetapkan oleh Kepala BPS melalui aplikasi MFD online. Hal ini dilakukan agar BPS selalu dapat memiliki informasi mutakhir terkait perkembangan atau perubahan wilayah administrasi setingkat desa di seluruh Indonesia. Usulan/update MFD dari BPS daerah akan dievaluasi dan ditetapkan oleh BPS Pusat.

MFD yang digunakan untuk pelaksanaan lapangan Podes 2014 merupakan kondisi desa/kelurahan pada bulan Desember 2013. MFD dikelola oleh Subdirektorat Pengembangan Kerangka Sampel, Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei. Informasi berisi nama dan kode desa kondisi ST2013 dan Desember 2013 akan digunakan sebagai panduan untuk mengisi identitas desa yang terdapat pada Blok I kuesioner PODES2014-DESA. Namun, kode desa saat pencacahan dapat berbeda dengan MFD yang digunakan, sebagai akibat terjadinya pemekaran wilayah atau penggabungan wilayah desa setelah Desember 2013.

2.3 Mekanisme Lapangan dan Pengolahan Data Podes 2014

Dokumen Podes 2014 diisi oleh petugas pencacah berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber terkait yang berwenang dan relevan, serta penelusuran dokumen yang ada di

desa/kelurahan, kecamatan, maupun kabupaten/kota. Sedangkan entry data di BPS

Kabupaten/Kota direncanakan dilakukan oleh KSK sebagai upaya optimalisasi penggunaan laptop KSK. Tugas BPS Provinsi hanya melakukan kompilasi dan pemeriksaan kewajaran dan konsistensi data. Secara umum pelaksanaan Podes 2014 dapat dibagi menurut kegiatan di BPS Kabupaten/Kota dan BPS Provinsi.

a. BPS Kabupaten/Kota

Pencacahan lapangan dan pengolahan dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. Secara garis besar pencacahan lapangan Podes 2014 terdiri dari 3 kegiatan yaitu pencacahan potensi desa/kelurahan, potensi kecamatan, dan potensi kabupaten/kota. Sedangkan pengolahan data akan dilakukan oleh KSK untuk mengoptimalkan penggunaan laptop KSK.

(23)

Pedoman Pencacah Podes 2014 13 1. Pencacahan dan Monitoring Progres Pencacahan

Pendataan desa/kelurahan menggunakan kuesioner PODES2014-DESA. Khusus desa-desa yang berstatus pemerintahan nagari di Provinsi Sumatera Barat, yang menjadi satuan wilayah pencacahan pada Podes 2014 ini adalah nagari, maka dilakukan pendataan dengan menggunakan kuesioner PODES2014-NAGARI. Sedangkan untuk wilayah di bawah nagari

(jorong/korong/kampung) dilakukan pendataan dengan menggunakan kuesioner

PODES2014-JORONG. Pendataan dilakukan dengan cara wawancara dengan aparatur pemerintah desa/kelurahan dan narasumber lain yang berwenang dan relevan. Aparatur pemerintah desa/kelurahan meliputi kepala desa/lurah dan perangkat desa/kelurahan. Sementara itu, perangkat desa/kelurahan meliputi sekretaris desa/kelurahan dan kaur/kasi di desa/kelurahan. Pengisian daftar kuesioner menggunakan BOLPOIN. Jika terjadi kesalahan isi maka isian yang salah tersebut dicoret dan diganti dengan isian yang benar, kemudian diparaf.

Setelah menyelesaikan satu dokumen pencacahan di desa/kelurahan, petugas pencacah diminta untuk melakukan diskusi dengan pemerintah desa/kelurahan/nagari yang menjadi responden Podes 2014. Dalam diskusi ini akan dibahas beberapa hal seperti:

1. Klarifikasi tentang kesesuaian data hasil pencacahan dengan fakta yang ada di desa/kelurahan,

2. Klarifikasi terkait data yang tidak tersedia di pemerintah desa/kelurahan, namun diperoleh dari narasumber lain yang relevan di luar pemerintah desa/kelurahan,

3. Persepakatan terhadap data yang tidak terdapat di pemerintah desa/kelurahan

sehingga diisi berdasarkan perkiraan petugas BPS dan narasumber lain yang relevan, 4. Persetujuan dan legalisasi pemerintah desa terhadap data final hasil pencacahan Podes

2014 sebagai data yang menggambarkan kondisi riil desa/kelurahan.

Pendataan potensi kecamatan dilakukan dengan cara mengunjungi seluruh kecamatan untuk melakukan wawancara langsung dengan aparatur kecamatan (camat atau narasumber lain yang relevan seperti petugas puskesmas maupun ranting dinas). Pendataan Potensi Kecamatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner PODES2014-KEC.

Pendataan potensi kabupaten dilakukan dengan mengunjungi kantor bupati/walikota dan kantor-kantor dinas yang relevan di seluruh kabupaten/kota (seperti Dinas Pertambangan, Dinas Perindustrian, Dinas Perhubungan, dan Dinas Pertanian). Petugas selanjutnya melakukan wawancara langsung dengan narasumber di kantor-kantor dinas tersebut sesuai dengan muatan pertanyaan di masing-masing dinas tersebut. Mekanisme lapangan pada pencacahan potensi kabupaten/kota sama dengan mekanisme lapangan pada saat pencacahan potensi kecamatan. Kuesioner yang digunakan dalam pendataan potensi kabupaten/kota adalah PODES2014-KAB/KOTA.

(24)

Adanya informasi yang harus dikumpulkan oleh pencacah seperti isian jumlah fasilitas yang umumnya adalah kurang lengkap, maka petugas pencacah diminta melakukan kunjungan ulang ke narasumber untuk melakukan konfirmasi isian dan mendapatkan legitimasi data yang diperoleh. Oleh karena itu, petugas pencacah perlu melakukan perencanaan secara matang mengenai kegiatan apa saja yang perlu dilakukan oleh petugas dalam setiap kunjungan. Mekanisme lapangan untuk petugas pencacah dan pengawas/pemeriksa berikut agar perlu dipedomani dengan sebaik-baiknya agar keseluruhan pertanyaan pada kuesioner terisi secara lengkap, akurat, dan dapat selesai sesuai dengan jadwal.

a. Jumlah kunjungan dalam rangka pencacahan tidak dibatasi. Namun dalam skema

kegiatan lapangan diilustrasikan bahwa keseluruhan pertanyaan pada kuesioner terisi secara lengkap dan benar setidaknya dalam 3 (tiga) kali kunjungan.

b. Kunjungan pertama

1. Setiap pencacah sudah melakukan kunjungan pertama ke semua desa/kelurahan

dan mencatat sebagian data yang sudah tersedia,

2. Mengadakan perjanjian untuk kunjungan kedua guna melengkapi data, serta

menyampaikan data apa saja yang perlu disiapkan oleh narasumber pada kunjungan kedua,

3. Dalam kondisi desa yang sangat sulit dijangkau maka pengumpulan keterangan secara lengkap dapat saja dilakukan dalam satu kunjungan.

c. Kunjungan kedua

1. Menyelesaikan seluruh isian daftar PODES2014-DESA,

2. Mengadakan perjanjian untuk kunjungan ke-3 untuk melengkapi data yang masih

tersisa, serta menyampaikan data apa saja yang perlu disiapkan pada kunjungan ke-3,

3. Pencacah memeriksa seluruh isian dengan seksama, termasuk kewajarannya

dibandingkan dengan 2011 dan dibandingkan dengan wilayah lain. Ketidak wajaran dikonfirmasi lagi pada kunjungan ke-3.

d. Kunjungan ketiga

1. Konfirmasi seluruh data yang sudah dicacah,

2. Mengadakan persepakatan bahwa data tersebut dipakai sebagai data Podes 2014,

serta Kepala Desa/Lurah menandatangani dan memberi cap legalisasi di tempat yang tersedia pada kuesioner.

e. Pengawasan dan pemeriksaan

1. Setiap pencacah diawasi dan diperiksa baik selama proses maupun hasil kuesioner

dalam hal kelengkapan, kewajaran, dan konsistensi. Selanjutnya pengawas memberikan rekomendasi perbaikan. Pengawasan sebaiknya dilakukan di lapangan,

(25)

Pedoman Pencacah Podes 2014 15

2. Pengawas melakukan Monitoring I (mengirim SMS sesuai format yang sudah

ditentukan) untuk setiap desa/kelurahan yang sudah selesai dicacah oleh pencacah dan dokumennya diterima dan diperiksa. Monitoring I juga dilaksanakan pada Podes kecamatan.

3. Jika dalam satu minggu pengawas/pemeriksa tidak melaporkan desa/kelurahan yang sudah selesai, maka sistem akan memberikan peringatan secara otomatis kepada pengawas, Kasie Sosial, dan Kepala BPS Kabupaten/Kota.

Kelancaran kegiatan pencacahan di lapangan juga menjadi tanggung jawab petugas pengawas lapangan. Pengawas juga sekaligus berfungsi sebagai pemeriksa dokumen yang telah diserahkan pencacah kepada pengawas. Jika ternyata dokumen yang diterima tidak lengkap, tidak wajar atau tidak konsisten maka pengawas dapat memberi tugas kepada pencacah untuk melakukan kunjungan ulang ke desa/kelurahan. Sebaliknya jika dokumen sudah lengkap maka dapat diserahkan kepada KSK/petugas entry untuk dilakukan entry data.

2. Pengolahan dan Monitoring Progres Pengolahan Data

Sebelum entry data, KSK wajib melakukan editing coding. Dokumen yang sudah di-entry dan softfile data hasil entry selanjutnya diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk dikompilasi. Selain itu BPS Kabupaten/Kota juga akan melakukan validasi terhadap data yang sudah dientry. Jika data tersebut dinyatakan clean maka proses selanjutnya adalah melakukan konsistensi dengan dokumen kecamatan dan kabupaten untuk variabel tertentu yang saling terkait. Jika data tidak lolos validasi maka BPS Kabupaten/Kota akan langsung menghubungi pengawas untuk melakukan konfirmasi dan tindak lanjut.

Beberapa hal penting terkait kegiatan pengolahan data Podes 2014 yang perlu diperhatikan adalah:

1. Perangkat lunak yang akan digunakan untuk pengolahan data (perekaman dan

pengecekan kewajaran) disiapkan oleh BPS Pusat. Petugas pengolahan data Podes akan dilatih secara khusus sesuai jadwal yang telah ditentukan. Agar pengolahan data dapat diselesaikan tepat waktu, diharapkan kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota untuk mematuhi jadwal yang telah ditetapkan.

2. Pengolahan dokumen PODES2014-DESA dilakukan oleh petugas olah data dengan

menggunakan aplikasi yang sudah disiapkan oleh BPS Pusat. Petugas olah data adalah KSK atau staf BPS Kabupaten/Kota yang telah mengikuti pelatihan pengolahan data. Sebelum dilakukan entry data, petugas melakukan kegiatan editing-coding, pemeriksaan kewajaran isian dan kebenaran identitas wilayah. Entry data dilakukan segera setelah dokumen terisi secara lengkap dan benar. Softfile hasil entry data dan dokumen PODES2014-DESA dikirim ke BPS Kabupaten/Kota secara bertahap setiap kali satu desa/kelurahan selesai. Softfile untuk Seksi IPDS sementara itu kuesioner untuk Seksi Statistik Sosial.

(26)

3. Kompilasi data hasil pengolahan PODES2014-DESA dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

a. Kasi IPDS melakukan kompilasi,

b. Kasi Statistik Sosial melakukan Monitoring II yaitu mengupload file terenkripsi dari aplikasi pengolahan yang diberikan oleh Seksi IPDS. Monitoring II melaporkan daftar desa yang telah selesai diolah beserta status validasi datanya,

c. Jika dalam satu minggu Kasie Statistik Sosial tidak melakukan kegiatan Monitoring II, maka sistem akan memberikan peringatan secara otomatis kepada Kasie IPDS, Kasie Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kabupaten/Kota.

4. Pemeriksaan data dilakukan dalam hal kelengkapan, kewajaran, validitas, dan

konsistensi datanya. Pemeriksaan dilakukan melalui aplikasi tabulasi yang tersedia dalam program pengolahan dan konfirmasi data dengan dinas terkait. Pemeriksaan dan validasi harus dilakukan sehingga diperoleh data yang clean. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

a. Seksi IPDS melakukan validasi dan membuat tabulasi,

b. Seksi Statistik Sosial memeriksa tabulasi dan memastikan validitas data,

c. Seksi Statistik Sosial melakukan kegiatan Monitoring III, yaitu upload file terenkripsi dari aplikasi pengolahan yang diberikan oleh Seksi IPDS. Monitoring III berisi rekap jumlah desa/kelurahan menurut kecamatan dalam bentuk informasi yang terenkripsi. Upload dilakukan sebelum pengiriman data clean ke BPS Provinsi. d. Jika dalam batas waktu monitoring Kasie Statistik Sosial tidak melakukan kegiatan

Monitoring III, maka sistem akan memberikan peringatan secara otomatis kepada Kasie IPDS, Kasie Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kabupaten/Kota.

5. Pengolahan dokumen PODES2014-KEC dan PODES2014-KAB/KOTA dilakukan oleh

BPS Kabupaten/Kota dengan menggunakan aplikasi pengolahan data yang sudah disiapkan oleh BPS Pusat.

6. Pengecekan konsistensi antara data desa dengan data kecamatan dan kabupaten/kota

untuk variabel-variabel yang bersesuaian/terkait dilakukan di BPS Kabupaten/Kota.

7. Pengolahan dan dokumentasi laporan pengawasan dan pemeriksaan dilakukan di BPS

Kabupaten/Kota.

8. Semua data Podes yang meliputi DESA, KEC,

PODES2014-KAB /KOTA dikirimkan ke BPS Provinsi setelah melalui proses pemeriksaan data. Pemeriksaan data dilakukan melalui aplikasi tabulasi yang tersedia dalam program pengolahan dan konfirmasi data dengan dinas terkait,

(27)

Pedoman Pencacah Podes 2014 17

9. Kepala BPS Kabupaten/Kota menandatangani Surat Keterangan Pengiriman Data dan

Penjaminan Kualitas Data ke BPS Provinsi. Surat dikirimkan dalam bentuk softfile kepada Kepala BPS Provinsi cq. Kepala Bidang Statistik Sosial Provinsi, sedangkan asli surat disimpan di BPS Kabupaten /Kota sebagai arsip.

Pelaksanaan lapangan dan pengolahan menjadi kegiatan yang saling terkait. Selama proses pengolahan bisa saja dokumen dikembalikan kepada petugas pemeriksa untuk dibetulkan kembali isian yang masih belum benar. Oleh karena itu kerja sama antara petugas pencacah, pemeriksa, dan petugas pengolahan harus berjalan dengan baik. Alur pencacahan dan pengolahan kegiatan Podes 2014, baik PODES2014-DESA, PODES2014-KEC, PODES2014-KAB dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2.

(28)

Gambar 2.1. Mekanisme Pendataan dan Pengolahan PODES2014-DESA

PENCACAHAN LAPANGAN MITRA/KSK

- Kunjungan dan wawancara dengan narasumber (pemerintah desa/kelurahan) dan narasumber lain yang relevan.

- Konsistensi dan klarifikasi data dengan narasumber - Diskusi dan finalisasi data dengan pemerintah desa/kelurahan

PENGAWASAN KSK/STAF - Mengawasi pelaksanaan lapangan - Memeriksa kelengkapan dokumen PEMERIKSAAN DOKUMEN KSK/STAF

- Memeriksa kewajaran dan konsistensi isian -Monitoring I (mengirimkan SMS progres

pencacahan) oleh Pengawas/Pemeriksa

Tidak

Ya

KOMPILASI DATA DI KAB/KOTA SEKSI IPDS/SOSIAL - Kompilasi data oleh seksi IPDS

-Monitoring II/upload fileterenkripsi (daftar desa selesai diolah) oleh Kasie Stat. Sosial

Data clean?

KONSISTENSI DATA SEKSI IPDS & SEKS STAT. SOSIAL Konsistensi PODES2014 -DESA, PODES2014-KEC,

PODES2014 -KAB/KOTA Ya

Tidak VALIDASI DATA SEKSI IPDS/SOSIAL - Tabulasi dan pemeriksaan akurasi data

- Pemeriksaan trend dan kewajaran data Podes 2014 dengan Podes 2011 - Konfirmasi data Podes 2014 dengan data dinas terkait

PENGOLAHAN DOKUMEN KSK

- Editing, Coding, Entry, Verify Dokumen lengkap dan

isian akurat?

KONSISTEN Ya

Tidak

PENGIRIMAN DATA KE BPS PROVINSI

-Monitoring III/upload fileterenkripsi ( rekap jumlah desa/kelurahan menurut kecamatan) oleh Kasie Stat. Sosial

- Pengiriman data oleh Kasie IPDS BPS Kabupaten/Kota

SELESAI

(29)

Pedoman Pencacah Podes 2014 19

Gambar 2.2. Mekanisme Pendataan dan Pengolahan PODES2014-KEC dan PODES2014-KAB

(30)

b. BPS Provinsi dan BPS Pusat

BPS Provinsi dan BPS Pusat tidak melakukan tugas pendataan maupun pengolahan data Podes 2014. Akan tetapi, BPS Provinsi dan BPS Pusat mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan lapangan di BPS Kabupaten/Kota. BPS Provinsi dan BPS Pusat harus memastikan bahwa pelaksanaan Podes 2014 di BPS Kabupaten berjalan secara efektif.

Selain melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pencacahan dan pengolahan data Podes 2014, BPS Provinsi mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Bidang IPDS melakukan kompilasi, validasi dan tabulasi data dari seluruh

kabupaten/kota,

2. Bidang Statistik Sosial memeriksa kelengkapan, kewajaran, dan konsistensi pada tabel yang dihasilkan dari program pengolahan,

3. Bidang IPDS mengirim file data Podes 2014 ke BPS Pusat (Direktur Sistem Informasi

Statistik) setelah dilakukan proses pemeriksaan dan validasi data. Pemeriksaan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi tabulasi yang tersedia dalam program pengolahan.

4. Kepala Bidang Statistik Sosial menandatangani Surat Keterangan Pengiriman Data dan

Penjaminan Kualitas Data ke BPS Pusat. Surat dikirimkan dalam bentuk softfile kepada Direktur Statistik Ketahanan Sosial yang ditembuskan kepada Deputi Bidang Statistik Sosial dan Direktur Sistem Informasi Statistik BPS, sedangkan asli surat disimpan di BPS Provinsi sebagai arsip.

Jika dalam pemeriksaan data ternyata masih ditemukan data yang masih error, maka BPS Provinsi sesegera melakukan konfirmasi kepada BPS Kabupaten/Kota agar data yang masih salah isian untuk segera diperbaiki dan dikirimkan kembali. Setelah diperika kembali di BPS Provinsi dan data dianggap clean maka data tersebut segera dikirimkan ke BPS Pusat c.q. Subdirektorat Integrasi Pengolahan Data Statistik, Direktorat Sistem Informasi Statistik cc. Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah, Direktorat Statistik Ketahanan Sosial.

Data Podes dari BPS Provinsi diterima oleh BPS Pusat melalui Subdirektorat Integrasi Pengolahan Data. Data yang sudah diterima kemudian dilakukan kompilasi, validasi, dan tabulasi. Setelah data Podes 2014 dinyatakan clean, maka data Podes masing-masing daerah akan dikirim kembali ke BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota. Gambar 2.3 menunjukkan bagan alur pengolahan data di BPS Provinsi dan BPS Pusat.

(31)

Pedoman Pencacah Podes 2014 21

(32)
(33)

Pedoman Pencacah Podes 2014 23

BAB 3

STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN

PODES 2014

3.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi penanggung jawab kegiatan Podes 2014 disusun dengan tujuan agar setiap penanggung jawab kegiatan mengetahui wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing. Struktur organisasi mulai dari tingkat BPS Pusat, BPS Provinsi sampai dengan BPS Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Penanggung Jawab Teknis Kegiatan Podes 2014

Kepala BPS RI - Direktur Statistik Ketahanan Sosial - Kasubdit. Statistik Ketahanan Wilayah Kepala BPS Provinsi

Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Bidang Statistik Sosial Kepala BPS Kabupaten/ Kota Kasubbag. Tata Usaha

Kepala Seksi Statistik Sosial

KSK

Petugas Lapangan/Mitra Deputi Bidang Statistik Sosial

Keterangan:

--- Garis Koordinasi Garis Komando

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik

Kepala Bidang IPDS

Kasie IPDS - Dir. Sistem Informasi Statistik - Dir. Pengembangan

Metodologi Sensus dan Survei

(34)

Di tingkat BPS Pusat, pengarah umum Podes 2014 adalah Kepala BPS, sementara pengarah teknis adalah Deputi Bidang Statistik Sosial bersama Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik. Sementara itu, penanggung jawab kegiatan Podes 2014 adalah Direktur Statistik Ketahanan Sosial, Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei, dan Direktur Sistem Informasi Statistik. Penanggung jawab teknis Podes 2014 adalah Kepala Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah, dibantu oleh kepala subdirektorat dan kepala seksi yang terkait.

Pada tingkat BPS Provinsi, penanggung jawab pelaksanaan Podes 2014 secara keseluruhan adalah Kepala BPS Provinsi. Penanggung jawab teknisnya adalah Kepala Bidang Statistik Sosial. Sementara itu, penanggung jawab pengolahan adalah Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik.

Pada tingkat BPS Kabupaten/Kota, penanggung jawab pelaksanaan Podes 2014 adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota. Sementara itu penanggung jawab teknis adalah Kepala Seksi Statistik Sosial. Sedangkan penanggung jawab pengolahan adalah Kepala Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik.

3.2

Wewenang, Tugas, dan Tanggung Jawab Pelaksana

Podes 2014

Pelaksana kegiatan Podes 2014 di BPS Pusat, BPS Provinsi, dan BPS Kabupaten/Kota mempunyai wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang berbeda. Wewenang, tugas, dan tanggung jawab kegiatan Podes 2014 yang dikelompokkan menurut rentang kendali kegiatan diuraikan sebagai berikut:

BPS Pusat

a. Kepala BPS

Kepala BPS mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai pengarah kegiatan Podes 2014 secara keseluruhan agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

b. Deputi Bidang Statistik Sosial

Deputi Bidang Statistik Sosial mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai pengarah kegiatan Podes 2014 secara teknis atas arahan dari Kepala BPS. Deputi Bidang Statistik Sosial lebih berperan sebagai pengarah kegiatan lapangan agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

c. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai pengarah kegiatan Podes 2014 secara teknis atas arahan dari Kepala BPS. Deputi Bidang MIS lebih berperan sebagai pengarah kegiatan pengolahan Podes 2014.

(35)

Pedoman Pencacah Podes 2014 25

d. Direktur Statistik Ketahanan Sosial

Direktur Statistik Ketahanan Sosial mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Memberi pertimbangan dan saran mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan Podes 2014,

2. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan,

3. Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan Podes 2014,

4. Menyusun rencana kegiatan beserta seluruh tahapan kegiatannya,

5. Menyusun jadwal kegiatan,

6. Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan.

e. Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei

Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Bertanggung jawab atas metodologi dan pemutakhiran MFD,

2. Mengirimkan daftar MFD ke BPS Kabupaten/Kota sebelum pelaksanaan pelatihan

dan lapangan,

3. Memberikan tanggapan mengenai ditemukannya perubahan wilayah.

f. Direktur Sistem Informasi Statistik (SIS)

Direktur Sistem Informasi Statistik (SIS) mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Bertanggung jawab atas sistem dan aplikasi pengolahan data Podes 2014, 2. Mendistribusikan sistem dan aplikasi pengolahan data ke BPS daerah,

3. Menyelenggarakan pelatihan instruktur pengolahan data,

4. Memantau pelaksanaan pengolahan data Podes 2014 yang dilaksanakan di pusat dan daerah,

5. Menerima hasil pengolahan data Podes 2014 dari BPS daerah,

6. Mengkonsolidasikan seluruh hasil pengolahan,

(36)

BPS Provinsi

a. Kepala BPS Provinsi

Kepala BPS Provinsi mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Kepala BPS Provinsi bertanggung jawab memberi arahan teknis dan administratif

kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota,

2. Menentukan susunan petugas, organik BPS atau non organik BPS, yang berkaitan dengan ketentuan upah kinerja di BPS Provinsi,

3. Memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan petugas di daerah,

4. Memonitor dan mengevaluasi jalannya koordinasi dan supervisi pelaksanaan

lapangan.

b. Kepala Bidang Statistik Sosial

Kepala Bidang Statistik Sosial mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Melakukan koordinasi pelaksanaan Podes 2014,

2. Memberi petunjuk kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota mengenai rekruitmen dan

pelatihan petugas,

3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pencacahan serta pemeriksaan hasil

Podes 2014,

4. Membuat laporan teknis pelaksanaan lapangan Podes 2014.

5. Melaksanakan upaya penjaminan kualitas data Podes 2014

6. Menandatangani dan mengirimkan Surat Keterangan Pengiriman Data dan

Penjaminan Kualitas Data Ke BPS ke BPS Pusat.

c. Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Mendistribusikan dokumen ke BPS Kabupaten/Kota,

2. Bersama-sama Kepala Bidang Statistik Sosial menyelenggarakan pelatihan petugas,

(37)

Pedoman Pencacah Podes 2014 27

d. Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Melakukan koordinasi pengolahan data dengan BPS Kabupaten/Kota

2. Melakukan penggabungan hasil pengolahan tingkat kabupaten/kota,

3. Melakukan pemeriksaan validasi dan tabulasi data Podes 2014,

4. Mengirimkan hasil penggabungan data clean ke BPS Pusat,

5. Membuat laporan teknis pengolahan Podes 2014.

BPS Kabupaten/Kota

a. Kepala BPS Kabupaten/Kota

Kepala BPS Kabupaten/Kota mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Kepala BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas kegiatan Podes 2014 secara keseluruhan di kabupaten/kota,

2. Melakukan rekruitmen petugas lapangan,

3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan lapangan dan pemeriksaan hasil

pendataan dan menjamin mutu data Podes 2014,

4. Melakukan monitoring pencacahan dan pengolahan melalui website SMS Gateway,

5. Membuat laporan pelaksanaan Podes 2014,

6. Menandatangani Surat Keterangan Pengiriman Data dan Penjaminan Kualitas Data

ke BPS Provinsi.

b. Kepala Seksi Statistik Sosial

Kepala Seksi Statistik Sosial mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Melakukan koordinasi pelaksanaan Podes 2014,

2. Menyelenggarakan pelatihan petugas bersama-sama dengan Kepala Sub Bagian Tata

Usaha,

3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pencacahan serta pemeriksaan hasil

Podes 2014,

4. Mendaftarkan petugas monitoring SMS Gateway,

5. Melakukan monitoring II dan III (upload file terenkripsi dari program pengolahan) berupa data yang sudah dientri dan rekap data jumlah desa per kecamatan,

6. Memeriksa tabel dan memastikan kebenaran data Podes 2014,

(38)

c. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Kepala Bidang Tata Usaha mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Mendistribusikan dokumen ke petugas Podes 2014,

2. Bersama-sama Kasie Statistik Sosial menyelenggarakan pelatihan petugas,

3. Membuat laporan administrasi penyelenggaraan pelatihan,

4. Melaksanakan administrasi kegiatan Podes 2014.

d. Kepala Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

Kepala Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Melakukan pengelolaan atas perubahan wilayah kerja statistik,

2. Mengatur pendistribusian peralatan GPS receiver kepada pengawas,

3. Melakukan koordinasi pengolahan data Podes 2014,

4. Melakukan validasi data dan tabulasi data serta memeriksa data podes,

5. Memberikan bahan untuk SMS gateway kepada Kasie Sosial berupa informasi berisi

data yang sudah diolah dan divalidasi dalam bentuk enkripsi,

6. Mengirimkan hasil penggabungan data clean ke BPS Provinsi melalui mekanisme yang ditentukan,

7. Membuat laporan teknis pengolahan Podes 2014 di tingkat Kabupaten/Kota.

e. Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)

Koordinator Statistik Kecamatan mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Melakukan koordinasi pelaksanaan Podes 2014 di tingkat kecamatan,

2. Mengikuti pelatihan petugas Podes 2014,

3. Melakukan pengawasan pelaksanaan Podes 2014 di wilayah kerjanya agar

pendataan berjalan dengan baik,

4. Mengikuti pelatihan pengolahan data sebagai petugas pengolah Podes 2014,

5. Melakukan pengolahan data (entry) Podes 2014,

6. Menyerahkan dokumen Podes 2014 dan data yang sudah dientri kepada BPS

(39)

Pedoman Pencacah Podes 2014 29

f. Pengawas/Pemeriksa (PML) Podes 2014

Pengawas/Pemeriksa mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Petugas PML Podes 2014 terdiri dari PML untuk pencacahan Podes 2014 di tingkat

desa/kelurahan dan kecamatan,

2. Mengikuti pelatihan petugas Podes 2014,

3. Pengawasan/pemeriksaan PODES2014-DESA dilakukan oleh Koordinator Statistik

Kecamatan (KSK) atau staf BPS Kabupaten/Kota,

4. Pengawasan/pemeriksaan PODES2014-KEC dilakukan oleh Kasie Statistik Sosial

atau Staf BPS Kabupaten/Kota,

5. Mengorganisasikan petugas pencacah yang berada di bawah pengawasannya,

6. Melaksanakan pengawasan sesuai petunjuk, wilayah kerja dan jadwal yang

ditentukan,

7. Memeriksa hasil pencacahan yang diserahkan petugas pencacah (kelengkapan

dokumen, kelengkapan isian dan kualitas data yang diperoleh) dan jika ditemukan kejanggalan, perintahkan kepada petugas pencacah untuk melakukan kunjungan ulang,

8. Mengirimkan SMS ke SMS Gateway bagi setiap desa yang sudah selesai diperiksa,

9. Memberikan petunjuk dan jalan keluar atas permasalahan lapangan yang dilaporkan

petugas pencacah,

10. Mengumpulkan dan menyusun dokumen hasil pencacahan kemudian diserahkan

kepada KSK untuk diolah,

11. Mengukur koordinat dan ketinggian kantor desa/kelurahan menggunakan alat (GPS

receiver).

g. Pencacah Podes (PCL) Podes 2014

Pencacah Podes (PCL) mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Pencacah (PCL) terdiri dari KSK/mitra statistik untuk pencacahan Podes 2014 di tingkat desa/kelurahan, KSK untuk pencacahan Podes 2014 di tingkat kecamatan, dan Staf/Kasie Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota untuk pencacahan di tingkat kabupaten/kota,

2. Mengikuti pelatihan petugas Podes 2014,

3. Melaksanakan pendataan sesuai dengan petunjuk dan jadwal yang telah ditentukan,

4. Memeriksa kembali hasil pendataan (kelengkapan dokumen, kelengkapan isian, dan

kualitas data yang diperoleh),

5. Menyerahkan dokumen Podes 2014 yang telah diisi dan diperiksa kepada

(40)
(41)

Pedoman Pencacah Podes 2014 31

BAB 4

TATA CARA PENGISIAN DAFTAR

4.1 Ketentuan Umum Pengisian Daftar

a. Semua isian harus ditulis dengan pena, atau BOLPOIN. Petugas tidak boleh mengisi dokumen pencacahan dengan pensil hitam atau pensil warna,

b. Konsep dan definisi yang digunakan untuk mengisi Daftar Podes 2014, harus sesuai dengan buku pedoman,

c. Untuk pertanyaan yang jawabannya berupa kode, lingkarilah kode jawaban yang sesuai,

kemudian pindahkan kode jawaban tersebut ke dalam kotak yang tersedia di sebelah kanan,

d. Untuk pertanyaan yang jawabannya bukan kode, tuliskanlah jawaban tersebut dengan

huruf kapital atau angka yang benar kemudian pindahkan isian jawaban tersebut ke dalam kotak yang tersedia di sebelah kanan,

e. Pemindahan isian ke kotak pengolahan hendaknya dilakukan setelah pencacahan

selesai. Pemindahan isian di setiap rincian dimulai dari kotak yang paling kanan (rata kanan),

f. Setiap pertanyaan yang jawabannya berupa isian tetapi jawabannya nol agar diberi tanda strip (-) dan pada kotak isikan 0 (nol),

g. Bila isian melebihi jumlah kotak yang disediakan misalnya dua kotak maka isikan 98

dan bila tidak tahu isikan 99 ke dalam kotak yang tersedia. Sebagai contoh khusus untuk jarak, bila jaraknya ≥ 98 km maka isikan 98,0 tetapi bila tidak tahu maka isikan (99,0), h. Setiap isian agar diteliti kembali dan setiap kesalahan agar diperbaiki sebelum

kuesioner diserahkan kepada pengawas/pemeriksa,

i. Bila responden/aparat desa/kelurahan tidak bisa/ragu-ragu menjawab beberapa

pertanyaan (biasanya data kuantitatif/individu), maka pencacah harus menanyakan pada sumbernya langsung. Contoh kasus seperti data jumlah keluarga yang menerima kartu ASKESKIN peserta program jaminan kesehatan masyarakat miskin ditanyakan ke Puskesmas atau Dinas Kesehatan,

j. Pertanyaan tentang jarak:

Semua pertanyaan tentang jarak dari desa/kelurahan ke suatu fasilitas atau ke ibukota kecamatan/kabupaten/kota, dihitung dari lokasi kantor kepala desa/lurah.

(42)

Semua pertanyaan mengacu pada situasi saat pencacahan, kecuali pada beberapa pertanyaan yang telah ditetapkan referensi waktunya.

0 0

4.2 Sumber Data yang Dapat Dihubungi

Pada isian kuesioner, ada beberapa keterangan yang tidak bisa diperoleh di tingkat desa/kelurahan, sehingga harus diperoleh dari instansi terkait di tingkat kecamatan atau

kabupaten/kota. Isian kuesioner tersebut seperti:

No. Isian Kuesioner Sumber Data

(1) (2) (3)

1 Jumlah keluarga pengguna listrik (Blok V.R501.a) PLN

2 Dukun bayi (Blok VII.R708) Posyandu/Puskesmas

3 Jumlah warga penerima kartu

JAMKESMAS/JAMKESDA selama tahun 2013 (Blok VII.

Bidan/Puskesmas

4 Jumlah keluarga yang berlangganan telepon kabel

(Blok 10. R1003.a)

PT. Telkom

4.3 Contoh Pengisian Daftar

a) Melingkari kode jawaban

b) Apabila status pemerintahan yang dicacah tergolong dalam kategori kelurahan, maka isian Blok III Rincian 301 adalah:

Desa -1 UPT/SPT -3 Kelurahan -2 Lainnya………(tuliskan) -4

c) Mengisi jawaban dan memasukkan jawaban ke kotak

d) Apabila keluarga pengguna listrik PLN dan Non-PLN masing-masing berjumlah 1550 orang dan 50 orang, maka isian Blok V, Rincian 501.a adalah:

1.PLN (Perusahaan Listrik Negara) 1550 keluarga

0 1 5 5 0

2.Non-PLN (misalnya:swasta, swadaya, atau perseorangan) 50 keluarga

0 0 0 5 0

e) Mengisi jawaban kosong

Apabila tidak ada dokter gigi yang tinggal/menetap di desa/kelurahan, maka isian

Blok VIIRincian 706.b = , sedangkan kotak diisi nol (0), Contoh: b. Dokter gigi (tidak termasuk tukang gigi) : .……….……. orang

(43)

Pedoman Pencacah Podes 2014 33 f) Mengisi langsung ke dalam kotak

Apabila di desa/kelurahan terdapat sebuah SD Negeri dan sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta dan tidak ada SMP/MTs, dan SMP terdekat berjarak 30 km, maka isian Blok VII, Rincian 701.b dan 701.c Kolom (2) s.d. Kolom (4) sebagai berikut:

Jeis/jenjang pendidikan

Jumlah lembaga pendidikan Jika tidak ada lembaga

pendidikan (kolom (2) dan kolom (3) berisi 0),

perkiraan jarak terdekat (km)

Negeri Swasta

(1) (2) (3) (4)

b. SD/MI 0 1 0 1

(44)
(45)

Pedoman Pencacah Podes 2014 35

BAB 5

PENGISIAN DAFTAR PODES2014-DESA

Bab ini berisi penjelasan mengenai tata cara pengisian daftar PODES2014-DESA, PODES2014-NAGARI dan PODES2014-JORONG. Nomor pertanyaan pada ketiga kuesioner tersebut dirancang identik untuk pertanyaan yang sama. Untuk selanjutnya, istilah desa/kelurahan dalam pedoman ini juga dimaksudkan untuk mewakili nagari, jorong, korong dan kampung yang terdapat dalam kuesioner PODES2014-NAGARI dan PODES2014-JORONG. Sejalan dengan hal itu, istilah kepala desa/lurah dalam pedoman ini juga dimaksudkan sebagai wali nagari dan wali jorong.

BLOK I PENGENALAN TEMPAT

Identitas desa/kelurahan yang tercantum pada blok ini (R101 s.d. R107) diperoleh dari BPS Kabupaten/Kota. Tuliskan nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, status daerah (perkotaan atau perdesaan), keberadaan desa/kelurahan di Master File Desa (MFD) online, status definitif dan operasional, serta alamat, nomor telepon, dan alamat e-mail kantor kepala desa/lurah yang menjadi wilayah pencacahan.

Perhatian:

a. Penulisan nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, dan alamat

lengkap kantor kepala desa/lurah menggunakan huruf besar (kapital).

b. Kode (PODES2011) merupakan kode desa/kelurahan berdasarkan kondisi Podes 2011;

c. Kode (ST2013) merupakan kode desa/kelurahan berdasarkan kondisi Sensus Pertanian

(ST) 2013;

d. Kode (Saat Pencacahan) merupakan kode desa/kelurahan berdasarkan kondisi

pencacahan (April 2014).

Cek apakah nama desa yang terdapat pada papan monografi desa atau pada buku administrasi sudah sesuai dengan nama desa yang ada di daftar Master File Desa (MFD). Jika nama desa/kelurahan berbeda maka lakukan konfirmasi

ke aparat desa/kelurahan, perbaiki nama yang ada di daftar MFD dan laporkan kepada pengawas.

(46)

− Jika desa/kelurahan tidak mengalami perubahan (pemekaran/penggabungan), maka

kode saat pencacahan mengacu pada MFD online (Desember 2013).

− Jika dalam pelaksanaan lapangan, terjadi perubahan desa akibat pemekaran atau penggabungan desa, maka pencacah harus berkoordinasi dengan pengawas untuk mendapatkan kode identitas desa dari BPS Kabupaten/Kota. BPS Kabupaten/Kota akan memberikan kode desa yang berubah mengacu pada Mekanisme Sistem Pengkodean Wilayah yang telah ditetapkan oleh BPS Pusat.

• Bila ditemukan desa baru tetapi belum operasional, maka data-data/karakteristik di dalamnya dicatat pada desa induknya.

• Petunjuk bagi BPS Kabupaten/Kota: Bila ada pemekaran desa baru maka status (Rincian

105) desa baru mengikuti status daerah desa induknya. Misal, desa induk berstatus daerah perkotaan maka status desa pecahannya juga perkotaan. Demikian juga jika pemekaran terjadi di desa berstatus pedesaan.

Rincian 106: Desa/kelurahan tercatat di Master File Desa (MFD) online

Rincian pertanyaan ini untuk mengetahui apakah wilayah desa/kelurahan tercatat di Master File Desa (MFD) online atau tidak. Jika desa/kelurahan tercatat di MFD online, maka lingkari kode ‘1’. Jika tidak, lingkari kode ‘2’.

Rincian 107: Status definitif dan operasional desa/kelurahan

Rincian pertanyaan ini diisi jika desa/kelurahan tidak tercatat di Master File Desa (MFD) online (R106 berkode ‘2’). Pertanyaan ini digunakan untuk memastikan bahwa wilayah yang dicacah pada Podes 2014 merupakan desa/kelurahan yang definitif dan operasional, yaitu :

1. Ada wilayah dengan batas yang jelas

2. Ada penduduk yang menetap di wilayah desa/kelurahan

3. Ada pemerintah desa/kelurahan

4. Ada Surat Keputusan (SK) pembentukan desa/kelurahan

Desa definitif dalam Podes 2014 jika memenuhi tiga syarat pertama (R107a-c berkode 1). Jika salah satu rincian pertanyaan dari R107.a sampai dengan R107.c ada yang berkode ‘2’ maka pengisian kuesioner hanya sampai Blok II. Kuesioner ini tetap diolah

tetapi tidak menjadi bagian dari target pencacahan lapangan dan informasi desa baru tersebut menjadi bagian dari desa asal.

(47)

Pedoman Pencacah Podes 2014 37

Rincian 108: Alamat lengkap, nomor telepon dan alamat e-mail kantor kepala desa/lurah

Rincian pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui alamat lengkap, nomor telepon dan alamat e-mail resmi kantor kepala desa/lurah.

Rincian 108.a: Alamat lengkap

Tuliskan alamat lengkap kantor kepala desa/lurah mulai dari nama jalan atau SLS terkecilnya, RT, RW, dusun dsb. Selanjutnya isikan juga kode pos kantor kepala desa/lurah pada kolom berikutnya. Rincian alamat lengkap dan kode pos tidak boleh kosong.

Penjelasan:

a. Dalam kasus khusus dimana (1) tidak ada kantor kepala desa/lurah, (2) ada kantor kepala desa/lurah tetapi tidak digunakan, maka alamat yang dimaksud mengacu pada rumah/basecamp berlangsungnya administrasi desa/kelurahan.

b. Jika kantor kepala desa/lurah sedang diperbaiki dan akan digunakan kembali, maka alamat yang dimaksud mengacu pada kantor kepala desa/lurah yang sedang diperbaiki tersebut.

Rincian 108.b: Nomor telepon kantor dan narasumber

Rincian pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan nomor telepon kantor kepala desa/lurah dan narasumber. Penulisan nomor telepon kantor kepala desa/lurah harus disertai dengan kode area. Misalnya: 021 (Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi); 022 (Bandung, Cimahi, Soreang, dan Lembang), dsb. Jika kantor kepala desa/lurah tidak mempunyai nomor telepon kantor, maka isikan tanda ‘ - ‘ pada tempat yang tersedia dan usahakan nomor telepon narasumber terisi.

Rincian 108.c: Alamat E-mail kantor dan narasumber

Rincian pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan alamat e-mail kantor kepala desa/lurah dan narasumber. Jika kantor kepala desa/lurah atau narasumber tidak mempunyai alamat e-mail kantor, maka isikan tanda ‘ - ‘ pada tempat yang tersedia.

(48)

Contoh:

Kantor Lurah Sulaeman beralamat di Jl. Hercules IV No.21, Kecamatan Margahayu, Kabupaten

Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40229. Nomor Telepon/Fax : (022) 5435092. Website:

http://kelsulaiman_bandungkab.com. Email : [email protected], maka cara pengisian blok ini adalah:

101 Perkotaan – 1 Perdesaan – 2 105 102 Provinsi Status Daerah Kabupaten/Kota *) I. PENGENALAN TEMPAT NAMA NO RINCIAN 4 0 2 6 0 2 3 0 0 1 Kode (ST2013) 2 6 0 2 3 0 0 1 Kode (PODES2011) Kode (Saat Pencacahan) Kecamatan BANDUNG 103 4 0 1 1 MARGAHAYU JAWA BARAT

JALAN HERCULES IV NO. 21 Kode Pos :

Telepon kantor : (022)5435092 ... Telepon narasumber : ... E-mail kantor : [email protected].. E-mail narasumber : ...

Kantor kepala desa/lurah : a. Alamat lengkap b. Nomor telepon c. Alamat e-mail 108 9 2 2 0 4 Status definitif dan operasional desa/kelurahan :

a. Ada wilayah desa/kelurahan dengan batas yang jelas Ya – 1 Tidak – 2

b. Ada penduduk yang menetap di wilayah desa/kelurahan Ya – 1 Tidak – 2

c. Ada pemerintah desa/kelurahan Ya – 1 Tidak – 2

d. Ada SK pembentukan desa/kelurahan Ya – 1 Tidak – 2 Tidak tahu – 0

Jika R107 a, b, atau c ada yang berkode 2, maka lanjutkan ke R201 sampai R206 kemudian STOP

107

106 Desa/kelurahan tercatat di Master File Desa (MFD) online: Ya – 1 R108 Tidak – 2

4 0 2 6 0 2 3 0 0 1 1 S M S G a te w a y 1 104 Desa/Kelurahan *) SULAEMAN 1 1

BLOK II. KETERANGAN PETUGAS DAN NARASUMBER

Rincian 201 s.d Rincian 206: Keterangan petugas

Isikan nama pencacah dan pengawas/pemeriksa, NIP (bila tidak mempunyai NIP agar dikosongkan) pada rincian ini. Jangan lupa untuk melengkapi tanda tangan pencacah dan pengawas/pemeriksa setelah kuesioner terisi lengkap.

Rincian 207: Jabatan narasumber

Tuliskan jabatan narasumber yang menjadi sumber informasi dalam pengisian kuesioner PODES2014-DESA, baik aparat desa maupun instansi lain.

Setelah kuesioner terisi lengkap, pencacah diharapkan melakukan persepakatan dengan kepala desa/lurah atau beberapa aparat desa/kelurahan dalam rangka konfirmasi dan finalisasi data desa yang dikumpulkan. Selanjutnya, pencacah meminta pengesahan kepala desa/lurah dengan menandatangani, memberi nama dan cap/stempel desa/kelurahan pada kuesioner.

(49)

Pedoman Pencacah Podes 2014 39

BLOK III. KETERANGAN UMUM DESA/KELURAHAN

Rincian 301: Status pemerintahan

Status pemerintahan dibedakan menjadi empat, yaitu 1) desa, 2) kelurahan, 3) UPT/SPT, dan 4) lainnya.

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa).

Desa memiliki pemerintahan sendiri dan hak untuk mengatur wilayahnya yang lebih luas. Dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan. Desa yang berubah statusnya menjadi kelurahan, kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan dikelola oleh kelurahan yang bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat. Pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Gambar

Tabel 1.1.  Jenis dan Kegunaan Instrumen Podes 2014
Tabel 1.2. Jadwal Kegiatan Podes 2014
Gambar 2.1. Mekanisme Pendataan dan Pengolahan PODES2014-DESA
Gambar 2.2. Mekanisme Pendataan dan Pengolahan PODES2014-KEC dan  PODES2014-KAB
+6

Referensi

Dokumen terkait

• Pada dasarnya sama dengan Blok III kecuali pada blok ini harus dicatat untuk masing-masing anggota rumah tangga yang mengkonsumsi makanan/ minuman jadi yang

Bersamaan dengan kegiatan pendaftaran bangunan dan rumah tangga, dilakukan penggambaran simbol dan penomoran bangunan fisik pada salinan sketsa peta blok sensus (ST03-SWB)

Jumlah anggota rumah tangga (menurut jenis kelamin) harus sama dengan yang dicatat di Daftar SP2000-L 1. Kalau ada perbedaan, perbaiki jumlah anggota rumah tangga di SP2000- L

(v) Isian jenis tana~an dan kode pad a Rincian A07 sid A 10 harus benar (sesuai dengan jenis dan kode tanaman pada lampiran) dan pastikan sudah ada 5 (lima) jenis tanaman

Permasalahan Dalam Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Prosiding Seminar dan Lokakarya Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia Kerjasama Departemen Dalam Negeri, Direktorat Pengelolaan

Buku Pedoman Pengolahan Listing Sensus Ekonomi 2016 ini digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para petugas pengolahan dalam melakukan pengolahan data SE2016,

Halaman 2 digunakan untuk entri data Blok 3.Disini, terdapat daftar komoditas yang diusahakan selama setahun kalender pada rumah tangga tersebut.Untuk memasukkan data

Jumlah masing-masing Kolom (6) s.d (8) di Rineian e halarnan terakhir harus lebih keeil atau sama dengan nomor urut rumah tangga terakhir di Kolorn (4) halaman terakhir.