• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANDALAN, MAINTAINABILITY DAN ASPEK-ASPEK YANG TERKAIT

Dalam dokumen Konsep Diktat Pemeliharaan Pesawat.doc (Halaman 29-33)

Faktor-faktor Keandalan (Reliability).

1. Reliability dan Maintainability dalam lapangan ilmu manajemen di negara-negara maju sudah berkembang jauh maju ke depan, sedangkan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, mulai dikenal dan saat ini sedang berkembang. Hal ini berkaitan dengan makin kompleksnya, dan kecanggihan sistem yang mulai berada di Indonesia. Walaupun bidang ini relatif termasuk ilmu yang baru namun aplikasi yang berkaitan dengannya yaitu penggunaan konsep probabilita sehubungan dengan pembuatan tenaga listrik, sudah dikenal sejak tahun 1930. Pastinya keberadaan dan diakuinya bidang ilmu ini di USA setelah Perang Dunia ke II, ketika pemerintah Amerika mengaplikasikan konsep ini pada Rocket seri V1 dan V2.

2. Selama masa perang, Angkatan Bersenjata USA juga merasa perlunya peralatan yang handal (reliable), setelah berakhirnya perang berbagai studi yang berkaitan dengan reliability mulai diinisialisasikan, hasilnya cukup mengejutkan. Sebagai gambaran dua pertiga dan tiga perempat perlengkapan perang yang mereka miliki di bawah kondisi untuk bisa laik pakai dan memerlukan adanya suatu tindakan perawatan. Keluaran dari studi mereka adalah membentuk suatu komisi khusus untuk menanganinya, yang berkembang hingga sekarang. Sehingga pada akhirnya istilah-istilah seperti Reliability Engineering Department, Reliability Engineer, dan Reliability Engineer Manager, terkenal berbagai kalangan industri besar, dan mereka juga mengaplikasikannya.

3. Dalam menentukan kebutuhan dukungan sistem, frekuensi dari perawatan menjadi parameter yang penting. Frekuensi perawatan pada suatu item sangat tergantung pada keandalan item tersebut. Secara umum, “jika keandalan suatu sistem meningkat maka frekuensi perawatan akan menurun dan sebaliknya frekuensi perawatan akan meningkat jika keandalan suatu sistem menurun”. Sistem yang tidak handal biasanya akan memerlukan perawatan yang ekstensive. Dalam berbagai kejadian, kebutuhan dukungan logistik sangat dipengaruhi faktor-faktor keandalan. Untuk itu pengertian dasar dari istilah dan konsep keandalan diperlukan.

Teori Keandalan.

4. Untuk memahami beberapa teori keandalan maka perlu dipahami hal-hal sebagai berikut :

a. Pendeteksian kegagalan.Kegagalan fungsional dan kegegalan potensial dapat ditentukan dari performa sistem/komponen. Dalam hal ini mungkin terdapat perbedaan cara penilaian terhadap kriteria kegagalan oleh beberapa pengamat misalnya awak pesawat, mekanisme skadron/skatek, mekanik bengkel/depo dan sebagainya. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya ketidaksamaan pengertian tentang pendeteksian kegagalan dan operasinal tertentu. Untuk menghindarkan hal tersebut, maka dalam pendeteksian dan pelaporan kegagalan perlu ditekankan pada dua faktor sebagai berikut :

1) Pengamatan harus dalam posisi yang tepat untuk mengamati, lokasi fisik saat mengamati, dilaksanakan dalam rangka pemeriksaan peralatan yang dapat menentukan kondisi.

2) Pengamat harus mempunyai standar untuk dapat mengenali atau menentukan kondisi kegagalan, baik untuk kegagalan fungsional maupun potensi kegagalan.

b. Dampak Kegagalan. Dampak kegagalan akan menentukan prioritas perawatan atau perbaikan perancangan yang dilakukan untuk mencegah kejadian yang tak diinginkan. Dampak ini dapat dikategorikan sebagai berikut :

1) Kegagalan yang berdampak terhadap keselamatan, baik terhadap manusia ataupun peralatan.

2) Kegagalan yang berdampak terhadap kemampuan operasional. 3) Kegagalan yang tidak mempunyai dampak terhadap operasi, tetapi

berdampak terhadap perbaikan langsung.

4) Dampak kegagalan yang tidak ketihatan, karena tidak ada instrumentasi percatat, tetapi dapat menyebabkan kegagalan berganda. Dengan demikian perioritas pertama yaitu berdampak terhadap kemanan yang paling penting untuk dipertimbangkan, sedangkan yang lainnya pada dasarnya akan berdampak terhadap faktor ekonomis.

c. Proses Kegagalan.Proses terjadi kegagalan dapat dibagi dalam dua macam :

1) Kegagalan Pada Komponen Sederhana. Proses kegagalan dari komponen sederhanan hanya disebabkan oleh satu jenis modus kegagalan (modus kegagalannya tidak beragam).

2) Kegagalan Pada Komponen Komplek. Proses kegagalan dari komponen komplek dapat disebabkan oleh beberapa cara/modus kegagalan yang berada dan perlu diketahui hal-hal yang mendominasi modus kegagalan. Sebagai contoh, kegagalan engine dapat disebabkan beberapa penyebab tetapi yang paling menonjol adalah kegagalan engine yang ada kaitannya dengan faktor keamanan.

Maintainability (M).

5. Seperti halnya Keandalan (Reliability), adalah erat kaitannya dengan karakteristik rekayasa dari sistem atau produk. Hal ini menyinggung tentang kemudahan, ketepatan, keselamatan dan keekonomisan suatu sistem dalam pendayagunaan tindakan perawatan. Suatu sistem seyogyanya direkayasa sehingga dapat dipelihara tanpa investasi waktu, biaya atau sumber daya lain (yakni personil, materiel, fasilitas, alat uji dsb) yang besar dan tanpa efek yang merugikan terhadap pengoperasian sistem tersebut. Maintainability adalah kebisaan/kemampuan suatu sistem untuk dipelihara dimanna perawatan merupakan serangkaian tindakan yang harus diambil untuk memperbaiki atau mempertahankan suatu sistem dalam keadaan siap operasi. Maintainability merupakan parameter rekayasa, dan perawatan adalah hasil dari rekayasa. Maintainability juga bisa didefinisikan sebagai karakteristik dalam rekayasa yang dapat diekspresikan berkenaan dengan faktor-faktor frekuensi, waktu-waktu perawatan dalam lintas waktu-waktu tertentu.

6. Definisi yang lain tentang maintainability, adalah sebagai probabilita bahwa peralatan akan dapat dikembalikan ke kondisi tertentu di dalam periode waktu T yang diberikan, jika tindakan perawatan dikerjakan dengan prosedur-prosedur yang telah ditentukan dan keberadaan sumber daya yang diperlukan. Jika, f(t) adalah fungsi density probabilita terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mempengaruhi tindakan (repair, overhaul atau replacement), maka maintainability dari suatu peralatan dapat didefinisikan sebagai :

Jelasnya, maintainability berkaitan terhadap

standar rekayasa/desain dari suatu peralatan. Dalam praktek, Distribusi Log-Normal merupakan penggambaran yang bagus terhadap waktu-waktu tindakan perawatan.

dt

)

t

(

f

T 0

Namun karena faktor kesulitan dalam merumuskan secara matematik, maka biasanya dikira-kira dengan distribusi eksponensial negatif.

7. Maintainability juga didefinisikan berdasarkan beberapa faktor kombinasi seperti: a. Karakteristik dari rekayasa dan pemasangannya yang diekspresikan sebagai probability suatu item akan disimpan pada kondisi khusus dalam periode waktu tertentu, bilamana perawatan diselenggarakan sesuai dengan prosedur dan sumber daya yang ditentukan.

b. Karakteristik dari rekayasa dan pemasangannya yang diekspresikan sebagai probability suatu perawatan tidak akan membutuhkan sejumlah waktu yang melebihi dari periode yang ditentukan, bilamana sistem beroperasi sesuai prosedur yang ditetapkan.

c. Karakteristik dari rekayasa dan pemasangannya yang diekspresikan sebagai probability bahwa biaya perawatan untuk suatu item tidak akan melebihi X rupiah per periode waktu yang diprogramkan, bilamana sistem dioperasikan dan dipelihara sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

8. Konsep Maintainability. Erat dalam permasalahan ini adalah konsep maintainability; secara harfiah ini berarti kemudahan (sebuah mesin produksi) dipelihara. Dalam arti selengkapnya, maintainability didefinisikan sebagai :

"Peluang sebuah mesin/sistem yang rusak dapat selesai diperbaiki dalam satu jangka waktu tertentu bila perbaikan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku".

Banyak hal yang menentukan apakah maintainability sebuah mesin tinggi atau rendah, diantaranya desain dari mesin tersebut relatif terhadap manusia perawatnya. Ini bisa berujud kelebihan, bisa pula kelemahan. Apapun ujudnya, harus diperhatikan dalam mendesain sistem/mesin. Mesin harus didesain sedemikian rupa sehingga "compatible" dengan pemeliharanya. Suatu aliran dalam permasalahan ini bahkan berpendapat bahwa mesin harus sesuai dengan manusia yang nanti akan berurusan dengannya.

9. Perhatikan sebagai contoh, rancangan sebuah mesin yang sedemikian rupa keadaannya sehingga setiap kali akan melakukan penggantian sejenis suku cadang, pemelihara harus membongkar sejumlah komponen lain dari mesin itu terlebih dahulu. Setelah suku cadang yang bersangkutan dipasang, komponen-komponen lainnya dipasang kembali. Dapat dibayangkan bagaimana tidak menyenangkannya upaya perawatan ini bila harus dilakukan seringkali sebagai bagian dari preventif maintenance. Akhir-akhir ini berkembang suatu ungkapan yang bagus berkenaan dengan hal ini, yaitu "bahwa sebuah mesin harus maintenance friendly".

10. Adalah suatu hal yang sangat penting bagi para pengambil keputusan ketika menetapkan meisn-mesin mana yang harus dibeli (atau mesin-mesin bagaimana yang harus dibuat), mengikutkan pertimbangan-pertimbangan maintainability, dalam kaitan ini, maintainability dari sudut manusianya. Mesin-mesin yang "ramah" terhadap manusia akan membuatnya menjadi lebih mudah dan lebih cepat dirawat. Bahkan juga lebih memungkinkan ketelitian hasil perawatan yang lebih tinggi. Sejumlah desain yang umumnya menentukan tingkat maintainability dari sudut perawatan adalah :

* akses * penyetelan

* perangkat built-in test * sirkuit

* sambungan * display

* kebutuhan tingkat skill * ukuran komponen * bentuk komponen * pencahayaan

* peredam beban lingkungan

* pengangkutan * pencirian * kemamputukaran * kemudahgantian * pelumasan * pemasangan * pilihan komponen * redundansi * keselamtan * standarisasi * test points BAB V

Dalam dokumen Konsep Diktat Pemeliharaan Pesawat.doc (Halaman 29-33)