• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.2 Deskripsi Data

4.2.3 Penyajian Data

4.2.3.5 Keandalan (Reliability)

Keandalan diartikan bahwa output sebuah sistem harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mempu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau pada saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer. Artinya, dalam sistem CAT keandalan ditinjau dari ketelitian sistem ini memberi penilaian dan soal kepada peserta tes, dan kemampuan sistem ini bekerja dalam kondisi apapun. Salah seorang pegawai PPSR (Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen), yaitu I2 mengatakan tidak pernah terjadi masalah dalam pelaksanaan seleksi menggunakan CAT di Badan Kepegawaian Negara. Beliau menyatakan:

“Untuk di Badan Kepegawaian Negara kantor pusat sampai saat ini belum pernah ada masalah besar dan tidak dapat diatasi. Seandainya ada satu komputer yang mati, kita pindahkan ke komputer cadangan. Itu tidak merubah nilai maupun soal yang telah dikerjakan peserta. Matinya komputer mungkin disebabkan kabel yang tertendang. Memang benar kabel ditanam dibawah tanah, namun ada saja kabel yang tertendang… Dalam pelaksanaan seleksi, operator maupun tenaga pelaksana CAT disiapkan tidak hanya satu orang. Kami selalu memiliki cadangan bila salah seorang operator atau tenaga pelaksana lain berhalangan hadir.” (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 09.52/ di ruang PPSR).

Berdasarkan wawancara dengan I2 diatas dapat diketahui bahwa sistem CAT di Badan Kepegawaian Negara tidak pernah menemui masalah teknis yang berarti. Seandainya saat pelaksanaan tes terdapat komputer peserta yang mati, peserta dapat

dipindahkan ke komputer cadangan. Peserta yang dipindahkan ke komputer cadangan tidak akan kehilangan soal yang telah dikerjakan, waktu pengerjaan, maupun nilai. Kondisi komputer akan sama seperti saat peserta tes menggunakan komputer sebelumnya. Dalam pelaksanaan seleksi menggunakan CAT juga tidak pernah ditemui kondisi dimana tidak terdapat operator maupun tenaga pelaksana. Seorang pegawai PPSR lain yaitu I1 mengatakan hal yang serupa dengan I2. Beliau menyatakan:

“Tidak pernah ada masalah teknis sampai sekarang. Kalaupun komputer ada yang mengadat, peserta akan dipindahkan ke komputer cadangan. Data yang telah diisi peserta tetap ada. Peserta dapat melanjutkan ujian tanpa kehilangan jawaban dan waktu ujiannya… Saat pelaksanaan seleksi tidak pernah tidak dihadiri operator maupun tenaga pelaksana lain. Selalu ada cadangan tenaga pelaksana. Karena kami tim, kami selalu memiliki cadangan. Selama ini sistem dapat berjalan dengan baik.” (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 11.35/ di ruang PPSR).

Berdasarkan wawancara dengan I1 diatas dapat diketahui hal yang serupa dengan pernyataan I2 sebelumnya, bahwa sangat jarang terjadi masalah dalam pelaksanaan seleksi menggunakan CAT di Badan Kepegawaian Negara. Jika saat pelaksanaan seleksi komputer peserta ada yang mengadat, peserta akan dipindahkan ke komputer cadangan tanpa merubah data peserta seperti di komputer sebelumnya. Dalam pelaksanaan seleksi menggunakan CAT juga tidak pernah ditemui kondisi dimana tidak terdapat operator maupun tenaga pelaksana.

Untuk mengecek kebenaran pernyataan I1 dan I2, peneliti mewawancarai sejumlah pengguna CAT, yaitu CPNS yang berada di Badan Kepegawaian Negara. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, tidak terdapat masalah teknis saat pelaksanaan seleksi menggunakan CAT berlangsung. Hal ini seperti yang

dinyatakan I8, beliau menyatakan: “Tidak ada. Sejauh saya menggunakan CAT tidak ada masalah yang saya temui. Kondisi yang saya lihat waktu tes juga tidak terdapat masalah pada peserta lain. (Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 10.35/ di ruang Inka).

Selain dari kemampuan sistem ini dalam beroperasi, keandalan sistem CAT dapat dilihat melalui tingkat ketelitiannya terhadap pembuatan dan pemberian soal, maupun penilaian terhadap jawaban peserta. Tingkat ketelitian yang tinggi dapat menutup celah terjadinya kecurangan, dan membuat sistem ini bekerja secara efektif. Dalam memberikan penilaian terhadap jawaban peserta, sistem CAT berpedoman terhadap Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2013 tentang Nilai Ambang Batas Tes Kompetensi Dasar (TKD) dari pelamar umum. Berikut nilai ambang batas dijelaskan dalam tabel 4.10.

Tabel 4.10

Nilai Ambang Batas TKD CPNS dari Pelamar Umum Tahun 2013

No Jenis Tes Ambang Batas Tes

dengan CAT

Ambang Batas Tes dengan LJK 1 Tes Karakteristik

Pribadi

60% dari nilai maksimal (175) dengan jumlah 35 soal

60% dari nilai maksimal (180) dengan jumlah 45 soal 2 Tes Intelegensia

Umum

50% dari nilai maksimal (150) dengan jumlah 30 soal

50% dari nilai maksimal (140) dengan jumlah 35 soal

3 Tes Wawasan Kebangsaan

40% dari nilai maksimal (175) dengan jumlah 35 soal

40% dari nilai maksimal (160) dengan jumlah 40 soal

Sumber: Permenpan 35 Tahun, (2013)

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai ambang batas Tes Kompetensi Dasar (TKD) menggunakan Lembar Kerja Komputer (LJK) dan CAT baik dari Tes Karakteristik Pribadi, Tes Intelegensia Umum maupun Tes Wawasan Kebangsaan sama. Namun begitu terdapat perbedaan jumlah soal seleksi dengan menggunakan CAT dan LJK sesuai dengan kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB). Untuk seleksi menggunakan CAT jumlah soal yang diujikan sebanyak 100 soal, sedangkan untuk seleksi menggunakan LJK jumlah soal yang diujikan sebanyak 120 soal. Skor yang diberikan pada satu jawaban yang benar dalam LJK adalah 4, sedangkan skor yang diberikan pada satu jawaban yang benar dalam sistem CAT adalah 5. Penilaian untuk soal yang salah adalah 0.

Ditetapkannya nilai ambang oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) membuat kejelasan dalam penilaian tes. Hal ini dapat mencegah terjadinya kecurangan. Lebih lanjut, aplikasi CAT telah dirancang khusus untuk secara otomatis memberikan penilaian, sehingga tidak memungkinkan terjadinya kecurangan dengan merubah nilai. Hal ini seperti pernyataan I1. Beliau menyatakan:

“Tidak. Penilaian sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem. Selama sistem ini digunakan dalam seleksi, belum pernah ada peserta yang complain dengan nilai yang didapat. Nilai yang didapat telah sesuai dengan yang dia kerjakan. Telah berpuluh ribu orang menggunakan CAT, belum

ada yang complain merasa tidak puas.” (Wawancara/ 14 Juli 2014/ pukul 10.22/ di ruang PPSR).

Lebih lanjut I1 menambahkan jika terjadi kesamaan pada nilai total TKD dan TKB peserta, Badan Kepegawaian Negara telah menetapkan ketentuan untuk memilih berdasarkan nilai TKD tertinggi. Beliau menyatakan:

“Jika jumlah peserta yang lolos melebihi jumlah formasi yang telah ditentukan, maka akan kami ranking dan ambil ranking tertinggi sejumlah formasi. Jika setelah di ranking ternyata ada peserta yang nilai akhirnya sama, maka penentuannya berdasarkan nilai TKD nya. Akan ditentukan siapa yang lolos berdasarkan nilai yang lebih tinggi pada TKP, TIU, TKW secara berurutan.” (Wawancara/ 15 Desember 2014/ pukul 09.35/ di ruang PPSR).

Salah seorang pengguna CAT di Badan Kepegawaian Negara pada tahun 2013 I10, mengatakan bahwa nilai yang didapatnya, telah sesuai dengan apa yang dikerjakannya. “Menurut saya hasil yang saya dapat sudah sesuai dengan apa yang saya kerjakan. Kita dapat melihat langsung perolehan nilai kita setelah selesai tes. Jadi sudah transparan tidak memungkinkan kecurangan.” (Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 11.24/ di ruang Inka).

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1 dan I10 diatas dapat diketahui bahwa sistem CAT merupakan sistem yang dapat diandalkan dalam pemberian nilai. Ini dikarenakan sistem CAT merupakan sistem yang terkoneksi dengan komputer, dan memberikan penilaian secara otomatis. Terlebih lagi peserta dapat mengetahui nilainya secara langsung setelah selesai mengerjakan soal. Sistem ini menjadi sistem yang transparan dan mencegah terjadinya praktek KKN.

Selain dari pemberian nilai, keandalan sistem ini dapat dilihat dari pemberian soal kepada para peserta tes. Salah seorang Pengelola Bank Soal I4 memastikan keandalan soal yang diberikan. Beliau menyatakan:

“Untuk memastikan keandalan soal, kami melakukan proses generate soal. Soal kami random atau acak. Artinya peserta mendapatkan soal yang telah diacak oleh sistem. pengacakan dilakukan pertama pada saat pengeditan, kedua pada saat peserta log in, dan ketiga pada saat peserta mengerjakan soal. Peserta tidak akan mengetahui soal mana yang didapat. Kami juga tidak mengetaui soal mana yang didapat peserta”. (Wawancara/ 10 April 2014/ pukul 11.23/ di ruang PPSR).

Berdasarkan keterangan I4 diatas, dapat diketahui bahwa Badan Kepegawaian Negara telah memastikan keandalan soal yang diberikan untuk seleksi CPNS, melalui proses pengacakan soal secara otomatis oleh sistem. Soal yang telah diacak membuat peserta bahkan tenaga pelaksana tidak akan mengetahui soal mana yang akan didapatkan peserta, sehingga mencegah terjadinya kecurangan.

Lebih lanjut CPNS Badan Kepegawaian Negara I10 mengatakan, soal yang diberikan pada saat tes CPNS Badan Kepegawaian Negara tahun 2013 sudah sesuai. Beliau mengatakan: “Soal yang diberikan standar.ada yang berbobot mudah, sedang, dan sulit. Soal yang diberikan juga sesuai dengan pendidikan saya, dan formasi yang saya tuju, sehingga tidak terlalu sulit dalam mengerjakannya”. (Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 10.39/ di ruang Inka).

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh I8, yang pernah mengikuti tes CPNS lebih dari satu kali. Beliau mengatakan soal yang diberikan relatif. Berikut pernyataannya: “Soal yang diberikan relative. Saya pernah mencoba soal di kementerian lain dan lebih sulit dibandingkan di BKN. Soal yang diberikan dari

tahun ke tahun tidak pernah sama, selalu bervariatif.” (Wawancara/ 20 Agustus 2014/ pukul 10.22/ di ruang Inka).

Berdasarkan pernyataan I10 dan I8 tersebut dapat diketahui bahwa soal yang di berikan dalam seleksi CPNS Badan Kepegawaian Negara memiliki bobot mudah, sedang, hingga sulit. Soal-soal ini dianggap wajar oleh peserta. Soal yang diberikan dari tahun ke tahun berbeda, dan lebih bervariatif.

Soal yang digunakan dalam seleksi CPNS dengan menggunakan CAT telah mengalami rangkaian pengembangan soal seperti yang telah dijelaskan dalam Gambar 4.2. Sebelum soal-soal dapat dilihat oleh para peserta, soal yang diberikan kepada para peserta juga telah mengalami randomize atau pengacakan sebanyak tiga kali seperti yang telah disampaikan I4 sebelumnya. Pengacakan itu terjadi pada saat:

1. Generate soal oleh pengelola Bank Soal yang disaksikan secara langsung oleh atasan yang bersangkutan. Soal sengaja diacak saat generate dilakukan.

2. Saat peserta log in ujian. Saat ini soal akan teracak secara otomatis untuk tiap-tiap peserta.

3. Saat peserta akan mengerjakan soal. Saat ini juga soal akan teracak secara otomatis.

Dengan randomize soal secara otomatis oleh sistem ditiap user, peserta ujian yang satu dengan yang lainnya akan mendapat soal yang berbeda. Ini mencegah

terjadinya kecurangan, sehingga peserta bahkan pengelola sendiri tidak akan mengetahui soal mana yang didapatkan oleh peserta tes.

Dalam pelaksanaan sistem CAT, pernah ditemui kesalahan dalam pengetikan soal tes CPNS. Kesalahan ini terjadi tidak hanya sekali, namun beberapa kali. Hal ini seperti yang diakui oleh I5, Pengelola Bank Soal, yangmengakui pernah menemukan kesalahan dalam pengetikan soal. Berikut pernyataannya:

“Kesalahan pada soal pernah ditemui. Kesalahan pada pengetikan soal. Ada beberapa soal terkadang ditemukan salah mengetik pilihan ganda. Missal pilihan ganda B dan C sama. Padahal sistem ini sudah kita teliti, lapi kemaren masih saja kita temukan. Kami akan meriview pembuatan soal ini lagi” (Wawancara/ 17 Juni 2014/ pukul 12.56/ di ruang PPSR)

Berdasarkan keterangan I5 diatas, mengindikasikan bahwa masih terdapat kekurangtelitian pada entry soal atau pengetikan soal. Namun beberapa informan pengguna CAT, salah satunya I9 tidak pernah menemukan kesalahan dalam pengetikan soal. Beliau mengatakan: “Sepertinya tidak ada kesalahan dalam pengetikan soal. Menurut saya, soal-soal pun tidak ada yang tidak ada jawabanya.” (Wawancara/ 25 Agustus 2014/ pukul 12.06/ di ruang Inka).

Perbedaan pernyataan antara I5 dan I9 diatas menurut peneliti dikarenakan informan I9 kurang memperhatikan soal yang diberikan secara teliti.

Berdasarkan berbagai pernyataan informan dan berbagai data yang telah peneliti jabarkan sebelumnya, menunjukkan sistem CAT merupakan sistem yang dapat diandalkan. Keandalan sistem ini dapat dilihat dari soal yang diberikan oleh sistem ini, dan penilaian yang dilakukan oleh sistem ini. Namun terdapat sedikit

ketidaktelitian pada sistem ini, seperti yang telah dijelaskan oleh I5. Ketidaktelitian tersebut terdapat pada pengetikan soal ujian.

4.2.3.6 Fleksibilitas (Flexibility)

Sebuah sistem harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan-perubahan yang cukup beralasan, dalam kondisi sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi. Sistem aplikasi CAT tidak terlepas dari berbagai perubahan-perubahan. Sejak awal di terapkan nya CAT ada beberapa perubahan yang telah dilakukan terhadap sistem ini. Informan penelitian I2

mengatakan bahwa sistem ini fleksibel. Berikut pernyataannya: “Sistem ini tidak baku tapi fleksibel. Sistem ini akan terus dikembangkan dan ditingkatkan sesuai kebutuhan. Fleksibilitas dilakukan untuk terus memudahkan pengguna dan meminimalisir kecurangan.” (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 09.52/ di ruang PPSR).

Perubahan yang dilakukan terhadap sistem aplikasi CAT berasal dari kritik dan saran pengguna. Hal ini seperti yang disampaikan oleh I6, berikut pernyataannya:

“Sistem ini cukup fleksibel. Sistem CAT selalu mengalami perubahan secara bertahap. Setiap tahunnya sistem ini selalu diperbaharui. Misalnya saja dari segi tampilan penilaian maupun soal. Kami juga sebelumnya telah menampung kritik dan saran dari peserta tes. Kritik dan saran tersebut yang kami gunakan sebagai acuan untuk berubah kearah yang lebih baik lagi.” (Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 11.13/ di ruang PPSR). Berdasarkan hasil wawancara dengan I2 dan I6 diatas, dapat diketahui sistem CAT merupakan sistem yang fleksibel. Sistem ini dapat mengalami perubahan

sewaktu-waktu jika dirasakan sudah tidak sesuai dengan keadaan. Sistem ini juga akan mengalami perubahan jika terdapat tuntutan perubahan dari masyarakat. Beberapa perubahan yang telah dan akan dilakukan pada sistem CAT, diantaranya:

1. Perubahan pada tampilan apikasi. Perubahan pada tampilan aplikasi yaitu perubahan yang membuat aplikasi ini tampil lebih menarik dan memiliki fitur-fitur yang berguna bagi peserta. Tampilan aplikasi sistem CAT saat pertama kali dibangun berbeda dengan tampilan aplikasi sistem CAT yang ada saat ini. Perubahan tampilan yang pernah terjadi diantaranya:

1. Saat pertama kali diterapkan, sistem aplikasi ini tidak memiliki fitur waktu yang memudahkan peserta tes untuk melihat lamanya waktu ujian. Namun saat ini, sistem aplikasi CAT memiliki fitur sisa waktu, sehingga peserta mengetahui waktu sisa ujian yang ia miliki.

2. Saat pertama kali diterapkan, sistem aplikasi CAT tidak memiliki fitur yang memungkinkan peserta untuk melihat dan menjawab bebas soal di nomor berapapun. Dahulu pengerjaan soal dilakukan secara berurutan mulai dari nomor satu dan seterusnya. Namun saat ini, sistem aplikasi CAT memiliki fitur nomor soal dan fitur panah kembali atau selanjutnya, yang memungkinkan peserta bebas memilih soal nomor berapa yang ingin dikerjakannya dahulu. Saat ini aplikasi CAT juga memberi kemudahan, dengan memungkinkan peserta merubah jawaban yang telah ia pilih sebelumnya.

2. Perubahan pada software komputer. Dahulu software di Badan Kepegawaian Negara masih menggunakan windows server 2003, namun seiring berjalannya waktu berubah ke windows server 2008 keatas.

3. Perubahan pada soal-soal. Setiap seleksi CPNS diadakan, soal yang digunakan selalu berubah dan bervariatif.

4. Perubahan pada penilaian. Selama beberapa kali menerapkan CAT sebagai metode seleksi CPNS di Badan Kepegawaian Negara, terdapat perubahan pada penilaian tes. Penilaian yang pernah dilakukan sistem ini diantaranya: 1. Pada tahun 2009 penilaian Tes Kompetensi Dasar (TKD) untuk seleksi

CPNS Badan Kepegawaian Negara menggunakan sistem ranking. 2. Pada tahun 2010 penilaian Tes Kompetensi Dasar untuk seleksi CPNS

Badan Kepegawaian Negara tahun menggunakan passing grade 275, dan Tes Kompetensi Bidang (TKB) berpedoman pada Perka Badan Kepegawaian Negara Nomor 9 Tahun 2010.

3. Pada tahun 2013 penilaian Tes Kompetensi Dasar (TKD) untuk seleksi CPNS Badan Kepegawaian Negara dengan menggunakan passing grade sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan dan RB) Nomor 35 Tahun 2013. 5. Perubahan pada infrastruktur sistem CAT di Badan Kepegawaian Negara.

Perubahan tersebut diantaranya:

1. Perubahan jumlah komputer di Laboratorium CAT Badan Kepegawaian Negara. Pada tahun 2008 jumlah komputer di laboratorium berjumlah

10 client, pada tahun 2011 terdapat penambahan 100 buah komputer client.

2. Perubahan pada Laboratorium CAT. Pada tahun 2008 belum ada ruangan khusus tes menggunakan CAT, namun pada tahun 2011 ruangan ini telah dibangun.

Selain perubahan yang telah terjadi, selanjutnya akan ada perubahan-perubahan pada sistem ini untuk diterapkan kedepannya. Perubahan tersebut diantaranya:

1. Perubahan pada kegunaan server. Saat ini seluruh server yang ada di Badan Kepegawaian Negara masih sama kegunaannya. Namun kedepan setiap server yang dimiliki Badan Kepegawaian Negara akan dibedakan kegunaannya. Misal ada server untuk tes CPNS, tes jabatan, database. 2. Untuk meningkatkan keamanan dan mencegah adanya joki, akan dibuat

data peserta dengan menggunakan foto.

3. Perubahan sistem manajemen basis data dari Oracle ke SQL. Badan Kepegawaian Negara sedang melakukan uji coba untuk menggunakan SQL (sistem manajemen basis data pada komputer yang tersedia sebagai perangkat lunak gratis). Hal ini dilakukan karena sistem Oracle (sistem manajemen basis data pada komputer yang banyak digunakan di perusahaan) memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah membutuhkan komputer dengan spesifikasi yang tinggi. SQL lebih dapat digunakan secara luas, tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi, dan memungkinkan untuk opensource (sumber terbuka yang dapat diakses semua orang). Hal ini sesuai dengan pernyataan I4. Beliau mengatakan:

“Perubahan terhadap sistem ini ada. Saat ini kami sedang membangun sistem yang baru, kita tidak menggunakan Oracle lagi, tapi menggunakan SQL… Dengan SQL kita dapat opensource. Disamping itu oracle membutuhkan biaya mahal, dan membutuhkan spesifikasi komputer dan server yang tinggi. Spersifikasinya tinggi sekali. Oleh karena kita juga memfasilitasi instansi lain, kita akan opensource”. (Wawancara/ 10 April 2014/ pukul 11.48/ di ruang monitoring CAT)

Berdasarkan penyataan I4 tersebut, dapat diketahui bahwa selama ini spesifikasi yang diterapkan oleh Badan Kepegawaian Negara terlalu tinggi, sehingga membutuhkan biaya yang mahal dan sulit untuk terpenuhi oleh instansi lain.

Berdasarkan berbagai pernyataan informan penelitian diatas mengenai fleksibilitas dan berbagai data yang peneliti dapatkan, menunjukkan bahwa sistem Computer Assisted Test (CAT) merupakan sistem yang fleksibel. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan I2, I6, dan I4. Sejak awalmula diterapkannya aplikasi ini, terdapat berbagai perubahan yang telah dilakukan terhadap aplikasi ini baik dari segi tampilan, menu maupun fitur. Perubahan pada aplikasi juga tidak berhenti saat ini, namun akan terus berlanjut sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan terhadap aplikasi ini.

4.2.3.7 Pelayanan Langganan (Costumer Service)

Sebuah sistem harus memberikan pelayanan dengan baik/ ramah dan efisien kepada para langganan pada saat berhubungan dengan langganan perusahaan. Sistem CAT tidak hanya digunakan oleh Badan Kepegawaian Negara saja, namun juga oleh instansi pusat maupun daerah se-Indonesia yang meminta difasilitasi seleksinya menggunakan CAT. Ada beberapa prosedur pelaksanaan yang harus

dilakukan oleh instansi yang meminta di fasilitasi seleksi menggunakan CAT sebagai metode seleksi CPNS dari pelamar umum, diantaranya:

1. Permohonan Fasilitasi Tes Kompetensi Dasar (TKD) Menggunakan Computer Assisted Test (CAT).

1. Instansi mengirimkan surat permohonan pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar (TKD) dengan Computer Assisted Test (CAT) kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN).

2. Kepala Badan Kepegawaian Negara atau pejabat yang ditunjuk menentukan pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar (TKD) di Badan Kepegawaian Negara pusat, kantor regional maupun di instansi pemohon sendiri.

3. Kepala Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Pegawai (PPSR) menyusun jadwal pelaksanaan Computer Assisted Test (CAT) seluruh instansi yang memohon difasilitasi.

2. Persiapan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara dan instansi yang melaksanakan Computer Assisted Test (CAT).

1. Pimpinan instansi pemohon dan Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara melakukan koordinasi dengan kepala pusat. 2. Pimpinan instansi pemohon yang secara mandiri melaksanakan

Computer Assisted Test (CAT) menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan.

3. Pimpinan instansi mandiri menyiapkan komputer client sesuai spesifikasi yang ditentukan.

4. Pimpinan instansi mandiri yang tidak memungkinkan mengirimkan server karena alasan transportasi harus berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Negara untuk dapat menggunakan server Badan Kepegawaian Negara.

3. Audit sistem Computer Assisted Test (CAT)

1. Kepala pusat mempersiapkan sistem Computer Assisted Test (CAT) untuk diaudit oleh Tim Audit Teknologi.

2. Tim Audit Teknologi melakukan audit sistem Computer Assisted Test (CAT).

3. Kepala Badan Kepegawaian Negara menerima hasil audit dari Tim Audit Teknologi.

4. Penerimaan data peserta dari pimpinan instansi.

Pimpinan instansi yang difasilitasi Computer Assisted Test (CAT) harus menyerahkan data peserta yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti Tes Kompetensi Dasar (TKD) kepada pusat paling lambat tujuh hari sebelum pelaksanaan.

5. Instalasi database dan aplikasi ke dalam server.

Petugas Computer Assisted Test (CAT) Badan Kepegawaian Negara menerima server dari pimpinan instansi mandiri dan melakukan instalasi database kedalam aplikasi, untuk selanjutnya dites apakah dapat berjalan dengan baik.

6. Pembuatan skema.

Petugas Computer Assisted Test (CAT) menyiapkan skema ujian dan mengimpor data peserta yang sah dari instansi.

7. Penyegelan server.

Petugas Computer Assisted Test (CAT) melakukan penyegelan server untuk pengamanan pada server yang akan dibawa ke instansi yang akan melakukan Tes Kompetensi Dasar (TKD) secara mandiri dengan Computer Assisted Test (CAT).

8. Persiapan sebelum pelaksanaan tes.

1. Petugas Computer Assisted Test (CAT) dan pimpinan instansi melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan tes paling lambat 2 hari sebelum pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar (TKD).

2. Tim jaringan melakukan uji kelayakan insfrastruktur Computer Assisted Test (CAT) pada instansi mandiri.

3. Pembukaan segel server, uji coba server, sampai degan penyerahan server kembali kepada pimpinan instansi mandiri.

9. Pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar (TKD) dengan Computer Assisted Test (CAT) yang seluruhnya dilakukan oleh petugas Computer Assisted Test (CAT) dari Badan Kepegawaian Negara, dan panitia seleksi

Dokumen terkait