• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SISTEM COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) DALAM PROSES SELEKSI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI PELAMAR UMUM DI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN SISTEM COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) DALAM PROSES SELEKSI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI PELAMAR UMUM DI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TAHUN 2013"

Copied!
210
0
0

Teks penuh

(1)

NEGARA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

Susi Lestari

NIM: 6661101163

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si, Pembimbing II Titi Stiawati S.Sos., M.Si.

Computer Assisted Test (CAT) adalah metode seleksi terintegrasi komputer yang diterapkan di Badan Kepegawaian Negara. Dalam penerapannya terdapat beberapa kendala, antara lain kurangnya sarana prasarana dan kurangnya sumber daya manusia. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Sistem CAT dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013. Peneliti menggunakan teori Barry Chusing yang menyebutkan terdapat tujuh tujuan sistem informasi yaitu: kegunaan, kapasitas, ekonomis, kesederhanaan, keandalan, fleksibilitas, dan pelayanan langganan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Informan penelitian ini adalah pegawai Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen dan Calon Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Negara. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Penerapan Sistem CAT dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013 sudah berhasil. Namun masih terdapat beberapa kendala dikarenakan komputer yang kurang memadai, tenaga pelaksana yang kurang memadai, spesifikasi komputer dan server yang terlalu tinggi, biaya pelaksanaan yang mahal, dan kekurangtelitian dalam pengetikan soal ujian. Untuk memperbaiki sistem ini, Badan Kepegawaian Negara sebaiknya segera menambah komputer, menambah sumber daya manusia, mengganti database server, memfasilitasi seluruh instansi di Indonesia dengan CAT, dan lebih teliti dalam pembuatan soal.

(3)

Applicant at National Civil Service Agency in 2013. The Study Program of Public Administration, The Faculty of Social and Political Science, Sultan Ageng Tirtayasa University. Advisor I Ipah Ema Jumiati, M.Si, Advisor II Titi Stiawati S.Sos., M.Si.

Computer Assisted Test is a selection method integrated with computer and implemented in National Civil Service Agency. In practice, there are several problems of this system such as lack of computer and human resources. The purpose of this research is to know the Implementation of Computer Assisted Test System on Civil Servant Candidate Selection from General Applicant at National Civil Service Agency in 2013. This research used Barry Chusing theory’s which consist of seven purpose of information system: usefulness, capacity, economic, reliability, flexibility, simplicity and costumer service. The method of this research is qualitative with interview, observation and documentation study collecting data. The informers of this research are National Civil Service Agency employees and Civil Servant Candidate. The result of the research showed that the implementation of Computer Assisted Test System on Civil Servant Candidate Selection from General Applicant at National Civil Service Agency in 2013 has succeed. However there are still problems such as lack of computer, lack of human resources, the specification of computer and server is too high, the cost for implementation is too expensive, and then lack of thoroughness in typing question test. For improving this system National Civil Service Agency should add computer and human resources, change database server, facilitate all institution in Indonesia with computer assisted test and make question test carefully.

(4)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Susi Lestari Agustina NIM : 6661101163

Tempat tangal lahir : Jakarta, 24 Agustus 1992 Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENERAPAN SISTEM COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) DALAM PROSES SELEKSI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI PELAMAR UMUM DI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TAHUN 2013 adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, Desember 2014

(5)
(6)
(7)

“If you can’t fly, then run,

If you can’t run, then walk,

If you can’t walk, then crawl,

But whatever you do,

(8)

i

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas kasih setia dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Bukan tanpa suatu hambatan skripsi ini dibuat. Berbagai macam kendala dalam pencarian data dan penyusunan pernah dialami oleh peneliti, namun dukungan dari berbagai pihak membuat peneliti tidak putus harapan.

Skripsi ini sendiri dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata satu (SI) Administrasi Negara. Proposal skripsi ini berjudul “Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon

Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara

Tahun 2013”.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Karenanya, kritik dan saran yang membantu dalam penyusunan skripsi ini sangat diperlukan. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(9)

ii

5. Gandung Ismanto S.Sos., M.M., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rina Yulianti, S.IP., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

7. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

8. Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing peneliti disela-sela kesibukan mengikuti pendidikan SIII.

9. Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan sabar dan selalu memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Anis Fuad, S.Sos., M.Si., Dosen Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen sekaligus Penguji Skripsi ini.

11.Dra. Heri Susilowati, M.M., Drs. Porman Simatupang, Sose Reinaldo, S.Kom., Adi Pamulyo, S.Kom., Dewi Sartika, S.Kom., Novi Rinawati, SS., Rina.N, Dwi Pratiwi, Dedi Basuki, Osi Isna, narasumber dari BKN yang sangat memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data dan wawancara. 12.Seluruh pegawai Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen BKN yang turut

(10)

iii peneliti.

14.Keluarga besar Ane B yang membuat peneliti terpacu menyelesaikan skripsi ini dengan cepat.

15.Hesty, Tata, Nisya, Dina, Navis, Abel, Oji, Dian yang kerap menjadi tempat curahan hati peneliti, dan selalu menjadi teman yang memberikan semangat bagi peneliti.

16.Keluarga Green House yang memberikan dukungan bagi peneliti.

17.Semua orang yang telah mendukung penelitian ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan selalu melindungi kita semua dengan segala kebaikan-Nya

Serang, Oktober 2014

Penulis

(11)

iv HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR………. i

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……… vi

DAFTAR GAMBAR………... vii

DAFTAR LAMPIRAN………... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2Identifikasi Masalah………...………...….. 12

1.3Batasan Masalah……….. 12

1.4Rumusan Masalah……… 13

(12)

v

2.1 Tinjauan Pustaka……….. 15

2.1.1 Pengertian Penerapan……….... 15

2.1.2 Sistem Informasi Manajemen (SIM)……….………... 18

2.1.3 Seleksi………...… 28

2.1.4 Konsep CAT………..…... 34

2.2 Penelitian Terdahulu………..………….…. 35

2.3 Kerangka Berpikir ……….……….…. 37

2.4 Asumsi Dasar Penelitian………..…… 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian………..….. 42

3.2 Fokus Penelitian………..……. 43

3.3 Lokasi Penelitian………...………..……. 43

3.4 Instrumen Penelitian………..….. 44

3.5 Informan Penelitian………..…… 46

3.6 Teknik Pengumpulan Data………...…… 47

(13)

vi BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian……….. 53

4.1.1 Sejarah Badan Kepegawaian Negara………. .. 53

4.1.2 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Negara………….. 55

4.1.3 Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Badan Kepegawaian Negara……… 56

4.1.4 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara.…. .. 58

4.2 Deskripsi Data……….….. .. 63

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian………... 63

4.2.2 Informan Penelitian……….…... 64

4.2.3 Penyajian Data………... 66

4.2.3.1 Kegunaan (Usefullness)……….………...….... 68

4.2.3.2 Kapasitas (Capacity)…...……….……. 79

4.2.3.3 Ekonomis (Economy)…...……….……… 95

4.2.3.4 Kesederhanaan (Simplicity)…....……….. 105

(14)

vii

4.3 Pembahasan………...132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….. 137 5.2 Saran……… 138

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

viii

Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan TKD dengan CAT Tahun 2013………. 8

Tabel 1.2 Tim Kerja BKN untuk Seleksi CPNS dengan CAT……….. 9

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian………... 44

Tabel 3.2 Informan Penelitian……….... 46

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian………... 52

Tabel 4.1 Informan Penelitian………... 65

Tabel 4.2 Formasi Jabatan yang Dibutuhkan BKN Tahun 2013……... 75

Tabel 4.3 Jumlah Peserta Lulus TKD Tahun 2013……….... 76

Tabel 4.4 Daftar Nama Peserta Lulus TKB BKN Tahun 2013……... 77

Tabel 4.5 Sub Tim Aplikasi dari PPSR……….. 94

Tabel 4.6 Rincian Biaya Pelaksanaan CPNS BKN Tahun 2008……… 97

Tabel 4.7 Petunjuk Operasional Kegiatan Tahun Anggaran 2014….… 98 Tabel 4.8 Biaya Pelaksanaan Rekrutmen dan Seleksi CPNS Tahun 2008 dan 204……….. 99

Tabel 4.9 Kelebihan dan Kelemahan Sistem CAT dan LJK…………..104

(16)

ix

Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manajemen………. 21

Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir………..…....40

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara………….. 59

Gambar 4.2 Alur Pengembangan Soal………... 106

Gambar 4.3 Tampilan Log In Ujian………...111

Gambar 4.4 Tampilan Awal Aplikasi……… 112

Gambar 4.5 Tampilan Soal Aplikasi CAT……….113

(17)

x Lampiran 1 Pedoman Wawancara Lampiran 2 Member Check

Lampiran 3 Matriks Wawancara Lampiran 4 Catatan Lapangan

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 6 SK Nomor B-2432/M.PAN.RB/7/2013

Lampiran 7 Daftar 73 Instansi Pengguna CAT Tahun 2013

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian Lampiran 9 Kartu Bimbingan

(18)

1 1.1 Latar Belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penggerak utama dalam organisasi. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat mensukseskan tujuan organisasi dan membuat organisasi mampu menghadapi tantangan jaman. Sebaliknya, sumber daya manusia yang tidak berkualitas dapat menjadikan organisasi stagnan tanpa adanya perubahan. Karenanya, pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi menjadi penting untuk dilakukan.

Pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi menjadi suatu disiplin ilmu manajemen khusus yang dikenal dengan istilah Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Manajemen sumber daya manusia mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen sumber daya manusia yang dilakukan secara tepat akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan harapan organisasi. Proses manajemen yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan sumber daya manusia berkualitas diantaranya adalah rekrutmen dan seleksi.

(19)

merupakan kelanjutan rekrutmen, yakni penyaringan pelamar yang ingin masuk dan bekerja dalam organisasi. Tidak semua rekrutmen dan seleksi berhasil menghasilkan tenaga kerja yang berkompeten dan berkualitas. Berhasil atau tidaknya rekrutmen dan seleksi salah satunya ditentukan oleh metode apa yang digunakan untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi tersebut.

Dahulu organisasi swasta maupun pemerintahan menyelenggarakan seleksi dengan metode tertulis. Tes yang dilakukan masih manual dengan menggunakan kertas dan berbagai alat tulis. Penilaian yang dilakukan terhadap tes tertulis biasanya tertutup, hanya diketahui oleh organisasi. Seiring dengan pesatnya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan perkembangan informasi dan komunikasi maka berkembang pula berbagai metode yang digunakan untuk seleksi. Salah satunya adalah metode seleksi berbasis komputer. Metode seleksi berbasis komputer memberikan beberapa keuntungan, seperti membuat pelamar lebih mudah dalam mengerjakan tes, hasil yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu organisasi pemerintahan yang telah menerapkan sistem seleksi berbasis komputer adalah Badan Kepegawaian Negara (BKN).

(20)

berlaku. Salah satu tugas Badan Kepegawaian Negara adalah penyelenggara pengadaan, mutasi, pemberhentian dan pensiun, serta status dan kedudukan hukum PNS (Perpres 58 tahun 2013 tentang BKN).

Sebagai penyelenggara pengadaan CPNS, Badan Kepegawaian Negara ditunjuk pemerintah menjadi Ketua Tim Pelaksana Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari Pelamar Umum secara Nasional dibawah arahan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) pada tahun 2013. Artinya, segala proses pengadaaan CPNS seperti rekrutmen dan seleksi diatur oleh Badan Kepegawaian Negara. Adapun yang berperan besar dalam menyelenggarakan proses rekrutmen dan seleksi di Badan Kepegawaian Negara adalah Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan Kepegawaian Negara. Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan Kepegawaian Negara bertanggungjawab dalam melaksanakan penyiapan kebijakan teknis sistem rekrutmen dan pengelolaan teknologi informasi sistem seleksi dan fasilitasi penyelenggaraan seleksi.

(21)

rekrutmen CPNS melalui sistem online. Peserta yang ingin menjadi pelamar dapat melakukan registrasi online ke portal atau website Badan Kepegawaian Negara (http://sscn.bkn.go.id) dan mengirimkan berkas kepada instansi yang dilamar. Petugas pendaftaran di instansi yang akan melakukan verifikasi kelengkapan dan kebenaran dokumen lamaran sesuai dengan yang tertera di portal, untuk kemudian memberikan nomor peserta.

Setelah rekrutmen selesai diadakan, proses selanjutnya dalam pengadaan CPNS adalah proses seleksi. Pelamar yang telah lolos verifikasi dapat mengikuti seleksi sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Sebelum tahun 2013, seleksi CPNS di berbagai instansi atau kementerian di Indonesia dilakukan secara tertulis, yaitu menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK). Penggunaan LJK memiliki beberapa kelemahan. Pertama, penggunaan LJK terbilang lama karena peserta harus membulatkan jawaban. Kedua, penilaian terhadap LJK dilakukan secara tertutup. Hal ini menyebabkan penilaian tidak transparan, dan rentan terjadinya kecurangan. Ketiga, penilaian LJK dilakukan dalam waktu dua minggu sampai satu bulan. Penilaian ini cukup lama, sehingga memungkinkan juga terjadinya kecurangan. Keempat, penggunaan LJK tidak ramah lingkungan. Dapat dibayangkan jumlah kertas yang digunakan setiap kali seleksi menggunakan LJK. Setelah selesai seleksi, kertas-kertas ini akan menumpuk dan tumpukannya dapat merusak bangunan.

(22)

kecurangan dan melaporkan kecurangan tersebut ke Ombudsman Republik Indonesia (ORI). Diduga terjadi manipulasi nilai tes CPNS di Kabupaten Badung, Bali. Hal ini ditemui dari hasil pengumuman yang berbeda antara website dan beberapa media online. Bahkan beberapa orang diantaranya dinyatakan lulus oleh Menpan-RB, namun pada kenyataannya tidak dapat melanjut ke tahapan tes berikutnya (www.ombudsman.go.id). Lebih lanjut salah seorang informan yang berasal dari Badan Kepegawaian Negara, Novi Rinawati, SS mengatakan bahwa di provinsi Manado dan Medan yang mengadakan seleksi CPNS menggunakan LJK, pernah ditemui keganjilan dimana ratusan pesertanya mendapat nilai yang sama.

Karena adanya beberapa kelemahan dan permasalahan dalam sistem seleksi terdahulu menggunakan LJK, Badan Kepegawaian Negara lantas memperkenalkan suatu sistem seleksi baru untuk menjamin pelaksanaan seleksi CPNS yang kompetitif, objektif, transparan, dan bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Badan Kepegawaian Negara memperkenalkan sistem seleksi yang terintegrasi komputer. Sistem ini kemudian dikenal dengan istilah Computer Assisted Test (CAT).

CAT adalah metode atau alat bantu seleksi menggunakan komputer yang telah dikembangkan Badan Kepegawaian Negara sejak tahun 2008. Kelebihan tes menggunakan CAT yaitu hasil yang transparan, karena CAT telah di desain sedemikian rupa untuk menampilkan hasil atau score yang didapat peserta tes. Awalmula berdirinya CAT, yaitu pada tahun 2008 Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan Kepegawaian Negara bekerja sama dengan konsultan IT

(23)

perancangan grand design CAT. Proses dalam perancangan grand design ini dengan melakukan pengumpulan data awal, perencanaan, pembuatan prototype, uji coba CAT, dan perbaikan dan pengembangan CAT. Adapun penerapan CAT untuk seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Badan Kepegawaian Negara sendiri baru dilaksanakan tahun 2009. (Buletin BKN, 2013).

Sejak awal diterapkan tahun 2009, CAT digunakan untuk tes CPNS secara internal di wilayah Badan Kepegawaian Negara. CAT digunakan dalam tes CPNS pada Tes Kompetensi Dasar (TKD) maupun Tes Kompetensi Bidang (TKB). Tahun 2010 sampai 2012 CAT mulai digunakan secara eksternal. Terdapat instansi luar yang difasilitasi Badan Kepegawaian Negara menggunakan CAT untuk ujian dinas maupun Tes Kompetensi Dasar (TKD), namun dalam jumlah yang masih sedikit. Puncaknya pada tahun 2013 Badan Kepegawaian Negara memberikan fasilitas pelaksanaan CAT secara nasional sesuai dengan surat keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B-2432/ M.PAN.RB/7/2013.

(24)

Menurut Dra. Heri Susilowati, MM, Kepala Bidang Fasilitasi Penyelenggaraan Seleksi, untuk memfasilitasi seleksi menggunakan CAT kantor pusat Badan Kepegawaian Negara menyediakan dua ruangan khusus tes, dengan masing-masing ruangan difasilitasi 100 komputer dan 50 komputer. Selain itu, Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara juga menyediakan 50 komputer yang digunakan untuk seleksi. Sedangkan instansi yang meminta difasilitasi secara mandiri harus menyiapkan ruangan dan komputer tersendiri yang spesifikasinya telah ditentukan oleh Badan Kepegawaian Negara.

Data yang diperoleh peneliti dari Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen pada tahun 2013 menyebutkan, saat pertama kali CAT diperkenalkan sebagai metode seleksi CPNS secara nasional tercatat terdapat 73 instansi atau kementerian yang difasilitasi menggunakan CAT. Total pelamar yang mengikuti tes sebanyak 263.288 pelamar, baik di pusat, daerah, maupun instansinya masing-masing. Dari jumlah tersebut, 42.404 pelamar melakukan tes di kantor pusat Badan Kepegawaian Negara. Sedangkan total pelamar pada instansi Badan Kepegawaian Negara sendiri berjumlah 1714 orang pelamar.

(25)
(26)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa sejak akhir Oktober hingga akhir November 2013, jadwal tes yang bertempat di Badan Kepegawaian Negara padat. Hampir setiap hari terdapat instansi yang melaksanakan tes di Badan Kepegawaian Negara. Satu instansi dapat mengadakan seleksi hingga lima gelombang atau lima hari, dan dalam sehari terdapat lima sesi tes dari pagi hingga sore hari.

Untuk menangani jumlah pelamar dan instansi yang banyak ini, Kepala Badan Kepegawaian Negara telah membuat suatu Keputusan tentang Tim Kerja Badan Kepegawaian Negara Untuk Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan Menggunakan Sistem Computer Assisted Test (Nomor 210/ Kep/ 2013). Tim kerja tersebut dijabarkan dalam tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2

Tim Kerja Badan Kepegawaian Negara Untuk Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan Menggunakan Sistem Computer Assisted Test

Tim Kerja Jumlah Sub Tim Kerja Jumlah

Pengarah 6 Sub Tim Sekretariat 9 Penanggung

Jawab 1 Sub Tim Aplikasi 10

Ketua 1 Sub Tim Jaringan 8

Sekretaris 1 Sub Tim Admin Aplikasi 5 Anggota 19 Sub Tim Monotoring Server 4

Total Anggota Tim 28 Sub Tim Soal Ujian 2 Sub Tim Pelaksana 15

Total Anggota Sub

Tim 93 Sub Tim Pengawas Ujian 40 Sumber: diolah oleh peneliti

(27)

menjadi 22 tim, yang masing-masing terdiri dari kurang lebih 4 sampai 5 orang anggota tim. Tim ini bergerak sesuai dengan jadwal dan tempat seleksi yang telah ditetapkan. Tim ini beranggotakan bukan hanya dari Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen saja, namun juga dari unit lain di Badan Kepegawaian Negara. Tim kerja inilah yang mengatur seleksi CPNS nasional dengan menggunakan CAT pada tahun 2013. Untuk seleksi yang bukan dari pelamar umum, Badan Kepegawaian Negara tidak membuat tim kerja khusus. Tim yang dibentuk secara tentatif atau sesuai keadaan saja.

Adapun salah seorang Pengelola Bank Soal pada Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen mengatakan bahwa tidak terdapat jabatan pranata komputer pada Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen. Selama ini yang bertugas sebagai operator sistem CAT adalah pegawai Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen yang berlatar belakang pendidikan sarjana komputer. Pegawai ini harus diberi pelatihan terlebih dahulu, hingga mengerti cara mengoperasikan aplikasi CAT.

Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang dilakukan peneliti di lokus penelitian, peneliti menemui beberapa masalah dalam penerapan CAT:

(28)

hari. Dalam sehari, dapat dilakukan tes hingga lima sesi. Badan Kepegawaian Negara sendiri pada akhirnya mendapatkan jadwal tes terakhir. Ini mengindikasikan kurangnya sarana seperti komputer di Badan Kepegawaian Negara, sehingga jadwal dan antrian menjadi padat.

Kedua, membandingkan jumlah tim kerja tes CPNS nasional yang berjumlah 22 tim, dengan padatnya jadwal dan 73 instansi yang menggunakan CAT tentu juga tidak proporsional. Jadwal yang didapatkan peneliti memperlihatkan bahwa dalam satu hari saja bisa terdapat empat belas instansi yang menyelenggarakan tes. Tes ini tidak hanya dilakukan di Badan Kepegawaian Negara Pusat, tapi juga didaerah ataupun instansi terkait. Ini berarti dalam dua bulan seleksi nasional, satu tim dapat pergi ke luar daerah setiap harinya, sehingga dapat menyebabkan stress kerja. Ini mengindikasikan, kurangnya anggota tim kerja yang dibentuk Badan Kepegawaian Negara dalam seleksi CPNS. Kurangnya tenaga pelaksana juga tampak pada diperbantukannya Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen oleh seluruh unit Badan Kepegawaian Negara.

(29)

yang membutuhkan waktu lama. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Pengelola Bank Soal, sekaligus operator pada sistem CAT.

Menilik beberapa permasalahan yang ada, peneliti berusaha meneliti lebih dalam mengenai Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Terbatasnya jumlah komputer yang dapat digunakan untuk seleksi menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) di Badan Kepegawaian Negara.

2. Terbatasnya tim kerja untuk seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Nasional dengan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). 3. Belum adanya jabatan pranata komputer yang sah.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian sehingga didapatkan solusi yang maksimal, peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan. Pembatasan ruang lingkup permasalahan juga dilakukan agar peneliti tidak terjebak oleh banyak data yang didapatkan. Penelitian ini akan menjadi lebih fokus dengan batasan masalah.

(30)

Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013.

1.4 Rumusan Masalah

Mengacu pada batasan masalah yang telah ditetapkan peneliti, maka rumusan masalah yang menjadi kajian peneliti yaitu “Bagaimanakah Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013?”

1.5 Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian, peneliti harus memiliki tujuan yang hendak dicapai Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan oleh peneliti, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT)

dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan peneliti dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Untuk menambah khasanah keilmuan tentang Penerapan Sistem

(31)

b. Penelitian ini dapat berhubungan juga dengan studi Sistem Informasi Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia, maka dapat bermanfaat bagi pengembangan studi tersebut

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan Kepegawaian Negara. b. Hasil penelitian ini juga dapat berguna sebagai bahan informasi bagi

(32)

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Penggunaan teori akan mempermudah peneliti menemukan cara yang tepat untuk mengelola sumber daya, waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan dan alat yang tepat untuk memperingan pekerjaan. Teori juga digunakan sebagai landasan bagi pelaksanaan praktek penelitian.

Pada skripsi ini digunakan teori yang berhubungan dengan rumusan masalah penelitian. Teori ini diantaranya teori penerapan, teori sistem informasi manajemen, dan teori seleksi.

2.1.1 Pengertian Penerapan

(33)

fisik untuk menghasilkan suatu sistem yang bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

McLeod (2004:144) memaparkan terdapat sepuluh tahap dalam penerapan, yaitu:

1. Merencanakan penerapan

Dalam tahap yang tersisa sebelum sistem baru dikembangkan, maka para manajer dapat mengembangkan pengetahuan ini untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.

2. Mengumumkan penerapan

Setiap ada proyek penerapan, maka selanjutnya diumumkan kepada pegawai, tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan dalam menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.

3. Mendapat sumber daya perangkat keras

Dalam hal ini pemasok bersaing untuk mendapatkan pesanan, selain itu untuk para pemasok harus menyiapkan usulan tertulis, itu berguna untuk menjelaskan bagaimana peralatan yang diusulkan akan membuat sistem mencapai kriteria kinerja.

4. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak

Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, maka programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analisis sebagai titik awal. Tetapi jika perangkat lunak aplikasi jadi dibeli, maka pemilihan pemasok perangkat mengikuti prosedur yang sama dengan yang digunakan dalam memilih pemasok perangkat lunak.

5. Menyiapkan database

Pengelolaan database (database administrator – DBA) bertanggungjawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dnegan data, dan ini mencakup persiapan database. Jika perusahaan belum menggunakan database, maka DBA berperan penting dalam memilih perangkat lunak tersebut.

6. Menyiapkan fasilitas fisik

Jika perangkat keras dalam sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, maka perlu konstruksi baru atau perombakan. Mulai dari ruang komputer, suhu ruangan, keamanan, peralatan pendeteksi api dan pemadam kebakaran dan lain sebagainya. Pembangunan fasilitas ini merupakan tugas berat dan harus dijadwalkan sehingga sesuai dengan keseluruhan rencana proyek.

7. Mendidik peserta dan pemakai

(34)

administrasi lainnya. Orang ini semuanya harus dididik tentang peran mereka dalam sistem.

8. Menyiapkan usulan cutover

Proses menghentikan system lama dan mulai menggunakan sistem baru disebut cutover. Ketika seluruh pekerjaan pengembangan hampir selesai, maka tim proyek merekomendasikan kepada menajer agar dilaksanakan

cutover.

9. Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru

Setelah manajer dan komite SIM menelaah dan menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut. Maka bila manajemen menyetujui rekomendasi itu, manajemen menentukan tanggal cutover. Tetapi jika manajemen menolak rekomendasi itu, maka manajemen menentukan tindakan yang harus diambil dan tugas yang harus diselesaikan sebelum cutover akan dipertimbangkan kembali, kemudian manajemen menjadwalkan tanggal baru.

10.Masuk ke sistem baru

Ada empat pendekatan dasar dalam tahap ini, diantaranya: 1. Percontohan (pilot)

Percontohan adalah suatu sistem percobaan yang ditetapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi, seperti pada satu kantor atau daerah tertentu. Contohnya, angkatan udara mungkin mencoba sistem persediaan baru pada pangkalan udara.

2. Serentak (immediate)

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana yaitu beralih dari sistem lama ke sistem baru pada saat yang ditentukan. Namun pendekatan ini hanya layak pada perusahaan kecil atau sistem kecil, karena permasalahan waktu menjadi makin besar jika skala operasi meningkat.

3. Bertahap (phased)

Dalam cotuver bertahap, sistem baru berdasarkan bagian perbagian dalam suatu waktu. Misalnya perusahaan dapat melakukan cotuver pada sistem pemasukan pesanan, diikuti oleh sistem persediaan dan seterusnya.

4. Pararel (parallel)

Cotuver pararel mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh.

Berdasarkan teori Mc Leod diatas dapat diketahui bahwa untuk menerapkan suatu sistem terdapat sepuluh tahapan yang harus dilalui. Tahapan tersebut dimulai dari membuat rencana penerapan, mengumumkan rencana penerapan kepada pegawai, mendapatkan sumber daya perangkat keras maupun lunak, menyiapkan

(35)

pengguna, menyiapkan usulan atau cutover, menentukan pilihan untuk menyetujui atau menolak masuk ke dalam sistem baru, masuk ke sistem baru.

2.1.2 Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Menurut McLeod (2007:12) Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah: “Sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan yang sama. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi lebih bermakna. Informasi juga biasanya menyampaikan sesuatu yang baru dan belum diketahui oleh pengguna”.

Berdasarkan teori McLeod diatas dapat diketahui bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) menggunakan alat bantu komputer untuk menyediakan informasi yang berguna bagi para penggunanya.

Lebih lanjut Kenneth (2008:15) memaparkan bahwa:

“Sistem informasi secara teknis didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selain menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit dan menciptakan produk baru. Sedangkan bidang Sistem Informasi Manajemen (SIM) mencoba mencapai keahlian sistem informasi yang diperluas. SIM berhubungan dengan isu perilaku dan isu teknis yang berhubungan dengan pengembangan, penggunaan dan pengaruh dari sistem informasi yang digunakan manajer di dalam perusahaan”.

(36)

Davis (2002:3) memiliki teori tersendiri mengenai Sistem Informasi Manajemen. Davis memaparkan beberapa definisi Sistem Informasi Manajemen yaitu:

1. Sebuah sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia/ mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah data base.

2. Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem informasi keorganisasian yang mendukung bukan hanya informasi tapi juga proses-proses manajemen.

3. Sistem informasi manajemen adalah sebuah konsep dan suatu orientasi kearah mana menujunya sebuah rancangan sistem informasi, dan bukan merupakan suatu keadaan mutlak.

Berdasarkan teori Davis tersebut dapat diketahui Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem dengan komponen manusia ataupun mesin yang terpadu, dan berguna untuk menyajikan informasi bagi proses-proses manajemen dalam organisasi. Sistem informasi manajemen membutuhkan perangkat keras, perangkat lunak, pedoman, model manajemen dan keputusan, dan database untuk dapat diterapkan.

Serupa dengan Davis, Sucipto (2013:4) memaparkan SIM terdiri dari lima komponen yang terkait:

“hardware, software, orang, prosedur, dan koleksi data. Lebih penting lagi, SIM adalah dirancang untuk memecahkan masalah bagi seluruh permasalahan dalam manajemen. Lebih lanjut SIM membantu dalam menyelesaikan pekerjaan produktivitas dan inovasi peningkatan sumber daya teknologi informasi.”

(37)

koleksi data. Sistem informasi manajemen digunakan dalam organisasi untuk memecahkan permasalahan dalam proses manajemen.

Dari beberapa definisi ahli seperti McLeod, Kenneth, Davis, dan Sucipto mengenai definisi Sistem Informasi Manajemen (SIM), dapat dipaparkan Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem yang terdiri dari beberapa komponen seperti manusia dan mesin, yang saling berhubungan untuk mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi guna kepentingan manajemen atau pengambilan keputusan. Sistem Informasi Manajemen sendiri memiliki lima komponen penting seperti hardware, software, orang, prosedur dan koleksi data.

(38)

Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manajemen

Sumber: Bambang (2013:21)

Berdasarkan gambar 2.1 diatas, dapat dipaparkan lingkungan internal dan eksternal Sistem Informasi Manajemen sebagai berikut:

1. Lingkungan internal, yaitu segala sesuatu yang berada diluar Sistem Informasi Manajemen, tetapi berada di dalam perusahaan. Tercakup disini adalah proses bisnis (manajemen) dari perusahaan, sumber daya yang dimiliki, teknologi yang digunakan, dan lain-lain. Proses bisnis (manajemen) merupakan lingkungan eksternal yang paling penting oleh sebab di sinilah terjadi proses pemanfaatan informasi. Dari sini pula diidentifikasi kebutuhan informasi, sehingga dapat ditentukan data yang harus dikumpulkan.

LINGKUNGAN EKSTERNAL: PELANGGAN, PEMASOK, PEMEGANG SAHAM

LINGKUNGAN INTERNAL:

PROSES BISNIS (MANAJEMEN), SUMBER DAYA, TEKNOLOGI DLL. DARI PERUSAHAAN MASUKAN

DATA

PROSES PENGUMPULAN, PENYIMPANAN DAN PENGOLAHAN DATA

KELUARAN

INFORMASI

(39)

2. Lingkungan eksternal, yaitu segala sesuatu yang berada di luar perusahaan. Termasuk disini adalah pelanggan/ konsumen, pemasok, pemilik/ pemegang saham, pemerintah, wakil rakyat, pesaing, dan lain-lain. Lingkungan eksternal sangat penting artinya bagi Sistem Informasi Manajemen oleh sebab dari sinilah data dikumpulkan. Selain itu, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal akan berdampak terhadap Sistem Informasi Manajemen.

Sebelum menerapkan suatu sistem di dalam organisasi, terdapat tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan ditetapkan organisasi dengan sistem tersebut. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi tersebut, sistem informasi manajemen harus menghasilkan informasi yang memenuhi beberapa karakteristik seperti yang di paparkan Deni Darmawan (2013:6), yaitu:

1. Amount of Information (Kuantitas Informasi), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan banyaknya informasi. 2. Quality of Information (Kualitas Informasi), dalam arti bahwa informasi

yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan kualitas informasi. 3. Recency of Information (Informasi Aktual), dalam arti bahwa informasi

yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan informasi baru. 4. Relevance of Information (Informasi yang Relevan atau Sesuai), dalam arti

bahwa informasi yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan informasi.

5. Accuracy of Information (Ketepatan Informasi), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan informasi.

6. Autehnticity of Information (Kebenaran Informasi), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan informasi yang benar.

(40)

informasi, informasi yang berkualitas, informasi yang baru, informasi yang sesuai dengan kebutuhan, informasi yang tepat waktu, dan informasi yang benar.

Jika Deni Dermawan memaparkan karakteristik yang harus dipenuhi informasi untuk dapat mencapai tujuan penggunaan sistem informasi manajemen dalam organisasi, Chusing (1992:329) yang diterjemahkan oleh Ruchyat Kosasih memaparkan beberapa karakter atau tujuan yang dapat diidentifikasikan dari penerapan sistem informasi, yaitu:

1. Kegunaan (usefulness)

Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat waktu dan relevan bagi pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi didalam organisasi.

2. Ekonomis (Economic)

Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin dan lain-lainnya harus menyumbangkan nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biayanya.

3. Keandalan (reliability)

Output sistem harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus memapu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir (absen) atau pada saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.

4. Pelayanan langganan (customer service)

Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik/ ramah dan efisien kepada para langganan pada saat berhubungan dengan langganan perusahaan. 5. Kapasitas (capacity)

Sistem harus mempunyai kapasitas memadai untuk menangani periode-periode operasi puncak seperti hal nya periode-periode-periode-periode operasi normal. 6. Kesederhanaan (simplicity)

Sistem harus cukup sederhana, sehingga struktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya gampang diikuti.

7. Fleksibilitas (flexibility)

Sistem harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan-perubahan kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

(41)

kesederhanaannya, dan sisi fleksibilitasnya. Teori Chusing inilah yang digunakan peneliti untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang ada.

Sebuah sistem informasi manajemen mengandung elemen-elemen yang berhubungan satu dengan yang lain. Davis (2002:15) memaparkan elemen-elemen yang terdapat dalam sistem informasi manajemen, yaitu:

1. Perangkat keras komputer, adalah suatu sarana pengoperasian sistem yang terdiri dari alat-alat berwujud fisik.

2. Perangkat lunak, adalah sistem pengoperasian yang digunakan dalam sistem informasi. Perangkat lunak terdiri dari beberapa sub sistem:

a. Perangkat lunak sistem umum, adalah program untuk melaksanakan pengolahan komputer.

b. Perangkat lunak terapan umum, adalah untuk membuat terapan menjadi operasional (formulir, petunjuk untuk operasi, petunjuk untuk pemakai dan seterusnya).

c. Program aplikasi, adalah subsistem yang mendukung pengolahan data. 3. Data base adalah data yang tersimpan dalam media penyimpanan komputer. 4. Prosedur adalah mekanisme yang harus dilalui untuk menjalankan operasi

sistem.

5. Petugas pengoprasian, adalah operator yang bertugas melaksanakan jalannya sistem.

Serupa dengan Davis, Bambang (2013:64) menyebutkan komponen fisik suatu Sistem Informasi Manajemen mencakup:

1. Perangkat Keras

Perangkat keras Sistem Informasi Manajemen terdiri atas komputer (server

dan terminal), perlengkapan jaringan, dan peralatan pelengkap (printer, scanner dan lain-lain).

2. Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah program atau kumpulan perintah bagi komputer. Pada dasarnya perangkat lunak yang digunakan dalam Sistem Informasi Manajemen terdiri atas dua kelompok, yaitu perangkat lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi.

a. Perangkat lunak sistem adalah program yang diperlukan agar komputer dapat berfungsi. Termasuk dalam perangkat lunak jenis ini misalnya adalah perangkat lunak sistem pengoperasian (operating system atau

(42)

b. Perangkat lunak aplikasi adalah program yang diperlukan agar komputer dapat mengolah data untuk berbagai keperluan. Termasuk dalam perangkat lunak jenis ini misalnya adalah perangkat lunak statistik seperti SPSS, dan lain-lain.

3. Berkas-berkas

Berkas-berkas (files) dapat berupa berkas-berkas berisi data (data files), berkas-berkas berisi perintah (program files), dan berkas-berkas berisi pengeluaran (output files). Berkas-berkas ini disimpan dalam berbagai media penyimpanan seperti pita magnetik (magnetic tape), kartu magnetik (magnetic card), cakram (disk), atau kertas/ dokumen (khususnya berkas keluaran).

4. Prosedur

Prosedur dimaksudkan ke dalam kategori komponen fisik, karena disimpannya dalam bentuk fisik seperti buku pedoman atau instruksi. Terdapat tiga jenis prosedur, yaitu (1) pedoman untuk petugas, (2) instruksi untuk menyiapkan masukan, dan (3) instruksi untuk pemakai.

5. Tenaga Pelaksana

Terdapat berbagai jenis pelaksana Sistem Informasi Manajemen, tetapi pada dasarnya dapat dikelompokkan kedalam (1) operator, termasuk petugas yang memasukkan data (data entry), (2) analis sistem (system analist), (3) penulis perintah atau pemograman (programmer), dan (4) pengelola (manager).

Dari teori Davis dan Bambang diatas jelas teori mereka memiliki kemiripan yang memapaparkan bahwa Sistem Informasi Manajemen terdiri dari beberapa elemen penting seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),

berkas-berkas (database), prosedur, dan tenaga pelaksana atau personil. Artinya dalam penerapan sebuah Sistem Informasi Manajemen harus melihat pada lima elemen tersebut.

Bambang (2013:66) memaparkan terdapat beberapa fungsi pemrosesan yang utama dalam Sistem Informasi Manajemen yaitu pengolahan transaksi, pemeliharaan berkas induk (master file atau history file), pembuatan laporan dan keluaran lain, serta interaksi dengan pemakai.

(43)

Transaksi adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka penyelenggaraan perusahaan (bisnis) seperti misalnya pembelian bahan, penjualan produk, pembayaran gaji karyawan, dan lain-lain.

2. Pemeliharaan Berkas Induk

Banyak kegiatan bisnis yang memerlukan adanya penyimpanan data sehingga dapat diketahui riwayat dari sesuatu. Penjualan misalnya, memerlukan penyimpanan data sehingga dapat diketahui riwayat (history) tentang maju atau mundurnya perusahaan. Pembayaran gaji karyawan memerlukan penyimpanan data riwayat atau data induk (history files atau

master files) harus selalu diremajakan (updated) mengikuti berlangsungnya atau bertambahnya transaksi.

3. Pembuatan Laporan dan Keluaran Lain

Laporan yang umum dihasilkan adalah laporan berkala (harian, mingguan, bulanan, tahunan) sesuai dengan kebutuhan manajemen perusahaan. Akan tetapi diluar itu Sistem Informasi Manajemen umumnya juga diminta untuk membuat laporan yang dibutuhkan sewaktu-waktu. Misalnya laporan tentang karyawan yang sudah mendekati pension, atau laporan tentang persediaan barang tertentu, dan lain-lain. Bahkan laporan yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manaejemen dapat juga berupa laporan tentang kesalahan-kesalahan (errors) yang terjadi dalam sistem dan memerlukan tindakan koreksi.

4. Interaksi dengan Pemakai

Fungsi pemrosesan juga dapat berupa interaksi dengan pemakai. Misalnya jika pemakai memerlukan petunjuk tentang sesuatu, maka Sistem Informasi Manajemen menyediakan fasilitas help dimana pemakai dapat memperoleh atas jawaban-jawaban tertentu. Atau jika pemakai ingin memperoleh data/ informasi tertentu, Sistem Informasi Manajemen menyediakan fasilitas penelusuran (search).

Dari sudut pandang pemakai, Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah mesin untuk menghasilkan sesuatu. Bambang (2013:67) memaparkan sesuai dengan masukan yang diterimanya, Sistem Informasi Manajemen dapat memberikan lima jenis keluaran, yaitu:

1. Dokumen transaksi

(44)

menghendaki dilakukannya pembayaran. Dokumen transaksi biasanya dibuat dalam beberapa rangkap untuk berbagai keperluan. Misalnya faktur pengiriman barang, dibuat beberapa rangkap untuk diberikan/ digunakan oleh pelanggan, petugas penjualan, petugas gudang, manajemen, dan lain-lain.

2. Laporan berkala

Laporan berkala adalah laporan yang diminta secara rutin dengan selang waktu tertentu (misalnya mingguan atau bulanan), sesuai dengan siklus dari kegiatan yang memerlukannya. Laporan berkala biasanya dibakukan dalam hal isinya, formatnya, dan waktu pelaporannya.

3. Respon terhadap Permintaan Baku

Permintaan baku adalah permintaan akan keluar/ laporan yang datang sewaktu-waktu, tetapi formatnya tidak berubah-ubah (baku). Biasanya keluaran ini terbatas pemanfaatannya, sehingga jumlah eksemplar yang diminta pun sedikit. Contoh dari respons terhadap permintaan baku adalah laporan tentang persediaan barang tertentu digudang, atau riwayat hidup dari seorang karyawan.

4. Respon terhadap Permintaan Tak Baku

Permintaan tak baku adalah permintaan akan keluaran/ laporan yang datang sewaktu-waktu dan formatnya tidak baku karena data atau analisisnya tidak direncanakan sebelumnya. Jika datanya belum tersedia, maka dapat dilakukan alternatif berikut

(1) Data diproses untuk menghasilkan keluaran/ laporan sesuai permintaaan.

(2) Disediakan perangkat lunak agar pemakai dapat memproses data dan membuat sendiri keluaran/ laporan sesuai yang dikehendaki.

5. Dialog Manusia-Mesin

Keluaran juga dapat berupa dialog, yaitu sarana yang memungkinkan pemakai dapat berinteraksi dengan model (program) yang tersedia dalam Sistem Informasi Manajemen, dalam rangka mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Untuk itu, maka selain computer induk (server) yang berisi data, diperlukan:

(1) Model-model yang juga tersimpan di komputer induk (server), seperti misalnya model analisis (analisis investasi, analis prakiraan penjualan, dan lain-lain), atau model perencanaan (perencanaan lokasi perusahaan, perencanaan kebutuhan karyawan, dan lain-lain).

(2) Terminal yang dapat digunakan oleh pemakai untuk akses komputer induk (server). Terminal ini dapat berupa computer, termasuk komputer jinjing (laptop), sarana lain seperti telepon genggam.

Jadi ada beberapa fungsi pemrosesan yang utama dalam Sistem Informasi Manajemen seperti pengolahan transaksi, pemeliharaan berkas induk (master file

(45)

dokumen transaksi, laporan berkala, respon terhadap permintaan baku, respon terhadap permintaan tidak baku, dialog antara manusia dengan mesin.

2.1.3 Seleksi

Menurut Siagian (2003:131) proses seleksi terdiri dari berbagai langkah spesifik yang diambil untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima dan pelamar mana yang akan ditolak. Proses seleksi dimulai dari penerimaan lamaran dan berakhir dengan keputusan lamaran tersebut. Langkah-langkah antara proses dimulai dan proses diakhiri merupakan usaha pengkaitan antara kepentingan calon pegawai dan kepentingan organisasi.

Tidak jauh berbeda dengan Siagian, Ambar (2009:189) menjelaskan dengan bahasa lugas bahwa seleksi merupakan proses memilih dari para pelamar melalui tahapan-tahapan tes, hingga diperoleh sejumlah pelamar yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan dinyatakan diterima.

Menurut Hariandja (2005:125) seleksi adalah:

“Proses untuk memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan calon pegawai yang didapat melalui proses perekrutan, baik perekrutan internal maupun perekrutan eksternal. Proses ini merupakan kegiatan yang sangat penting sebab hasil yang didapat dari perekrutan tidak menjamin bahwa seluruh calon yang direkrut sesuai dengan perusahaan. Seleksi juga tidak hanya memilih pegawai yang tepat dilihat dari sudut pandang organisasi, tetapi juga dari sudut pegawai yang memilih organisasi yang sesuai dengan keinginannya”.

(46)

seleksi karena perekrutan yang dijalankan suatu organisasi belum menjamin seluruh calon pegawai yang direkrut memenuhi kualifikasi organisasi. Untuk menghasilkan pegawai yang sesuai dengan keinginan organisai inilah seleksi diadakan.

Serupa dengan Hariandja, Faustino (2003:117) menjabarkan definisi seleksi yang dibarengi dengan penempatan menjadi definisi seleksi dan penempatan, yaitu: “Langkah yang diambil segera setelah terlaksananya fungsi rekrutmen. Seperti hal nya fungsi rekrutmen, proses seleksi dan penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, karena tersedia atau tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, diterima atau tidaknya pelamar yang telah lulus proses rekrutmen, tepat atau tidaknya seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan.”

Berdasarkan teori Faustino tersebut dapat diketahui seleksi merupakan proses yang dilakukan setelah perekrutan. Seleksi merupakan proses terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, untuk menghasilkan pegawai yang sesuai dengan harapan organisasi.

Menurut Sadili (2009:93) seleksi merupakan pemilihan tenaga kerja yang sudah tersedia. Seleksi pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang ada atau sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan.

(47)

Dalam proses seleksi, ketelitian diperlukan oleh organisasi atau perusahaan. Dessler (2004:146) mengemukakan ada tiga alasan mengapa seleksi yang teliti diperlukan untuk karyawan yang tepat:

1. Prestasi perusahaan sebagian selalu tergantung pada bawahan. Karyawan dengan kemampuan dan keterampilan yang tepat akan melakukan pekerjaan yang lebih baik bagi anda dan perusahaan. Karyawan tanpa keterampilan, kasar atau mengganggu tidak akan berprestasi secara efektif. Prestasi anda dan perusahaan akan menderita. Waktu untuk menyaring yang tidak diinginkan terjadi sebelum mereka didalam, bukan setelahnya.

2. Hal ini penting karena merekrut dan mempekerjakan karyawan adalah mahal. Mempekerjakan dan melatih seorang Klerk pun dapat menghabiskan 5000 dolar atau lebih untuk pembayaran waktu penyeliaan. Total biaya mempekerjakan seorang manajer menjadi 10 kali lipat nilainya sebagai tambahan biaya, waktu wawancara, pemeriksaan referensi, dan biaya perjalanan dan pemindahan.

3. Hal ini penting karena ada dampak hukum untuk mempekerjakan orang yang tidak kompeten. Satu hal, undang-undang EEO dan keputusan pengadilan menentukan prosedur seleksi yang tidak diskriminatif untuk kelompok yang dilindungi. Selanjutnya, pengadilan akan memutuskan pengusaha bertanggungjawab saat karyawan dengan catatan kriminal atau permasalahan lain mengambil keuntungan dari akses ke rumah-rumah pelanggan untuk melakukan kejahatan. Para pengacara menyatakan mempekerjakan tenaga dengan latar belakang demikian berarti, tanpa perlindungan kesalahan mempekerjakan.

Berdasarkan teori Dessler diatas dapat dipaparkan ada tiga alasan seleksi sangat dibutuhkan, yaitu: karena prestasi perusahaan tergantung dari bawahan atau pegawai, perekrutan pegawai mahal dan ada hukum yang mengatur untuk mempekerjakan orang yang tidak kompeten.

Seleksi yang dilakukan pada pelamar dapat dilakukan dengan berbagai macam cara atau berbagai macam tes. Veithzal (2004:172) mengemukakan paling tidak ada beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam proses seleksi, yaitu:

1. Surat-surat rekomendasi

(48)

diperhatikan bagaimana isi rekomendasi yang terutama tentang sifat-sifat orang yang direkomendasikan sebagai bahan pertimbangan evaluasi. 2. Format Lamaran

Pada tahap ini perlu format baku formulir lamaran untuk memepermudah penyeleksi mendapatkan informasi/ data yang lengkap dari calon karyawan. Banyak perusahaan menggunakan format lamaran sebagai alat screening untuk menentukan apakah pelamar memenuhi spesifikasi pekerjaan yang minimal. Format itu secara khusus meminta informasi tentang pekerjaan yang pernah dialami pelamar dan status pekerjaan yang sekarang.

3. Tes kemampuan

Tes kemampuan adalah alat-alat yang menilai kesesuaian antara para pelamar dengan syarat-syarat pekerjaan. Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap pelamar dengan syarat yang telah ditetapkan. Tes ini ditujukan untuk mendapat tenaga kerja yang sesuai dengan harapan perusahaan. Tes ini mengukur tingkat kecerdasan (Intelegensi Test), kecekatan, kepribadian

(Personality Test), minat (Interest Test), bakat (Aptitude Test), prestasi

(Achievement Test) dan lain-lain. Disamping itu, tes berfungsi untuk meramal berhasil tidaknya pelamar dalam melaksanakan pekerjaan, reaksi, kepandaian, dan potensi lain-lain.

4. Tes Potensi Akademik (Ability Test)

Beraneka macam tes mengukur sejauh mana kemampuan pelamar mulai dari kemampuan verbal, dan keterampilan kualitatif sampai pada kecepatan persepsi. Cognitive Ability Test mengukur kemampuan potensi pelamar pada area tertentu, misalnya matematika, intelegensia. Hal ini merupakan predikator yang sah dari kinerja pekerjaan yang mempunyai skor tinggi. Dalam Cognitive Test diramalkan pelamar akan dapat belajar lebih banyak dan lebih cepat serta dapat beradaptasi secara cepat terhadap perubahan keadaan.

5. Tes Kepribadian

Tes Kepribadian (Personality Test) menaksir sifat-sifat, karakteristik pekerja yang cenderung konsisten dan bertahan lama. Tes ini paling banyak digunakan untuk membuat keputusan seleksi karyawan sekitar tahun 1940-1n dan 1950-an, tetapi saat ini jarang digunakan untuk meramalkan perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan karena diragukan reability dan validity.

Tes ini sering dipersoalkan karena sifat-sifat adalah subjektif dan tidak dapat dipercaya serta tidak berkaitan langsung dengan kinerja pekerjaan. Alsasan utama kurangnya dukungan pada jenis tes ini, karena tidak ada kesepakatan umum terhadap ukuran sifat-sifat.

6. Tes Psikologi

(49)

karena itu, melalui tes psikologi merupakan alat untuk mengukur kepribadian atau temperamen, kemampuan logika dan pertimbangan, pendapat, kreativitas serta komponen-komponen kepribadian lainnya. 7. Wawancara

Wawancara sebagai suatu pertemuan dari individu yang berhadap-hadapan satu sama lainnya. Wawancara mempunyai tujuan khusus dan diselenggarakan dengan kesadaran untuk itu. Suatu wawancara terjadi apabila memenuhi syarat:

a. Mengharuskan adanya pertemuan pribadi (harus bias saling melihat, saling mendengar suara masing-masing, saling memahami bahasa yang digunakan)

b. Mengandung sifat formal (dengan perngertian bahwa pertemuan tersebut diadakan dengan suatu tujuan tertentu).

8. Wawancara dengan Supervisor

Tanggung jawab terakhir untuk keberhasilan pekerja yang baru diterima terletak pada supervisor yang sering dapat mengevaluasi kemampuan-kemampuan teknis pelamar dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaan khusus pelamar dengan tepat.

9. Evaluasi Medis/ Kesehatan

Proses seleksi termasuk pula evaluasi medis pelamar sebelum keputusan mempekerjakan karyawan dibuat. Normalnya, evaluasi tersebut terdiri atas ceklis kesehatan yang meminta pelamar menunjukkan informasi kesehatan dan kecelakaan. Angket kadang-kadang ditambah dengan pemeriksaan fisik oleh perawat atau dokter perusahaan. Evaluasi medis mungkin:

a. Memberikan fasilitas asuransi jiwa atau kesehatan yang rendah untuk premi yang harus dibawa perusahaan

b. Diperlukan oleh petugas kesehatan setempat aatau Negara, terutama dalam operasi penanganan makanan dimana penyakit-penyakit menular membahayakan. Berguna untuk mengevaluasi apakah pelamar dapat mengatasi stress mental atau fisik suatu pekerjaan.

10.Peninjauan yang Realistis

Peninjauan pekerjaan yang realistis menambah wawancara pengawas/ supervisor. Peninjauan pekerjaan yang realistis artinya menunjukkan pekerjaan kepada para pegawai dan format pekerjaan sebelum keputusan penerimaan dibuat. Hal ini menunjukkan kepada calon karyawan, jenis pekerjaan, peralatan dan kondisi-kondisi kerja yang dilibatkan.

11.Assessment Center

Assessment center adalah cara penilaian para karyawan dengan menggunakan tempat tertentu untuk menguji pelamar dalam suatu simulasi atas tugas-tugas yang diminta. Para penyelia menilai kinerja pada simulasi ini dan membuat kesimpulan menangani kemampuan dan keterampilan masing-masing pelamar pada area tertentu, seperti pengorganisasian, perencanaan, pembuatan keputusan, dan kepemimpinan.

(50)

Tes ini secara khusus meminta pelamar untuk menjalani analisis air seni sebagai perokok dari prosedur seleksi rutin. Pelamar yang mempunyai hasil positif akan dihapus dari pertimbangan pemilihan selanjutnya.

13.Keputusan Penerimaan

Terlepas dari apakah supervisor atau departemen SDM membuat keputusan penerimaan, penerimaan (kerja) menandakan akhir proses seleksi dengan beranggapan bahwa kandidat menerima tawaran kerja. Proses penerimaan kerja menyangkut lebih dari sekedar menyampaikan tawaran. Untuk memelihara hubungan-hubungan publik yang baik, departemen SDM harus memberitahu pelamar yang tidak terpilih. Pakar-pakar SDM mungkin saja ingin mempertimbangkan para pelamar ini setelah melalui proses seleksi. Seleksi pada umumnya dilakukan secara bertahap, bahkan meskipun belum ada lowongan kerja saat ini. Penahanan aplikasi ini berguna dalam mempertahankan perusahaan terhadap tuduhan diskriminasi pekerjaan. Berdasarkan teori Veithzal diatas dapat dipaparkan ada berbagai instrumen, cara atau tes yang dapat digunakan dalam proses seleksi. Tes yang digunakan dapat secara lisan maupun tulisan. Instrumen ini contohnya, surat-surat rekomendasi, format lamaran, tes kemampuan, tes potensial akademik, tes kepribadian, tes psikologi, wawancara, wawancara dengan supervisor, tes kesehatan, peninjauan yang realistis, assessment center, tes narkoba, keputusan penerimaan.

Proses seleksi yang diadakan organisasi atau perusahaan tidak selalu berjalan dengan baik. Terkadang terdapat berbagai tantangan dan hambatan dalam proses seleksi. Handoko (2011:86) memaparkan beberapa tantangan yang sering menjadi kendala dalam proses seleksi, yang diuraikan sebagai berikut.

1. Tantangan Suplai

Makin besar jumlah pelamar yang memenuhi syarat, maka akan semakin mudah bagi departemen personalia untuk memperoleh karyawan baru yang berkualitas. Dalam kenyataannya, banyak lowongan jabatan, seperti kebutuhan manajer professional yang sekarang, sangat sulit dipenuhi. Keterbatasan suplai ini dapat diukur dari jumlah pelamar yang diterima dengan jumlah pelamar yang tersedia.

2. Tantangan Ethis

(51)

manajer organisasi lainnya dalam pengadaan sumber daya manusia. Keputusan-keputusan seleksi sangat dipengaruhi oleh etika mereka. Penerimaan karyawan baru karena hubungan keluarga, pemberian komisi dari kantor penempatan tenaga kerja, atau karena suap, semuanya merupakan tantangan bagi pengelola organisasi. Bila standar ethis ini dilanggar, karyawan baru mungkin dipilih secara tidak tepat.

3. Tantangan organisasional

Proses seleksi bukan merupakan tujuan akhir, tetapi merupakan prasarana organisasi berupaya untuk mencapai tujuan dan sasaran-sasarannya. Secara ilmiah organisasi menghadapi keterbatasan-keterbatasan seperti anggaran atau sumber daya lainnya yang mungkin akan membatasi proses seleksi. Selain itu, berbagai strategi, kebijaksanaan, dan taktik organisasi, juga merupakan batasan-batasan.

Berdasarkan teori Handoko tersebut dapat diketahui seleksi tidak selamanya berjalan sesuai dengan rencana. Ada beberapa tantangan yang biasanya dihadapi dalam proses seleksi. Tantangan tersebut seperti tantangan suplai atau jumlah pelamar yang memenuhi syarat, tantangan etis seperti sistem keluarga (nepotisme), dan tantangan organisasional seperti dana yang tersedia.

2.1.4 Konsep Computer Assisted Test (CAT)

Computer Assisted Test (CAT) adalah suatu metode seleksi yang terintegrasi komputer. CAT dikelola oleh Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan Kepegawaian Negara. Beberapa tujuan CAT diantaranya:

1. Mempercepat proses pemeriksaan dan laporan hasil ujian. 2. Menciptakan standarisasi hasil ujian secara nasional.

3. Mewujudkan transparansi, obyektivitas, akuntabel, dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Beberapa manfaat dari penggunaan CAT diantaranya: 1. Peserta tes dapat mendaftarkan diri dari internet.

(52)

3. Keseluruhan soal tes komputerisasi dasar (Tes Pengetahuan Umum, Tes Bakat Skolastik, dan Tes Skala Kematangan) dapat diakses melalui komputer.

4. Penilaian dilakukan secara obyektif.

5. Peserta ujian dapat segera mengetahui capaian nilai (skor) yang diperoleh setelah ujian selesai.

Sistem CAT memiliki karakteristik:

1. Aplikasi dijalankan pada komputer dengan platform windows berbasis WEB guna mempermudah pengembangan jangka panjang.

2. Aplikasi menggunakan narasi untuk menjelaskan bahasan yang disajikan pada monitor komputer.

3. Aplikasi disertai video gerakan mouse, sehingga pengguna dapat dengan mudah menggunakannya.

3.2Penelitian Terdahulu

(53)

kualitatif. Artinya peneliti mencoba mengetahui Penerapan Sistem Informasi Kesehatan di Kabupaten Pandegalang secara mendalam, melalui wawancara dengan pegawai Dinas Kesehatan Pandeglang, dan observasi lapangan pengoperasian. Asumsi dasar dari penelitian tersebut yaitu Penerapan Sistem Informasi Kesehatan di Kabupaten Pandeglang belum berjalan maksimal. Simpulan yang diambil oleh peneliti yaitu Leny Ariany bahwa belum maksimal.

Persamaan penelitian Leny Ariany dengan penelitian ini yaitu, penelitian Leny Ariany mengenai Penerapan Sistem Informasi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, sedangkan penelitian ini mengenai Penerapan Computer Assisted Test (CAT) Dalam Seleksi PNS di Badan Kepegawaian Negara. Artinya peneliti sama-sama mengulas mengenai penerapan sebuah sistem.

Terdapat pula penelitian mengenai Efektivitas Penerapan Metode Computer Assisted Test (CAT) dalam Seleksi Pegawai Negeri Sipil Berbasis Kompetensi di Badan Kepegawaian Negara oleh Siti Hardiyanthi pada tahun 2011 yang merupakan skripsi di Universitas Indonesia. Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui Efektivitas Penerapan Metode Computer Assisted Test (CAT) dalam Seleksi Pegawai Negeri Sipil Berbasis Kompetensi di Badan Kepegawaian Negara. Penelitian tersebut menggunakan teori tentang karakteristik dari sistem seleksi yang efektif oleh Charles E Bethell Fox. Penelitian tersebut juga menggunakan metode kualitatif. Penelitian tersebut mencoba mengetahui Efektivitas Penerapan Metode

(54)

Assisted Test (CAT) dalam seleksi CPNS berbasis kompetensi di Badan Kepegawaian Negara sudah efektif, namun masih terdapat beberapa kendala.

Terdapat persamaan dari penelitian Siti Hardiyanthi dengan penelitian ini. Penelitian Siti Hardiyanthi mengulas mengenai Computer Assisted Test (CAT) di Badan Kepegawaian Negara, sama seperti peneliti.

Selain persamaan, ada perbedaan antara penelitian Leny Ariany, Siti Hardiyanthi dan peneliti sendiri. Perbedaan yang menjadi keunikan dalam penelitian ini adalah peneliti meneliti Penerapan Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi CPNS dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara.

Computer Assisted Test (CAT) sendiri baru dibuka untuk umum tahun 2013, sehingga penelitian ini merupakan penelitian yang baru pertama kali diadakan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini juga merupakan teori Barry Chusing yang menyebutkan tujuh tujuan sistem informasi.

3.3Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini menggambarkan alur pemikiran peneliti mengenai fokus penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu Penerapan

(55)

transparan, akuntabel serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Akan tetapi dalam penerapannya, peneliti menemukan beberapa faktor penghambat dalam penerapan

Computer Assisted Test (CAT) bagi seleksi Pegawai Negeri Sipil. Faktor penghambat tersebut diantaranya: terbatasnya jumlah komputer yang digunakan dalam proses seleksi; terbatasnya tim kerja atau personil untuk seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Nasional; tidak adanya Pranata Komputer di Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan Kepegawaian Negara.

Untuk mengkaji permasalahan yang ada dalam penerapan sehingga ditemukan solusi yang efektif, peneliti menggunakan teori tujuan sistem informasi oleh Chusing (1992: 329) yang diterjemahkan oleh Ruchyat Kosasih, yaitu:

(56)

nya periode-periode operasi normal. Keenam, dilihat dari sisi kesederhanaan sistem. Sistem harus cukup sederhana, sehingga struktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya gampang diikuti. Ketujuh, dilihat dari fleksibilitas sistem. Sistem harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan-perubahan kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

(57)

Gambar 2.2

Alur Kerangka Berpikir Masalah:

1. Ketersediaan jumlah komputer yang kurang 2. Ketersediaan jumlah tenaga kerja yang

kurang

3. Tidak adanya jabatan pranata komputer

Tujuan dari Sistem Informasi: Cushing (1992:329) 1. Kegunaan (Usefulness)

2. Ekonomis (Economic)

3. Keandalan (Reliability)

4. Pelayanan Langganan (Costumer Service)

5. Kapasitas (Capacity)

6. Kesederhanaan (Simplicity)

7. Fleksibilitas (Flexibility)

(58)

2.4 Asumsi Dasar Penelitian

(59)

42 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2008:3) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mencapai tujuan dari penelitian mengenai Penerapan Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini memaparkan mengenai suatu situasi atau peristiwa.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manajemen
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Struktur berpikir mahasiswa dengan tipe struktur berpikir konstruksi lengkap semu meliputi: membaca masalah, mengamati masalah ( interiorisasi masalah melalui persepsi ); mengamati

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan, harga kompetitif dan reputasi toko, terhadap minat loyalitas pada Toko Mahkota

Terima kasih kepada ibu karena telah ikut berpartisipasi dalam penelitian skripsi saya tentang Analisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ketenagakerjaan Pada Perempuan

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Berita dengan Menggunakan Media Majalah Dinding pada Siswa Kelas

Isolasi padat yang sering digunakan pada penggunaannya pada sistem tenaga listrik seperti transformator daya adalah kertas kraft yaitu jenis isolasi kelas A yang dikombinasikan

Pengembangan LKS dimulai dari tahap analisis, yaitu 1) analisis tujuan yakni menentukan tujuan pembelajaran dan tujuan percobaan sesuai kompetensi dasar,

Data tersebut didasarkan pada proses produksi dengan kapasitas 60 – 70 Kg, jadi apabila di kalkulasi untuk pabrik tahu yang setiap harinya bisa memproduksi minimal 100 Kg dalam

penelitian yang akan dilakukan antara lain: proses pengumpulan literatur pendukung yang berhubungan dengan Economic Dispatch (ED), serta penggunaan metode optimasi