7. Modernisasi, Westernisasi, dan Sekularisasi
Modernisasi merupakan proses perubahan dari tradisioal menjadi modern. Istilah modern berasal dari kata “modo” dan “ernus”. Modo berarti cara, sedangkan ernus berarti sekarang atau masa kini. Sehingga modernisasi dapat diartikan sebagai proses menuju masa kini atau proses menuju masyarakat modern. Dapat juga diartikan sebagai cara hidup yang sesuai dengan situasi yang kini ada, atau konteks masa sekarang. Istilah modern dilawankatakan dengan istilah tradisional. Apabila cara hidup suatu masyarakat keadaannya seperti yang diwariskan oleh nenek-moyang atau generasi pendahulunya, masyarakat tersebut disebut masyarakat tradisional. Istilah tradisi berasal dari kata traditum yang artinya warisan. Tekanan pengertian modernisasi adalah pada pemikiran, teknologi, dan organisasi sosial.
Sejarah modernisasi tidak lepas dari perkembangan yang terjadi pada masyaakat Barat, yaitu Eropa Barat dan Amerika Utara. Sehingga, seperti yang dikemukakan oleh Huntington, wujud lahir dari modernisasi adalah Eropanisasi dan Amerikanisasi. Oleh karena itu konsep modernisasi sering berhimpitan dengan westernisasi, bahkan menyamakan modernisasi dengan westernisasi tidak dapat dihindarkan. Namun, dalam masyarakat Indonesia yang berupaya mempertahankan nilai-nilai luhur warisan nenek-moyang dan mempertahankan jati diri bangsa, modernisasi dibedakan dari westernisasi. Modernisasi menekankan pada “teknologi” dan “organisasi sosial”, misalnya cara berfikir dan tata kerja yang lebih sistematik dan rasional, sedangkan westernisasi adalah proses meniru pandangan dan gaya hidup orang barat tanpa reserve, seperti sekularisme, liberalisme, seks bebas, dan sebagainya.
Sekularisme berasal dari kata saeculum yang artinya dunia dalam konteks waktu, yaitu dunia yang sekarang. Lawan katanya saeculum adalah eternum, atau dunia yang nanti. Eternum sering diartikan sebagai keabadian. Berdasrkan asal kata ini, sekularisme merupakan faham yang lebih mementingkan, mengutamakan, atau berorientasi kepada kehidupan di dunia (yang sekarang), dari pada urusan kehidupan di dinia nanti (eternum). Dalam berbagai agama dunia nanti atau eternum disebut sebagai akhirat.. Pada tingkatnya yang ekstrim, faham sekularisme merupakan faham yang tidak mengakui adanya Tuhan. Dr. Nurcholish Masjid menyatakan bahwa puncak dari sekularisme adalah atheisme.
8. Kearifan Lokal dan Globalisasi
Secara etimologis kearifan lokal terdiri dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Lokal berarti setempat dan kearifan sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal merupakan gagasan-gagasan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
24
Sistem pemenuhan kebutuhan mereka pasti meliputi seluruh unsur kehidupan, agama, ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi, serta kesenian. Pengertian lain namun senada tentang kearifan lokal juga diungkapkan oleh Zulkarnain dan Febriamansyah berupa prinsip-prinsip dan cara-cara tertentu yang dianut, dipahami, dan diaplikasikan oleh masyarakat lokal dalam berinteraksi dan berinterelasi dengan lingkungannya dan ditransformasikan dalam bentuk sistem nilai dan norma adat. Dengan demikian kearifan lokal merupakan pandangan dan pengetahuan tradisional yang menjadi acuan dalam berperilaku dan telah dipraktikkan secara turun-temurun untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan dalam kehidupan suatu masyarakat. Kearifan lokal berfungsi dan bermakna dalam masyarakat baik dalam pelestarian sumber daya alam dan manusia, pemertahanan adat dan budaya, serta bermanfaat untuk kehidupan.
Sedangkan globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas teritorial yang mengikat secara nyata. Secara umum globalisasi meliputi dua bentuk, yakni globalisasi ekonomi dan globalisasi kebudayaan.
v Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: • Globalisasi Produksi • Globalisasi pembiayaan • Globalisasi tenaga kerja • Globalisasi jaringan informasi • Globalisasi Perdagangan v Globalisasi Kebudayaan Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
25
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama.
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
v Globalisasi, Modernisasi dan Dampaknya terhadap Kearifan Lokal
Ketika globalisasi membawa nilai-nilai kehidupan modern yang lebih baik serta membawa kemudahan bagi masyarakat, maka globalisasi membawa modernisasi bagi kehidupan masyarakat. Pengaruh globalisasi terasa nyata, dimana globalisasi menyebabkan segala aspek kehidupan terpengaruhi, misalnya sistem ekonomi, budaya dan lingkungan hidup manusia. Terlebih dalam hal penemuan baru dan teknologi, yang mendorong terjadinya perubahan serta globalisasi dalam tiga (3) pola:
ü Memancar, dimana penemuan baru memberi dampak ke segala arah. Sering digambarkan dengan pola sebagai berikut.
ü Menjalar, dimana penemuan baru menyebabkan perubahan di satu bidang yang menjalar ke satu bidang hingga bidang yang lainnya. Sering digambarkan dengan pola berikut.
26 ü Memusat, dimana beberapa penemuan baru menyebabkan terjadinya perubahan di satu bidang tertentu. Sering digambarkan dengan pola berikut. Era globalisasi dalam hal ini perkembangan teknologi dan informasi memberi andil yang besar dalam pertumbuhan ekonomi dunia, bahkan teknologi juga menjadi indikator kamajuan suatu negara. Perkembangan ekonomi akan menjadi lebih cepat apabila didukung oleh faktor kamajuan teknologi. Teknologi merupakan langkah lanjut dari peranan, modal dan jasa untuk perkembangan ekonomi. Makin cangggih teknologi berarti makin tinggi efesiensi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Namun demikian kemajuan teknologi tidak hanya memberikan dampak-dampak positif pada sistem ekonomi, dampak negatif juga muncul secara bersamaan. Hal ini juga dapat menjurus kepada pemborosan sumber daya alam, meningkatkan kriminalitas dan timbulnya berbagai masalah akibat semakin makmurnya dan sejahteranya ekonomi suatu negara, sementara di daerah atau negara lain.
Selain dampak terhadap perekonomian globalisasi juga berdampak terhadap sosial budaya masyarakat (kearifan lokal). Globalisasi telah mendorong terjadinya pergeseran atau perubahan terhadap sistem atau aturan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Perkembangan teknologi memiliki andil yang sangat besar dalam menggiring remaja-remaja kita kearah dekandensi moral. Rusaknya mental dan akhlak remaja kita diakibatkan oleh gaya hidup yang kapitalis, materialistik dan individualistik. Selain itu menjamurnya situs-situs internet yang menyajikan gambar-gambar yang tidak pantas dan bisa diakses secara bebas sehingga semakin menambah deretan kerusakan moral remaja.
27
Hal tersebut di atas menyebabkan kearifan-kearifan yang berlaku dalam masyarakat mulai terkikis. Masyarakat memiliki adat yang dikenal sebagai ada kedaerahan (kerifan lokal) yang merupakan symbol kebangsaan, namun saat ini, hampir tidak lagi makna yang berarti di era globalisasi. Kita sulit memberikan batasan-batasan yang jelas antara budaya lokal dan budaya barat. Dari realitas tersebut, maka terdapat cara-cara yang dapat dilakukan untuk meredam pengaruh globalisasi terhadap kearifan lokal.
¡ Rehumanisasi
Mengembalikan martabat manusia di era globalisasi sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan adaptasi populasi yang bersangkutan. Perkembangan nilai-nilai agama, etika, hukum, dan kebijakan lebih lambat jika dibandingkan dengan perkembangan informasi dan teknologi. Olehnya itu masalah tersebut harus segera ditangani. Artinya lebih jauh manusia harus dipandang secara utuh baik lahir maupun batin, sehingga pembangunan selalu harus mengarah kepada terwujudnya peningkatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan batiniah. Apabila ini tidak diperhatikan maka laju kehancuran peradaban manusia tidak akan dapat diimbangi oleh laju rehumanisasi oleh karena semuanya pihak harus mengambil bagian dan kontribusi positif.
¡ Kemampuan Menyaring
Dengan semakin banyaknya pilihan di era globalisasi,maka akibat yang timbul adalah kesulitan dalam memilih. Pendidikan pada umumnya diarahkan pada cara produksi bukan pada cara konsumsi. Ini menyebabkan nilai-nilai kearifan lokal terkikis dan berefek pada menurunnya antara yang mungkin dan yang terjadi, bahkan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk sudah sangat susah untuk dibedakan.
Segala yang teknis mungkin akan dikerjakan, tidak dipertentangkan dan disaring berdasarkan nilai-nilai kamanusiaan. Artinya yang didukung oleh aspek moral keagamaan, sosial, dan aspek-aspek yang terkait seharusnya menentukan apa yang mungkin diteliti dan dikembangkan kemudian tidak dilakukan jika tidak sesuai dengan kearifan lokal yang berlaku. ¡ Revitalisasi Perlunya upaya positif untuk mencegah distorsi biokultural yang berkelanjutan. Pembuangunan akan menuju ke suatu kebudayaan baru di masa depan, sehingga dipersiapkan persiapan-persiapan menyeluruh. Usaha-usaha revitalisasi akan banyak dipengaruhi baik secara positif maupun negatif oleh faktor-faktor dalam maupun luar negeri.
28 9. Penelitian Sosial
Hakikat dari penelitian sosial adalah penyelidikan atau pemeriksaan yang mendalam terhadap sebuah gejala atau permasalahan sosial menggunakan metode yang sistematis dan ilmiah. Penelitian sosial berusaha memahami sebuah fenomena sosial kemudian mengaitkannya dengan teori atau ilmu sosiologi, sebagaimana terlihat dalam skema berikut ini : Penelitian sosial dilakukan di dalam beberapa langkah, yaitu :
29 v Menentukan Topik Penelitian
Sebagai suatu kegiatan yang sistematik dan ilmiah, penelitian dimulai dengan menyusun rancangan penelitian. Langkah yang paling awal adalah menentukan topik atau masalah penelitian. Hal ini sesuai dengan hakikat penelitian bahwa penelitian itu dilakukan terhadap gejala atau peristiwa yang merupakan masalah. 1. Pertimbangan menentukan topik/masalah: subjektif dan objektif
Terdapat dua macam pertimbangan dalam menentukan topik penelitian, yaitu subjektif dan objektif.
Pertimbangan subjektif dapat berupa minat peneliti, kemampuan metodologis, teori yang dikuasai, ketersediaan alat-alat dan perlengkapan, waktu dan biaya. Sedangkan pertimbangan objektif, antara lain: apakah menarik dan layak untuk diteliti, memungkinkan diperoleh datanya, bermanfaat untuk memecahkan masalah sehari-hari dan/atau pengembangan IPTEK, dan apakah merupakan hal yang baru. 2. Merumuskan Masalah Dalam konteks penelitian, masalah atau fenomena diartikan sebagai kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Masalah juga merupakan sesuatu yang membutuhkan penjelasan. Setelah seorang peneliti menetapkan masalah penelitian, maka langkah berikutnya adalah merumuskan masalah penelitian tersebut. Merumuskan masalah penelitian perlu memperhatikan hal-hal berikut: 1) Rumusan masalah harus menyatakan hubungan antara dua variabel atau
lebih (pada penelitian korelasi).
2) Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang jelas.
3) Rumusan masalah harus padat dan jelas sehingga mudah dipahami orang lain.
4) Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan terhadap masalah penelitian.
5) Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis (kesimpulan sementara)
6) Rumusan masalah harus menjadi dasar dalam menentukan tujuan penelitian.
7) Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam mengambil kesimpulan penelitian.
8) Rumusan masalah harus mencerminkan judul dan jenis penelitian.
Mengapa jenis penelitian penting untuk ditentukan? Jenis penelitian akan menentukan arah dari penelitian itu sendiri, dan membantu peneliti di dalam setiap proses penelitian sehingga dapat menemukan kesimpulan penelitian.