• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah dilakukan penelitian di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, belum ada terdapat tulisan yang mengangkat tentang “Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Pasar Modal” Oleh karena itu penulisan skripsi ini dapat dikatakan masih original, sehingga keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademis.

E.TINJAUAN PUSTAKA

Menurut pendapat Abdurrahman mengatakan bahwa istilah “Pasar Modal”

di pakai sebagai terjemahan dari istilah “Capital Market” yang berarti suatu tempat atau sistem bagaimana caranya dipenuhi kebutuhan-kebutuhan dana untuk kapital suatu perusahaan merupakan pasar tempat orang membeli dan menjual surat efek yang baru dikeluarkan.16

Menurut Hugh T.Patrick dan U Tun Wai, sebagaimana dikuyip Abdulbasith Anwar membedakan tiga arti pasar modal, yaitu :17

Dengan demikian, Pasar Modal berarti suatu pasar dimana dana-dan jangka pangjang baik utang mapun modal sendiri diperdagangkan.Dana-dana jangka panjang yang merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri biasanya berbentuk saham.

Arti luas :

“Pasar Modal adalah keseluruhan sistem terkeuangan yang terorganisir, termasuk Bank-Bank Komersial dan semua peraturan di bidang keuangan, surat berharga/ klaim jangka panjang, pendek, primer, dan tidak langsung.”

Arti Menengah :

“Pasar Modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya berjangka lebih dari setahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik, tabungan, dan deposito berjangka.”

Arti Sempit “

“Pasar Modal adalah tempat pasar yang terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa Makelar dan Underwritter.”

18

16 Abdurrahman A, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Dan

Perdagangan,(Jakarta:PT.Pradnya Paramita,1991),hal.169

17 Yayasan Mitra Dana,Penuntun Pelaku Pasar Modal Indonesia,(Jakarta: Yayasan Mitra Dana, 1991), hal.33

18 Nadjib A.Gisymar, Insider Trading Dalam Transaksi Efek,(Bandung:PT.Aditya Citra Bakti,1999), hal.10

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, Pasal 1 angka 13 memberi pengertian kepada pasar modal sebagai:

“Suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”19

Bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek. Efek adalah setiap saham,obligasi dan atau bukti lainnya termasuk sertifikat atau surat pengganti serta bukti sementara dari surat-surat tersebut,bukti keuntungan dan surat-surat jaminan opsi atau hak-hak lainnya untuk memesan atau membeli saham, obligasi, atau bukti penyertaan dalam modal atau pinjaman lainnya,serta setiap alat yang lazimnya dikenal sebagai efek.20

19 Pasal I angka 13 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

20 C.S.T.Kansil, dan Christine S.T.Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pasar Modal, (Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan,1997), hal.9

Perlindungan pemodal atau investor adalah salah satu pilar yang sangat penting,karena jika investor tidak mendapatkan perlindungan yang cukup memadai,maka mereka terutama investor kecil enggak untuk melakukan transaksi di Bursa.

Upaya untuk melindungi kepentingan pemodal atau investor tersebut dilaksanakan melalui kewajiban pelakasanaan keterbukaan informasi secara penuh (full disclosure principle) yaitu kewajiban untuk memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang

data-data yang ada dan tidak terdapat adanya unsur “fraud” penipuan dalam penyampaian informasi tersebut.

F. METODE PENELITIAN

Dalam hal ini, apa yang dikemukakan dalam tulisan ini merupakan pengambilan bahan tidak terlepas dari media cetak dan media elektronik mengingat tulisan ini kerap diaktualisasikan melalui media cetak dan media elektronik. Maka haruslah menggunakan metode penulisan yang sesuai dengan bidang yang diteliti.Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dapat diuaraikan sebagai berikut :

1) Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat di dalamnya. Untuk mendapatkan data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian yang bila dilihat dari jenisnya dapat digolongkan kedalam penelitian hukum normatif (yuridis normative). Yaitu merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah berbagai peraturan perundang-undangan tertulis dan berbagai buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam skripsi.

2)Data dan Sumber Data

Dalam menyusun skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder dan tersier.

a. Bahan hukum primer,yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan perundang-undangan dibidang hukum yang mengikat,antara lain Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

b. Bahan hukum sekunder,yaitu buku-buku hasil penelitian dan atau karya ilmiah dari kalangan hukum yang relevan terhadap permasalahan yang diteliti.

c. Bahan hukum tersier,atau bahan hukum penunjang yaitu, bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder, yaitu kamus hukum dan lain-lain.

3) Teknik Pengumpulan Data

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan nya lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif.Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (Library Reseach).Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan suatu penelitian kepustakaan (Library Reseach).Dalam hal ini penelitian hukum dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan atau disebut dengan penelitian normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum.

4) Analisis Data

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk kedalam tipe penilitian hukum normatif. Pengolahan data pada hakekatnya adalah merupakan kegiatan unruk melakukan analisa data terhadap permasalahan yang dibahas.

Rangkaian kegiatan analisis data dimulai setelah terkumpulnya data sekunder,

kemudian disusun menjadi sebuah pola dan dikelompokan secara sistematis.

Analisis data lalu dilanjutkan dengan membandingkan data sekunder terhadap data primer untuk mendapat penyelesaian permasalahan yang diangkat.

G.SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus diuraikan secara sistematis. Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa tahapan yang disebut dengan bab. Dimana masing-masing bab dibagi dalam beberapa sub bab yang masing-masing bab diuraikan masalahnya secara tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Secara sistematis penulis menempatkan materi pembahasan keseluruhan kedalam 5 (lima) bab terperinci. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang segala hal yang bersifat umum dalam latar belakang, kemudian dilanjutkan dengan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan ditutup dengan memberikan sistematika dari penulisan

BAB II : TINJAUAN UMUM TERHADAP PASAR MODAL

Merupakan pembahasan tentang tinjauan umum terhadap pasar modal dimana yang diuraikan mengenai pengertian pasar modal, sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dan peranan pasar

modal dalam perkembangan perkenomian Indonesia, serta lembaga penunjang dan profesi penunjang di par modal.

BAB III : PENGATURAN TRANSAKSI SAHAM DALAM PASAR MODAL

Merupakan pembahasan tentang mekanisme transaksi saham di pasar modal,dan pengaturan transaksi saham di bursa serta tanggung jawab emiten didalam pasar modal.

BAB IV : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DI DALAMPASAR MODAL

Merupakan pembahasan tentang bagaimana perlindungan investor melalui prinsip keterbukaan, mlarangan pernyataan menyesatkan, dan larangan memanipulasi pasar, serta larangan insider trading.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir yang membahas mengenai kesimpulan dan saran. Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dari seluruh penulisan yang telah diuraikan dalam bab-bab yang sebelumnya sekaligus memberikan saran-saran terhadap data yang ada.

18

TINJAUAN UMUM TERHADAP PASAR MODAL

A.Pengertian Pasar Modal

Pengertian pasar modal sebagaimana pada pasar umumnya yaitu merupakan suatu tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli.Yang membedakannya dengan pasar lainnya adalah pada objek yang diperjualbelikan.

Kalau pada pasar lainnya yang diperdagangkan adalah sesuatu yang sifatnya konkret seperti kebutuhan sehari-hari,tetapi yang diperjualbelikan di pasar modal adalah modal atau dana dalam bentuk efek (surat berharga).21

21 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti,Hukum Pasar Modal Di Indonesia, (Bandung:Sinar Grafika,2009), hal.1

Pembeli efek adalah mereka baik perorangan maupun lembaga atau badan usaha yang menyisihkan kelebihan dananya untuk hal yang bersifat produktif.Sedangkan penjual efek adalah perusahaan yang membutuhkan dana atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.

Dalam kenyataannya pasar modal dikenal sebagai bursa efek atau dalam bahasa inggris disebut Security Exchange atau Stock Market, seperti tampak dalam istilahnya berbeda, namun pada intinya sama yaitu merupakan tempat bertemunya penjual efek dan pembeli efek di pasar modal atau bursa efek yang dimana setiap efek yang diperdagangkan,dijual melalui Perantara Perdagangan Efek untuk melakukan transaksi jual beli.

Berikut ini diuraikan beberapa pengertian atau defenisi pasar modal,yang lebih spesifik lagi atau merupakan pendapat dari beberapa ahli hukum tentang pengertian pasar modal.

Menurut Marzuki Usman, pasar modal adalah pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga yaitu bank dan lembaga pembiayaan.Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public).22

Pasar modal ( capital market ) mempertemukan pemilik dana (supplier of fund) dengan pengguna dana (user of fund) untuk tujuan investasi jangka menengah (middle-term investment). Kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujud efek.23

Menurut Dr. Siswanto Sudomo, yang dimaksud dengan pasar modal adalah pasar tempat diterbitkannya dan serta diperdagangkannya surat-surat berharga jangka panjang, khususnya obligasi dan saham. Defenisi ini sudah menyangkut dua jenis pasar yang dikenal secara terpisah yaitu pasar perdana,dimana surat-surat itu pertama kali diterbitkan, dan pasar sekunder, dimana surat-surat berharga itu selanjutnya diperdagangkan.24

Sementara itu, menurut Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang pasar modal pasal 1 angka 13 pasar modal adalah “Suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan yang berkaitan

22 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Op.Cit, hal.5

23 M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya,Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia,(Jakarta:Prenada Media,2004), hal.10

24 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Op.Cit, hal.8

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”25

Di Indonesia selain didalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tantang Pasar Modal,pengertian pasar modal juga tertuang didalam Keputusan Presiden (Keppres) No.52 tahun 1976 tentang Pasar Modal Bab I pasal 1, dimana disebutkan bahwa pasar modal adalah efek seperti yang dimaksud dalam Undang-undang No.15 tahun 1952 ( Lembaran Negara tahun 1952 no.67 ).26

Dalam hal waktu pelaksanaan transaksi terhadap pasar modal dapat dibedakan antara Continous Market,yang beroperasi secara terus menerus dalam waktu buka tertentu dan call markets, yang beroperasi pada waktu tertentu jika ada efek yang diperjualbelikan dan ada pihak yang membeli dan menjual.27

Dari uraian diatas perlu dijelaskan beberapa istilah efek, securities, perantara perdagangan efek, dana, bursa. Dana yang diperdagangkan didalam pasar modal diwujudkan dalam bentuk surat berharga atau dalam istilah lain disebut efek yang dapat berupa saham, obligasi, sertifikat atas saham atau dalam bentuk surat berharga lainnya atau surat berharga yang merupakan penjabaran dari bentuk surat berharga saham atau sertifikat yang diperjualbelikan di dalam pasar modal. Dalam bahasa inggris disebut securities.Kata securities bersumber pada pengertian bahwa surat berharga tersebut memberikan jaminan dapat ditukar dengan sejumlah uang sesuai dengan nilai yang tercantum didalam surat berharga tersebut. Kata bursa berasal dari istilah asing “bourse” yang berarti tempat

25 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

26 C.S.T.Kansil dan Christine S.T.Kansil, Loc.Cit.

27 Imam Syahputra Tunggal, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia Tanya Jawab,(Jakarta: Harvarindo,2000),hal.8

bertemunya penjual dan pembeli untuk komoditi tertentu dan yang penyelenggaraannya melalui prosedur perantara perdagangan efek. Makin luas cakupan perdagangan nasional maupun internasional kita sekarang dapat menyaksikan adanya bursa efek.28

Istilah exchange merupakan istilah lain didalam pasar, dimana ditempat tersebut terjadi pertukaran atau exchange yaitu jual beli.Perantara Perdagangan Efek dalam pasar modal merupakan aparat lembaga pasar modal atau bursa efek,karena kebutuhan dan tata cara penjualbelian suatu efek memerlukan perantara. Perantara perdagangan efek sebagai aparat dari bursa dan otomatis menjadi bagian anggota bursa.Perantara Perdagangan Efek ini ada dua yaitu makelar dan komisioner dan masing-masing mempunyai kegiatan yang sama sebagai perantara akan tetapi berbeda dalam tujuan dan peran antara masing-masing pihak tersebut,dimana makelar untuk kepentingan pihak lain dan mendapat imbalan sedangkan komisioner bisa untuk pihak lain mau untuk diri sendiri.29

Obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang dari emiten yang menerbitkan,atau bisa juga surat pernyataan utang dari perusahaan kepada para pemberi pinjaman yaitu pemegang obligasi. Jangka waktu obligasi beravariasi dan pada umumnya adalah jangka panjang sekitar 5 sampai dengan 20 tahun.

Bagi penerbitnya, obligasi merupakan suatu cara untuk mengurangi biaya intermediasi keuangan karena mereka memperoleh dana langsung dari masyarakat tanpa melalui bank. Bagi investor (pemodal), obligasi adalah salah

28Ibid

29Ibid,

satu investasi yang lebih menguntungkan larena biasanya bunganya lebih tinggi dari deposito.30

1. Jangka waktu jatuh tempo.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga obligasi :

2. Resiko tidak terima bunga dan pokok pinjaman.

3. Status pajak dari pembeli.

4. Adanya provisi yang memungkinkan penerbit obligasi melunasi obligasi tersebut sebelum jatuh tempo.

5. Jumlah kupon.

B. Sejarah Perkembangan Pasar Modal Di Indonesia

Dalam sejarah pasar modal di Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880.

Pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse effectenbueurs mendirikan cabang bursa di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setalah Bombay, Hongkong dan Tokyo.31

Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri atas orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya ssangat jauh lebih tinggi dari peenghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah

30 Martalena dan Maya Malinda, Pengantar Pasar Modal,(Bandung:Andi Yogyakarta,2011),hal.69

31 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op. Cit, hal.8

mengadakan persiapan, akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) dan langsung memulai perdagangan.32

Pasar modal di Indonesia mempunyai sejarah yang panjang sejak zaman Hindia Belanda. Pasar modal yang pertama kali didirikan bernama Vereniging Voor de Effectehandel (Bursa Efefk) pada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia (Jakarta), yang kemudian diikuti dengan pendirian bursa efek di Surabaya dan Semarang. Pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC.Efek yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belana yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (provinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belandda serta efek perusahaan Belanda lainnya.Untuk menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di Kota Surabaya dan 01 Agsutus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa.33

Terjadinya gejolak politik di Eropa pada tahun 1939 ikut mempengaruhi perdagangan efek yang ada di Indonesia. Akibatnya pemerintah Belanda menutup Bursa Efek yang ada di Surabaya dan Semarang, sehingga yang tinggal adalah Bursa Efek Jakarta. Tetapi Busa Efek Jakarta inipun tutup karena Perang Dunia Kedua, yang sekaligus menandai berhentinya aktivitas pasar modal di Indonesia.34

Pada masa penjajahan Jepang tidak ada kegiatan pasar modal karena situasi yang tidak memungkin pada waktu itu.Setelah adanya pengakuan

32Ibid

33Ibid

34 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Op.Cit, hal.94

kedaulatan dari Pemerintah Belanda, maka pada zaman pemerintahan Republik Indonesia Serikat,tepatnya pada tahun 1960,pemerintah mengawali kembali kebangkitan pasar modal dengan penerbitan obligasi Pemerintah Republik Indonesia.Hal ini ditegaskan kembali dengan adanya Undang-undang darurat tentang Bursa No.13 tanggal 1 September tahun 1951 yang kemudian ditetapkan sebagi Undang-undang Nomor 15 tahun 1952. Sedangkan penyelenggaraan Bursa saat itu diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek (PPUE),dan sebagai penasehatnya adalah Bank Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada 10 Agustus 1977. Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto, yang ditandai dengan go public PT.Semen Cibinong sebagai emiten pertama,Bursa Efek Jakarta dijalankan di bawah Badan Pengawas dan Pelaksana Pasar Modal.Hingga 1987,perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah Emiten baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.Tahun itu juga ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (Pakdes 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modalnya di Inodnesia. Tanggal 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi kembali,dan dikelola Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.Kemudian pada 13 Juli 1992,BEJ diswastanisasi. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.Tanggal 22 Mei 1995, karena sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer yang di sebut JATS (Jakarta Automated Trading Systems).Enam bulan kemudian, 10 November 1995 lahir

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang mulai berlaku 1996.Pasar modal di masa Orde Baru juga mengalami pasang surut dan ketidakstabilan politik pada akhir Orde Baru yang dimulai pada siding umu MPR RI pada tahun 1997 yang memilih kembali Jenderal Soeharto sebagai Presiden dan puncaknya pada kerusuhan Mei 1998, pasar modal di Indonesia ambruk yang ditandai dengan naik turunnya harga saham secara tajam.Kondisi yang demikian sangat wajar karena siapa yang mau berinvestasi ditengah suasana yang tidak ada kepastian dan tidak ada keamanan dalam berusaha.35

35 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op. Cit, hal.10-11

Berlakunya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 juga mengisyaratkan perlunya pembentukan Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesain (LPP),sesuai dengan UUPM. LKP berfungsi dan bertanggungjawab untuk menyelenggarakan jsa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar dan efisien. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa kliring transaksi bursa adalah proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi bursa,sedangkan pengertian penjaminan adalah pemberian kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban bagi anggota bursa efek yang timbul dari transaksi bursa. Sedangkan LPP didirikan dengan tujuan untuk menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek yang teratur, wajar dan efisien. Untuk mewujudkan LKP maka pada tanggal 5 Agustus 1996 PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) resmi didirikan dengan izin pendahuluan.Mulai tanggal 6 Oktober 1997 fungsi kliring efektif dilaksanakan.

Pada tahun 2007 Bursa Efek Surabaya (BES) melakukan merger dengan melebur kedalam Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang selanjutnya berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya memiliki satu pasar modal. Langkah merger PT.Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabay (BES) adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi pasar modalguna bersaing dengan bursa luar negeri.Hal ini dikarenakan bahwa perkembangan pasar modal di Indonesia pada saat itudapat dikatakan lamban dan cenderung tertinggal dari kawasan Asia lainnya, baik dari segi juma\lah emiten, produk investasi, minimnya investor lokal dan persaingan antar bursa di dalam negeri. Untuk itu dengan langkah merger yang dilakukan BEJ-BES ini untuk meningkatkan efisiensi pasar modal nasional yang diharapkan dapat mendorong peningkatan daya tarik dan daya saing industri di tingkat internasional. Dengan penggabungan Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya menjadi Bursa Efek Indonesia akan memudahkan investor sehingga investor tidak harus datang ke beberapa bursa untuk menentukan pilihan investasinya. Hal ini dikarenakan bahwa sebelum penggabungan BES-BEJ, produk-produk acuan pasar modal berada di BEJ sedangkan produk-produk derivatifnya berada di BES.36

Berikut beberapa keuntungan yang didapat setelah merger BEJ dan BES menjadi BEI:37

1. Aspek operasional

36Harry Andrian Simbolon, Pasar Modal Indonesia,

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=/amp/s/akuntansiterapan.com/2013/11

/01/pasar-modal-indonesia/amp/&ved=0ahUKEwih- _217KbTAhUMKY8KHQ2FCPEQFggwMAI&usg=AFQjCNENvrYGa-VielmUQhzPtiv9NNa7Kw. Diakses pada 14 April 2017

37 Ibid.

2. Penghematan biaya operasional yang meliputi biaya penyediaan sistem dan sarana perdagangan, biaya penyediaan sistem internal, biaya penyediaan jaringan dan sarana komunikasi, biaya penyediaan band width, serta biaya data center.

3. Aspek Pelaku

Penggabungan bursa efek akan menghemat biaya emiten dan investor, merger ini juga akan mempermudah untuk melakukan pengembangan produk yang akan diluncurkan di pasar.

3. Aspek Bisnis

Sasaran penggabungan BEJ dan BES adalah bursa hasil merger diharapkan mampu mengembangkan berbagai instrument bursa, baik yang pada saat itu diperdagangkan maupun yang akan diperdagangkan, yakni meningkatnya jumlah emiten tercatat, maupun berkembangnya instrumen yang sudah mulai

Sasaran penggabungan BEJ dan BES adalah bursa hasil merger diharapkan mampu mengembangkan berbagai instrument bursa, baik yang pada saat itu diperdagangkan maupun yang akan diperdagangkan, yakni meningkatnya jumlah emiten tercatat, maupun berkembangnya instrumen yang sudah mulai

Dokumen terkait