• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Investor Melalui Prinsip Keterbukaan 63

BAB IV : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

A. Perlindungan Investor Melalui Prinsip Keterbukaan 63

Prinsip dasar Undang-Undang Pasar Modal adalah bahwa seharusnya pemerintah tidak terlibat dalam keputusan investasi, sehingga peran pemerintah dalam memberikan jaminan bahwa investor dapat memperoleh informasi dan fakta-fakta yang relevan untuk membuat suatu keputusan investasi.

Di antara tujuan dan hukum pasar modal adalah untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Perlindungan pemodal adalah salah satu pilar yang sangat penting, karena jika investor tidak mendapat perlindungan yang cukup memadai, maka mereka, terutama investor kecil, enggan untuk melakukan transaksi di bursa. Tanpa adanya jumlah investor yang cukup

90Ibid, hal.25

banyak maka kegiatan pasar akan lesu dan fungsi dari pasar modal tidak akan berkembang.91

Hukum Pasar Modal dengan demikian memberikan porsi yang sangat penting terhadap perlindungan investor ini, perlindungan ini terutama dilaksanakan melalui cara keterbukaan informasi yang biasa disebut dengan full disclosure.

Prinsip full disclosure yang sering juga disebut sebagai dasar dari disclosure regulation ini didasarkan pada dua asumsi dasar, yaitu pertama investor adalah orang dewasa yang dapat membuat keputusan terbaik untuk diri mereka sendiri. Seandainya semua informasi telah sepenuhnya dibeberkan oleh emiten maka investor akan dapat menentukan apakah membeli atau menjual sekuritas tertentu atau tidak bertransaksi sama sekali. Karena mereka membuat keputusan berdasarkan informasi yang cukup dan jelas maka mereka yang bertanggung jawab atas akibat dari keputusan tersebut. Asumsi kedua dari prinsip ini adalah bahwa keterbukaan informasi sangat unggul untuk menghindari berbagai penyelewengan. Sebagaimana seorang hakim agung di Amerika mengatakan “sunlight is the best disinfectant” yang artinya matahari adalah pembasmi kuman terbaik. Ini berarti kalau sistem telah benar-benar transparan maka berbagai kecurangan, penyelewengan dan penipuan akan dapat dihindari.92

Prinsip full disclosure ini adalah bentuk perlindungan investor yang dilakukan oleh pemerintah secara tidak langsung. Pemerintah atau otoritas pasar modal dalam hal ini pada prinsipnya hanya berusaha menjamin bahwa investor

91Ibid, hal.171

92Ibid, hal.172

63

mendapat informasi selengkap dan sejelas mungkin. Otoritas pasar modal akan mewajibkan emiten untuk selalu memberikan informasi kepada informasi yang lengkap, jelas dan tepat waktu (on time). Dalam hal ini otoritas pasar modal mewajibkan emiten yang akan melakukan penawaran umum harus menyampaikan pendaftaran, menyampaikan laporan regular dan juga menyampaikan laporan setiap kejadian penting.

Mengingat hampir seluruh investasi memiliki resiko, maka selalu terdapat kemungkinan investor mengalami kerugian. Dalam hal ini pemerintah harus menahan diri untuk memberikan suatu pernyataan yang menjadi dasar keputusan investasi karena apabila pemerintah melakukan hal tersebut berarti resiko keputusan investasi beralih dari publik ke pemerintah. Prinsip full disclosure tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:93

Undang-Undang Pasar Modal berpegang pada pentingnya keterbukaan informasi investasi. Sebelum efek ditawarkan kepada publik (penawaran umum), emiten dan penjamin pelasana emisi harus menyampaikan pernyataan pendaftaran ke Bapepam. Pernyataan pendaftaran terdiri dari seluruh informasi yang harus dikemukan kepada publik. Pernyataan pendaftaran menjadi efektif apabila bapepam mempertimbangkan bahwa seluruh informasi sudah diungkapkan dan dipandang cukup. Sebagaimana terdapat dalam Undang-Udang Pasar Modal dan peraturan Bapepam, suatu pernyataan pendaftaran terdiri dari laporan keuangan yang telah diaudit, gambaran umum perusahaan, uraian tentang bisnis emiten, 1. Pernyataan Pendaftaran (registration Statements)

93 I Putu Gede Ary Suta, Op.Cit, hal.99

evaluasi tentang resiko usaha, keterangan tentang penjaminan,legal opinion, sejarah umum perusahaan dan keterangan-keterangan lain yang penting dan relevan. Akuntan publik, konsultan hukum, penjamin emisi, profesi penunjang pasar modal lainnya, sebagaimana terdapat dalam pernyataan pendaftaran, bertanggung jawab penuh terhadap akurasi dan kelengkapan informasi yang disajikan. Bagian pernyataan pendaftaran yang disebut Prospektus harus disebarluaskan kepada masyarakat pada saat penawaran umum. Dokumen-dokumen yang disertakan dalam pendaftaran juga merupakan Dokumen-dokumen public yang disimpan di Pusat Referensi Pasar Modal – Bapepam. Sebagai media komunikasi antara perushaan yang akan menawarkan efeknya kepada masyarakat dengan masyarakat investor, pada saat melakukan pernyataan pendaftaran, emiten harus membuat prospektus. Prospektus tersebut berisi tentang latar belakang, kondisi perusahaan baik kondisi keuangan, status hukum dan kekayaan yang dimiliki, resiko yang dihadapi serta rencana-rencana perusahaan dimasa dating.

Dalam prospektus tersebut, dilarang menyajikan informasi yang tidak benar dan menyesatkan yang dapat mengakibatkan investor salah dalam mengambil keputusan investasi. Undang-Undang Pasar Modal menyatakan bahwa menawarkan efek tanpa mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam atau melakukannya sebelum pernyataan pendaftaran menjadi efektif, merupakan tindakan melawan hukum.

2. Continuing Disclosure

Setelah penawaran umum dinyatakan efektif, emiten tetap harus menyampaikan informasi secara berkala dan fakta-fakta yang relevan dan penting

dan menyangkut kejadian-kejadian dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan investasi. Disclosure semacam ini harus diumumkan kepada publik dan disampaikan kepada Bapepam dan merupakan dokumen publik yang tersedia bagi siapa saja yang memerlukan. Informasi yang perlu diungkapkan kepada masyarakat investor oleh emiten pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu informasi keuangan yang terdiri dari laporan tahunan dan tengah tahunan dan informasi non keuangan yang berupa informasi mengenai kejadian penting yang dapat mempengaruhi keputusan investasi.

3. Kecukupan Informasi Perlindungan Yang Terbaik

Prinsip full disclosure terjadi juka informasi yang disampaikan kepada investor merupakan informasi yang benar dan memadai bagi investor, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Biasanya, informasi yang disampaikan emiten masih berupa informasi yang memerlukan analisis dan interpretasi agar dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Misalnya, Investor perlu melakukan analisis terhadap laporan keuangan baik antar pos laporan keuangan itu sendir maupun menganalisis kencendrungan dari tahun ke tahun dan membandingkan dengan laporan keuangan perusahaan sejenis lainnya. Apabila informasi tidak memiliki waktu atau keinginan untuk menginformasikan lebih lanjut, maka investor dapat meminta peunjuk dari perusahaan efek atau penasehat investasi yang kompeten dalam bidangnya, pada waktu yang sama orang dalam (insider trading) tidak mempunyai keunggulan komperatif yang merugikan publik, karena mereka tidak

dapat membeli atau menjual saham perushaan sendiri sebelum informasi yang mempengaruhi keputusan investasi diketahui publik.

4. Envorcement Terhadap Full Disclosure

Undang-Undang Pasar Modal mengatur beberapa cara agar persyaratan full disclosure dapat diterapkan. Pertama, kealpaan, kesalahan atau ketidakcukupan full disclosure dapat dijatuhkan sanksi pidana bagi emiten, underwriter, direksi perusahaan, komisaris pemegang saham utama, akuntan atau konsultan hukum yang terlibat dalam penawaran umum. Sanksi ini beupa sanksi pidana atau denda. Lebih lanjut, ketidakcukupan disclosure dapat mengakibatkan dijatuhkannya hukuman perdata bagi pelaku-pelaku tersebut. Atas keslahan-kesalahan tersebut, perusahaan efek tahu representative-nya dapat dicabut izin dan dilarang beroperasi di pasar modal, sedangkan penjualan sahamnya dapat dibekukan atau didelist dari pasar modal. Tidak hanya emiten dan pihak terkait yang secara terus menerus menyampaikan informasi yang relevan dan penting, tetapi juga pihak-pihak lain dilarang mengeluarkan pernyataan yang salah dan menyesatkan sehubungan dengan efek tersebut untuk tujuan-tujuan merugikan publik. Bapepam diberikan kewenangan berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal untuk melakukan investigasi atas kejahatan di pasaar modal sehubungan dengan kasus-kasus yang dicurigai mengandung ketidakcukupan disclosure.

5. Penyempurnaan Kebijakan

Kebijakan full disclosure atau keterbukaan yang dimuat dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 merupakan kelanjutan kebijaksanaan yang terdapat dalam Keputusan Presiden Nomor 53 tahun 1990 dan Keputusan

Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 tahun 1990. Kebijakan disclosure ini sesuai dengan standar internasional. Di Pasar Modal Indonesia, selain soal kewajiban menyampaikan informasi seperti tersebut diatas, juga diperlukan adanya good corporate governance, termasuk pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelolanya. Perusahaan yang memiliki manajemen terpisah dari pemiliknya diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih objektif dan lebih transparan.Hal ini akan menjadi suatu kebutuhan untuk terciptanya pasar modal yang fair dan efisien.94

Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan juga termasuk pernyataan menyesatkan disebabkan adanya misrepresentation atau pernyataan dengan membuat penghilangan (omission) fakta materiel, baik dalam dokumen-dokumen penawaran umum maupun dalam perdagangan saham. Yang menyebabkan suatu pernyataan dikategorikan menyesatkan, yaitu bila pernyataan fakta materiel yang diungkapkan adalah salah atau tidak lengkap dan pihak yang melakukannya mempunyai maksud melakukan penipuan.

B. Larangan Pernyataan Menyesatkan

95

“Setiap pihak dilarang, dengan cara apapun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan

Di dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 93 menyatakan:

94Ibid, hal.102

95 Bismar Nasution, Op.Cit, hal.73

sehingga mempengaruhi harga efek di Bursa Efek apabila pada saat pernyataan di buat atau keterangan diberikan:

a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan; atau

b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut.”

Ada beberapa hal yang seringkali dilarang dan dianggap dapat menyesatkan bagi investor dalam memberikan penilaiannya untuk membeli atau tidak membeli suatu efek, yaitu:

1) Memberikan informasi yang salah sama sekali, 2) Memberikan informasi yang sebagian benar, 3) Memberikan informasi yang tidak lengkap, dan 4) Sama sekali diam tehadap informasi fakta material.

Menurut Bismar Nasution terdapat enam elemen untuk menentukan suatu pernyataan dikategorikan sebagai pernyataan menyesatkan, yaitu:96

1) Adanya pernyataan fakta material yang salah (palsu) atau pernyataan fakta material itu tidak lengkap;

2) Adanya kewajiban untuk menyampaikan informasi kepada publik, apabila suatu gugatan didasarkan atas pernyataan fakta material yang salah atau kurang lengkap;

3) Adanya pengetahuan oleh pihak yang melakukan misrepresentation atau omission, bahwa yang dilakukannnya adalah misrepresentation atau omission dan dilakukannya dengan maksud melakukan penipuan (scienter);

4) Merupakan fakta material. William O. Fisher menyatakan, bahwa suatu unsur misstatement secara pasti adalah material;

5) Adanya keyakinan (reliance);

6) Adanya kerugian (injury).

96Ibid, hal.79-85

Elemen-elemen pernyataan menyesatkan sangat penting dipahami untuk mempekaya pemikiran terhadap elemen-elemen menyesatkan dalam peraturan prinsip keterbukaan di pasar modal Indonesia.

Kasus perbuatan menyesatkan yang sangat menghebohkan dapat diihat dari kasus Bre-X Mineral Ltd perusahaan pertambangan emas berasal dari Calcary, Canada. Oleh pejabat Ontario Securities commission, kasus ini disebut the scandal’s international prominence adalah mereka melakukan pemeriksaan kasus ini bersama pihak Alberta, Quebec. Tim pemeriksa yang terdiri dari empat lawyer dan empat investigator menyatakan, bahwa insider Bre-X telah melakukan pelanggaran hukum dengan melakukan penjualan saham Bre-X pada tahun 1996 sebesar 100 juta dollar secara tidak fair. Pada saat penjualan saham ini, pertama, mereka tidak menyampaikan kepada publik, bahwa Bre-X tidak lagi mempunyai izin explore. Izin eksplorasi menjadi persoalan mendasar mengenai “fakta material” yang telah diungkapkan. Kedua, mereka terjebak disebabkan diri mereka sendiri, dalam memahami kebijakan Pemerintah Daerah Indonesia (Kalimantan Timur) untuk evaluasi penting, misalnya persoalan kepemilikan tanah yang timbul pada 15 Agustus 1996.97

Penyebutan skandal dalam kasus Bre-X seperti di atas dapat dimengerti, mengingat penipuan yang dilakukan eksekutif Bre-X merupakan penipuan terbesar di pasar modal pada abad ini. Hal ini didasarkan atas pengumuman mereka mengenai pertambangan di Busang yang diinformasikan sebagai terbesar di dunia. John Felderhof Vice – Chairmen Bre-X menyatakan di Busang ada 200

97Ibid, hal.73-74

juta ons emas, merupakan the largest discovery dalam sejarah manusia.

Pernyataan tanggal 9 Maret 1997 dihadapan anggota The Prospectors and Developers Association of Canada di Royal Park Hotel, Downtown, Toronto ini dikeluarkan pada waktu annual trade show Bre-X. Informasi yang disampaikan Bre-x telah menaikkan harga sahamnya. Hal ini terlihat pada Mei 1993, saat pertama memperoleh hak penambangannya di Indonesia, harga sahamnya diperdagangkan 28 cents. Tetapi pada hari pertama perdagangan sahamnya 10 Maret 1997, yaitu satu hari setelah pengumuman tersebut, harga sahamnya naik jauh menjadi US $ 18. Dalam jangka waktu empat tahun Bre-X yang didirikan dan dipimpin David Walsh telah meroket dan mengumpulkan uang sebesar 4.5 juta dollar melalui perdagangan sahamnya di pasar sekunder.98

Beberapa laporan mengenai statement Bre-x tersebut, seperti Killborn Report dan Strachcona Report, pada mulanya menyatakan cadangan emas yang jumlahnya 200 juta ons, pada akhirnya disebut 70 juta ons. Killborn report mengestimasikan hanya 40 juta ons, dan Strachcona Report yang dikeluarkan perusahaan konsultan Strachcona Report Service menemukan fakta tentang dibesar-besarkannya cadangan emas di Busang. Bahkan di Calcary muncul spekulasi bahwa kandungan emas di Busang ini tidak mencapai 100 atau 200 juta ons, tetapi diperkirakan hanya 30 juta atau hingga 10 juta ons. Tidak akuratnya data kandungan emas berdasarkan laporan-laporan yang dibuat diatas membuat Bre-X dinyatakan pailit pada tanggal 8 Mei 1997 an harga sahamnya sehari sebelum pailit tanggal 7 Mei jatuh pada posisi terendah 12.5 cents. Kritik yang

98Ibid, hal.74

muncul pada eksekutif Bre-X adalah mereka mealkukan perbuatan yang menyesatkan bagi publik karena laporannya tidak konsisten dan tidak akurat.

Mereka kemudian digugat pemegang saham (class-action) berdasarkan perbuatan fraudulent dan wrongful.99

Peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan di pasar modal Indonesia telah memuat ketentuan-ketentuan mengenai larangan pernyataan menyesatkan, baik dalam prospectus maupun dalam pengumuman di media massa yang berhubungan dengan suatu penawaran umum. Disamping itu, ketentuan larang pernyataan menyesatkan, telah menetapkan sanksi berupa ancaman pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima belas miliar rupiah terhadap pelanggaran atas perbuatan-perbuatan tersebut.100

Namun, peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan yang memuat ketentuan-ketentuan larangan perbuatan yang menyesatkan tersebut sangat sederhana dan kurang memadai untuk mengatur elemen-elemen perbuatan yang menyesatkan. Sebagai contoh, pasal 78 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar Modal menentukan, tidak boleh membuat pernyataan fakta material yang salah atau tidak memuat fakta material yang benar. Larangan yang diatur dalam Pasal 78 ini mirip dengan konsep dalam Rule 10b-5 dan Section 10(b) Securities Exchange Act 1934, yang melarang pernyataan yang menyesatkan dalam prospectus dengan cara, pertama, menggunakan alt-alat, skema atau fsilitas untuk menipu. Kedua, membuat pernyataan yang salah mengenai fakta material atau tidak memasukkan fakta material yang diperlukan dalam pernyataan dan

99Ibid, hal.75

100Ibid, hal.76

dalam penjelasannya tidak menyesatkan. Ketiga, terlibat dalam tindakan, praktek atau dalam praktek dan bidang bisnis yang beroperasi atau akan beroperasi sebagai penipuan atas seseorang dalam perdagangan saham.101

Manipulasi pasar adalah kegiatan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar atau harga efek di bursa efek atau member pernyataan atau keterangan yang tidak benar atau menyesatkan sehingga harga efek di bursa terpengaruh. Transaksi yang tidak mengakibatkan perubahan kepemilikan atau penawaran jual atau beli efek pada harga tertentu dimana pihak tersebut juga telah bersekongkol dengan pihak lain yang melakukan penawaran beli atau jual efek yang sama pada harga yang lebih kurang sama. Motifnya adalah untuk meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan harga efek. Jika manipulasi pasar terjadi maka pasar akan termanipulasi sehingga berakibat antara lain harga saham menjadi semu.

C. Larangan Memanipulasi Pasar

102

Di Indonesia, larangan manipulasi pasar di atur dalam Pasal 91 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang menyatakan bahwa;

“setiap pihak dilarang melakukan tindakan,baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkanmengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek”.103

101Ibid, hal.77

102 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op.Cit, hal.74-75

103 Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Penjelasan Pasal 91 tersebut menyatakan: Masyarakat pemodal sangat

memerlukan informasi mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek yang tercermin dari kekuatan penawaran jual dan penawaran beli Efek sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasi dalam Efek.

Sehubungan dengan itu, ketentuan ini melarang adanya tindakan yang dapat menciptakan gambaran semu mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek antara lain:

a. melakukan transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan pemilikan;atau

b. melakukan penawaran jual atau penawaran beli Efek pada harga tertentu, dimana pihak tersebut juga telah bersekongkol dengan pihak lain yang melakukan penawaran beli atau penawaran jual Efek yang sama pada harga yang kurang lebih sama.

Di samping itu, Pasal 92 Undang-Undang Pasar Modal menyatakan bahwa: “setiap pihak, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain, dilarang melakukan 2 (dua) transaksi Efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga Efek di Bursa Efek tetap, naik atau turun dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli, menjual atau menahan Efek”.104

104 Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Pasal 92 UUPM menjelaskan bahwa: “ketentuan ini melarang dilakukannya serangkaian transaksi Efek oleh satu Pihak atau beberapa Pihak yang bersekongkol sehingga menciptakan harga Efek yang semu di Bursa Efek karena tidak didasarkan pada kekuatan permintaan jual atau beli Efek yang sebenarnya dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau pihak lain”.

Transaksi perdagangan saham semu dalam UU Pasar Modal dikenal dengan tindak pidana manipulasi pasar. Perdagangan saham semu merupakan hasil dari tindak pidana manipulasi pasar dan tindak pidana tersebut merupakan salah satu kejathatan di pasar modal.

Beberapa pola manipulasi pasar adalah sebagai berikut:105

3. Kegiatan transaksi yang bertujuan untuk memberikan kesan bahwa efek perusahaan tertentu aktif diperdagangkan (wash trading). Pola ini dipergunakan sebagai sarana untuk memodiifikasi (biasanya menaikkan) harga efek pada level tertentu yang dikehendaki pelaku. Misalnya: Direksi emitenA memerintahkan seseorang untuk melakukan pembelian dan penjualan sekaligus agar efek perusahaannya dianggap likuid. Dalam 1. Menyebarluaskan informasi palsu mengenai emiten dengan tujuan untuk

mempengaruhi harga efek perusahaan yang dimaksud di bursa efek (false information). Misalnya: suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A akan segera dilikuidasi, pasar merespon yang menyebabkan harga efeknya jatuh tajam di bursa.

2. Menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau informasi yang tidak lengkap (misinformation). Misalnya: suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A tidak termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi oleh pemerintah, padahal emiten A yang termasuk diambil alih oleh pemerintah.

105 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op. Cit, hal.74

transaksi tersebut tidak ada perubahan kepemilikan secara absolut, karena scenario telah disusun oleh pihak-pihak yang terlibat.

Ada beberapa tindakan yang dapat digolongkan tindak pidana manipulasi pasar:106

1. Menciptakan gambaran pasar modal yang semu,dengan jalan:

a. melakukan transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan pemilikan; atau

b. melakukan penawaran jual atau penawaran beli efek pada harga tertentu, sedangkan pihak lain yang merupakan persekongkolannya juga melakukan penawaran beli atau penawaran jual pada harga yang lebih kurang sama.

2. Melakukan dua atau lebih transaksi efek di Bursa Efek, sehingga menyebabkan harga efek tetap, naik atau turun, dengan tujuan agar pihak lain terpengaruh untuk membeli, menjual atau menahan efek tersebut. Akibatnya, harga efek tersebut tidak berdasarkan pada permintaan jual atau beli yang sesungguhnya.

3. Membuat pernyataan atau member keterangan yang secara materill tidak benar, yang dapat mempengaruhi harga efek atau dengan tujuan untuk mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.

Berbagai pihak yang terlibat di pasar modal masih mungkin melakukan berbagai tindakan yang dapat merugikan investor, baik berupa kecurangan dalam

106Ibid, hal.75

melakukan transaksi, penipuan dalam mengemukakan informasi dan kejahatan dalam perdagangan. Di samping itu, orang-orang yang mempunyai akses ekslusif terhadap informasi tertentu (informasi orang dalam) dimana orang lain belum mengetahuinya juga dapat mengambil manfaat financial dengan melakukan perdagangan dengan menggunakan informasi tersebut. Oleh karena itu investor juga perlu dilindungi dari berbagai kecurangan, manipulasi dan perdagangan dengan menggunakan informasi orang dalam. Untuk ini hukum pasar modal mengatur secara sangat intensif tentang masalah ini.107

Insider Trading (Perdagangan Orang Dalam) adalah seseorang yang membocorkan informasi-informasi rahasia yang belum diumumkan kepada masyarakat sehingga dapat merugikan pihak-pihak lain.

Dokumen terkait