• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Fidel Castro dalam Menghadapi Embargo Ekonomi AS a. Pembangunan Ekonomi

BAB II KAJIAN TEORI

HASIL PENELITIAN

A. Motivasi AS Melakukan Intervensi ke Kuba 1. Sejarah Singkat Kuba

2. Kebijakan Fidel Castro dalam Menghadapi Embargo Ekonomi AS a. Pembangunan Ekonomi

Pada dekade awal setelah 1959, pembangunan ekonomi Kuba didominasi dengan kebijakan reformasi agrarian. Kebijakan yang pertama kali dilakukan pada tahun 1962, yang mengalihkan status 40% tanah pribadi menjadi milik negara, Tambahan, 40% tanah telah didistribusikan kepada produser-produser (petani skala kecil) desa skala kecil mencakup 120.000 petani dan menyisakan 20% untuk pemilik tanah yang berukuran menengah dan luas. Distribusi tanah ini membuka lapangan kerja yang begitu luas bagi para petani yang selama beberapa abad tidak berhak atas tanah mereka sendiri (Hidayat Mukmin, 1981: 136).

Sektor industri dan perbankan utama dinasionalisasi. Sistem partisipasi buruh yang demokratis diperkenalkan dan didasarkan pada sistem pemilihan delegasi tempat bekerja. Selama tahun 1960-an, ekonomi Kuba menerapkan

commit to user

sistem penganggaran keuangan yang dipegang oleh Che Guevara yang saat itu menjabat sebagai Kepala Perbankan dan Menteri Perindustrian. Sistem tersebut menekankan pada insentif moral dan materil, kerja sukarela dan upaya untuk meningkatkan kesadaran buruh.

Meskipun kerjasama ekonomi secara umum menguntungkan bagi perekonomian Kuba, hal tersebut telah menciptakan distorsi dalam struktur ekonomi. Pada tahun 1970-an dan di awal tahun 1980-an, Kuba memperkuat pembangunan ekonomi dan memperkenalkan organisasi-organisasi kekuatan rakyat, yang bertujuan untuk mendemokratiskan pengambilan kebijakan. Pada pertengahan tahun 1980-an, situasi ekonomi politik mulai memperlihatkan tantangan-tantangan besar bagi revolusi Kuba. Kondisi perekonomian mulai memperlihatkan tanda-tanda akan terjadinya stagnasi dan meningkatnya praktek-praktek birokrasi. Pada tahun 1980 Kuba menitik beratkan pada tindakan-tindakan politik daripada melakukan konsolidasi bidang sosial ekonomi. Kuba mengalami penurunan kehidupan ekonomi perdagangan akibat dari blokade AS serta keadaan intern dalam negeri yang membuat para penduduk Kuba berupaya ke luar negeri untuk mencari penghidupan. Hal ini semain diperparah dengan penurunan produksi tebu dan gula. Berakhirnya Perang Dingin di akhir tahun 1980-an dan hancurnya Uni Soviet serta negara-negara Eropa Timur yang merupakan aliansi ketat Kuba kemudian membawa perubahan yang sangat drastis bagi negara sosialis tersebut. Kuba dengan segera melakukan perbaikan ekonomi yang mengalami stagnasi akibat 70 % impor negara tersebut berasal dari wilayah Eropa Timur praktis terhenti. Berhentinya proses dagang dengan Uni Soviet secara tiba-tiba mengakibatkan penurunan pemasukan nasional sebesar 55% dari tahun 1989-1992 (Issac Saney, 2003: 36).

Kondisi sosial ekonomi yang tidak menentu tersebut semakin diperparah dengan pengetatan embargo oleh AS. Bahkan pada tahun 1992, AS semakin mengintensifkan tekanan ekonominya, yang paling menonjol yaitu dengan dikeluarkannya Cuba Democracy Act pada tahun 1992 dan Cuban Liberty and

Democratic Solidarity (Libertad) Act pada tahun 1996. Legislasi ini merupakan

commit to user

kapital, peluang komersial dan hubungan dagang yang tersisa (diperkirakan, akibat blokade ekonomi, Kuba harus membayar lebih $60 milyar AS). Sebuah studi yang dilakukan menyatakan jika dilakukan pelonggaran terhadap blokade ekonomi yang ketat akan menambah secara signifikan kemampuan impor Kuba, dan pendapatan nasional akan bertambah seperempatnya (Gonzales, 1988: 72).

Krisis ekonomi yang semakin parah saat itu, memaksa pemerintah Kuba untuk mengimplementasikan program pembenahan di segala bidang. Pada masa ini pemerintah mengumukan “ A Special Period In The Time Of Peace” (Periode Khusus Dalam Masa Damai) yang dasarnya meletakkan negara pada sikap penghematan ekonomi masa perang. Pada periode ini, Kuba harus melakukan pengurangan produksi dan melakukan reformasi untuk mendapatkan kembali keseimbangan makro ekonomi dan dengan demikian dimulailah pembenahan tanpa mereduksi kemajuan- kemajuan sosial yang telah didapatkan sebelumnya.

Salah satu faktor utama dalam hal peningkatan kualitas hidup rakyat Kuba adalah fakta bahwa sumber-sumber ekonomi tidak dikuasai oleh minoritas kecil yang memiliki modal seperti di kebanyakan negara. Di negara-negara kapitalis, seluruh proses produksi berada dalam kerangka proses akumulasi para kapitalis. Logikanya bahwa selama proses tersebut dapat menciptakan keuntungan, maka kepuasan rakyat kemudian tidak menjadi arah proses pembangunan bahkan yang terjadi justru proses tersebut berakibat pada rusaknya alam dan masyarakat.

Di Kuba, keputusan tentang alokasi investasi atau pengadaan lapangan pekerjaan tidak hanya ditentukan oleh para pemilik modal. Itulah mengapa saat ini ketika hampir semua negara melakukan pemotongan subsidi terhadap pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, Kuba justru menyediakan dan disediakan secara gratis buat rakyat.

Pokok yang menjadi awal pembenahan dan peningkatan ekonomi dalam masa pembenahan adalah menjalankan tindakan-tindakan yang bertujuan secara internal mereorganisasi ekonomi dan memasukkan Kuba ke dalam ekonomi dunia. Tindakan- tindakan ini yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan efisiensi, utamanya dirancang untuk melindungi dan menjaga pencapaian-pencapaian sosial dan revolusi--tertulis di dalam Pasal 8 dan Bab VI Konsititusi

commit to user

Kuba sebagai hak mendasar dari rakyat Kuba, terutama pekerjaan, perawatan kesehatan, pendidikan, dan program-program jaminan sosial. Pemerintah Kuba berupaya membuka lapangan pekerjaan sebagai langkah untuk mensejahterakan rakyat. dalam hal perawatan dan pendidikan dalam konsitusi Kuba, pemerintah Kuba akan berupaya menyelenggarakan jasa pelayanan kesehatan dan pendidikan secara gratis bagi penduduk Kuba. Dalam hal jaminan sosial Kuba mengambil langkah dengan cara menyediakan pangan yang cukup bagi seluruh rakyat Kuba. Sebagai konsekuensi hak -hak ini, Kuba lebih baik dalam beberapa indikator jika dibandingkan dengan negeri yang telah mengembangkan terindustrialisasi. Lebih jauh dari itu, walaupun ekonomi menurun dengan tajam pada awal tahun 1990-an, tidak ada kebijakan-kebijakan pasar yang signifikan. Pemerintahan Kuba menolak, untuk mengopy model-model deregulasi, kontraksi negara, privatisasi dan pengurangan program-program sosial dan mengadobsi praktek- praktek neoliberal yang dijalankan oleh negeri-negeri Eropa Timur, Amerika Latin dan banyak negeri di belakan dunia ini. Negeri ini menolak untuk mengikuti apa yang disebut dengan "transisi" yang dibela-bela oleh pendukung pasar bebas dan menerapkannya tanpa ampun kepada negeri-negeri blok sosialis sebelumnya ( Jorquera, 2000: 22)

Kuba menghadapi yang tidak bisa dihindarkan dengan memasukkan dirinya kembali ke dalam ekonomi kapitalis. Negeri ini mengatur untuk beroperasi kedalam sistem ekonomi internasional yang berbasiskan pada prinsip-prinsip dan praktek yang berbeda -setelah selama tiga puluh lima tahun terintegarasi secara struktur kedalam COMECON yang sebelumnya diandalkan dan menjadi basis pembangungan ekonomi.

Keharusan untuk menentukan kembali arah strategi pembangunan dan sejumlah tindakan ekonomi yang implementasinya untuk mengaktifkan kembali ekonomi dintaranya melalui (Issac Saney, 2003:100-103) :

1) Rasionalisasi produksi yang bertujuan untuk lebih mengefisienkan penggunaan sumber-sumber yang ada

Ini sering berarti adalah penggunaan teknologi lama dan manual, (misalnya menggunakan kembali sapi untuk membajak). Subsidi negara dikurangi 70%

commit to user

bersamaan dengan pengurangan belanja negara secara umum. Kebijakan ini disertai dengan penguatan rejim substitusi impor yang telah ada.

2) Pendirian pekerjaan mandiri dan perusahaan-perusahaan kecil

Pada tahun 1993 dikeluarkan undang-undang yang mengesahkan pendirian usaha-usaha mandiri terhadap ratusan pekerjaan, sebagian besar usaha yang berorientasi kepada jasa, seperti restoran, toko-toko perbaikan sepeda, lemari pendingin, dan televisi. Ukuran dari usaha mandiri ini bervariasi dari tahun ke tahun. Bagaimanapun, seiring dengan pertumbuhan ekonomi, jenis usaha mandiri ini berkurang: dari jumlah yang cukup tinggi pada tahun 1996, 205.000 menjadi 160.000 pada tahun 1998.

3) Legislasi kepemilikan mata uang luar negeri, khsususnya dollar AS, agar menambah pasokan domestik dan dapat menstabilkan dan menaikkan nilai peso.

Ditengah-tengah krisis, bersamaan dengan produksi dan distribusi yang menurun dengan tajam, ekonomi bawah tanah berkembang. Uang yang digunakan adalah dollar AS, yang hanya bisa diperoleh di pasar gelap dengan nilai 150 peso per dollar AS pada tahun 1993. Pengaruhnya sangat menghancurkan kehidupan mayoritas rakyat Kuba yang perbulannya rata-rata berpenghasilan dibawah 200 peso pada awal tahun 1990-an. Daya beli peso makin terpangkas. Barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh rakyat makin langka, karena penurunan produksi, dan hanya bisa dibeli dengan peso. Tujuan untuk melegalisasi kepemilikan mata uang luar negeri adalah agar rakyat makin memperoleh akses terhadap dollar AS dan membuat negara bisa memperoleh langsung yang menjadi sumber domestik pertukuran luar negeri. Kebijakan ini bersamaan dengan penambahan jumlah produksi dan mengontrol persediaan peso, yang hasilnya yaitu menurunnya secara drastis tingkat pertukaran peso-dollar. Sebenarnya, nilai peso terapresiasi tujuh kali lipat dengan tingkat pertukuran yang telah ditetapkan selama bertahun-tahun dengan 20 peso per dollar AS. Pada saat sekarang ini, sebagai konsekuensi langsung dari menurunnya ekonomi dunia-khususnya industri wisata pada tahun 2001- tingkat pertukaran sekarang adalah 26 peso terhadap 1 dollar AS.

commit to user

4) Menginstitusikan penetapan harga dan kebijakan-kebijakan yang lainnya untuk dapat mengurangi defisit dan jumlah uang yang beredar

Bersamaan dengan tindakan tindakan yang lain yang dijalankan adalah penghapusan bebarapa pelayanan jasa yang gratis dan penciptaan pajak, hal yang telah dihapuskan pada masa awal revolusi. Pajak tidak dikenakan terhadap upah, namun kepada keuntungan dan pendapatan investasi. Tindakan ini sangat berdampak terhadap keuangan di dalam negeri. Dari tahun 1994 hingga 1998, sebanyak 2,5 milyar dollar ditarik dari sirkulasi, dan defisit anggaran berkurang dari 33,5 % menjadi 2%. Pemangkasan persediaan peso ini merupakan faktor utama untuk menaikkan nilai peso.

5) Transformasi struktur kepemilikan tanah

Ini dapat disebut dengan sebuah reformasi agraria yang ketiga, pertanian- pertanian negara digantikan dengan koperasi, pasar pertanian swasta dibuka untuk menstimulasi bahan produksi bahan pangan. Pertanian-pertanian negara sebelumnya menjadi Satuan Basis Koperasi Produksi (Basics Unit of

Cooperative Production) atau UPBC, bekerja di atas tanah dengan

mendapatkan hak guna.Koperasi-koperasi produksi menjual dengan kuota yang telah ditetapkan kepada negara, selebihnya bisa disimpan sendiri atau dijual ke pasar pertanian swasta. Pada saat sekarang ini, pertanian negara hanya terdiri dari sepertiga dari tanah pertanian. Sebanyak 44% tanah pertanian dikelola oleh berbagai UPBC, 10 % oleh bentuk koperasi lainnya dan 15% oleh pertanian swasta. Ini sangat bertentangan tajam jika dibandingkan dengan sebelum Periode Khusus, sebanyak 75% dari tanah dikuasai oleh pertanian negara. Pemerintah Kuba memperhitungkan dengan perubahan ini, sebanyak 316.000 hektar tanah telah ditangan petani, yang kini memegang 25% tanah yang dapat ditanami. Sekarang, Asosiasi Nasional Petani Kecil memiliki anggota lebih dari 300.000 dengan 57.000 orang bergabung dalam asosiasi-asosiasi sejak perubahan struktur pegolahan tanah ini. Tingkat produksi bahan pangan, khsususnya sayur - sayuran telah meningkat dengan signifikan. Disamping itu, metode taman perkotaan dan pertanian organik didorong dan telah dikerjakan dengan luas. UPBC sekarang

commit to user

menghasilkan 53% sayuran umbi-umbian, 56% sayuran segar, 90% tembakau, 75% jagung, 76 % buncis, 73 % buah-buahan, 73% kelapa, 58% kopi, 63% kokoa, 61% madu dan 18% gula.

6) Reorganisasi dan penyederhanaan struktur negara

Otonomi yang lebih besar diberikan kepada perusahaan-perusahaan negara dan desentralisasi administrasi diperluas. Ini disertai dengan jurisdiksi yang lebih luas kepada kekuatan pengambil keputusan yang lebih kuat. Perusahaan-perusahaan negara diijinkan untuk beroperasi dalam mata uang luar negeri menuju kepada kemampuan membiayai sendiri. Jumlah menteri pemerintahan dikurangi dari lima puluh lima pada tahun 1993 menjadi tigapuluh tiga pada tahun 1998. Sistem perencanaan ditransformasikan dari produksi material ke pada yang berbasiskan finansial. Kini, biaya produksi

ditentukan oleh masing-masing perusahaan negara, bagian dari

mempromosikan efesiensi yang lebih besar di dalam ekonomi negara. Bagian dari kebijakan ini, angkatan bersenjata mengimplementasikan program- program untuk mencukupi kebutuhannya sendiri, sebagai contoh dalam penyediaan bahan makanan. Baik anggaran angkatan bersenjata Kuba dan keseluruhan anggaran militer berkurang sangat jauh.

7) Pembangunan sektor pariwisata skala besar

Sebagaimana negeri ini kesulitan untuk memperoleh mata uang luar negeri sebagai pembayaran, usaha penambahan jumlah turis yang datang dipacu, telah mencatat hasil yang penting. Pendapatan turisme pada tahun 1996, 50% lebih besar dari pendapatan tahun 1995. Pada waktu itu, untuk pertama kalinya pendapatan dari turis menggeser peran gula sebagai sebagai sumber pendapatan utama, dengan perolehan $1,38 milyar dollar AS. Disamping itu juga terjadi investasi sebesar $ 300 juta AS dalam turisme. Pada tahun 1994, sebanyak 1,14 juta turis mendatangi Kuba membawa pendapatan ke negeri tersebut sebesar $ 1,5 milyar AS, pada tahun 1999 menghasilkan $ 2 milyar AS. Pada tahun 2000 dan 2001, hampir dua juta turis mendatangi Kuba. Sektor ini mengalamai pertumbuhan 15-20 % per tahun. Menteri Pariwisata mengatakan margin keuntungan buat negara sebanyak 20%. Dengan berbagai

commit to user

cara, sektor pariwisata telah menjadi motor ekonomi, secara signifikan menyumbangkan pertumbuhan industri ringan dan pasar kerajinan.

8) Mendukung dan mengejar investasi dari luar negeri terhadap semua sektor ekonomi

Investasi luar negeri dicari untuk semua sektor, kecuali kesehatan, pendidikan dan pertahanan. Proses ini diawasi dan diarahkan langsung oleh negara ke bidang-bidang ekonomi yang diperhitungkan, investasi luar negeri tidak akan mengkompromikan kemerdekaan Kuba, kedaulatannya, atau masa depan sumber- sumber dayanya. Investasi yang signifikan telah terjadi di dalam pariwisata, petrolium, nikel, telekomunikasi, bioteknologi, dan industri-industri manufaktur lainnya. Investasi luar negeri memainkan peran yang signifikan di dalam ekonomi Kuba saat ini, terhitung pada tahun 1998 mencatat 3 % dari GDP. Pada saat sekarang ini tercatat 397 buah usaha patungan dengan modal internasional. pada tahun 1999, terdapat 36 persetujuan promosi dan proteksi dengan 36 negara. Pada tahun 2001, usahan patungan Kuba paling besar dilakukan dengan negeri Spanyol (99), Kanada (74) dan Itali (57). Ratusan proyek lainnya sekarang sedang dipelajari. Sejak dibukanya investasi dengan modal Barat, paling tidak kesepakatan yang telah dibuat mencapai $5,5 milyar AS dan yang sudah diinvestasikan sebanyak $3 milyar AS. Investasi rata-rata tahunan dari 1996 hingga 2001 diperkirakan sebanyak $ 288 juta AS. Hal ini menandaskan, Kuba dapat mencapai tingkat yang telah digambarkan diatas walaupun AS memberlakukan Toricelli Act

dan Helms-Burton Bill yang dirancang untuk melumpuhkan dan

memundurkan proses investasi dari luar negeri. Sebenarnya, lebih dari 40% investasi luar negeri terjadi setelah Maret 1996 ketika Helms-Burton Bill

diberlakukan. Namun, bagaimanapun, pemerintahan setelah pemerintahan Bush mengintensifkan tekanan ekonomi, telah menciptakan dampak yang besar terhadap investasi luar negeri.

Pada tahun 2001 investasi menurun menjadi $ 38.9 juta AS dari $ 488 juta AS pada tahun. Seperti yang telah diceritakan sebelumnya, gula memainkan peran utama di dalam ekonomi Kuba. Sebelum dilampaui oleh pendapatan yang

commit to user

diperoleh dari turisme, ekspor Kuba merupakan bagian yang besar untuk memperoleh uang pertukaran luar negeri. Oleh karena itu pemulihan produksi gula dan merevitalisasi industri menjadi perhatian utama. Sektor gula telah mulai kembali pulih setelah mencapai titik nadirnya pada awal tahun 1990-an, tumbuh 24,3 persen pada tahun 1999 dan 18 persen dalam enam bulan tahun 2000. Walaupun telah dilakukan pemulihan yang cukup baik, restrukturisasi yang dramatis dalam industri gula dimulai pada tahun 2002, merespon berlanjutnya dan makin tidak menguntungkan, karena harga gula yang rendah di pasar dunia; harga dibawah biaya produksi menghadapi kompetisi dari gula Eropa. Harga gula jatuh dari 8,5 sen per pon ( 1 pon = 0, 5 kg) pada Januari 1999 menjadi 5,99 sen per pon pada kuartal pertama tahun 2000 dan naik sedikit menjadi 6,5 sen per pon pada kwartal terakhir tahun 2001. Nilai ekspor pada tahun 1999 menurun 4 persen akibat kejatuhan harga gula. Sebanyak tujuh puluh satu buah dari 156 pabrik gula ditutup, membuat 100.000 orang kehilangan pekerjaan dalam sektor gula. Restrukturisasi mendesakkan efesiensi dan diversifikasi yang lebih besar, dibarengi dengan rencana memperkerjakan mereka dalam bidang bioteknologi untuk menciptakan sebuah fruktosa, berlawanan dengan sukrosa yang dihasilkan oleh gula tebu. Buruh-buruh yang dipindahkan tidak mengalami pemotongan upah demikian juga dengan harus mencari pekerjaan baru, mereka dilatih atau kembali disekolahkan. Bagian dari tanah yang kini tidak lagi digunakan untuk perkebunan tebu sekarang dipakai untuk menghasilkan bahan pangan dan meningkatkan cadangan pangan. Sekali lagi yang perlu dipahami bahwa rangkaian kebijakan-kebijakan yang diambil dalam rangka mengefektifkan mesin-mesin perekonomian Kuba setelah embargo dan pada masa krisis tidak mengikuti format yang digunakan oleh mayoritas negara-negara Dunia Ketiga yang mengikuti arahan lembaga-lembaga keuangan internasional (Issac Saney, 2003: 105).

b. Pembangunan Sosial

Pada saat Kuba berada di bawah kekuasaan AS keadaan sosial di Kuba mengalami banyak perubahan yang menjadikan keadaan soaial masyarakat Kuba mengalami keadaan yang jauh dari kesejahteraan sebagai dampak dari campur

commit to user

tangan AS terhadap semua sektor riil Kuba. Adanya revolusi Kuba pada tahun 1959 membuat struktur sosial Kuba berubah sebagai dampak dari ekonomi sentralis sehingga terjadi kesetaraan kesejahteraan bagi rakyat Kuba. ketahanan nasional dan kemajuan Kuba terlatak pada organisasi dan disiplin yang membaja serta keadaan rakyatnya yang mau menderita demi kepentingan negara (Hidayat Mukmin, 1981: 142).

Krisis ekonomi pada tahun 1990-an memaksa Kuba untuk

mengimplementasikan sebuah program untuk menciptakan stabilisasi dan beberapa tindakan yang menurut mekanisme pasar, karena akibat dari krisis ekonomi tersebut Kuba kehilangan 4/5 jalur perdagangan yang berdampak pada terhentinya proses produksi. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan ini berbeda tajam dengan kebijakan IMF yang telah banyak menipu negeri Selatan. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, tidak ada terapi “kejutan” yang dilakukan. Walaupun terjadi penurunan ekonomi secara tajam, pendanaan terhadap kesehatan, pendidikan, jaminan sosial dan olahraga bertambah. Sebenarnya, 65 % pendapatan dari gula pada tahun 2002 dialokasikan demi perawatan kesehatan, pendidikan dan jaminan sosial. Terlebih lagi, pendidikan, kesehatan terus berlanjut gratis, hak-hak rakyat Kuba yang telah tertulis di dalam Konstitusi Kuba

(Constitution of Republic of Cuba 1993).Tidak ada satupun sekolah, rumah sakit,

poliklinik dan perawatan sehari-hari ditutup. Konsekuensinya, Kuba tidak hanya mampu mempertahankan indikator-indikator sosialnya, namun juga memperoleh perbaikan yang lumayan cukup.

Meskipun terjadi krisis pada tahun 1990-an, Kuba telah mulai memperbaiki kerusakan dalam sistem kesehatan pada tahun 1996. Pemerintah mempertahankan investasi yang tinggi didalam bidang ini, yakni sebesar 9,1 % GDP , sebuah rasio yang sama dengan dilakukan oleh Kanada (IBRD). Salah satu hasil yang paling mengagumkan dari target investasi ini adalah keberhasilan negeri ini menciptakan sekitar 67.500 dokter medis dan memiliki perdandingan dokter yang tertinggi di dunia, dengan lebih dari lima orang dokter per seribu penduduk. Perawatan kesehatan hampir mencakup universal, sistem perawatan kesehatan mencakup 99% dari rakyat Kuba. Angka harapan hidup di Kuba dengan

commit to user

batas 75 tahun adalah tertinggi di antara negeri dunia ketiga. Standar ukuran baru

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tingkat Harapan Hidup Sehat (Healthy Life

Expectancy), mengukur usia orang hidup dengan kesehatan penuh. Kuba seperti

yang dicatat oleh WHO memiliki harapan hidup sehat yang tertinggi di regional (Amerika Latin dan Karibia), 68,4 tahun, mendekati angka yang dicapai oleh Amerika Serikat pada tahun 2000. Pada ulang tahunnya yang ke-50 WHO memberikan penghargaan kepada Presiden Castro “Medali Emas demi Kesehatan bagi Semua”, menghargai pekerjaan yang telah dilakukan oleh Kuba. WHO menyatakan bahwa Kuba dalam banyak jalan menjadi sebuah model bagi negeri

berkembang lainnya didalam melakukan pencerahan dan kemajuan

kesehatannya.(www.who.int/en/, 2002, diunduh tanggal 28 Juli 2010)

Kuba dengan konsisten memiliki catatan yang baik dalam laporan tahunan Perserikatan Bangsa Bangsa dalam laporan perkembangan manusia. Laporan tingkat pada basis Indeks Perkembangan Manusia, Human Development Index

(HDI) membuat tiga kategori negara: pengembangan manusia yang tinggi, pengembangan manusia yang menengah dan pengembangan manusia yang rendah. Dalam laporan pada tahun 2002, Kuba berada dalam peringkat 55 dari 173 negara dan tempatnya ini merupakan diujung paling atas tingkat perkembangan manusia yang menengah, dengan HDI 0,795; hanya 0,005 persen diluar 0,008 nilai yang diperoleh negeri yang dikategorikan status pengembangan manusianya yang tinggi. Jadi, dengan penilaian yang rendah pendapatan per kapita Kuba, berlawanan dengan dukungan sosial yang ekstensif, menghasilkan HDI yang rendah dalam rangking dunia dibanding dengan apa yang telah dibuktikannya.

Antara tahun 1990 hingga 2000, Kuba mengurangi tingkat kematian bayi dari 11 per seribu kelahiran menjadi 6,2. Dibandingkan dengan negeri Barat, ini merupakan urutan ke enam dan paling tinggi di Amerika. Kontras dengan rata-rata tingkat angka kematian bayi di Amerika Latin dan Karibia sebesar 30% pada tahun 1999. Pada waktu tersebut, Argentina tercatat 18, Chili 10, dan Kosta Rika 12. Di samping itu, angka kematian anak di bawah 5 tahun telah berkurang dari 13 menjadi 8 per seribu pada tahun 1990-an. Sedangkan untuk rata-rata Amerika

commit to user

Latin pada tahun 1999 adalah 38. Angka kematian bayi di Kuba lebih rendah 50% dari Chili yang berada di posisi kedua di Amerika Latin.

Di Kuba, 90 persen anak-anak divaksin penuh terhadap penyakit utama yang bisa dicegah yang bisa menimpa anak, seperti tubercolosis, polio, dan campak. Investasi dalam pendidikan 6,7 persen dari GDP. Ini adalah dua kali lipat dari yang dialokasikan oleh rata-rata kawasan. Tingkat rata-rata pendidikan yang dicapai oleh Kuba adalah sepuluh tahun, melampaui rata-rata pendidikan regional, yang hanya lima tahun. Pada tahun 1998 dan 2001, UNESCO mempelajari pendidikan di Amerika Latin, dan dalam evaluasinya menyatakan sistem pendidikan di Kuba adalah yang terbaik di regional. Angka buta huruf di Amerika

Dokumen terkait