• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 52-58)

Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten Aceh Jaya

3.2.2 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

4, B. 1. 2. 3. C. 1. 2. 3. 4. 5.

PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak Daerah

Retribusi Daerah

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Lain-lain PAD yang Sah DANA PERIMBANGAN

Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Khusus

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

Bagi Hasil Pajak Propinsi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khsusus

Bantuan Keuangan Dari Propinsi

Pendapatan Hibah

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 2014 16.185,0 4.617,5 2.137,5 2.800,0 6.630,01 361.718,9 28.061,6 303.438,6 30.218,6 26.567,1 9.213,1 17.354,0 0,0 20.000,0 17.697,0 3.068,5 4.828,1 3.000,0 6.801,0 422.512,7 27.271,2 341.773.4 53.468,1 24.826,1 10.155,2 14.320,8 0,0 350,0 33.430,2 3.102,5 10.902,2 4.085,2 12.505,2 457.767,3 20.653,1 382.101,1 55.013,0 185.655,2 13.641,3 19.269,4 152.744,4 0,0 21.697,6 3.347,5 4.485,8 4.500,0 9.364,2 492.295,3 20.610,4 400.638,5 71.195,9 169.670,9 11.245,0 158.425,9 34.452,7 JUMLAH 424.471,1 465.036,5 676.852,8 717.881,6

3.2.2 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah menurut PP No. 55 Tahun 2005 dikelompokkan atas: a) PAD, yaitu pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD pada umumnya terdiri dari pajak Daerah, retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang Sah; b) Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada Daerah untuk membiayai kebutuhan Daerah. Dana perimbangan terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus; c) Lain-lain pendapatan Daerah yang sah meliputi hibah, dana darurat, DBH pajak dari Provinsi kepada Kabupaten/Kota, dana penyesuaian dan otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari Provinsi atau dari Pemerintah Daerah lainnya..

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 53

Adapun komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari pajak Daerah, retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan Aceh yang dipisahkan milik Kabupaten dan Hasil Penyertaan Modal Kabupaten, zakat dan lain-lain pendapatan hasil asli Kabupaten yang sah. Dana perimbangan sebagaimana dimaksud di atas terdiri atas:

1. Dana bagi hasil pajak, yaitu bagian dari : (a) penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar 90% (sembilan puluh persen); (b) penerimaan Bea Perolehan Hak atas tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar 80% (delapan puluh persen); dan (c) Penerimaan pajak Penghasilan (PPh Pasal 25 pasal 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan PPh pasal 21) sebesar 20 % (dua puluh persen).

2. Dana bagi hasil yang bersumber dari hidrokarbon dan sumber daya alam lain, yaitu: (a) bagian dari kehutanan sebesar 80% (delapan puluh persen); (b) bagian dari perikanan sebesar 80 % (delapan puluh persen); (c) bagian dari pertambangan umum sebesar 80% (delapan puluh persen); (d) bagian dari pertambangan panas bumi sebesar 80% (delapan puluh persen); (e) bagian dari pertambangan minyak sebesar 15% (lima belas persen); (f) bagian dari pertambangan gas bumi sebesar 30% (tiga puluh persen).

3. Dana Alokasi Umum (DAU). 4. Dana Alokasi Khusus (DAK).

Sejak tahun 2008, selain dari dana perimbangan, pelaksanaan program/kegiatan di Kabupaten Aceh Jaya juga didanai dengan tambahan dana bagi hasil (TDBH) minyak

dan gas bumi, sebagai bagian dari penerimaan Pemerintah Aceh, yaitu bagian dari: 1). Pertambangan minyak sebesar 55% (lima puluh lima persen); 2). Pertambangan gas

bumi sebesar 40% (empat puluh persen), yang digunakan paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari pendapatan tersebut dialokasikan untuk membiayai pendidikan dan paling banyak 80% (tujuh puluh persen) dialokasikan untuk membiayai program pembangunan yang disepakati bersama antara Pemerintah Aceh dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. Program pembangunan yang disepakati bersama tersebut dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh.

Selain TDBH Migas, Pemerintah Aceh juga mendapat Dana Otonomi Khusus sebagaimana diatur dalam UUPA. Dana Otonomi Khusus ini ditujukan untuk membiayai kegiatan pembangunan seperti pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, perbaikan pendidikan,

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 54

kehidupan sosial, dan kesehatan selain dari pada itu berdasarkan Qanun Pemerintah Aceh Nomor 1 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus, dana otonomi khusus dapat juga dialokasikan untuk membiayai program pembangunan dalam rangka Keistimewaan Aceh. Dana Otonomi Khusus ini berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, dengan rincian untuk tahun pertama sampai dengan tahun kelima belas yang besarnya setara dengan 2% (dua persen) dari plafon Dana Alokasi Umum Nasional dan untuk tahun ke enam belas sampai dengan tahun kedua puluh yang besarnya setara dengan 1% (satu persen) dari Plafon Dana Alokasi Umum Nasional. Dana Otonomi Khusus ini dikelola oleh Pemerintah Aceh.

Mulai tahun 2015 Dana Otonomi Khusus dan Tambahan Dana Bagi Hasil (TDBH) Migas tersebut direncanakan akan ditransfer ke kas Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan alokasi yang ditetapkan oleh Gubernur Aceh.

Adapun arah kebijakan pendapatan Daerah Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Mengupayakan pencapaian target penerimaan pendapatan Daerah terutama dengan peningkatan dana perimbangan yang merupakan bagian utama/terbesar dari pendapatan Daerah, serta pengamanan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan perhitungan yang realistis dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Secara bertahap mengurangi ketergantungan pendanaan pembangunan pada APBK, dalam pengertian harus diupakan sumber-sumber pendanaan lain selain APBK yang dapat dimanfaatkan bagi pembangunan.

3. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pendanaan pembangunan, yang juga bertujuan mengurangi ketergantungan APBK, dengan konsep pembangunan partisipatif dimana diharapkan bahwa akan terjadi peningkatan program/kegiatan pembangunan dapat dilaksanakan oleh masyarakat secara swadaya maupun kerjasama Pemerintah Daerah, dunia usaha dengan masyarakat dan/atau partisipasi dunia usaha dalam melaksanaan program/kegiatan pembangunan dalam bentuk hibah pembangunan, investasi maupun kerjasama investasi.

4. Meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui optimalisasi penerimaan pajak Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya perlu segera

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 55

mempersiapkan Peraturan Daerah (Qanun) tentang pemungutan pajak yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan tetapi belum tersedianya legalitas peraturan Daerah tentang pemungutan pajak, seperti pajak reklame, pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), dan lain-lain yang memungkinkan.

Dalam upaya mencapai pengelolaan anggaran pendapatan yang lebih baik dan optimal, maka perlu ditetapkan kebijakan untuk meningkatkan pendapatan. Kebijakan tersebut berfokus pada optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui upaya peningkatan pendapatan dan retribusi secara terencana, tertib dan terus menerus tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Hal yang berpotensi untuk dilaksanakan adalah dikembangkannya bentuk-bentuk penerimaan di luar penerimaan konvensional, seperti pengembangan investasi dan kerjasama investasi Daerah dengan tetap berorientasi pada pemberdayaan/peningkatan kualitas

kultur

berusaha masyarakat, optimalisasi sumber daya Daerah serta tanggap terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana alam.

Pendapatan Kabupaten Aceh Jaya yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur APBK merupakan elemen yang cukup penting peranannya dalam mendukung peyelenggaraan Pemerintah dan pemberian pelayanan kepada publik. Walaupun perbandingannya dengan sumber pendapatan lain masih sangat rendah, tetapi pada PAD merupakan indikator kemandirian suatu Kabupaten serta indikator kemajuan ekonomi secara keseluruhan dan seharusnya bila dikaitkan dengan pembiayaan Kabupaten Aceh Jaya secara keseluruhan, maka pendapatan yang berasal dari PAD merupakan alternatif utama dalam mendukung program kegiatan penyelenggaraan Pemerintah dan pelayanan publik dengan didukung oleh Pemerintah Aceh dalam bentuk Dana Otonomi Khusus dan Bagi Hasil Migas, Pemerintah pusat dalam bentuk dana alokasi khusus, perimbangan, dana bagi hasil serta pihak-pihak donor yang tetap konsen dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi Kabupaten Aceh Jaya.

Sementara perencanaan pendapatan Daerah Kabupaten Aceh Jaya untuk tahun 2013 dilakukan melalui perkiraan yang terukur, rasional, serta memiliki kepastian dasar hukum penerimaannya, meliputi :

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 56

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Untuk penganggaran pendapatan Daerah yang bersumber dari PAD dalam penyusunan APBK Tahun Anggaran 2015, memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 dan realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

b) Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang berpedoman pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dilarang menganggarkan penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang peraturan Daerahnya bertentangan dengan Undang-Undang 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan/atau telah dibatalkan.

c) Kebijakan penganggaran pendapapatan Daerah tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha.

d) Rasionalitas hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan atas penyertaan modal atau investasi Daerah lainnya, dengan memperhitungkan nilai kekayaan Daerah yang dipisahkan, baik dalam bentuk uang maupun barang sebagai penyertaan modal (investasi Daerah).

e) Pendapatan yang berasal dari bagian laba bersih Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang layanannya belum mencapai 80% dari jumlah penduduk yang menjadi cakupan pelayanan BLUD dianggarkan sebagai hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan, selanjutnya diinvestasikan kembali untuk penambahan, peningkatan, perluasan prasarana dan sarana sistem penyediaan air minum, baik fisik maupun non fisik serta peningkatan kualitas dan pengembangan cakupan pelayanan. Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan tersebut dianggarkan untuk tambahan penyertaan modal kepada BLUD sesuai peraturan perundang-undangan.

f) Penerimaan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan dalam APBK pada akun pendapatan, kelompok Pendapatan Asli Daerah, jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, obyek hasil pengelolaan dana bergulir dan rincian obyek hasil pengelolaan dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima.

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 57

2. Dana Perimbangan.

Sebelum adanya penetapan pagu Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2015 dari Pemerintah Pusat maupun Provinsi, maka proyeksi pendapatan dari pos Dana Perimbangan Pemerintah Daerah menggunakan pagu definitif Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2015. Untuk penyesuaian pagu definitif Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2015 akan ditampung di dalam Perubahan APBK Tahun Anggaran 2015. 3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

a) Lain-lain pendapatan yang ditetapkan Pemerintah termasuk dana penyesuaian dan dana otonomi khusus dianggarkan pada lain-lain pendapatan Daerah yang sah.

b) Dana bagi hasil pajak dari Provinsi yang diterima oleh Kabupaten merupakan lain-lain pendapatan Daerah yang sah.

Untuk mencapai sasaran dan target pendapatan seperti yang direncanakan maka upaya-upaya yang perlu dilaksanakan adalah :

1. Menghimpun penerimaan dari semua sumber pendapatan Daerah secara optimal sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, dengan cara : a) Pemberdayaan segenap aparatur, dengan cara meningkatkan motivasi, disiplin

dan etos kerja guna dapat meningkatkan motivasi, disiplin dan etos kerja guna dapat meningkatkan kinerja;

b) Meningkatkan tertib administrasi pemungutan, pencatatan, pelaporan dan sistem informasi PAD sehingga hasil yang didapatkan akan lebih optimal.

c) Memperluas jangkauan pelayanan, dengan membuka tempat-tempat yang mudah terjangkau oleh masyarakat di seluruh Kabupaten sepanjang dapat meningkatkan penerimaan pendapatan Aceh:

d) Meningkatkan sistem pelayanan yang jelas, mudah, terjangkau dan bersahabat sehingga masyarakat dapat mengakses dan membayar kewajiban mereka menyangkut penerimaan Daerah dengan mudah, termasuk penggunaan teknologi informasi.

e) Sosialisasi melalui pemanfaatan berbagai media komunikasi dalam rangka intensifikasi pemungutan pajak Daerah, retribusi Daerah dan penerimaan lain-lain yang sah.

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 58

f) Mempercepat penetapan qanun yang mengatur tentang berbagai sumber pendapatan Daerah yang belum ada pengaturannya.

2. Menjajaki sumber pendapatan baru dengan konsep peningkatan investasi dan kerjasama investasi dalam konteks pemberdayaan masyarakat dan optimalisasi sumber daya Daerah.

3. Memberdayakan segenap potensi yang dimiliki untuk dapat meningkatkan pendapatan Daerah.

4. Melakukan pendekatan yang intensif dengan berbagai pihak dalam rangka peningkatan sumbangan pihak ketiga.

5. Melaksanakan koordinasi yang intensif dan efektif dengan Pemerintah Atasan (Pemerintah Aceh dan Pusat) dalam memberikan gambaran yang jelas dan berimbang tentang kebutuhan pendanaan pembangunan di Kabupaten Aceh Jaya. Hal ini bertujuan disamping untuk didapatkannya bagian perimbangan dan bagi hasil yang riil dalam APBK, juga untuk mengurangi beban pendanaan dalam APBK dengan didanainya sebagian program/kegiatan pembangunan oleh APBN, APBA dan sumber lainnya.

6. Melaksanakan kerjasama yang intent dan efektif dengan BKRA, dan lembaga donor yang bertujuan mendapatkan kesepahaman dan kesepakatan bagi pelaksanaan program/kegiatan pembangunan di Kabupaten Aceh Jaya sehingga penerimaan APBK dapat digunakan untuk pendanaan yang telah direncanakan sebelumnya disamping untuk menghidari terjadinya overlapping pendanaan.

7. Melaksanakan reformasi pelayanan investasi sebagai bagian dari sistem perekonomian Nasional dalam rangka penciptaan perekonomian Daerah yang terbuka tanpa hambatan.

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 52-58)

Dokumen terkait