• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 40-47)

10,76 10,60 10,56 8 KEUANGAN, REAL ESTAT,

7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

24.338,40 25.134,41 25.817,83 - 3,3 2,7 8,4 8,4 8,3

8

KEUANGAN, REAL ESTAT,

& JS. PRSH.

4.764,45 5.029,88 5.304,21 - 5,6 5,5 1,7 1,7 1,7

9

JASA-JASA

57.506,53 61.147,19 65.023,31 - 6,3 6,3 20,0 20,4 20,8

PDRB TANPA MIGAS 263,645.59 275,711.50 286,329.18

4.9 5,0 100.00 100.00 100.00

*) Angka Sementara

**) Angka sangat sementara

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 41

Berbeda dengan PDRB ADHB, sektor yang paling dominan berperan dalam pembentukan nilai PDRB ADHK Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2013 adalah sektor pertanian, dimana sektor ini mampu menyumbang sebesar 41,6 persen dari keseluruhan nilai PDRB ADHK Kabupaten Aceh Jaya atau senilai Rp. 130.190,91 juta rupiah. Nilai ini mengalami pertumbuhan dari tahun 2012 sejumlah Rp 5.576,89 juta rupiah atau tumbuh sebesar 4,5 persen. Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2013 bergerak positif sebesar 0,3 point dari sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa produksi hasil pertanian di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2013 menunjukkan peningkatan secara riil, dan tentunya juga berdampak pada peningkatan kondisi perekonomian masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya. Kemudian baru diikuti oleh sektor jasa-jasa yang menyumbang senilai 65.023,31 juta rupiah atau sebesar 20,8 persen memberikan kontribusi terhadap PDRB Aceh Jaya.

Sedangkan sektor yang paling rendah kontribusinya dalam pembentukan PDRB ADHK Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2013 adalah sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor ini hanya mampu menyumbang senilai Rp. 1.380,38 juta rupiah atau sebesar 0,4 persen dari keseluruhan nilai PDRB ADHK Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2013. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor listrik, gas dan air bersih memang belum memegang peranan yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya.

Secara keseluruhan nilai PDRB ADHK Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 5,0 persen dari sebelumnya senilai Rp. 275.711,50 juta rupiah menjadi Rp. 286.329,18. Hanya saja jika dilihat dari series data, laju pertumbuhan tersebut meningkat sebesar 0,1 basis point dari pertumbuhan pada tahun 2012 yang mencapai 4,9 persen. Sektor ekonomi yang cukup berpengaruh terhadap terjadinya trend negatif pada laju pertumbuhan PDRB ADHK tahun 2013 adalah sektor industri pengolahan yang laju pertumbuhannya mengalami penurunan sebesar 0,3 point dari laju pertumbuhan pada tahun sebelumnya.

Besaran daya tumbuh yang diturunkan dari perubahan nilai PDRB Harga Konstan pada 2 (dua) titik waktu akan menghasilkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan, karena indikator ini dapat memberikan implikasi pada

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 42

kinerja perekonomian makro. Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah dapat diukur dari laju/lambatnya pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya. Apabila series data laju pertumbuhan dari tahun ke tahun menunjukkan adanya percepatan, berarti pembangunan perekonomian mengalami peningkatan. Merujuk kepada laju pertumbuhan PDRB ADHK pada tahun 2013, maka dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2013 mencapai 5 persen. Angka tersebut memang mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni meningkat sebesar 0,1 persen dari laju pertumbuhan pada tahun 2012. Namun demikian, ditengah kondisi perekonomian global dan Nasional yang mengalami sedikit pasang surut, maka laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Jaya masih cenderung stabil.

Meski pada tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Jaya mengalami sedikit perlambatan, namun pada tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Jaya diperkirakan akan bergerak naik atau meningkat meski tidak terlalu signifikan. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah baik ditingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten yang mengarahkan berbagai program dan kegiatan dalam upaya peningkatan usaha sektor riil masyarakat. Pemerintah pusat melalui dana DAK yang ditransfer langsung ke kas Daerah dalam juknis pemanfaatannya selain untuk pendidikan juga diarahkan dalam upaya menggerakkan sektor pertanian/perkebunan/perikanan yang merupakan sektor riil ekonomi masyarakat. Selain itu, dana dekonsentrasi dan tugas perbantuan juga lebih banyak difokuskan dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis sektor riil. Sementara Pemerintah Aceh melalui dana otsus dan TDBH migas juga akan memberikan andil yang besar dalam mendongkrak usaha pertanian/perkebunan/perikanan masyarakat melalui program-program dan kegiatan yang mengarahkan kepada upaya peningkatan usaha sektor riil di bidang pertanian, seperti pembukaan lahan perkebunan, pembukaan tambak, pemberian bantuan bibit baik pertanian/perkebunan dan juga perikanan, dan lain sebagainya. Begitu halnya dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dalam mengalokasikan APBK tahun 2014 lebih difokuskan dalam membantu masyarakat meningkatkan produksi hasil-hasil pertanian/perkebunan/perikanan. Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan nilai produksi sektor riil di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2015, sehingga berimplikasi terhadap meningkatnya nilai PDRB ADHK Kabupaten Aceh Jaya. Meskipun demikian, sektor ekonomi lainnya juga akan turut memberikan andil dalam penguatan PDRB ADHK Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2015. Sektor jasa

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 43

terutama jasa Pemerintahan umum diprediksi masih akan memberikan dampak kuat terhadap penguatan nilai PDRB ADHK Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2015. Berdasarkan analisis terhadap berbagai kondisi makro dan kebijakan-kebijakan tersebut di atas, maka PDRB ADHK Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2015 diperkirakan akan mengalami penguatan sebesar 0,25 basis point, atau diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,1 persen dari tahun tahun 2013 yakni mencapai Rp. 300.932,00 juta rupiah. Pada tahun 2014

b. Tingkat Kemiskinan

Percepatan pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan pemerataan kesejahteraan (pengentasan tingkat kemiskinan) juga akan menjadi polemic tersendiri bagi pembangunan suatu Daerah. Sehingga dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten juga harus mempertimbangkan kondisi tingkat kemiskinan pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian program dan kegiatan pembangunan yang direncanakan dapat diarahkan dalam upaya penanggulangan kemiskinan dengan cara menentukan target penurunan angka kemiskinan pada tahun perencanaan.

Kondisi tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Jaya hingga tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2009 – 2013

Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Penduduk Miskin Persentase

2009 81,054 19,169 23.65 2010 76,782 15,600 20.32 2011 78.540 17,408 19.53 2012 82.172 15.200 18.50 2013 85.908 14.600 17.53 *) Angka Sementara

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 44

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase angka kemiskinan di Kabupaten Aceh Jaya menunjukkan trend positif, mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa program dan kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan terutama dalam upaya penurunan angka kemiskinan dianggap berhasil dan membawa dampak yang baik bagi masyarakat.

Secara regional, posisi Kabupaten Aceh Jaya di Provinsi Aceh dalam upaya penurunan angka kemiskinan hingga tahun 2013 berada di urutan ke-16. Posisi tersebut merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya mengingat Kabupaten ini merupakan wilayah yang paling parah mengalami keterpurukan akibat bencana alam gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004 lalu, yang tentunya memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakatnya. Selain itu persentase angka kemiskinan di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2013 sebesar 17,53 persen juga masih dibawah angka rata-rata Provinsi Aceh yang mencapai 17,72 persen. Sementara untuk tahun 2014 belum dapat digambarkan karena tidak tersedianya data mengenai persentase angka kemiskinan rata-rata Provinsi Aceh dan juga Kabupaten/Kota lainnya di Aceh.

Sedangkan untuk tahun 2014, persentase angka kemiskinan diperkirakan masih akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh keseriusan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dalam mengupayakan program penanggulangan kemiskinan diantaranya dengan mengeluarkan Peraturan Bupati Aceh Jaya Nomor 7 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Kemiskinan Dalam Kabupaten Aceh Jaya tertanggal 12 April 2011. Beranjak dari kebijakan tersebut maka berbagai program dan kegiatan dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2012 mendapatkan porsi pembiayaan yang lebih tinggi dalam APBK Aceh Jaya tahun 2012. Sehingga diharapkan angka kemiskinan di Kabupaten Aceh Jaya pada akhir tahun 2016 diprediksi mampu turun menjadi 18,52 persen.

c. Tingkat Pengangguran

Penyediaan lapangan perkerjaan atau pengentasan pengangguran juga menjadi suatu tanggung jawab besar bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya. Karena tingkat pengangguran akan memberikan implikasi secara langsung terhadap tingkat kemiskinan serta membawa dampak luas terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Sehingga

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 45

tingkat pengangguran juga menjadi salah satu indikator terpenting dalam mengukur keberhasilan pembangunan di Kabupaten Aceh Jaya.

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (usia 15-64 tahun) yang sedang mencari perkerjaan dan belum mendapatkannya. Pengangguran secara umum diklasifikasikan kedalam 5 (lima) bentuk berikut ini :

1) Pengangguran terbuka; baik secara suka rela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekejaan);

2) Setengah menganggur

(underemployment)

; yaitu mereka yang berkerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka kerjakan;

3) Tampaknya bekerja tetapi tidak berkerja secara penuh; yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah menganggur, termasuk disini adalah :

a) Pengangguran tidak kentara

(disguised unemployment)

, misalnya para petani yang bekerja diladang selama sehari penuh, padahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu sehari penuh.

b) Pengangguran tersembunyi

(hidden unemployment)

, misalnya orang yang bekerja tidak sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya.

c) Pensiun lebih awal.

4) Tenaga kerja yang lemah

(impired)

; yaitu mereka yang mampu bekerja untuk full time tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakit;

5) Tenaga kerja yang tidak produktif; yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif tetapi karena sumberdaya-sumberdaya penolong kurang memadai sehingga mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.

Untuk Kabupaten Aceh Jaya, pada tahun 2011 tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,78 persen, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 6,39 persen

(Sumber: Aceh Info Tahun 2011)

. Sementara untuk tahun 2011 belum tersedia data yang valid mengenai angka TPT di Kabupaten Aceh Jaya. Namun diprediksi tidak jauh berbeda dengan angka pada tahun 2010. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pada tahun 2010 sebesar 66,49 persen, naik sebesar 0,85 basis point dari tahun 2009.

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 46

d. Laju Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga - harga secara umum dan terus menerus. Inflasi ini akan menggambarkan besarnya perubahan harga barang - barang dan jasa yang beredar di pasaran. Inflasi merupakan hasil perbandingan indek harga akibat dari kenaikan harga. Besarnya inflasi dapat digambarkan dengan perkembangan PDRB (perbandingan harga berlaku dengan harga konstan) tiap tahun dan IHK. Terkait dengan inflasi konsumen Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung inflasi dengan mempergunakan IHK. Adapun yang dimaksud dengan IHK adalah besarnya biaya paket barang-barang dan jasa yang menunjukkan konsumsi masyara-kat perkotaan. Angka ini merupakan hasil survey pemantauan harga-harga komoditas barang-barang yang ada di masyarakat setiap minggu. Sedangkan untuk mengetahui inflasi produsen maka dipergunakan perbandingan antara indeks implisit yang terjadi akibat dari perhitungan PDRB dengan tahun sebelumnya. Keberadaan nilai inflasi ini sangat berkaitan dan berpengaruh terhadap nilai PDRB Kabupaten Aceh Jaya pada tahun berkenaan. Selain itu juga akan berdampak terhadap kondisi perekonomian masyarakat Kabupaten Aceh Jaya.

Penurunan tingkat inflasi pada tahun 2013 oleh secara umum tidak terlepas dengan kondisi perekonomian secara Nasional dan global yang menunjukkan adanya peningkatan. Kebijakan moneter dan fiskal ditingkat Nasional juga berdampak terhadap menurunnya tingkat inflasi di Aceh, dimana meningkatnya nilai tukar rupiah serta penurunan suku bunga BI membawa pengaruh yang signifikan terhadap menurunnya angka inflasi di Aceh. Selain itu, kebijakan Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengarahkan program dan kegiatan dalam upaya peningkatan sektor riil membawa dampak yang cukup besar terhadap peningkatan nilai PDRB Aceh dan juga Kabupaten/Kota di Aceh. Sehingga upaya peningkatan PDRB perlu terus dilanjutkan dan ditingkatkan dengan cara mengarahkan sebagian besar APBA dan APBK untuk program dan kegiatan yang mampu mendongkrak nilai PDRB pada tahun-tahun selanjutnya. Hal ini juga harus diikuti dan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya.

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 47

e. Pendapatan Regional Perkapita

Pendapatan regional per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu Daerah. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan regional suatu suatu Daerah dengan jumlah penduduk Daerah tersebut. Pendapatan regional perkapita juga merefleksikan PDRB perkapita. Pendapatan regional per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah Daerah, semakin besar pendapatan regional per kapitanya berarti semakin makmur Daerah tersebut. Meskipun demikian, besaran pendapatan regional perkapita belum menjamin meratanya distribusi pendapatan antar penduduk di Daerah tesebut.

Pendapatan regional perkapita penduduk Kabupaten Aceh Jaya selama beberapa tahun terakhir menunjukkan trend peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dengan dukungan Pemerintah Aceh dan juga Nasional telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dalam upaya meningkatkan kemakmuran masyarakat. Perkembangan pendapatan regional perkapita penduduk Kabupaten Aceh Jaya, baik dari sisi atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan (tahun 2000), tidak terlepas dari peningkatan nilai PDRB Kabupaten Aceh Jaya selama periode tersebut. Berikut ini disajikan kondisi pendapatan regional perkapita penduduk Kabupaten Aceh Jaya periode

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 40-47)

Dokumen terkait