• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten atau yang biasa disingkat (RKPK) merupakan dokumen perencanaan Kabupaten disebut juga Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang disusun berdasarkan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten (RPJMK) Tahun 2012-2017 sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. RKPK Aceh Jaya Tahun 2015 merupakan tahun ketiga dalam penetapan kebijakan Daerah tahun 2012-2017 yang di tuangkan dalam RKPK dalam melaksanakan program kegiatan pembangunan untuk 1 (satu) tahun ke depan. Dengan menyesuaikan Visi dan Misi dari Bupati dan Wakil Bupati terpilih diharapkan berbagai permasalahan dalam masyarakat dapat diselesaikan dan target pembangunan yang akan di capai dapat diwujudkan guna menciptakan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan.

Ruang lingkup perencanaan pembangunan Daerah meliputi tahapan tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan Daerah yang terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten (RPJPK), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten (RPJMK), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (RENSTRA SKPK), Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (RENJA SKPK).

Penyusunan RKPK ditujukan sebagai upaya mewujudkan perencanaan pembangunan Daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten serta mengoptimalkan peran serta dan partisipasi

(2)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 2

masyarakat. RKPK memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban Daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, termasuk di dalamnya gambaran tentang rencana prioritas, isu serta masalah mendesak yang segera perlu diselesaikan. RKPK disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.

Disamping itu RKPK memuat rancangan program dan kegiatan prioritas yang disertai prakiraan pagu dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif. Berdasarkan acuan tersebut, maka rencana kerja dan pendanaan RKPK Kabupaten Aceh Jaya akan memuat kebijakan publik dan arah kebijakan pembangunan, yang diharapkan dapat menciptakan kepastian kebijakan sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya yang harus dilaksanakan secara konsisten.

Sesuai dengan tujuan perencanaan pembangunan, bahwa proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) didasarkan pada penjaringan aspirasi yang diformulasikan melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) Tahunan yang melibatkan seluruh SKPK, pemangku pembangunan serta masyarakat dengan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan Daerah pada tahun sebelumnya.

Telah banyak yang kita lakukan dalam meningkatkan pembangunan di Kabupaten Aceh Jaya ini. Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya bersama-sama dengan stakeholder pembangunan telah mengarahkan berbagai program dan kegiatan pembangunan yang kita laksanakan pada tahun-tahun sebelumnya untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat Kabupaten Aceh Jaya terutama terkait dengan upaya penanggulangan kemiskinan. Akan tetapi harus kita akui masih ada permasalahan yang belum tertangani secara menyeluruh dan membutuhkan perhatian kita semua. Hal ini terutama sekali berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang belum merata. Sehingga pada Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya lebih menitikberatkan semua program dan kegiatan pembangunan dalam upaya meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat dengan menyusun program pembangunan yang mengarah kepada

Pro-Job, Pro-Growth, dan Pro-Poor.

Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya mendorong masyarakat dan seluruh

stakeholders

pembangunan terutama yang ada di Kabupaten Aceh Jaya untuk dapat berperan aktif dalam menginventarisasi berbagai permasalahan pembangunan serta turut serta memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasan konstruktif dalam upaya mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.

(3)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 3

Pelibatan masyarakat dan seluruh

stakeholders

dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Aceh Jaya digerakkan melalui bingkai

” Gerakan Pembangunan Rakyat Aceh

Jaya (GERBANG RAJA) ”

dalam upaya pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012 – 2017. Masyarakat dalam hal ini tidak hanya menjadi objek atau penerima manfaat pembangunan, tapi juga didorong supaya berperan sebagai subjek atau pelaku pembangunan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan terhadap kegiatan pembangunan di Kabupaten Aceh Jaya.

Penyusunan RKPK Aceh Jaya Tahun 2015 merupakan pedoman bagi penyusunan APBK 2015 yang akan ditetapkan bersama antara DPRK dan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya. Adapun fungsi pokok RKPK adalah (1) menjadi acuan dalam menjalankan pembangunan di tahun 2013 karena memuat kebijakan publik, (2) menjadi pedoman dalam penyusunan APBK karena memuat arah dan kebijakan pembangunan, (3) sebagai jaminan kepastian kebijakan karena mencerminkan komitmen Pemerintah.

Dalam penyusunan RKPK Aceh Jaya Tahun 2015 ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya beserta seluruh pemangku kepentingan pembangunan mengacu kepada arah dan kebijakan pembangunan Provinsi Aceh dan juga Nasional. Sehingga program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di Kabupaten Aceh Jaya pada Tahun 2015 diharapkan sejalan dan sinergis dengan program dan kegiatan pembangunan di tingkat Provinsi dan Nasional. Selain itu, penentuan prioritas pembangunan Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 juga merujuk dan mempedomani prioritas pembangunan yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten (RPJMK) Aceh Jaya Tahun 2012–2017, karena prioritas pembangunan tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan tercapainya Visi dan Misi RPJMK Aceh Jaya Tahun 2012 – 2017. Adapun prioritas pembangunan Kabupaten Aceh Jaya tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Penaggulangan Kemiskinan dan peningkatan ketersediaan sandang dan pangan yang kuat.

2. pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur, sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan ekonomi serta pembangunan daerah tertinggal, 3. Peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan kesempatan belajar, sosial dan

(4)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 4

4. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat bagi upaya meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian anak serta penanggulangan penyakit menular.

5. Perbaikan kualitas lingkungan hidup dan penanganan pengurangan resiko kebencanaan,

6. Penigkatan pelayanan publik melalui penguatan Informasi Teknologi dan Penguatan bidang hukum serta penciptaan iklim pemerintahan yang baik (Good Governance).

Keenam agenda pembangunan di atas merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dan saling terkait satu dengan yang lain dalam upaya untuk mewujudkan perubahan yang fundamental di segala bidang ke arah yang lebih baik di Provinsi Aceh dan Kabupaten Aceh Jaya pada khususnya. Agenda pembangunan Kabupaten Aceh Jaya diatas merupakan pilar pokok untuk mencapai tujuan pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat di Kabupaten Aceh Jaya.

Berdasarkan dokumen perencanaan lima tahunan Kabupaten Aceh Jaya 2012-2017, maka RKPK Aceh Jaya Tahun 2015 disusun dengan beberapa pertimbangan dan berdasarkan prioritas sebagai berikut :

1. Memiliki dampak yang signifikan terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan Daerah, terutama yang terukur dan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat; 2. Penting dan mendesak untuk dilaksanakan;

3. Merupakan tugas Pemerintah sebagai pelaku utama (sedapat mungkin dalam rentang kendali Pemerintah untuk mewujudkannya);

4. Realistis untuk dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi serta situasi Daerah saat ini, berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun yang lalu serta target kinerja pelaksanaan pembangunan Daerah tahun berjalan.

RKPK Aceh Jaya Tahun 2015 adalah uraian kebijakan Pembangunan pada Tahun 2015 yang didikuti dengan uraian Program dan Kegiatan beserta indikasi pagu anggaran program/kegiatan pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 yang akan didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Aceh Jaya Tahun 2015.

(5)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 5 1.2 Dasar Hukum Penyusunan

Peraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan RKPK Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia);

5. Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tangggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

8. Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

(6)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 6

11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja

Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 20. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Peleksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015.

(7)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 7 1.3 Hubungan Antar Dokumen

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional dalam kurun waktu satu tahun yang disusun berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. RKPK merupakan penjabaran RPJMK Aceh Jaya Tahun 2012-2017 yang memuat visi dan misi Kabupaten Aceh Jaya selama 5 (lima) Tahun kedepan. RPJMK Aceh Jaya Tahun 2012-2017 sendiri disusun dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2012-2017 serta Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010– 2015. Selain itu, penyusunan RKPK Aceh Jaya Tahun 2015 juga memperhatikan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 dan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) Tahun 2015, serta berpedoman pada Qanun Kabupaten Aceh Jaya Nomor : Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten (RPJPK) Aceh Jaya Tahun 2005-2025. Dengan demikian akan terwujudnya sinkronisasi dan sinergisasi perencanaan pembangunan baik antar level pemerintahan maupun antar dokumen perencanaan.

1.4. Sistematika Penyusunan RKPK

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) Aceh Jaya Tahun 2015 disusun dengan merujuk kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Penganggaran Tahunan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Menjelaskan tentang latar belakang penyusunan RKPK Tahun 2015. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan

(8)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 8

Menjelaskan dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPK tahun 2015.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Menjelaskan tentang hubungan RKPK tahun 2015 dengan dokumen-dokumen perencanaan baik tingkat Nasional, Provinsi maupun Kabupaten. 1.4. Sistematika Penyusunan RKPK

Menjelaskan kerangka pemikiran tentang substansi RKPK yang ingin dituju berdasarkan tema perencanaan tahunan yang dicanangkan.

1.5. Maksud dan Tujuan

Menjelaskan tentang maksud dan tujuan penyusunan RKPK Tahun 2015.

BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RKPK TAHUN LALU DAN CARA PENCAPAIAN KERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Menjelaskan tentang kondisi terkini berdasarkan capaian target kinerja pembangunan tahun 2013.

2.2. Aspek Geografi dan Demografi

Menjelaskan kondisi umum geografis mengenai kondisi goegrafis Daerah, potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana.

2.3. Permasalahan Pembangunan

Identifikasi permasalahan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2013.

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Menjelaskan tentang kondisi ekonomi Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012 dan perkiraan Tahun 2013, disertai tantangan dan prospek perekonomian Kabupaten Aceh Jaya pada Tahun 2015.

3.2. Arah Kebijakan Keuangan

Menjelaskan arah kebijakan dan perkiraan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang direncanakan dalam APBK Aceh Jaya Tahun 2015.

(9)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 9 BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2015

4.1 Tujuan dan Sasaran pembangunan.

Menjelaskan tentang tujuan dan sasaran pembangunan. 4.2 Prioritas Program dan Sasaran Pembangunan

Menjelaskan tentang prioritas pembangunan Daerah berdasarkan evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2015 serta kondisi Daerah

.

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Menjelaskan rincian dari program dan kegiatan prioritas RKPK Aceh Jaya Tahun 2015, dari instansi pelaksana/SKPK, dan indikator capaian dari masing-masing program dan kegiatan serta pagu indikatifnya.

BAB VI. PENUTUP

Menjelaskan akan hal-hal pokok yang termuat dalam keseluruhan dokumen RKPK, sebagai pedoman bagi semua pihak dalam memfungsikan RKPK sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

Bab ini memuat:

a. Keterpaduan dan sinkronisasi penyusunan program dan kegiatan di dalam dan di antara SKPK dengan memperhatikan peran/tanggung jawab/tugas SKPK;

b. Peranan masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan RKPK;

c. Penegasan RKPK sebagai acuan penyusunan Kebijakan Publik dan APBK; d. Penegasan tentang kewajiban Pemerintah Daerah untuk mengevaluasi

pelaksanaan program RKPK.

1.5. Maksud dan Tujuan

Dalam rangka memenuhi semua ketentuan normatif Peraturan Perundang-Undangan mengenai perencanaan pembangunan Nasional dan Daerah, maka disusun dokumen Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) Aceh Jaya, sebagai dokumen perencanaan tahunan dan merupakan hasil usulan Renja-SKPK dalam forum SKPK dan hasil pelaksanaan Musrenbang yang dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat Gampong, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi hingga Nasional.

(10)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 10

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 ini akan

dijadikan pedoman penyusunan Rancangan KU–APBK dan PPAS APBK Tahun 2015

yang akan disampaikan kepada Badan Anggaran DPRK untuk dibahas, disepakati

dan dituangkan dalam Nota Kesepakatan bersama antara Bupati dan Pimpinan

DPRK. Selanjutnya akan dijadikan pedoman penyusunan RKA SKPK sebagai

lampiran Raperda APBK untuk dibahas dan memperoleh persetujuan DPRK. Dengan

tujuan untuk mewujudkan program pembangunan Kabupaten Aceh Jaya yang

terintegrasi dan berkelanjutan sesuai dengan Visi, Misi dan amanat RPJMK Aceh

Jaya Tahun 2012-2017.

Tujuan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 adalah :

1) Terwujudnya pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Aceh Jaya;

2) Terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan baik antar Daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi Pemerintahan maupun antar tingkat Pemerintahan;

3) Terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;

4) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha; serta

5) Tercapainya pemanfaatan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

6) Terwujudnya percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium /

Millenium

Development Goals (MDGs)

di Kabupaten Aceh Jaya.

(11)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 11 BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Sebelum terbentuk menjadi Kabupaten Aceh Jaya, wilayah ini telah pernah masyur pada dekade sebelumnya yaitu pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang merupakan bagian barat dari Kerajaan Aceh Darussalam mulai dibuka dan dibangun pada abad ke XVI Masehi atas prakarsa Sultan Saidil Mukawil (Sultan Aceh yang hidup antara tahun 1588 - 1604 M), kemudian dilanjutkan oleh Sultan Iskandar Muda (Sultan Aceh yang hidup tahun (1607-1636 M)) dengan mendatangkan orang-orang Aceh Rayek dan Pidie.

Dengan Kerajaan pertama “Negeri Daya” (sekarang Kecamatan Jaya) yang pada akhir abad ke XV M telah berdiri sebuah kerajaan dengan rajanya adalah Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah dengan gelar Poteu Meureuhom Daya.

Sebelumnya wilayah Keresidenan Aceh dibagi menjadi 4 (empat) afdeeling yang salah satunya adalah Afdjeeling Westkust van Atjeh atau Aceh Barat dengan ibuKotanya Meulaboh. Afdeeling Westkust van Atjeh (Aceh Barat) merupakan suatu Daerah administratif yang meliputi wilayah sepanjang pantai Barat Aceh, dari Gunung Geurutee sampai Daerah Singkil dan kepulauan Simeulue.

Setelah Poklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, berdasarkan Undang-undang Nomor 7 (Drt) Tahun 1956 tentang pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara, wilayah Barat dimekarkan mejadi 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Barat Kabupaten Aceh Selatan. Kabupaten Aceh Barat dengan IbuKota Meulaboh terdiri dari tiga wilayah yaitu Meulaboh, Calang dan Simeulue, dengan jumlah Kecamatan sebanyak 19 (sembilan belas) Kecamatan yaitu Kaway XVI; Johan Pahlwan; Seunagan; Kuala; Beutong; Darul Makmur; Samatiga; Woyla; Sungai Mas; Teunom; Krueng Sabee; Setia Bakti; Sampoi Niet; Jaya; Simeulue Timur; Simeulue Tengah; Simeulue Barat; Teupah Selatan dan Salang.

Pada tahun 1996 Kabupaten Aceh Barat dimekarkan lagi menjadi 2 (dua) Kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Barat meliputi Kecamatan Kaway XVI; Johan Pahlwan; Seunagan; Kuala; Beutong; Darul Makmur; Samatiga; Woyla; Sungai Mas; Teunom; Krueng Sabee; Setia Bakti; Sampoi Niet; Jaya dengan ibuKotanya Meulaboh dan

(12)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 12

Kabupaten Administratif Simeulue meliputi Kecamatan Simeulue Timur; Simeulue Tengah; Simeulue Barat; Teupah Selatan dan Salang dengan ibuKotanya Sinabang. Kemudian pada tahun 2002 berdasarkan Undang–undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kebupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Aceh Tamiang dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam; Kabupaten Aceh Jaya menjadi Daerah Otonom setelah mekar dari Kabupaten Induk dengan 6 (enam) Kecamatan yaitu Kecamatan : Teunom, Panga, Krueng Sabee, Setia Bakti, Sampoi Niet dan Jaya. Dan pada tahun 2011 berdasarkan Qanun Aceh Jaya Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Kecamatan Indra Jaya, Kecamatan Darul Hikmah dan Kecamatan Pasie Raya dalam Kabupaten Aceh Jaya, terjadi penambahan 3 (tiga) Kecamatan baru di Aceh Jaya. Sehingga sekarang terdapat 9 (Sembilan) Kecamatan di Aceh Jaya yaitu : Jaya, Indra Jaya, Darul Hikmah, Sampoiniet, Setia Bakti, Krueng Sabee, Panga, Pasie Raya dan Teunom, yang terdiri dari 21 mukim dan 172 Desa.

Kecamatan Sampoiniet merupakan Kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 27 persen (1.011 km²), sedangkan Kecamatan Panga mempunyai luas wilayah terkecil yaitu sekitar 8 persen (307 km²) dari wilayah Kabupaten.

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

Kabupaten Aceh Jaya mempunyai luas wilayah 3.727,00 Km2 atau 372.700 Hektar, terletak pada 04°22’ - 05°16’ Lintang Utara dan 95°10’ - 96°03’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Aceh Jaya merupakan bagian pantai barat dan daratan kepulauan Sumatera yang membentang dari Barat ke Timur mulai dari kaki gunung Geurutee (perbatasan dengan Aceh Besar) sampai kesisi Cot Paleng (perbatasan Aceh Barat) dengan panjang garis pantai sejauh ±160 km.

Secara Administrasi Kabupaten Aceh Jaya mempunyai batas-batas;  Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie;  Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Samudera Indonesia;  Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Aceh Besar;  Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Pidie.

Sebagaimana wilayah Indonesia atau wilayah tropis lainnya, Kabupaten Aceh Jaya juga beriklim tropis (hangat dan lembab) dan dikenal 2 (dua) musim, yaitu musim hujan dengan gejolak gelombang laut yang biasanya terjadi bulan September- Februari dengan jumlah hari hujan terbesar berkisar antara 120 - 170 hari, jumlah hujan rata-rata

(13)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 13

per tahun berkisar antaran 2000 - 4000 mm. Musim kemarau yang biasanya berlangsung antara bulan Maret-Agustus dengan tekanan udara rata-rata berkisar antara 26º - 33º C pada siang hari dan 23º - 25°C malam hari. Berdasarkan kemiringan dan ketinggian daratan diatas 25 m dpl maka Kabupaten Aceh Jaya relatif memiliki daratan yang landai. Sedangkan dari segi demografi, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari tabel perkembangan penduduk berikut ini :

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2007-2013

TAHUN PENDUDUK Pertumbuhan (%)

Laki-Laki Perempuan Jumlah

2007 36,749 33,924 70,673 15.82 2008 40,029 36,568 76,597 8.38 2009 41,196 39,858 81,054 5.82 2010 38,879 36,903 75,782 (6.50) 2011 40,792 37,748 78,540 3.64 2012 42,653 39,519 82,172 4.62 2013 44,654 41,344 85,908 4.54

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk Kabupaten Aceh Jaya selama lima tahun terakhir menunjukkan trend positif, kecuali hanya pada tahun 2010 yang pertumbuhannya negatif. Dari data time series tersebut pertumbuhan paling tinggi terjadi pada tahun 2007, sedangkan yang terendah pada tahun 2011 dan pada tahun 2013 penduduk kabupaten Aceh Jaya meningkat menjadi 85.908 jiwa atau tumbuh 4,54 % dibandingkan pada tahun sebelumnya. Tingginya laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2007 dikarenakan banyak penduduk yang mengungsi ke Daerah lain sudah mulai kembali ke Kabupaten Aceh Jaya pasca rehabilitasi dan rekontruksi yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional dan Domestik dan di dukung dengan semakin membaiknya

(14)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 14

kondisi jalan dan infrastruktur lainnya, serta keinginan masyarakat untuk menetap di Kabupaten Aceh Jaya semakin tinggi. Selain itu pada tahun ini juga banyak penduduk dari daerah lain yang bermigrasi ke Kabupaten Aceh Jaya. Sementara itu, terjadinya minus serta rendahnya laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Aceh Jaya Pada tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya tercatat sebesar 76.597 dengan laju pertumbuhan penpada tahun 2010 dan 2011 menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh tingkat kelahiran penduduk lebih rendah dibandingkan migrasi netto penduduk. Dimana terjadinya migrasi penduduk keluar Kabupaten Aceh Jaya lebih tinggi dibandingkan dengan migrasi masuk penduduk dari Daerah lain ke Kabupaten Aceh Jaya yang sudah mulai menurun dari tahun sebelumnya.

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Perekonomian Kabupaten Aceh Jaya berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan dengan tahun dasar perhitungan tahun 2000, pada tahun 2007-2013 menunjukkan adanya peningkatan untuk setiap tahunnya, namun pada tingkat pertumbuhannya mengalami penurunan pada tahun 2010. Ini disebabkan oleh peningkatan produksi oleh setiap sektor yang tidak memberikan pengaruh secara signifikan pada tahun tersebut. Pada setiap tahunnya kebutuhan secara riil dipengaruhi oleh peningkatan harga dan kebutuhan masyarakat, untuk itu diperlukan upaya-upaya yang bisa mendorong dunia usaha untuk melakukan infestasi pada sektor rill. Selain itu diperlukan suatu kebijakan pengembangan industri yang berorientasi pada industri agro yang berbahan baku komoditas lokal yang bisa mendorong PDRB semakin meningkat untuk kedepannya. Peningkatan PDRB setiap tahunnya ini juga dipicu oleh pertumbuhan yang positif pada sektor ekonomi secara keseluruhan serta keinginan masyarakat yang tinggi untuk membangun kembali sektor-sektor produktif. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan secara kuantitas dari kegiatan sektor pertanian; jasa-jasa; pengangkutan dan komunikasi; perdagangan, hotel dan restoran; bangunan/ rekontruksi; industri pengolahan; keuangan, persewaan, jasa perusahaan; pertambangan dan penggalian dan listrik dan air bersih dengan semakin baiknya pertumbuhan ekonomi pada setiap sektor yang ada. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Jaya hingga tahun 2011 masih menunjukkan trend positif, meski terjadi sedikit perlambatan dari tahun sebelumnya. Dimana laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2013 mencapai 6,33 persen.

(15)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 15

2.1.2.2 Kesejahteraan Sosial

Pembangunan Daerah bidang kesejahteraan sosial terkait dengan upaya meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Kabupaten Aceh Jaya yang tercermin pada angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk yang bekerja.

Berdasarkan data yang ada, Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2011 adalah sebesar 69,99, meningkat 0,36 digit dari tahun 2010 yang sebesar 69,63. Sementara itu untuk tahun 2013 nilai IPM Kabupaten Aceh Jaya kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 71,00. Perolehan nilai IPM tersebut menunjukkan bahwa IPM Kabupaten Aceh Jaya ini tergolong dalam katagori penilaian menengah keatas. Secara regional hingga tahun 2013 nilai IPM yang diperoleh Kabupaten Aceh Jaya menempati peringkat 17 di Provinsi Aceh.

Perolehan nilai IPM tersebut berasal dari akumulasi perhitungan Usia Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, dan Rata-Rata Pengeluaran Riil Perkapita atau Daya Beli. Untuk lebih jelasnya besaran nilai IPM Kabupaten Aceh Jaya dan komponen-komponen perhitungannya untuk tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2

Nilai IPM Kabupaten Aceh Jaya dan Komponen Perhitungannya Tahun 2009 - 2013

Komponen Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 Angka Harapan Hidup (Tahun) 67.97 68.02 68.08 68.14 68,53 Angka Melek Huruf (Persen) 93.74 93.99 94.12 94.25 95,67 Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) 8.72 8.72 8.73 8.74 8,77 Pengeluaran Riil Perkapita (Ribu rupiah) 596.82 598.56 602.50 565.27 607.66 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 69.40 69.63 69.99 70.47 71,00

(16)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 16

Dari data time series diatas dapat diketahui bahwa nilai IPM Kabupaten Aceh Jaya beserta Komponen perhitungannya mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa program-program pembangunan manusia yang dilaksanakan di Kabupaten Aceh Jaya selama ini dianggap berhasil. Dari sisi angka harapan hidup penduduk Kabupaten Aceh Jaya mengalami kenaikan dari tahun 2012 senilai 70,47 menjadi 71,00 pada tahun 2013 menunjukkan bahwa seseorang yang lahir pada tahun 2013 mempunyai peluang rata-rata kelangsungan hidupnya selama 71 tahun kedepan. Ini berarti kualitas hidupnya meningkat, seperti pemenuhan makanan lebih baik, kesehatan terjaga, dan sebagainya sehingga membuat lama hidupnya bertambah. Kemudian Angka melek huruf di Kabupaten Aceh Jaya juga mengalami kenaikan pada tahun 2013 mencapai 95,67 persen, ini menunjukkan penduduk Kabupaten Aceh Jaya yang berusia 10 tahun ke atas sudah 95,67 persen tidak buta huruf. Sedangkan Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Aceh Jaya juga meningkat dari 8,74 tahun pada tahun 2012 menjadi 8,77 tahun pada tahun 2013. Meskipun peningkatannya tidak terlalu signifikan tapi ini menunjukkan bahwa secara rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Aceh Jaya adalah 8,74 tahun yang berarti bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Aceh Jaya hanya mengenyam pendidikan setingkat Sekolah Dasar. Untuk rata-rata pengeluaran riil per-kapita penduduk Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013 sebesar Rp. 607.660 meningkat sebesar Rp. 42.390 jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya Rp. 565.270.

Sementara untuk tingkat kemiskinan, berdasarkan data dari TNP2K hingga tahun 2013, persentase tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Jaya sebesar 17,53 persen dengan jumlah penduduk miskin 14.600 jiwa, menurun dari tahun 2012 sebesar 18,50 persen dengan jumlah penduduk 15.200 jiwa. Turun 0,97 persen atau menurun sejumlah 600 jiwa. Meskipun tingkat penurunannya sangat minim tapi ini menunjukkan bahwa program-program pembangunan yang dilaksanakan dalam upaya penurunan angka kemiskinan menunjukkan keberhasilan. Sementara unta tahun 2014 belum tersedia data yang valid terkait angka kemiskinan di Kabupaten Aceh Jaya.

2.1.3 Aspek Pelayanan Umum a. Kesehatan

1. Derajat Kesehatan

Derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Aceh Jaya hingga tahun 2013 dapat dilihat dari bebearapa indikator antara lain :

- Angka kematian bayi 33 per 1.000 Kelahiran hidup atau 13 bayi mati dari 1.680 bayi lahir pada tahun 2013

(17)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 17

- Angka kematian ibu melahirkan 179 per 100.000 Kelahiran hidup atau sejumlah 3 orang dari 1.890 kelahiran hidup;

- Angka kematian akibat kasus wabah/penyakit mematikan hanya pada kasus TB paru sejumlah 4 orang, atau 4,6 per 100.000 penduduk; sedangkan kasus lainnya seperti HIV/AIDS tidak ditemukan kasus kematian;

- Untuk wabah/penyakit menular yang paling banyak ditemukan hingga tahun 2013 adalah kasus kusta sebanyak 16 kasus yang terdiri dari kusta kering

(Pausi Basiler)

dan kusta basah

(Multi Basiler)

, dari 16 kasus tresebut hanya 8 kasus yang penderitanya mengalami cacat tingkat 2;

- Kasus campak sebanyak 18 kasus, DBD 0 kasus, dan malaria 0 kasus pada tahun 2013. ( bedasarkan buku profil Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya 2013).

2. Tenaga dan Fasilitas Kesehatan

Untuk sarana kesehatan, hingga tahun 2013 terdapat 1 unit rumah sakit umum, dan Puskesmas sebanyak 10 unit yang tersebar di seluruh Kecamatan yang terdiri dari 5 unit Puskesmas rawat inap dan 5 unit Puskesmas non-rawat inap. Selain itu juga terdapat 28 unit Puskesmas Pembantu, 57 Poskesdes, 43 Polindes, 185 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Sarana kesehatan tersebut melanyani masyarakat dengan tenaga kesehatan yang tersebar dan memiliki keahlian yang berbeda– beda.

b. Pendidikan

Kualitas pendidikan yang memadai sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Di lain pihak, salah satu kunci keberhasilan pembangunan di suatu Daerah adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan SDM di setiap Daerah sekarang ini secara umum, lebih difokuskan pada pemberian kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, khususnya penduduk kelompok usia sekolah (7-24 tahun).

(18)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 18 c. Ketenagalistrikan

Ketersediaan energi merupakan salah satu syarat utama keberhasilan industri di suatu Daerah. keperluan listrik di Kabupaten Aceh Jaya di sediakan oleh PT. PLN melalui 4 rantingnya, yaitu Calang, Lhok Kruet, Lamno dan Teunom.

Pelanggan PT.PLN hampir tersebar merata di keempat ranting perusahaanya. Secara keseluruhan pelanggan PT.PLN tahun 2013 tercatat sebanyak 16.220 orang. Tampak kecendrungan peningkatan pemakaian listrik pada semester kedua tahun 2013, pada akhir tahun , listrik yang terjual mencapai 1.632.417 kwh.

d. Telekomunikasi

Saat ini di Kabupaten Aceh Jaya memiliki 16 Tower BTS Telphone Seluler. Dalam menyongsong era globalisasi sekarang ini, sektor Pos dan Telekomunikasi sangat diperlukan dalam memperlancar arus berita, informasi dan data.

Pada tahun 2013 PT. Pos Indonesia dengan 4 kantor pos pembantunya telah mendistribusikan 23.579 pucuk surat yang diterima dan 6.221 pucuk surat yang di kirim keDaerah dituju. Untuk wesel pos, lebih besar dana yang dikirim keluar Daerah di bandingkan yang di terima. Sebesar Rp. 7.767.893,453 rupiah di kirim keluar dan hanya Rp. 3.987.562,200 rupiah yang diterima. Hal sebaliknya terjadi untuk paket barang. Ada sebanyak 306 paket yang diterima dan hanya 372 paket barang yang dikirim.

e. Koperasi

Koperasi di Kabupaten Aceh Jaya sampai dengan tahun 2013 sudah mencapai 62 unit yang aktif dan 58 unit yang tidak aktif di Kecamatan Teunom, Pasi Raya, Panga, Krueng Sabee, Setia Bakti, Sampoiniet, Darul Hikmah, Jaya dan Indra Jaya.

(19)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 19 2.1.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH

a. Sosial

1. Pendidikan

Kualitas pendidikan yang memadai sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Di lain pihak, salah satu kunci keberhasilan pembangunan di suatu Daerah adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan SDM di setiap Daerah sekarang ini secara umum, lebih difokuskan pada pemberian kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, khususnya penduduk kelompok usia sekolah (7-24 tahun).

2. Kesehatan

Dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk, Pemerintah berupaya menyediakan sarana dan prasana kesehatan disertai tenaga kesehatan yang memadai, baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

Pada tahun 2013, sarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Aceh Jaya sebanyak 1 unit rumah sakit umum, 10 unit Puskesmas, dan 28 unit PUSTU (PUKESMAS Pembantu) serta 43 POLINDES. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan keseluruhannya berjumlah 480 orang, yang terdiri dari :

- Dokter Spesialis : 1 orang - Dokter Umum : 27 orang - Bidan : 147 orang

- Perawat : 116 orang

- Tenaga kefarmasian : 26 orang - Tenaga Gizi : 15 orang

- Tenaga Kesmas : 25 orang - Tenaga sanitasi : 24 orang

(20)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 20

- Tenaga Teknisi Medis : 27 orang - Fisioterapis : 3 orang

Selain itu, di RSUD Teuku Umar Calang pada tahun 2013 juga tersedia 4 dokter spesialis lainnya yang berstatus kontrak/kerjasama dengan lembaga pendidikan. Pada tahun 2016 nantinya jumlah tenaga kesehatan juga akan bertambah dikarenakan adanya alokasi penerimaan PNS formasi khusus tenaga kesehatan pada tahun 2014.

3. Kelautan / Perikanan

Untuk perikanan laut menjadi andalan di wilayah Kabupaten Aceh Jaya karena hampir semua Kecamatannya bermata pencaharian sebagai nelayan. Pada tahun 2013 tercatat banyaknya sarana pendukung kelautan dan perikanan di Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari 1 unit Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), 2 unit Tempat Pendaratan Ikan (TPI), 3 pasar ikan, 1 unit tempat penyimpanan ikan, dan 2 balai benih ikan. Sedangkan untuk kendaraan penangkapan ikan di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2010, tercatat 202 kapal motor dan 590 non kapal motor.

b. Pertanian

1. Tanaman Pangan

Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu Daerah yang sesuai untuk budidaya berbagai jenis komoditi pertanian, baik jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Namun sebagian besar lahan pertanian masih mengandalkan air hujan sebagai sumber pengairan.

Dari 12.874 hektar luas lahan baku sawah, sebanyak 10.254 hektar di antaranya masih tadah hujan. Produksi Padi selama tahun 2013 mencapai 40.600 ton setara dengan rata-rata produksi 4,6 ton/hektar. Produksi Jagung mencapai 245,5 ton dengan rata-rata produksi 3,1 ton/hektar, Kedelai menghasilkan 41,9 ton dengan rata-rata 1,1 ton/hektar, Kacang Tanah menghasilkan 106,4 ton dengan rata-rata produksi 1,26 ton/hektar, Ubi Kayu menghasilkan 623,1 ton dengan

(21)

rata-Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 21

rata produksi 11,4 ton/hektar, Ubi Jalar menghasilkan 271,8 ton dengan rata-rata produksi 9,9 ton/hektar.

2. Perkebunan

Terdapat 3 perusahaan besar perkebunan dengan Hak Guna Usaha (HGU) mencapai 14.489 hektar yaitu PT.Bosowa Megapolis, PT.Tiga Mitra Perdana, PT.Beuna Coklat. Dengan komoditi unggulan : Kelapa Sawit, Karet, Kapuk, Kelapa, Sagu dan 7 komoditi lainnya. Dengan produksi mencapai 27.551 ton atau 18.662 kg/ ha. Sementara untuk perkebunan rakyat mencapai 24.993 hektar untuk 12 komoditi pertanian.

c. Industri

Ketersediaan energi merupakan salah satu syarat utama keberhasilan industri di suatu Daerah. Keperluan listrik di Kabupaten Aceh Jaya disediakan oleh PT.PLN melalui 4 rantingnya, yaitu Calang; Lhok Kruet; Lamno; dan Teunom. Pelanggan PT. PLN hampir tersebar merata di keempat ranting perusahaannya. Cabang ranting PT.PLN Calang melayani jumlah pelanggan terbesar di wilayah Kabupaten Aceh Jaya pada desember 2010 sebesar 6.418 pelanggan, sedangkan cabang ranting PT.PLN Lhok Kruet hanya melayani 2.812 pelanggan. Keseluruhan pelanggan PT. PLN di wilayah Kabupaten Aceh Jaya pada desember 2011 tercatat sebanyak 14.838 pelanggan.

Selain itu pada tahun 2013 direncanakan PT. Bosowa Megapolis juga akan melakukan ekspansi usahanya dengan mendirikan pabrik pengolahan CPO di Kabupaten Aceh Jaya.

d. Perdagangan

Pada Tahun 2013 untuk menunjang program Pemerintah berupa raskin (beras miskin), Perum BULOG Kantor Sub Divre Regional Meulaboh mengalokasikan penyaluran beras untuk Kabupaten Aceh Jaya. Sebanyak 1.122.025 kg beras dialokasikan ke 9 Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Jaya.

(22)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 22 e. Kepariwisataan

Potensi pariwisata alam dengan jenis wisata alam pegunungan di sekitar Gunung Geurutee. Potensi wisata alam 31 lokasi, wisata budaya 2 lokasi, wisata kuliner 2 lokasi, wisata religi 4 lokasi dan wisata agro 1 lokasi yang semuanya terdapat di Kabupaten Aceh Jaya. Serta keindahan laut dengan pasir putihnya, Untuk mendukung akomodasi para wisatawan juga ditunjang dengan keberadaan 3 buah hotel di Kecamatan Jaya dan Kecamatan Krueng Sabee yaitu di Desa Keutapang dan Sentosa.

Selain dari beberapa aspek daya saing Daerah yang telah diuraikan diatas, Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya menekankan peningkatan pada beberapa fokus yang akan berperan dalam meningkatkan daya saing Kabupaten Aceh Jaya dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Aceh dan juga Nasinal.

a. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Dilihat dari segi pendorong pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Jaya selama ini belum ditunjang oleh investasi swasta, tetapi lebih didorong oleh konsumsi rumah tangga dan konsumsi Pemerintah. Hingga tahun tahun 2013 kecendrungan peningkatan penerimaan PDRB masih di dominasi oleh sektor pertanian. Untuk nilai PDRB sejak 2009-2013 menunjukkan adanya peningkatan untuk setiap tahunnya, namun pada tingkat pertumbuhannya mengalami penurunan pada tahun 2010. Ini disebabkan oleh peningkatan produksi oleh setiap sektor yang tidak memberikan pengaruh secara signifikan pada tahun tersebut. Pada setiap tahunnya kebutuhan secara riil dipengaruhi oleh peningkatan harga dan kebutuhan masyarakat, untuk itu diperlukan upaya-upaya yang bisa mendorong dunia usaha untuk melakukan infestasi pada sektor rill. Selain itu diperlukan suatu kebijakan pengembangan industri yang berorientasi pada industri agroe yang berbahan baku komoditas lokal yang bisa mendorong PDRB semakin meningkat untuk kedepannya. Peningkatan PDRB setiap tahunnya ini juga dipicu oleh pertumbuhan yang positif pada sektor ekonomi secara keseluruhan serta keinginan masyarakat yang tinggi untuk membangun kembali sektor-sektor produktif. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan secara kuantitas dari kegiatan sektor pertanian; jasa-jasa; pengangkutan dan komunikasi; perdagangan, hotel dan restoran; bangunan/ rekontruksi; industri pengolahan; keuangan, persewaan, jasa perusahaan; pertambangan dan penggalian dan listrik dan air bersih dengan semakin baiknya pertumbuhan ekonomi pada setiap sektor

(23)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 23

yang ada. Selain itu, aktivitas perdagangan antar Kabupaten juga belum mewujudkan peran yang menggembirakan, sehingga tidak dapat menopang laju pertumbuhan ekonomi Daerah.

Permasalahan dan tantangan pembangunan ekonomi pada tahun 2015 diprioritaskan pada masalah-masalah sosial yang mendasar antara lain masih relatif tingginya angka pengangguran dan kemiskinan, ditandai dengan jumlah kemiskinan absolut relatif tinggi. Fenomena ini merupakan realitas yang harus mandapat perhatian serius bagi pemangku kepentingan. Pembangunan diselenggarakan secara holistik yang memiliki keterkaitan (

linkages

) dan signifikan terhadap kegiatan sektoral melalui pendekatan

multiplier effect

dengan menetapkan skala prioritas dari kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Persoalan ketenagakerjaan sangat berkaitan dengan sektor informal. Sektor informal memiliki jasa yang besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Nilai output yang dihasilkan sektor informal dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibanding dengan sektor formal.

Penataan arah pemulihan ekonomi (

economic recovery

) di Provinsi Aceh khususnya Kabupaten Aceh Jaya dalam rekonstruksi memerlukan kebijakan dan strategi yang terpadu, khususnya bagi dunia usaha. Untuk mendukung kebijakan tersebut, peran Pemerintah dan masyarakat yang proaktif serta dunia usaha sangat diperlukan, terutama dalam proses percepatan pembangunan ekonomi melalui kemitraan dengan lembaga donatur Nasional maupun Internasional.

Upaya mengatasi pengangguran tidak dapat dilakukan secara parsial, tetapi perlu adanya sinergisitas dengan berbagai sektor lainnya. Satu sama lain saling berkaitan (

lingkages

) dalam membuka peluang kesempatan kerja dan perluasan usaha baru. Kebijakan yang diambil harus mempunyai pengaruh yang strategis; mengandung daya pendorong yang besar dan luas terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya. Secara praktis, kriteria yang perlu di gunakan harus dikembangkan dan dinilai ulang secara berkala dari waktu ke waktu.

Berdasarkan latar belakang tersebut, bahwa permasalahan tentang ketenagakerjaan di Kabupaten Aceh Jaya adalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia disebabkan oleh tingkat pendidikan dari angkatan kerja, belum memiliki ketrampilan (skill) dan belum profesional dalam pengelolaan usaha. Program

(24)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 24

perencanaan pembangunan harus menitik beratkan pada peningkatan mutu tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja, perbaikan pendapatan

(income)

pekerja dan perlindungan hak pekerja. Peningkatan pendapatan penduduk yang berpendapatan rendah melalui perluasan kesempatan kerja akan turut membantu mencapai sasaran ini.

Tingginya aktivitas pembangunan selama berlangsungnya proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami sangat banyak membutuhkan tenaga kerja

skill

. Ironisnya tenaga kerja yang terserap didominasi oleh tenaga kerja berasal dari luar Daerah karena kualitas dan kemampuan daya saing tenaga lokal masih sangat rendah. Oleh karena itu peningkatan kualitas tenaga kerja lokal harus mendapat perhatian khusus pada tahun 2015, terutama di sektor-sektor formal yang lebih memerlukan skill dan pengetahuan.

Penduduk miskin yang umumnya berpendidikan rendah harus bekerja apa saja untuk mempertahankan hidupnya. Kondisi tersebut menyebabkan lemahnya posisi tawar masyarakat dan tingginya kerentanan terhadap perlakuan yang merugikan, disamping itu juga harus menerima pekerjaan dengan imbalan yang sangat rendah, tanpa sistem kontrak atau tidak adanya kepastian perlindungan hukum terhadap pekerja informal tersebut.

Kantong-kantong kemiskinan pada umumnya terdapat pada zona pesisir dan Desa-Desa terpencil dengan sumber mata pencaharian sebagai nelayan dan petani tradisional dengan upah dan pendapatan yang relatif kecil.

Oleh karena itu perlu paradigma baru dalam memanfaatkan sumberdaya lokal sebagai potensi yang dapat dikembangkan dalam proses percepatan pembangunan serta mengurangi ketimpangan pembangunan. Potensi tersebut adalah pemanfaatan pengembangan kawasan-kawasan secara optimal sebagai pusat-pusat pertumbuhan (growth center) melalui pembentukan pengelompokan pemukiman baru sebagai Daerah pertumbuhan ekonomi dan pengembangan perluasan kesempatan berusaha.

Pada bidang ketenagakerjaan, pendidikan dan latihan yang bersifat spesifik dan teknis baik dalam Daerah maupun luar Daerah serta pemanfaatan potensi lokal merupakan solusi yang tepat dalam mewujudkan cita-cita pembangunan khususnya masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya agar mampu mandiri berkreativitas dalam usaha meningkatkan kehidupan yang layak sesuai tuntutan zaman.

(25)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 25

Kebijakan umum dan program prioritas yang ditempuh untuk mewujudkan hak kehidupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan pengembangan diri yang lebih bermartabat adalah sebagai berikut : (1) Program Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Usaha Industri, (2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (3) Program Pengembangan Agribisnis, (4) Program Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Usaha Pertanian, (5) Program Perdagangan Daerah, Dalam dan Luar Negeri, (6) Program Peningkatan Investasi, (7) Program Pengembangan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (8) Program Pengembangan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, (9) Program Pengembangan Produksi Kehutanan, (10) Program Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan, (11) Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air, (12) Program Rehabilitasi Lahan Kritis dan lahan tidak kritis, (13) Program Peningkatan Keterampilan dan Pelatihan Tenaga Kerja, (14) Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja, (15) Perlindungan Tenaga Kerja, dan (16) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh.

b.

Fokus Sumber Daya Manusia

Di dalam bidang pendidikan, upaya pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan masih menghadapi kendala terutama karena belum lengkapnya fasilitas pembelanjaran disamping masih banyak pembenahan dalam pembangunan sarana dan prasarana sekolah dan fasilitas sekolah. Selain itu belum terpenuhinya jumlah dan kualitas guru yang dibutuhkan serta pemerataanya juga menjadi kendala dalam peningkatan mutu pendidikan.

Dari sisi indikator perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, partisipasi penduduk usia 4-6 tahun telah mengalami pengingkatan dari tahun ke tahun, namun belum mencapai target yang telah ditetapkan, namun partisipasi penduduk usia sekolah dalam program Wajar 9 Tahun (penduduk usia 7-12 tahun) masih cukup tinggi, begitu juga pada penduduk usia 13-15 tahun.

Walaupun capaian APK/APM pada Tahun Ajaran 2012/2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah masih cukup tinggi, namun, rendahnya motivasi belajar siswa, rendahnya mutu tenaga pendidik masih menjadi kendala utama disamping kurangnya pemahamanan tentang arti penting pendidikan serta mutu proses belajar mengajar yang masih rendah.

(26)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 26

Dari sisi pemberantasan buta aksara, sampai dengan tahun 2013, masih tercatat penduduk buta aksara latin usia 25 - 45 tahun di Kabupaten Aceh Jaya, Kelompok usia 25 - 45 tahun merupakan sasaran prioritas sedangkan usia di atas 45 tahun merupakan sasaran tambahan yang perlu ditangani melalui program keaksaraan fungsional.

Untuk lembaga pendidikan dayah atau pesantren, dari 64 lembaga pendidikan islam setelah diakreditasi hanya 28 lembaga yang terakreditasi sebagai pesantren, dan sisanya sebanyak 27 merupakan Balee Semeubeut dan 10 merupakan dayah sulok/tawajoh. Dari 28 lembaga pasantren hanya 4 yang terakreditasi dengan type A.

Berdasarkan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, maka arah dan kebijakan pokok pembangunan pendidikan Kabupaten Aceh Jaya, difokuskan pada 6 (enam) hal : (a) peningkatan mutu dan relevansi pendidikan; (b) memperluas dan memeratakan kesempatan belajar; (c) peningkatan manajemen pelayanan pendidikan; (d) pemantapan penerapan sistem pendidikan yang bernuansa islami; (e) Peningkatan mutu pendidikan dengan pengadaan kelas inti dan sekolah inti; (f) Melaksanakan pembelajaran extrakurikuler.

Berdasarkan hal diatas maka pemanfaatan dana pendidikan Kabupaten Aceh Jaya digunakan untuk keperluan membangun sektor pendidikan yang di fokuskan untuk melaksanakan program-program prioritas yang berkenaan dengan pengembangan SDM dan peningkatan mutu pendidikan baik pendidikan formal di sekolah/madrasah/dayah maupun pendidikan non formal dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini sampai Perguruan Tinggi serta pendidikan untuk aparatur Pemerintah Daerah.

Pembangunan Pendidikan pada tahun 2015 akan diprioritaskan pada program dan kegiatan yang dianggap sangat mendesak demi keberlangsungan dan peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Aceh Jaya. Untuk mewujudkan Kabupaten Aceh Jaya bebas dari siswa rawan putus sekolah maka dilakukan penanganan terhadap siswa miskin dan pemberian tunjangan siswa sekolah atau yang disebut dengan “Aceh Jaya Cerdas” khususnya pada jenjang pendidikan SD,SMA dan Perguruan Tinggi. Pemberian beasiswa ini juga untuk mendorong semangat belajar bagi pelajar untuk meningkatkan prestasi sekolah. Dengan alokasi dana pendidikan yang mencapai 20 % dari APBK, maka nantinya Kabupaten Aceh Jaya bisa terbebas dari masalah pendidikan yang masih rendah guna menciptakan dan meningkatkan SDM Daerah. Adapun program untuk peningkatan mutu pendidikan selama ini yang telah dilaksanakan antara lain : Program wajib belajar 9

(27)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 27

tahun, pemberian bantuan BOS, peningkatan kesejahteraan guru, rehabilitasi gedung sekolah, peningkatan kompetensi guru, peningkatan kualifikasi pendidikan untuk tenaga pengajar, program sertifikasi guru, pemenuhan kebutuhan laboratorium untuk murid SD s/d SMA dalam rangka mengikuti perkembangan IPTEK dan pemenuhan peralatan praktek untuk pelajar SMK.

Di bidang kesehatan, gambaran permasalahan adalah pada dua komponen besar yaitu persoalan yang dialami oleh masyarakat

(health problem)

maupun persoalan yang dialami oleh penyedia pelayanan kesehatan

(health service problem).

Dari sisi persoalan kesehatan yang dialami masyarakat

(health problem)

, yaitu dampak dari konflik yang berkepanjangan ditambah lagi dengan musibah bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami sedangkan dari sisi penyedia pelayanan kesehatan (Dinas Kesehatan, Puskesmas, Polindes, Pustu, Posyandu).

Dalam hal pelayanan kesehatan, permasalahan utama berhubungan dengan mutu layanan, baik layanan primer, sekunder dan tertier dan keterjangkauan pelayanan. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya pendidikan pengetahuan dan tuntutan masyarakat terhadap layanan itu sendiri, di lain pihak semakin banyak proporsi masyarakat terhadap layanan itu sendiri, di lain pihak semakin banyak proporsi masyarakat miskin di wilayah Kabupaten Aceh Jaya.

Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat dan memperbaiki layanan kesehatan berbagai upaya harus dilakukan untuk mempengaruhi status kesehatan dan layanan kesehatan tersebut. Upaya–upaya pemecahan persoalan kesehatan ini akan ditangani dengan prioritas program-program pembangunan dalam upaya pencapaian tujuan MDGs yang dituangkan dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Pangan dan Gizi yaitu ; (1) Program Pembinaan Gizi Masyarakat; (2) Program Perbaikan Gizi Masyarakat ; (3) Program Program Kesehatan Ibu dan Anak; (4) Program Penguatan Pokjanal Posyandu; ( 5 ) Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Pelaksanaan Syari’at Islam secara kaffah mengacu pada Al-Qur’an dan Hadist yang penjabarannya lebih lanjut didasarkan pada Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Aceh. Capaian sasarannya dilakukan secara bertahap, baik yang menyangkut pemahaman syari’at dan ibadah kepada Allah

(hablumminallah)

maupun

(28)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 28

hubungan dengan sesama manusia

(hablumminannas)

. Disamping itu, pembangunan bidang adat menjadi semakin penting dalam upaya menemukan kembali momentum pembangunan yang sejalan dengan semboyan kehidupan masyarakat yang telah menjadi pegangan umum, yakni “Adat Bak Po Teumereuhom, Hukom Bak Syiah Kuala, Qanun Bak Putroe Phang, Reusam Bak Laksamana”. Oleh karena itu, bidang adat perlu peningkatan peran perangkat dan lembaga adat, terutama yang menyangkut dengan penyelenggaraan Pemerintahan di tingkat Gampong/Kemukiman.

Pelaksanaan Keistimewaan Aceh dilakukan pembangunan bidang agama, pendidikan, adat dan peningkatan peran ulama dalam penetapan kebijakan Daerah, termasuk di dalamnya peningkatan peran dan fungsi MPU, MPD dan MAA, serta Baitul Mal.

c.

Fokus Fasilitas Wilayah / Infrastruktur

Infrastruktur mempunyai peran penting dalam mendukung upaya mengembangkan kehidupan masyarakat dan wilayah. Terkait dengan pengembangan kehidupan masyarakat, infrastruktur berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui efesiensi dibidang produksi, transportasi, komunikasi dan transaksi. Peran Infrastruktur juga sangat penting dalam mendukung perkembangan sosial kemasyarakatan, termasuk didalamnya mendukung upaya mewujudkan lingkungan pemukiman yang sehat dan berbudaya, serta mampu menimbulkan rasa aman masyarakat terhadap ancaman bencana alam. Dalam konteks pengembangan wilayah, infrastruktur berperan sebagai

“driving force”

dan sekaligus tulang punggung untuk menggerakkan dinamika perikehidupan suatu wilayah. Selain itu, pembangunan dibidang infrastruktur pada tahun 2015 juga diarahkan kepada upaya peningkatan kegiatan investasi, baik lokal maupun Nasional dan Internasional, perbaikan terhadap masih banyaknya jalan di Daerah pedalaman yang masih dalam kondisi berkerikil dan bertanah. Kondisi ini akan menghambat terhadap kelancaran masyarakat dalam menuju Kecamatan guna memasarkan hasil pertanian mereka dan urusan Pemerintahan lainnya. Dimana masyarakat miskin tidak akan mampu ikut dalam gelombang pertumbuhan ekonomi jika masih terisolasi karena masalah infrastruktur ini.

Pembangunan infrastruktur transportasi sampai dengan tahun 2013, masih menghadapi berbagai kendala, terutama kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang tersedia, keterpaduan antar moda transportasi dan pengelolaan sumber daya baik

(29)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 29

pendanaan, SDM dan teknologi transportasi yang tepat dan efisien untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa transportasi di seluruh wilayah Kabupaten Aceh Jaya.

Jalan Kabupaten dan Desa pun masih banyak dalam kondisi rusak berat sehingga akses ke dan dari Daerah-Daerah terpencil dan Daerah-Daerah sentra poduksi potensial menjadi terkendala disamping menghambat terlaksananya investasi Daerah.

Selain itu pengoperasian pelabuhan Calang juga belum menunjukkan titik terang sehingga harapan terhadap kontribusi pelabuhan representatif di Kabupaten Aceh Jaya tersebut dalam rangka mendongkrak roda perekonomian masyarakat masih merupakan perjalanan panjang bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya.

Pembangunan transportasi Kabupaten Aceh Jaya diarahkan kepada pemulihan, pengembangan, dan pembangunan sarana dan prasarana transportasi, terutama pada Daerah terpencil serta Daerah-Daerah potensial dalam upaya mondorong percepatan pertumbuhan ekonomi secara merata.

Pembangunan sumber daya air ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan meningkatkan kesejahteraannya. Dalam rangka konservasi air dan mengamankan pasokan air dilakukan operasi dan pemeliharaan jaringan pengairan. Selain itu untuk mendukung ketahanan pangan, telah dilakukan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi dan pembangunan jaringan irigasi baru yang dilaksanakan melalui perencanaan kawasan potensial bagi pembangunan irigasi teknis serta penerapan pompanisasi sebagai alternatif sistem pengairan yang murah serta berbasis masyarakat

(community based)

. Untuk menanggulangi banjir telah dilakukan pemeliharan dan normalisasi alur sungai, serta untuk penanggulangan abrasi pantai telah dilakukan bangunan pengaman pantai.

Walaupun telah dilakukan upaya konservasi air, pengembangan jaringan irigasi, penyediaan air baku, pengendalian banjir dan pengamanan pantai, serta upaya memenuhi perangkat peraturan perundangan dan peningkatan partisipasi masyarakat, namun masih perlu upaya lanjutan agar hasilnya dapat lebih dirasakan oleh masyarakat secara adil dan berkelanjutan. Hal ini disebabkan masih terdapatnya berbagai permasalahan, antara lain : (1) Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah; (2) Lemahnya operasi

(30)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 30

dan pemeliharaan prasarana sumber daya air; (3) Lemahnya koordinasi dan partisipasi masyarakat; serta, (4) Lemahnya pengelolaan data dan informasi sumber daya air.

Kondisi lainnya yang menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya bagi konservasi sumber daya air adalah pesatnya pertumbuhan usaha penggilingan emas tradisional yang menggunakan Air Raksa

(Mercury)

sebagai bahan baku dengan limbah yang langsung diarahkan ke sumber-sumber air terdekat (sungai ataupun rawa). Lokasi penggilingan ini terutama terdapat di Kecamatan Krueng Sabee dan Panga. Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi kualitas lingkungan terutama sumber daya air sehingga penanganan yang cepat dan tepat perlu segera dilakukan. Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya menunjukkan bahwa dari 100 sampel air tanah dan tanah yang diperiksa, untuk air tanah 80 persen dan tanah sebesar 54 persen telah tercemar oleh merkuri dengan kadar pencemaran sudah melampaui ambang batas yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Selain itu, perlu adanya penanganan secara berkesinambungan dan tuntas untuk mengatasi permasalahan penyediaan air bersih baik diperkotaan maupun di pedesaan, peningkatan pengolahan air limbah, serta permasalahan pengelolaan persampahan dan pembangunan drainase.

2.2. Permasalahan Pembangunan Daerah

Dalam kurun waktu empat tahun mendatang (2014-2017), terdapat beberapa tantangan yang dihadapi untuk mencapai perwujudan masyarakat Kabupaten yang sejahtera di tengah persaingan regional dan nasional yang meningkat.

a.

Pertama,

capaian rata-rata laju pertumbuhan ekonomi sekitar 4,06 % selama periode 2007

-

2013 belum cukup untuk mewujudkan tujuan masyarakat Kabupaten Aceh Jaya yang sejahtera. Masih banyak masyarakat Kabupaten Aceh Jaya yang tertinggal dan tidak dapat menikmati buah dari pertumbuhan ekonomi jika rata-rata laju pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,06 persen per tahun. Teknologi yang makin maju telah mengurangi jumlah tenaga kerja dalam kegiatan produksi. Untuk menciptakan pembangunan yang inklusif, pembangunan memerlukan percepatan pertumbuhan ekonomi menuju diatas 5-7 persen dalam

(31)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 31

lima tahun mendatang.

b.

Kedua

, percepatan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan adalah pertumbuhan ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin penduduk Kabupaten Aceh Jaya

(inclusive growth).

Hal ini untuk mempercepat penurunan jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan serta memperkuat kapasitas keluarga di Kabupaten Aceh Jaya dalam menghadapi berbagai goncangan. Pengurangan kemiskinan tidak sepenuhnya dapat mengandalkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memerlukan berbagai intervensi yang efektif. Pola pertumbuhan yang inklusif memerlukan intervensi Pemerintah yang tepat memihak (

afirmatif

) kepada kelompok yang terpinggirkan, untuk memastikan semua kelompok masyarakat memiliki kapasitas yang memadai dan akses yang sama terhadap kesempatan ekonomi yang muncul. Mengingat peningkatan kapasitas ini memerlukan waktu, maka program afirmatif perlu dilakukan dengan secara konsisten dan kontinu dengan sasaran yang terarah, jelas, dan tepat.

c.

Ketiga,

untuk mengurangi kesenjangan antar Daerah, pertumbuhan ekonomi harus tersebar ke seluruh wilayah Kabupaten Aceh Jaya, terutama Daerah-Daerah yang masih memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Pertumbuhan di seluruh wilayah perlu memperhatikan keterkaitan terhadap pelaku dan sumber daya lokal sehingga masyarakat lebih banyak berperan di dalamnya dan ikut menikmati hasil pertumbuhan, sekaligus nilai tambah yang dinikmati di Daerah-Daerah.

d.

Keempat

, untuk mengurangi kesenjangan antarpelaku usaha, pertumbuhan ekonomi yang tercipta harus dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya dan lebih merata ke sektor-sektor pembangunan, yang banyak menyediakan lapangan kerja. Pertumbuhan ekonomi melalui investasi, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Usaha mikro, kecil, dan menengah, diharapkan juga dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat agar dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing yang lebih baik. Harapan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dapat dicapai jika para pekerja tersebut dilengkapi dengan keahlian, kompetensi, kemampuan untuk bekerja (

employable

) dan disiapkan untuk menghadapi persaingan global dalam pasar kerja. Pendidikan saja tidak cukup, karena

(32)

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015 - Hal 32

banyak para pekerja masih belum siap untuk memasuki pasar kerja.

e.

Kelima

, pertumbuhan ekonomi tidak boleh merusak lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang tidak tepat akan mengakibatkan sumber daya menyusut lebih cepat dan dengan mudah mengembalikan krisis pangan dan energi seperti yang terjadi tahun 2007-2008 yang lalu. Kerusakan lingkungan hidup mengakibatkan biaya hidup meningkat yang pada gilirannya menurunkan kualitas hidup. Kerusakan lingkungan hidup juga diduga menjadi salah satu penyebab utama munculnya epidemik dan penyakit saluran pernapasan. Dimensi lingkungan hidup pun makin luas berkaitan dengan perubahan iklim yang mempunyai keterkaitan kuat dengan kerusakan lingkungan hidup dan pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Ancaman perubahan iklim ini bukan hanya meningkatkan kemungkinan terjadinya goncangan yang tidak terduga seperti bencana alam, tetapi juga dapat mengancam produktivitas dari sumber daya alam. Jika hal ini terjadi, krisis pangan pun dapat kembali terjadi setiap saat. Pada tahun 2011 ini masalah lingkungan hidup masih menjadi tren topik. Diantaranya : pembukaan lahan pertanian yang banyak dilakukan oleh masyarakat yang pada akhirnya terbengkalai begitu saja, banjir yang selalu melanda Daerah pemukiman di Daerah teunom, masalah penyakit DBD dan saluran pernapasan karena sanitasi yang tidak baik, masalah pembuangan limbah penyulingan emas tanpa lebih dahulu di proses ke parit-parit yang ada dan masih banyak masalah yang lainnya.

f.

Keenam,

pembangunan infrastruktur makin penting jika dilihat dari berbagai dimensi. Percepatan pertumbuhan ekonomi jelas membutuhkan tambahan kuantitas dan perbaikan kualitas infrastruktur. Revilitalisasi pertanian tidak mungkin berhasil tanpa infrastruktur yang memadai, mengingat biaya pemasaran makin dominan dalam struktur biaya akhir suatu komoditas pertanian. Keluarga miskin tidak akan mampu ikut dalam gelombang pertumbuhan ekonomi jika terisolasi akibat ketiadaan infrastruktur. Masalah lingkungan hidup seperti polusi air, udara dan tanah, atau banjir di lingkungan perkotaan memiliki keterkaitan yang kuat dengan ketiadaan infrastruktur yang memadai. Walaupun pengeluaran dalam bidang

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah

Siklus manajemen SDM/penggajian adalah rangkaian aktivitas bisnis berulang dan Siklus manajemen SDM/penggajian adalah rangkaian aktivitas bisnis berulang

Pada dasarnya, teknik watermarking adalah nambahkan kode identifikasi secara per- manen ke dalam data digital. Kode identifikasi tersebut dapat berupa teks, gambar, suara, atau

Konsentrasi COD air sumur pada pagi hari lebih kecil dari konsentrasi COD air sumur pada sore hari yang disebabkan oleh akumulasi resapan air limbah dan

NO AKSI/KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN OUTPUT/ KELUARAN HASIL EVALUASI UPAYA TINDAK LANJUT PROGRAM KEGIATAN REALISASI ANGGARAN S/D. TB I (Rp.) TW I TW II TW III TW IV

Pemrograman (programming): analisis pewadahan hasil analisis ke ruang fisik secara alokatif (macam ruang, interaksi antar ruang, dan rencana volume tiap ruang).. Usulan

Sentering alat di atas BM (Bench Mark) ataupun PB (titik Bantu) dan setting alat total station. BM sebagai base station dan azimuth sebagai backsight. 1) Berdirikan statif diatas

illegal artinya adalah sejak semula tidak sah, oleh karenanya perbuatan tersebut merupakan suatu perbuatan yang melanggar hukum. Suatu perbuatan itu dengan