• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang Undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan menjelaskan bahwa keadaan alam, flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan,dimana mempunyai peranan penting untuk memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperbesar pendapatan nasionaluntuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tanah air, memperkaya kebudayaan nasional dan memantapkan pembinaannya dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa dan mempererat persahabatan antar bangsa, sehingga diperlukan langkah- langkah pengaturan yang semakin mampu mewujudkan keterpaduan dalam kegiatan penyelenggaraan kepariwisataan, serta memelihara kelestarian dan mendorong upaya peningkatan mutu lingkungan hidup serta objek dan daya tarik wisata.

Lebih lanjut di uraikan dalam pasal 3 dijelaskan bahwa penyelenggaraan kepariwisataan bertujuan untuk (1) Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata; (2). Memupuk

rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa; (3). Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja; (4). Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Isu pengelolaan wilayah pesisir saat ini telah menjadi isu strategis nasional, karena tiga alasan, yaitu (a) sebagian besar masyarakat Indonesia hidup dan memiliki ketergantungan dan kelangsungan hidup pada sumberdaya pesisir tersebut; (b) sebagian besar dari masyarakat pesisir merupakan kelompok masyarakat ‘termiskin’ di Bumi Nusantara ini; dan (c) sumberdaya pesisisir saat ini telah mengalami tingkat eksploitasi yang tinggi dan sebagian berada pada level yang overeksploitasi serta berbagai permasalahan lain yang akan mengancam keberlanjutan sumberdaya dan kehidupan masyarakat pesisir. Oleh karena itu, wilayah pesisir memiliki nilai dan arti yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia, lebih-lebih saat bangsa Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan. Nilai dan arti penting pesisir dan laut bagi bangsa Indonesia paling tidak dapat dilihat dari tiga aspek, salah satunya adalah secara sosial ekonomi wilayah pesisir dan laut memiliki arti penting karena (a) sekitar 140 juta (60 %) penduduk Indonesia hidup di wilayah pesisir (dengan pertumbuhan rata-rata 2 % per tahun); (b) sebagian besar kota (kota propinsi dan kabupaten) terletak di kawasan pesisir; (c) kontribusi bidang kelautan terhadap PDB nasional sekitar 20,06 %; dan (d) industri kelautan (termasuk coastal industries) menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara langsung (Kusumastanto, 2004).

Fokus utama dalam kebijakan pengembangan parawisata bahari menurut Kusumastanto (2004) adalah :

a. Meningkatkan ketersediaan prasarana dan sarana publik yang menciptakan pelayanan dan kenyamanan hakiki bagi wisatawan mancanegara dan domestic yang akan memanfaatkan sumberdaya parawisata bahari;

b. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia yang berkiprah dalam mengelola dan parawisata bahari;

c. Mengembangkan system pendataan dan informasi yang lengkap dengan memanfaatkan teknologi yang modern, sehingga memudahkan wisatawan mendapatkan informasi dan akses yang cepat, mudah serta murah.

Pengembangan system pendataan dan informasi ini sekaligus melayani dan mendukung kegiatan promosi dan investasi di bidang parawisata bahari;

d. Mengembangnkan aktivitas ekonomi non parawisata yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan parawisata bahari, misalnya industri kerajinan, perikanan, restoran, semisal sea food, dan jasa angkutan laut yang memadai sesuai standar keselamatan.

e. Menciptakan iklim investasi yang kondunsif bagi kalangan investor untuk mengembangkan parawisata bahari, seperti insentif maupun disisentif; dan f. Mengermbangkan model pengelolaan parawisata bahari yang mampu menjaga

kelestarian ekosistem laut dan budaya masyarakat lokal.

Dengan demikian, berkembangnya parawisata bahari dalam suatu kawasan pesisir atau kawasan laut sekitarnya diharapkan akan mampu memberikan multiplier effect terhadap ekonomi masyarakat. Inilah yang nantinya akan mampu membantu upaya pengentasan kemiskinan di wilayah pesisir dan penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia di tanah tumpah darahnya sendiri. Melalui pengembangan kepariwisataan diharapkan mampu untuk mendatangkan devisa bagi negara selain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai usaha yang berkaitan dengan pengembangan kepariwisataan serta dapat memperluas dan menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu pengembangan pariwisata dapat merangsang pertumbuhan kebudayaan asli Indonesia yang tidak ada duanya, sehingga kebudayaan asli itu akan dipertahankan kelestariannya, dengan demikian kebudayaan asli itu dapat tumbuh dan berkembang. Dari segi perluasan peluang usaha dan kesempatan kerja, pengembangan pariwisata berpengaruh positif. Peluang usaha/kesempatan kerja tersebut lahir karena adanya permintaan wisatawan. Dengan demikian, kedatangan wisatawan ke suatu daerah akan membuka peluang bagi masyarakat tersebut untuk menjadi pengusaha hotel, wisma, homestay, restoran, warung, angkutan, pedagangan, sarana olah raga, jasa dan lain-lain. Peluang usaha tersebut akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bekerja dan sekaligus dapat menambahkan pendapatan untuk menunjang kehidupan rumah tangganya.

Salah satu sumberdaya yang potensial adalah daerah sekitar pesisir dan pulau-pulau kecil karena memiliki kekayaan dan keragaman dalam bentuk alam,

struktur historis, adat, budaya dan berbagai sumberdaya lain yang terkait dengan pengembangan kepariwisataaan. Sehingga alam sekitar pesisir dan sekitarnya memiliki nilai atraktif dan turistik yang harus dikelola dan dikembangkan untuk kesejahteraan. Keragaman daerah pesisir dalam bentuk alam dan keterkaitannya dengan ekologi daerah pesisir dapat menarik minat wisatawan baik untuk bermain, bersantai atau sekedar menikmati pemandangan.

Pariwisata bahari merupakan kegiatan rekreasi yang telah diminati oleh sekelompok sosial tertentu dalam masyarakat Indonesia maupun dunia, dan sudah dikenal sejak dari dulu. Pariwisata bahari biasanya selalu diasosiasikan dengan 3 S (sun,sea and sand), artinya jenis pariwisata yang menyediakan keindahan dan kenyamanan alami dari kombinasi cahaya matahari,laut dan pantai berpasir putih yang bersih. Berbagai kegiatan yang umumnya dilakukan oleh para wisatawan dalam pariwisata bahari, antara lain, meliputi berenang, berselancar, berjemur, menyelam, berdayung, snorkeling, berjalan-jalan atau berlari di sepanjang pantai, menikmati keindahan suasana pesisir dan bermediatasi.

Jenis wisata yang memanfaatkan wilayah pesisir dan laut ada yang secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan langsung diantaranya berperahu, berenang, snorkeling, diving dan memancing. Kegiatan tidak langsung seperti kegiatan olahraga pantai dan piknik menikmati atmosfer laut (Nurisyah, 2001). Konsep pariwisata bahari didasarkan pada view, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagi kekuatan dasar yang dimiliki masing-masing daerah. Beberapa atraksi pariwisata bahari yang sekaligus merupakan potensi laut sebagai medium wisata adalah taman laut, formasi karang buatan (artificial reefs), kerangka kapal tenggelam, objek purbakala, ikan-ikan buruan dan pantai yang indah.

Pelaksanaan pariwisata bahari akan berhasil apabila memenuhi komponen yang terkait dengan kelestarian lingkungan alami, kesejahteraan penduduk yang mendiami wilayah tersebut, kepuasan pengunjung yang menikmatinya dan keterpaduan komunitas dengan area pengembangannya (Nurisyah, 2001).

Pembangunan pariwisata mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional, terutama sebagai penghasil devisa, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan penghasilan dan taraf hidup serta menstimulasi

sektor-sektor lainnya. Pariwisata, terutama wisata alam termasuk pariwisata bahari, diketahui merupakan alternatif yang lebih baik untuk pengembangan ekonomi masyarakat lokal dan wilayah yang tidak merusak kekayaan alam, tetapi sebaliknya memberikan apresiasi terhadap nilai-nilai dari alam kehidupan tradisional yang sering memberikan sumbangan kepada kearifan manusia. Selain itu nilai unik dan keindahannya banyak yang dapat dikombinasikan dengan nilai- nilai kultural yang melekat pada sumberdaya alam. Sedangkan keberadaan dari sumberdaya alami relatif tidak banyak terganggu, sehingga kelestarian sumberdaya alam di tempat ini relatif terjaga.

Pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir secara berkelanjutan berarti bagaimana mengelola segenap pembangunan yang terdapat di suatu wilayah yang berhubungan dengan wilayah pesisir agar dampaknya tidak melebihi kapasitas fungsionalnya. Setiap ekosistem alamiah termasuk wilayah pesisir memiliki 4 fungsi pokok bagi kehidupan manusia yaitu Jasa-jasa pendukung kehidupan, Jasa-jasa kenyamanan, Penyedia sumberdaya alam, dan Penerima limbah

Dokumen terkait