• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebudayaan a. Pengertian Kebudayaan a.Pengertian Kebudayaan

D. Manfaat penelitian

4. Kebudayaan a. Pengertian Kebudayaan a.Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari kata sansekerta “bud hayah” yang merupakan bentuk jamak “budhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “

hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Kata budaya merupakan

perkembangan dari kata majemuk “ budi daya” yang berarti daya dari budi yang

berupa cipta, rasa, dan karsa. (H. Munandar Sulaiman, 1987: 19).

Menurut Pranjoto Setjoatmojo (1982:84) bahwa sebagai homo pluralis yang memiliki cipta, rasa, dan karsa, manusia menciptakan tata kehidupan yang unik yang menandai eksistensinya sebagai manusia budaya. Dengan budi dayanya dan ditopang oleh kemampuan berpikir, merasakan dan berbuat, manusia mengembangkan pola dasar kehidupannya dengan cara memberikan penilaian, penafsiran dan prediksi terhadap alam lingkungan. Inti perjuangan hidup manusia pada dasarnya adalah menentukan pilihan terhadap tata nilai yang dihadapi sepanjang waktu sehingga tercipta suatu kebudayaan.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski dalam Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (1964 : 78) mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam

commit to user

masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Menurut Herskovits (1964: 79) kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan segala pernyataan intelektual serta artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett dalam Tri Prasetyo (1991:29) kebudayaan (culture) adalah keseluruhan yang komplek, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Koentjaraningrat (1990:180) mengatakan bahwa “kebudayaan adalah

keseluruhan sistem, gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik demi manusia dengan belajar”.

Berdasarkan pendapat Koentjaraningrat ini, kebudayaan diperoleh dari proses belajar yang dilakukan manusia dalam kehidupan masyarakat. Adanya kebudayaan merupakan suatu usaha manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari, disamping diciptakan sebagai alat untuk mempertahankan dan sekaligus mencapai kesempurnaan hidup manusia. Hal ini sejalan dengan

pendapat Djoko Widagdo (2001: 20) yang mengemukakan bahwa “kebudayaan

adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Segala sesuatu yang diciptakan manusia baik yang konkrit maupun abstrak, itulah

kebudayaan”.

J.J. Honigman dalam Koentjaraningrat (1990: 86) membedakan adanya tiga gejala kebudayaan, yaitu ideas, activities, dan artifacts. Dalam hal ini gejala kebudayaan yang termasuk kelompok ideas adalah gejala sesuatu yang masih terdapat di dalam pikiran manusia yang berupa ide-ide, pendapat maupun gagasan. Sedangkan gejala kebudayaan yang termasuk kelompok actifities adalah tindakan-tindakan manusia sebagai tindak lanjut dari apa yang terdapat dalam alam pikir manusia. Gejala kebudayaan yang ketiga adalah artifacts, yaitu

commit to user

kebudayaan yang bersifat kebendaan atau kebudayaan fisik atau kebudayaan material yang merupakan hasil karya manusia yang berupa benda dengan berbagai sifatnya.

Menurut Clyde Kluckohn dalam Budhi Santosa (1994:60) kebudayaan sebagai keseluruhan cara hidup yang dianut oleh suatu kelompok sosial, kebiasaan yang diperoleh dengan cara belajar, cara berpikir, perasaan dan kepercayaan, abstraksi dari tingkah laku sosial, seperangkat pedoman untuk memecahkan masalah, mekanisme kontrol untuk mengatur tingkah laku secara normatif, ataupun seperangkat cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam arti luas maupun dengan sesama manusia.

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat (Dony Setiadi dalam http: //donysetiadi.com/ blog/2009/12/14 /hubungan- kebudayaan- dengan-masyaraka/ diakses /24/12/2011).

Salah satu definisi kebudayaan dalam Antropologi dibuat seorang ahli bernama Ralp Linton yang memberikan definisi kebudayaan yang berbeda dengan pengertian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Nurani Soyomukti, (2010: 428) dituliskan:

“Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang mana

pun dan tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu, yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Dalam arti cara hidup itu seperti itu masyarakat kalau kebudayaan diterapkan pada cara hidup kita sendiri, maka tidak ada sangkut pautnya dengan main piano atau membaca karya sastra terkenal. Untuk seorang ahli ilmu sosial, kegiatan seperti main piano itu merupakan elemen-elemen belaka dalam

commit to user

keseluruhan kebudayaan kita. Keseluruhan ini mencakup kegiatan-kegiatan duniawi seperti mencuci piring atau menyetir mobil dan untuk

tujuan mempelajari kebudayaan, hal ini sama derajadnya dengan “hal-hal

yang lebih halus dalam kebudayaan”. Karena itu, bagi seorang ahli ilmu

sosial tidak ada masyarakat atau perorangan yang tidak berkebudayaan. Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan, bagaimana pun sederhananya kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk berbudaya, dalam arti

mengambil bagian dalam suatu kebudayaan”.

Sementara itu, di Indonesia, definisi yang paling terkenal mengenai kebudayaan adalah definjisi yang diberikan oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi yang merumuskan kebudayaan sebagai senua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Semua karya, rasa, dan cipta, dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar atau dengan seluruh masyarakat (Nurani Soyomukti, 2010: 429).

Dari berbagai pernyataan di atas maka kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses dan hasil dari budi daya manusia yang bersumberkan pada cipta, rasa, dan karsa demi menciptakan tata kehidupan yang bermakna, dinamis, dan berkesinambungan. Hasil dari proses budi daya manusia terwujud sebagai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni (IPTEKS), yang semuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih bermakna. Salah satu unsur penting di dalam sistem kebudayaan adalah kesenian. Oleh karena itu, melalui seni manusia memperoleh saluran untuk mengekspresikan pengalaman rasa serta ide yang mencerdaskan kehidupan batinnya.

b.Unsur-unsur Kebudayaan

Kebudayaan sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang besar maupun kecil dan merupakan satu rangkaian yang bulat serta menyeluruh atau bersifat universal. Adapun unsur-unsur kebudayaan yang diklasifikasikan Koentjaraningrat (1990:204), antara lain sebagai berikut:

1) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, dan sebagainya).

commit to user

2) Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (Pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya). 3) Sistem masyarakat (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem

hukum, sistem perkawinan). 4) Bahasa (lisan maupun tulisan).

5) Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya). 6) Sistem pengetahuan.

7) Religi .

Istilah universal dalam kebudayaan menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut di atas bersifat universal, artinya seluruh unsur itu selalu ada di dalam kebudayaan.

Dapat disimpulkan bahwa, unsur-unsur kebudayaan merupakan rincian suatu kebudayaan agar dapat menjadi kebudayaan yang khusus. Ada tujuh unsur kebudayaan yang merupakan isi pokok dari setiap kebudayaan yang bersifat universal, yang artinya ada dalam setiap kebudayaan di dunia. Ketujuh unsur kebudayaan universal itu maing-masing mempunyai wujud fisik, walaupun tidak ada satu wujud fisik untuk keseluruhan dari satu unsur kebudayaan universal. Tiap unsur kebudayaan universal dapat diperinci ke dalam unsur-unsurnya yang lebih kecil sampai beberapa kali.

c. Fungsi Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada "masyarakat" itu sendiri.

Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berhubungan dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya. Kebudayaan berfungsi sebagai:

commit to user

2) Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya,

3) Pembimbing kehidupan manusia,

4) Pembeda antar manusia dan binatang

( Meidian Kurniawan dalam http: //indobudaya.blogspot.com/ 2007/ 11/ ilmu-budaya -dasar.html/ diakses tanggal 21/12/2011).

Di dalam kebudayaan terdapat pola-pola perilaku yang merupakan cara-cara manusia untuk bertindak sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat, artinya kebudayaan merupakan suatu garis pokok tentang perilaku yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai bagaimana masyarakat harus bertindak, bagaimana masyarakat melakukkan hubungan dengan orang lain atau bersosialisasi, apa yang harus dilakukan, apa yang dilarang dan sebagainya.

d.Wujud Kebudayaan

Masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan. Setiap masyarakat pasti menghasilkan kebudayaan dan setiap kebudayaan pasti ada masyarakatnya. Di antara keduanya tak dapat dipisahkan. Berbagai bentuk atau wujud kebudayaan itu merupakan cerminan manusia dalam berperilaku, berbuat, dan menentukan sikap di dalam lingkungannya. Secara garis besar wujud kebudayaan tersebut dibagi dalam tiga golongan (Koentjaraningrat, 1990: 187) yaitu sebagai berikut : 1) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, nilai-nilai norma, peraturan-peraturan dan sebagainya. 2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. 3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud yang pertama adalah wujud dari kebudayan yang bersifat abstrak, tidak dapat diraba atau difoto. Lokasinya di dalam kepala atau di alam pikiran masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ini dapat disebut adat atau tata kelakuan dalam bentuk jamaknya. Kebudayaan ide ini

commit to user

sabagai tata kelakuan yang mengatur, mengendalikan, dan memberikan arah kepada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat.

Wujud yang kedua dari kebudayaan sering disebut sistem sosial, yaitu mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial itu terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu sama lain. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam suatu masyarakat. Sistem sosial tersebut bersifat konkret dan terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasi.

Wujud yang ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik yang memerlukan banyak keterangan karena merupakan total keseluruhan hasil fisik dari aktivitas, perbuatan manusia, serta karya manusia dalam masyarakat. Wujud ketiga ini emiliki sifat yang paling konkret dan berupa benda atau hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto.

Budaya suatu bangsa mencerminkan peradaban kehidupan masyarakatnya. Budaya Jawa sebagai salah satu kekayaan budaya daerah di Indonesia mencerminkan peradaban kehidupan masyarakat Jawa. Budaya Jawa memiliki berbagai karya yang mencerminkan pemikiran, perilaku, aturan, dan tuntunan dalam menjalani kehidupan baik secara individu maupun social. Tatanan kehidupan dalam budaya Jawa merupakan budaya yang adiluhung. Budaya Jawa pada masa sekarang sudah banyak mengalami pergeseran akibat adanya arus globalisasi. Masyarakat khususnya generasi muda banyak yang menilai bahwa tatanan kehidupan dalam budaya Jawa dinilai sudah kuno tidak modern. Lebih lanjut lagi, nilai-nilai luhur tersebut banyak yang sudah tidak dipahami atau tidak dimiliki lagi oleh para generasi muda (Nurhidayati dalam http: // staff.uny. ac.id/sites/default/files/132296142/PELESTARIAN%20BUDAYA%20JAWA%20M ELALUI%20 LAGU%20 DOLANAN%20_ MAKALAH%20BRUNEI_.pdf diakses tanggal 25/06/2012).

Kebudayaan bukan saja terwujud dalam hasil usaha, melainkan juga dalam proses usaha manusia untuk merealisasikan segenap kemampuan dan bakatnya menuju kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, setiap kegiatan budaya pada hakikatnya merupakan langkah untuk memperkaya serta

commit to user

memperbaiki mutu hidup. Dalam penelitian ini, pelestarian kebudayaan sangat penting dalam mewujudkan Solo sebagai kota budaya. Budaya lokal seperti wayang, klenengan, dagelan, dan ketoprak membutuhkan media komunikasi dalam proses pelestariannya. Radio Swara Slenk Fm menjadi salah satu media komunikasi yang berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal Solo serta berfungsi sebagai promotor dalam menarik wisatawan.