• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebudayaan: Pengertian, Unsur, dan Fungsi

Dalam dokumen Diktat Metodologi Studi Islam I (Halaman 55-59)

ISLAM DAN KEBUDAYAAN ISLAM

B. Kebudayaan: Pengertian, Unsur, dan Fungsi

Dalam literatur antropologi terdapat tiga istilah yang boleh jadi semakna dengan kebudayaan, yaitu culture, civilization, dan kebudayaan.Term kultur berasal dari bahasa latin yaitu dari kata cultura. Arti cultural adalah memelihara, mengerjakan, atau mengelolah. S.Takdir Allisyahbana (1986:205). Soerjono Soekanto (1993:188) menjelaskan lebih jauh bahwa yang dimaksud dengan mengola atau mengerjakan sebagai arti kultur adalah mengolah tanah atau bertani.Atas dasar arti kebudayaan kebudayaan kemudian dimaknai sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Istilah kedua yang semakna atau hamper sama dengan kebudayaan adalah sivilisasi. Sivilisasi berasal dari kata latin, yaitu civis. Arti kata civis adalah warga Negara. Oleh karena itu, S.Takdir Alisyahbana (1986:206) menjelaskan bahwa sivilisasi berhubungan denan kota yang lebih progresif dan lebih halus.

Berikut beberapa pengertian kebudayaan menurut S.Takdir Alisyahbana (1986:207).

1. Kebudayaan adalah wariasan social atau tradisi.

2. Kebudayaan adalah cara, aturan, dan jalan hidup manusia. 3. Kebudayaan adalah hasil perbuatan atau kecerdasan manusia. 4. Kebudayaan adalah hasil pergaulan atau perkumpulan manusia Parsudi Suparlan (A.W.Widjaya, ed, 1986:65) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah serangkaian aturan aturan ,petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dimilikin manusia.

Pengertian kebudayaan tersebut hampir sama dengan pengertian kebudayaan yang dijelaskan oleh Taylor yang banyak dikritik oleh peneliti lain karena kecendrungan integralistiknya dalam mendefinisikan budaya (Effat al-Shargawi,1986:1). Pengertian kebudayaan yang cenderung integralistiknya itu juga diterima oleh beberapa ahli di Indonesia. Salah satu buktinya yang dikemukakan oleh Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (1964:113). Mereka menjelaskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya,rasa,dan cipta masyrakat.

Soerjono Soekanto, (1993:190) menjelaskan bahwa pendapat di atas mengenai kebudayaan dapat dijadikan sebagai pegangan. Selanjutnya, ia menganalisis bahwa manusia sebenarnya mempunyai dua segi atau segi kehidupan: sisi material dan sisi spiritual. Sisi material mengandung karya,yaitu kemampuan manusia untuk menghasilkan benda-benda atau yang lainnya yang berwujud materi. Sisi spiritual manusia mengandung cipta yang menghasilkan ilmu pengetahuan, karsa yang menghasilkan kaidah, kepercayaan, kesusilaan ,kesopanan, hukum, serta rasa yang menghasilkan keindahan. Manusia berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan melalui logika, menyerasikan perilaku terhadap kaidah melalui etika, dan mendapatkan keindahan melalui estetika. Itu semua merupakan kebudayaan yang menurut Soerjono Soekanto dapat dijadikan sebagai patokan analisis.

Untuk kepentingan analisis ,Soerjono Soekanto (1993:190) membagi kebudayaan dari berbagai segi. Dari sudut struktur dan tingkatannya dikenal adanya super cultur biasanya dapat dijabarkan dalam cultures yang mungkin didasarkan pada kekhususan daerah,golongan, etnis, dan profesi. Dalam suatu culture mungkin bertentangan dengan kebudayaan induk, gejala itu disebut counter culture. Soerjono soekanto (1993:191) memvisualisasikan tingkatan kebudayaan tersebut sebagai berikut.

TINGKATAN KEBUDAYAAN

Super cultur

Culture

Sub cultur Counter Cultur

Counter culture tidak selalu harus diberi arti negative,karena adanya gejala tersebut dapat dijadikan petunjuk bahwa kebudayaan induk dianggap kurang dapat menyerasikan diri dengan perkembangan kebutuhan.

Kebudayaan setiap bangsa atau masyrakat terdiri atas unsur-unsur besar dan unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari satu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan. Unsur-unsur kebudayaan dalam pandangan Malinowski adalah sebagai berikut.

1. Sistem norma yang memungkinkan terjadinya kerja sama antara para anggota masyrakat dalam upaya menguasai alam sekelilingnya . 2. Organisasi ekonomi

3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan 4. Organisasi kekuatan.

Di samping itu ,terdapat unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal [cultural universal], karena dapat dijumpai pada setiap kebudayaan yang ada di dunia ini. C.kluckhon, seorang antropologi,telah menguraikan ulusan para sarjana mengenai hal itu yang disederhanakan menjadi tujuh. Tujuh unsure yang dinggap sebagai cultural universal adalah sebagai berikut.

1. Peralatan Dan Perlengkapan Hidup Manusia 2. Mata Pencaharian Hidup Dan Sistem Ekonomi. 3. Sistem Kemasyrakatan

4. Bahasa 5. Kesenian

6. Sistem Pengetahuan. 7. Religi

Cultural universal tersebut dapat dijabarkan lagi ke dalam unsure-unsur kecil- Ralph Linton menyebutnya cultural acitivity.Umpamanya ,cultural universals pencaharian hidup ekonomi,antara lain mencakup kegiatan pertanian, peternakan,system produksi,dan system distribusi .Kegiatan kebudayaan pertanian dapat menjadi unsure yang lebih kecil yang disebut trait-complex.Trait –complex budaya pertanian,misalnya ,meliputi unsure irigasi,system pengolahan tanah dengan bajak ,dan system hak milik atas tanah. Trait complex mengolah tanah dengan bajak dapat dipecah lagi ke dalam unsure-unsur yang lebih kecil, misalnya hewan-hewan yang mengendalikan bajak dan teknik mengendalikan. Bajak, hewan yang menarik bajak dan teknik mengendalikan bajak disebut items.Items adalah unsure kebudayaan terkecil (Soerjono Soekanto,1993:193).

Kebudayaan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi manusia dan masyrakat. Kekuatan yang dihadapi manusia seperti kekuatan alam dan kekuatan-kekuatan lainnya tidak selalu baik baginya. Hasil karya masyrakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyrakat.

Karsa masyrakat mewujudkan norma dan nilai-nilai yang sangat perlu untuk tata tertib dalam pergaulan kemasyrakatan.Untuk menghadapi kekuatan-kekuatan buruk, manusia terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang cara bertindak dan berlaku dalam pergaulan.Manusia,bagaimana hidupnya ,akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri .Kebiasaan pribadi disebut habit.Habit yang dijadikan kebiasaan yang teratur oleh seseorang ,kemudian dijadikan dasar hubungan antara orang-orang tertentu sehinggah tingkah laku masing-masing dapat diatur dan itu semuanya menimbulkan norma atau kaidah.Kaidah yang timbul dari masyrakat sesuai dengan kebutuhannya pada suatu saat dinamakan adat–istiadat. Adat-istiadat yang mempunyai akibat hukum disebut Hukum adat.(Soerjono-Soekanto:1993-196-7).

Berlakunya kaidah dalam suatu kelompok manusia bergantung pada kekuatan kaidah tersebut sebagai petunjuk tentang cara-cara seseorang untuk berlaku dan bertindak.Artinya,kebudayaan berfungsi selama anggota masyrakat menerimanya sebagai petunjuk perilaku yang pantas (Soerjono soekanto, 1993:199).

Dalam dokumen Diktat Metodologi Studi Islam I (Halaman 55-59)