• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebutuhan Bahan Baku Utama Industri Pengolahan Ikan di Dalam . dan di Sekitar PPP Muncar

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Kebutuhan Bahan Baku Utama Industri Pengolahan Ikan di Dalam . dan di Sekitar PPP Muncar

Gambar 19 Alur distribusi hasil tangkapan di PPP Muncar tahun 2009.

Kendala yang terjadi dalam pendistribudian hasil tangkapan ke luar PPP Muncar antara lain rusaknya prasarana jalan di sekitar pelabuhan, terutama di depan gerbang pelabuhan sampai puluhan meter jaraknya. Hal ini mempersulit kendaraan yang harus melewati jalan tersebut dan proses distribusi hasil tangkapan ke luar pelabuhan menjadi kurang lancar.

5.2 Kebutuhan Bahan Baku Utama Industri Pengolahan Ikan di Dalam.dan di Sekitar PPP Muncar

Jenis industri yang terdapat di dalam kompleks pelabuhan antara lain industri ubur-ubur dan pengasinan ikan. Selebihnya industri pengolahan ikan terletak di luar wilayah pelabuhan yang berjarak antara 20 meter sampai 4 km dari lokasi PPP Muncar. Industri pengolahan ikan yang berada di luar wilayah PPP Muncar adalah umumnya industri pengalengan ikan, pemindangan, penepungan, petis, terasi, pengesan ikan, dan cold storage. Sampai pada tahun 2008, jumlah industri di PPP Muncar adalah 201 unit. Kapasitas produksi perusahaan perikanan di wilayah Muncar dan bahan baku yang diperoleh pada tahun 2008 disajikan pada Tabel 14. Data yang diperoleh hanya delapan bulan saja, yaitu dari bulan Januari sampai Agustus.

Nelayan

Industri/perusahaan perikanan

Perantara Supplier Pedagang besar/pengepul

Pedagang kecil/belantik

69

Tabel 14 Kapasitas produksi dan kebutuhan bahan baku industri pengolahan ikan di Wilayah .Muncar, Januari-Agustus 2008

Jenis usaha Jumlah perusahaan (unit) Kapasitas produksi (kg/hari)

Bahan baku yang diperoleh* Rata-rata (kg/bulan) Jumlah (kg) Pengalengan 8... . 160.000 275.076. . 2.200.609 Pemindangan 22... . 115.000 175.151. . 1.401.208 Penepungan mesin 34... . 1.700.000 633.591. . 5.068.730 Penepungan tradisional 18... . 90.000 26.695. . 186.864 Petis 6... . 3.000 81.517. . 652.133 Terasi 4... . 400 2.668. . 21.342 Pengesan ikan 26... . 13.000 186.258. . 1.490.061 Cold storage 30... . 300.000 548.549. . 4.388.389 Pengasinan 53... . 26.500 52.726. . 421.807 Jumlah 201... . 2.407.900 1.978.893. . 15.831.143 Produksi PPP Muncar 2.171.439. . 17.371.514

Sumber: TPI PPP Muncar 2009 (*diolah kembali)

Jenis industri yang menggunakan bahan baku paling banyak adalah penepungan ikan (modern), sedangkan jenis industri yang memasok bahan baku paling sedikit adalah industri terasi yang hanya menggunakan udang sebagai bahan baku. Bahan baku utama industri penepungan adalah ikan lemuru, selebihnya bahan baku yang digunakan adalah potongan-potongan ikan atau ikan yang telah rusak dan hancur dari berbagai jenis ikan. Jumlah kebutuhan bahan baku industri selama delapan bulan pada tahun 2008 disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15 Bahan baku yang diperoleh industri pengolahan ikan di Kecamatan Muncar, Januari-Agustus 2008

Jenis Usaha

Bahan baku yang diperoleh (ton)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Pengalengan 479,8 110,5 231,0 225,1 542,9 202,8 164,5 244,0 Pemindangan 92,3 91,2 788,5 117,0 116,4 57,7 55,8 82,3 Penepungan Mesin 1.144,5 237,3 519,6 622,0 1.227,1 434,6 345,9 537,8 Penepungan Tradisional - 12,5 27,3 32,7 64,6 22,9 10,2 16,6 Petis 112,0 72,0 95,0 87,0 134,0 50,0 41,1 61,0 Terasi 3,3 2,2 3,0 3,9 2,6 2,0 1,8 2,6 Pengesan ikan 229,6 247,2 291,0 148,2 222,0 117,8 92,8 141,4 Cold storage 812,5 101,1 1.003,6 490,1 918,7 345,8 283,1 433,6 Pengasinan 86,8 32,1 50,1 54,6 108,1 29,8 23,9 36,3 Jumlah 2.960,8 906,1 3.009,1 1.780,6 3.336,4 1.263,4 1.019,1 1.555,6 Produksi PPP Muncar 2.869,5 964,8 3.183,7 2.889,1 3.143,9 1.395,6 1.150,9 1.774,1 Produksi terserap* (%) 100,0 93,9 94,5 61,6 100,0 90,5 88,6 87,7

Berdasarkan Tabel 15, dapat diketahui bahwa bahan baku yang diperoleh industri-industri pengolahan ikan di wilayah Kecamatan Muncar dapat terpenuhi seluruhnya dari produksi PPP Muncar seperti pada bulan Februari, Maret, April, Juni, Juli, dan Agustus tahun 2008. Ada pula saat-saat dimana produksi di PPP Muncar bernilai lebih sedikit dibandingkan bahan baku yang diperoleh industri-industri pengolahan ikan di Muncar seperti pada bulan Januari dan Mei. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola industri tersebut, bahan baku yang diperoleh dapat didatangkan dari luar daerah apabila produksi di PPP Muncar tidak mencukupi. Bahan baku tersebut dapat didatangkan dari Grajagan, Tuban, dan Puger. Selain itu, kurangnya bahan baku dapat diantisipasi oleh pihak industri dengan cara mengganti bahan baku jenis ikan tertentu dengan jenis ikan lain yang sesuai dengan kebutuhan industri tersebut.

Berdasarkan data delapan bulan yang diperoleh, rata-rata sekitar 89% dari produksi PPP Muncar dapat terserap oleh industri di sekitarnya. Hal tersebut membuktikan bahwa Muncar merupakan wilayah berdaya serap tinggi terhadap jumlah hasil tangkapan yang didaratkan. Sisa produksi PPP Muncar yang tidak terserap oleh industri sekitar bulan Februari, Maret, April, Juni, Juli, dan Agustus tahun 2008, biasanya disalurkan ke konsumen di luar Kecamatan Muncar ataupun di luar Kabupaten Banyuwangi, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Bali.

5.2.1 Asal bahan baku kebutuhan industri

Hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Muncar berasal dari nelayan yang melakukan penangkapan di wilayah Selat Bali dan Samudera Hindia. Data produksi yang tercatat di TPI Pelabuhan berasal dari dua buah TPI yang masih aktif hingga sekarang, yaitu TPI Pelabuhan itu sendiri dan TPI Kalimoro. Kedua TPI tersebut masih berada dalam satu wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Muncar.

Pihak pengelola PPP Muncar tidak mendatangkan hasil tangkapannya dari daerah lain, namun pihak industrilah yang mendatangkan bahan baku dari luar daerah. Berdasarkan hasil wawancara dari pengelola industri pengolahan ikan, mereka mendatangkan bahan baku dari luar daerah bila produksi di PPP Muncar tidak mencukupi, bahkan terkadang impor dari Cina atau Taiwan. Namun bila

71

produksi di PPP Muncar memenuhi kebutuhan bahan baku, mereka lebih mengutamakan memasok bahan baku dari PPP Muncar dengan alasan mudah didapat dan jaraknya dekat, sehingga tidak memerlukan biaya transportasi yang mahal dan waktunya relatif singkat dibandingkan mendatangkan bahan baku dari luar daerah.

Muncar adalah wilayah penghasil ikan dan merupakan lokasi industri perikanan, sehingga harga ikan cukup murah dan terjangkau. Selain itu mulai dari proses penangkapan ikan (one day fishing) dan pendaratan hasil tangkapan, sampai pada pendistribusian ikan ke industri dilakukan dengan cepat sehingga kualitas ikan masih terjaga. Bagi industri pembekuan ikan, bahan baku yang diperoleh di PPP Muncar memiliki mutu yang baik dengan kadar garam rendah sehingga bagus untuk proses pembekuan. Jenis ikan yang dibekukan tersebut antara lain ikan lemuru, layang, dan tongkol. Pada saat tidak sedang musim ikan, pihak industri biasanya memasok bahan baku dari cold storage sekitar pelabuhan, sedangkan industri cold storage memperoleh bahan baku dengan cara menstok ikan pada saat musim ikan, atau dengan mendatangkan ikan dari luar daerah bila stok industri tersebut mulai menipis. Beberapa industri skala besar, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terkadang mendatangkan bahan baku dari luar Muncar, seperti dari daerah Grajagan, Tuban, Puger, dan Bali. Menurut Joesidawati MI, Purwanto, dan Asriyanto (2005), pengambeg terikat pada perusahaan untuk kebutuhan ikan lemuru selama satu tahun penuh, jika kebutuhan ikan tidak terpenuhi mereka mendatangkan ikan lemuru dalam bentuk beku dari luar daerah, seperti Madura, Bima, dan Tuban.

5.2.2 Keberlanjutan ketersediaan bahan baku

Selain perkembangan volume produksi, ketersediaan yang kontinu jenis ikan di pelabuhan sebagai bahan baku industri pengolahan ikan perlu diperhatikan untuk keberlanjutan industri perikanan tersebut. Kontinuitas jenis-jenis ikan dominan yang didaratkan di PPP Muncar pada tahun 2008 disajikan pada Tabel 16 berikut.

Tabel 16 Kontinuitas jenis-jenis ikan dominan yang didaratkan di PPP Muncar selama 12 bulan tahun 2008

No Jenis ikan Rata-rata produksi (kg)

1 Lemuru/sempenit 2.319.417 2 Layang 239.981 3 Tongkol 219.142 4 Tuna 28.046 5 Cucut 23.733 6 Layur 20.594 7 Kerang-kerangan 19.983 8 Cakalang 16.616 9 Pari 10.655 10 Cumi-cumi 9.443

Sumber: TPI PPP Muncar, 2009

Berdasarkan volume produksi dan ketersediaan jenis ikan per bulan pada tahun 2008, sepuluh jenis ikan dominan di PPP Muncar selalu tersedia setiap bulannya, yaitu lemuru, layang, tongkol, tuna, cucut, layur, kerang-kerangan, cakalang, pari, dan cumi-cumi. Kesepuluh jenis ikan tersebut dapat dijadikan bahan baku industri pada saat musim ikan ataupun musim paceklik. Pada saat musim ikan, produksi PPP Muncar yang berlebih akan ditampung di perusahaan-perusahaan cold storage. Pada saat musim paceklik yang berkisar antara satu sampai tiga bulan, industri di PPP Muncar dapat memasok bahan baku dari cold storage bila produksi dari pelabuhan tidak mencukupi.

Sejak tahun 2000 hingga tahun 2004 tercatat 10 unit cold storage yang berada di Kecamatan Muncar. Pada tahun 2005 jumlahnya meningkat menjadi 19 unit, kemudian meningkat lagi pada tahun 2006 dan 2007 dengan jumlah masing-masing 25 dan 30 unit. Berdasarkan jumlah cold storage yang meningkat sejak tahun 2005 hingga tahun 2007, maka dapat diketahui bahwa produksi di PPP Muncar sangat tinggi dan mampu menarik pihak-pihak yang ingin mengembang-kan usaha perimengembang-kanannya di wilayah Muncar.