• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA SEI NAGALAWAN

3.3. Nelayan Sebagai Mata Pencaharian Hidup

3.3.3. Kebutuhan Keluarga Nelayan

Seperti diketahui strategi pembangunan di negara sedang berkembang masih berorientasi kepada pertumbuhan ekonomi atau growth oriented strategy. Strategi tersebut memusatkan pada investasi modal luar negeri yang cukup besar di dalam satu atau beberapa sektor seperti industri dan pertambangan, sedangkan pemerintah mengarahkan modalnya pada sektor pedesaan (Evers dalam Mulyanto, 1982:1)

Asfianti Syafitri Nasution : Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, 2009. USU Repository © 2009

Bantuan luar negeri memang berhasil meningkatkan ekonomi negara sedang berkembang tetapi jurang kemiskinan diantara golongan penduduk tetap melebar. Beratus juta penduduk hidup dalam tepi batas kehidupan yang layak tanpa jaminan untuk memenuhi kebutuhan utamanya seperti pangan, sandang dan papan, juga kesehatan dan pendidikan bagi anaknya.

Ada yang membedakan antara kebutuhan primer dengan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang paling utama untuk dapat mempertahankan hidup seperti makan, minum, pakaian dan perumahan, sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang diperlukan guna melengkapi kebutuhan primer, seperti alat-alat dan perabot.

Menurut Dr. Thee Kian We (dalam Mulyanto, 1982:2) mendefenisikan kebutuhan pokok sebagai suatu paket barang dan jasa yang oleh masyarakat dianggap perlu tersedia bagi setiap orang. Kebutuhan ini merupakan tingkat minimum yang dapat dinikmati oleh seseorang. Hal ini berarti bahwa kebutuhan pokok berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lain. Jadi kebutuhan pokok itu adalah spesifik.

Mengingat hal-hal tersebut di atas, maka perlu di kembangkan suatu strategi pembangunan yang lebih efektif dalam menangani kemiskinan dan suatu strategi yang lebih di arahkan pada tujuan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Model kebutuhan dasar sebagai suatu strategi harus mampu memenuhi 5 (lima) sasaran utama, yaitu:

1. Dipenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan, peralatan sederhana dan berbagai kebutuhan yang secara luas di pandang oleh masyarakat yang bersangkutan.

2. Dibukanya kesempatan luas untuk memperoleh berbagai pelayanan umum, seperti pendidikan, kesehatan, air minum, dan pemukiman yang sehat.

Asfianti Syafitri Nasution : Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, 2009. USU Repository © 2009

3. Dijaminnya hak untuk memperoleh kesempatan kerja yangproduktif, termasuk menciptakan sendiri, yang memungkinkan adanya balas jasa yang seimbang untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga.

4. Terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa dengan kemampuan untuk menyisihkan tabungan bagi pembiayaan usaha selanjutnya, terutama dalam sektor subsistens.

5. partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan.

Munculnya basic human needs dengan 5 (lima) sasaran tersebut disebabkan karena growth-oriented approach yang telah dianggap memberi kemajuan dan pertumbuhan ekonomi dibeberapa negara belum dapat memberi pembagian hasil yang merata diantara golongan penduduk yang ada diberbagai daerah. Hal ini juga tidak terlepas dari berbagai kebudayaan yang memiliki perbedaan masing-masing dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga.

Kebudayaan sebagai sebuah konsep yang menyatu dalam kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Kebudayaan yang merupakan seperangkat sistem pengetahuan atau sistem gagasan yang berfungsi menjadi blue print bagi sikap prilaku manusia sebagai anggota atau warga dari kesatuan sosialnya, tumbuh, berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan hidup manusia. Secara sederhana Malinowski (dalam Syairin, 2002:2) menyatakan bahwa kebutuhan hidup manusia itu dapat di bagi pada tiga kategori besar yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan biologis, sosial dan psikologis. Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan dan minuman yang merupakan salah satu dari kebutuhan biologis, manusia terikat dengan gagasan

Asfianti Syafitri Nasution : Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, 2009. USU Repository © 2009

makanan yang dapat di konsumsi dan makanan mana pula yang di haramkan untuk di makan.

Dari ilustrasi sederhana dapat dilihat bagaimana kebutuhan hidup manusia itu menyatu dengan nilai-nilai masyarakat pendukung kebudayaan itu. Selain pengaruh lingkungan hidup baik yang berwujud lingkungan alam, sosial dan lingkungan buatan, menyatu kuat dalam keputusan-keputusan yang diambil manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya itu. Dari perspektif yang lebih luas, dalam kebutuhan hidupnya manusia itu dapat pula dilihat dari dimensi yang menyangkut kebutuhan manusia sebagai individual, sosial dan moral, dan ketiga dimensi itu selalu kait mengait dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya itu.

Kebutuhan ekonomi masyarakat di Desa Sei Nagalawan juga mengarah pada kebutuhan yang bersifat primer (makan, minum, pakaian serta perumahan) dan juga kebutuhan yang bersifat sekunder (alat-alat dan perabot). Selain kebutuhan ekonomi tersebut masyarakat di Desa Sei Nagalawan juga memiliki kebutuhan lain yang lebih penting yaitu kebutuhan nelayan dalam menangkap ikan yang berupa perahu, jaring serta pengetahuan mereka tentang melaut. Kebutuhan ekonomi nelayan sangat tergantung pada pendapatan yang mereka peroleh yang penghasilannya juga tergantung pada sekit atau banyaknya hasil tangkapan yang mereka peroleh.

Kebutuhan dalam keluarga juga harus diperhitungkan mulai dari biaya pendidikan anak, listrik, peralatan mandi (sabun, sikat gigi, dan odol), serta kebutuhan dalam membeli peralatan rumah tangga. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut isteri para nelayan pun ikut turut membantu bekerja dalam membantu meningkatkan

Asfianti Syafitri Nasution : Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, 2009. USU Repository © 2009

ekonomi keluarga, karena mereka sadar dengan hanya menjadi seorang nelayan tidk akan mampu untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Selain itu, kebutuhan ekonomi nelayan juga mencakup pada kebutuhan membeli umpan, membuat perahu, dan membeli jaring jika alat-alat tersebut yang digunakan untuk melaut sudah tidak dapat dipergunkan lagi. Jika tidak mampu untuk membeli, mereka dapat meminjam alat-alat tersebut kepada toke dengan jaminan hasil tangkapan di bagi dua. Walaupun demikian mau tidak mau para nelayan harus melakukan hal tersebut guna untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Kebutuhan pokok yang dimaksud di sini adalah kebutuhan esensial yang sedapat mungkin harus dipenuhi oleh suatu rumah tangga agar mereka dapat hidup secara wajar.

Kebutuhan esensial ini antara lain seperti makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, transportasi, perawatan pribadi dan rekreasi. Besarnya proporsi pendapatan yang dipergunakan untuk memenuhi masing-masing kebutuhan pokok tersebut tergantung pada tingkat pendapatan suatu masyarakat. Pada masyarakat yang sudah maju, menurut Singarimbun (dalam Mulyanto, 1982:82), “jumlahnya kurang dari 50 persen.

Untuk itu nelayan tradisional di Desa Sei Nagalawan berusaha untuk menyeimbangkan pendapatan yang dihasilkan dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk keperluan mereka sehari-hari. Jika mereka tidak pandai dalam mengatur keuangan, maka kebutuhan ekonomi nelayan tidak akan terpenuhi dan akan tetap berada pada garis kemiskinan. Hal tersebut lah yang membuat nelayan tidak pernah berputus asa dalam menjalani profesi mereka sebagai nelayan tradisional, karena walaupun dikatakan miskin tetapi mereka masih tetap mampu untuk bertahan hidup.

Asfianti Syafitri Nasution : Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, 2009. USU Repository © 2009