• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan dan Pengeluaran Sebelum dan Sesudah Memiliki Mata Pencaharian Tambahan

STRATEGI NELAYAN TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA

5. Darisah Br. Siregar (Perempuan yang berhasil menafkahi anak tanpa didampingi suami dan dapat bertahan hidup dan penghasilan besar sebagai agen besar

4.3. Pendapatan dan Pengeluaran Sebelum dan Sesudah Memiliki Mata Pencaharian Tambahan

Keadaan ekonomi suatu rumah tangga lebih nyata ditunjukkan oleh tingkat penghasilan atau pengeluaran rumah tangga tersebut. Pola distribusi pendapatan atau pengeluaran penduduk desa pantai Sumatera Utara, persentase rumah tangga untuk perikanan bukan tambak merupakan yang tertinggi atau rumah tangga perikanan laut merupakan jumlah yang tertinggi ditinjau dari sumber penghasilannya. Pendapatan masyarakat yang semakin besar dari sumber penghasilannya. Pendapatan masyarakat yang semakin besar mencerminkan tingkat kesejahteraan rumah tangga yang semakin terjamin.

Menurut Suparlan (dalam Mulyanto, 1982:20) yang menyatakan bahwa golongan berpenghasilan rendah baik pendatang maupun bukan pendatang mempunyai cara hidup atau kebudayaan yang tersendiri yang berbeda dengan kebudayaan mereka yang berpenghasilan tinngi, yang dimaksud kebudayaan disini adalah kebudayaan kemiskinan yang terwujud dalam lingkungan kemiskinan yang mereka hadapi. Dengan kebudayaan kemiskinan ini mereka dapat terus mempertahankan kehidupannya.

Jadi, kelompok yang berpenghasilan rendah ini adalah sekelompok orang yang berdiam di suatu tempat, atau daerah yang mendapatkan penghasilan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan minimal mereka yang seharusnya mereka penuhi. Apa yang disebut penghasilan disini adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang, baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai dengan sejumlah uang atau harga yang berlaku pada saat itu.

Asfianti Syafitri Nasution : Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, 2009. USU Repository © 2009

Pendapatan nelayan di Desa Sei Nagalawan tergantung kepada alam, banyaknya hasil tangkapan, penjualan dari kerajianan rumah serta alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan di laut. Pendapatan sebagai nelayan tidak menentu dan terkadang tidak mendapatkan hasil tangkapan sama sekali. Berbeda dengan pengeluaran nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga juga sangat tergantung pada seberapa besar pendapatan nelayan. Seperti yang dikatakan oleh Mulyanto (1982:96) ketidak seimbangan antara pendapatan total dengan pengeluaran dapat ditinjau dari dua segi: pertama, jika pendapatan total lebih besar dari pengeluarannya, hal ini disebabkan oleh karena pengeluaran non konsumsi dan pembayaran tidak dibahas secara mendalam, sedangkan apabila pendapatan lebih kecil dari pengeluaran hal ini disebabkan karena terjadi perkiraan biaya pengeluaran yang terlalu tinggi atau perkiraan pendapatan yang terlalu rendah.

Pendapatan yang dihasilkan oleh nelayan tradisional di Desa Sei Nagalawan dari hasil melaut dalam perhari sebesar Rp 25.000;, jika dihitung perminggu sebesar Rp 175.000; dan dalam hitungan per bulan mencapai Rp 750.000;. Pendapatan tersebutlah yang harus dimanfaatkan oleh para isteri nelayan dalam memenuhi kebutuhan keluarga nelayan. Lain halnya, dengan salah seorang informan yang bernama Bapak Hasan (50 ) tahun yang berdasarkan pengalamannya selama melaut ia pernah sama sekali tidak mendapatkan uang untuk membeli kebutuhan keluarganya sehari-hari. Berbeda dengan Bapak Muji (57) tahun yang pada setiap harinya melaut ia selalu mendapatkan ikan untuk dijual kepada toke ataupun ia bawa pulang kerumah untuk di makan bersama keluarganya. Namun, terkadang pendapatan ataupun penghasilan yang ia peroleh tidak menentu sekitar Rp 15.000;-Rp 35.000;/hari.

Asfianti Syafitri Nasution : Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, 2009. USU Repository © 2009

Nelayan di Desa Sei Nagalawan tidak hanya menangkap 1 (satu) jenis hasil tangkapan saja. Selain ikan, mereka juga menangkap udang dan kepiting yang apabila dijual kepada toke harganya akan jauh lebih mahal. Harga per kg nya udang yang berukuran besar bisa mencapai Rp 45.000;/kg, sementara harga kepiting bisa mencapai Rp 35.000;/kg. pendapatan inilah yang hanya dapat dimanfaatkan oleh para nelayan meskipun pendapatan tersebut masih saja tidak mencukupi kebutuhan yang mereka perlukan khususnya dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Berarti, umumnya pendapatan rata-rata rumah tangga usaha perikanan laut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pendapatan rumah tangga Sumatera Utara.

Berbicara mengenai pendapatan pasti juga akan berbicara mengenai pengeluaran dalam pemenuhan kebutuhan keluarga nelayan di Desa Sei Nagalawan. Untuk pengeluaran rumah tangga nelayan dalam penelitian ini mencakup pada pengeluaran konsumsi kebutuhan pokok yang antara lain meliputi : a. makanan

b. pakaian c. perumahan d. listrik e. kesehatan

f. pendidikan anak, dan g. alat transportasi

Dalam keadaan normal, umumnya pendapatan dan pengeluaran suatu rumah tangga adalah seimbang. Ketidakseimbangan pendapatan dan pengeluaran dapat ditinjau dari 2 (dua) segi yaitu: 1. pendapatan lebih besar dari pengeluaran

Asfianti Syafitri Nasution : Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, 2009. USU Repository © 2009

Pengeluaran nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12.

Pengeluaran Nelayan Sebelum Memiliki Mata Pencaharian Tambahan

No Jenis Pengeluaran Biaya

1 Biaya makan Rp 750.000;/bulan

2 Listrik Rp 25.000;/bulan

3 Perlengkapan mandi Rp 30.000;/bulan

4 Total biaya pendidikan anak Rp 625.000;/bulan

5 Biaya tak terduga Rp 100.000;/bulan

Total pengeluaran Rp 1.530.000;/bulan

Sumber: Desember 2007

Diolah dari data masyarakat nelayan di Desa Sei Nagalawan

Dari total pengeluaran tersebut, jika dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh oleh nelayan tradisional di Desa Sei nagalawan, benar-benar tidak seimbang dan tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan keluarga nelayan khususnya dalam biaya pendidikan ank yang bersekolah pada Sekolah Menengah Atas (SMA) yang hanya 1 (satu) atau 2 (dua ) orang yang diakibatkan karena kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat dan keterbatasan pendapatan yang diperoleh nelayan. Oleh karen itu, nelayan tradisional di Desa Sei Nagalawan memiliki strategi tersendiri dalam upaya pemenuhan kebutuhan keluarga.

Dari hasil strategi tersebut pendapatan yang diperoleh sangat menguntungkan bagi mereka. Strategi tersebut dilakukan guna untuk meningkatkan pendapatan yang diperoleh melalui adanya penambahan mata pencaharian tambahan dengan bertani, isteri membantu dengan menjadi penganyam tikar purun dan sebagian masyarakat desa ini menjadi buruh pabrik.

Asfianti Syafitri Nasution : Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, 2009. USU Repository © 2009

Pendapatan yang diperoleh nelayan setelah memiliki mata pencaharian tambahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 13.

Pendapatan Nelayan Setelah Memiliki Mata Pencaharian Tambahan No Mata Pencaharian Tambahan Pendapatan/bulan

1 Petani: pendapatan yang diperoleh Rp 3.000.000/6 bulan

Rp 500.000;

2 Menganyam tikar Rp 420.000;

3 Buruh/Karyawan Pabrik Rp 1.500.000;

Total Rp 2.420.000;

Sumber: Data Desember 2007

Diolah dari data masyarakat di Desa Sei Nagalawan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasannya pendapatan atau penghasilan yang diperoleh masyarakat di Desa Sei Nagalawan dari mata pencaharian tambahan yang mereka lakukan sekarang adalah Rp 2.420.000;/bulan. Jika dibandingkan dengan pendapatan yang hanya menjadi nelayan tidaklah menentu dengan biaya pengeluaran Rp 1.530.000;/bulan. Dengan adanya mata pencaharian tambahan tersebut, maka segala kebutuhan keluarga dapat terpenuhi saat sekarang ini. Setelah memiliki mata pencaharian tambahan pendapatan yang diperoleh dalam per bulan semakin meningkat. Oleh karena itu, mereka akan tetap mempertahankan mata pencaharian tambahan tersebut yang membuat kondisi perekonomiannya menjadi membaik. Alasan lain yang membuat mereka melakukan mata pencaharian tambahan lain karena, semakin meningkatnya kebutuhan yang menyangkut masalah perekonomian keluarga.

Jika dilihat dari pengeluaran yang hanya sebagai nelayan dengan pendapatan setelah memiliki mata pencaharian tambahan, jelas terlihat keuntungan yang diperoleh benar-benar dapat membuat hidup mereka lebih terjamin. Sisa dari penghasilan yang

Asfianti Syafitri Nasution : Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, 2009. USU Repository © 2009

didapatkan, dijadikan sebagai simpanan untuk dihari tua, karena tidak selamanya mereka dapat melakukan aktivitas tersebut. Pendapatan yang dihasilkan dari mata pencaharian tambahan ini juga mreka manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mengantisipasi biaya-biaya tak terduga seperti jika sakit, untuk membeli peralatan yang menyangkut dengan pekerjaan seperti perahu, jaring, membeli bibit padi dan juga untuk keperluan sehari-hari serta biaya pendidikan anak-anak. Dengan demikian, pendapatan dan pengeluaran sebelum dan sesudah memiliki mata pencaharian tambahan jauh berbeda dengan apa yang didapat sebelum memiliki mata pencaharian tambahan guna untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan mensejahterakan kehidupan masyarakat di Desa Sei Nagalawan.

4.4. Penghasilan Dari Mata Pencaharian Tambahan:Peningkatan Atau Hanya