• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

A. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian emosi

Dalam kehidupan sehari-hari kata emosi bukan menjadi kata yang asing lagi bagi manusia. Kata emosi sering dilontarkan bahkan dialami oleh sebagian besar manusia. Sebagian manusia sering beranggapan bahwa emosi merupakan perasaan marah, jengkel, kasar terhadap situasi tertentu. Kata „emosi‟ berasal dari bahasa latin „emovere‟ yang artinya „ bergerak ke luar‟. Menurut Surya (2013:71) maksud setiap emosi adalah untuk menggerakkan individu untuk menuju rasa aman dan pemenuhan kebutuhannya, serta menghindari sesuatu yang merugikan dan pencabutan kebutuhan. Namun ada beberapa ahli yang berpendapat mengenai definisi emosi. Menurut Goleman, 1999 (Dalam Khodijah, 2014:137) Emosi merupakan suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sedangkan menurut William James (Dalam Khodijah, 2014:137) emosi merupakan keadaan budi rohani yang menampakkan dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh. Banyak pengertian-pengertian emosi yang diutarakan oleh beberapa ahli. Namun telah disepakati bahwa keadaan emosi adalah suatu reaksi

kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta diikuti dengan perasaan yang kuat.

b. Fungsi emosi

Emosi tidak lagi dipandang sebagai penghambat dalam kehidupan, melainkan sebagai sumber kecerdasan, kepekaan, berperan menghidupkan perkembangan dan penalaran yang baik. Namun fungsi emosi tidak hanya itu saja, melainkan ada beberapa fungsi emosi lainnya yaitu (Khodijah, 2014:138):

1) Sebagai energizer yaitu pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam hidup.

2) Sebagai sarana untuk mempertahankan hidup. Emosi memberikan kekuatan pada manusia untuk membela dan mempertahankan diri terhadap gangguan atau rintangan.

3) Sebagai pembawa pesan. Emosi memberitahu bagaimana keadaan orang-orang yang berada di sekitar, terutama orang-orang terdekat yang dicintai dan disayangi, sehingga dapat memahami dan melakukan sesuatu tepat dengan kondisi tersebut.

2. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian Kecerdasan Emosional

Pada masa lalu hingga sekarang kecerdasan sering diartikan sebagai suatu keunggulan intelektual dan diyakini sebagai sumber keunggulan dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pendidikan. Kecerdasan tidak hanya terbatas pada keunggulan intelektual akan

tetapi ada aspek non-intelektual yaitu emosi, sosial dan spiritual. Menurut Goleman 1995 ( Dalam Surya, 2013:76) menyebutkan bahwa kecerdasan emosional sebagai sumber keunggulan seseorang. Goleman mengembangkan konsep emosi sebagai suatu sumber daya internal dalam diri seseorang yang mendorong untuk berperilaku dalam rangka untuk memperoleh kelangsungan hidup. Pada manusia, emosi itu dikembangkan dengan menggunakan kekuatan akalnya sehingga menghasilkan perilaku yang berupa pikiran emosional disamping pikiran rasional. Dengan masuknya unsur kecerdasan dalam kawasan individu, maka perilakunya akan lebih terkendali. Sebaliknya jika kehidupan emosi yang kurang disertai aspek kecerdasan hanya akan menghasilkan perilaku yang dikendalikan oleh hawa nafsu. Dengan konsep ini kecerdasan emosional merupakan keterpaduan antara unsur emosi dan rasio dalam keseluruhan perilaku individu yang akan mengendalikannya ke arah yang lebih bermakna dalam kelangsungan hidupnya. Dalam pendidikan, kecerdasan emosional mempunyai peranan yang besar dalam mencapai hasil pendidikan secara lebih bermakna. Hal ini mengandung makna bahwa kecerdasan intelektual saja belum memberikan jaminan penuh bagi pencapaian kesuksesan dalam pendidikan, akan tetapi perlu didukung oleh kecerdasan emosioanal. Goleman juga mengatakan bahwa kecerdasan umum semata-mata hanya dapat memprediksi kesuksesan hidup seseorang sebanyak 20% saja, sedang 80% lainnya adalah apa yang disebut

dengan kecerdasan emosional. Bila tidak ditunjang dengan pengolahan emosi yang sehat, kecerdasan saja tidak akan menghasilkan seorang yang sukses hidupnya di massa yang akan datang (Goleman, 1999 dalam Khodijah, 2013:145). Dengan kecerdasan emosional yang tinggi, seseorang akan mampu mengendalikan potensi intelektualnya dalam pendidikan sehingga terwujud dalam sukses yang bermakna.

Menurut Savoley dan Mayer ( Dalam Mujib dan Mudzakir ,2002 Dalam Khodijah, 2013:145) kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri sendiri ,mengelola dan mengekspresikan emosi diri sendiri dengan tepat, memotivasi diri sendiri, mengenali orang lain dan membina hubungan dengan orang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengenali, mengelola, memotivasi emosinya secara sehat terutama dalam berhubungan dengan orang lain.

b. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional

Menurut Mustaqim (2001:154) menggambarkan beberapa ciri kecerdasan emosional yang terdapat pada diri seseorang yaitu:

1) Kesadaran diri

Kesadaran diri memiliki kemampuan untuk mengenali emosi sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan percaya diri.

2) Pengaturan diri

Pengaturan diri meliputi mengendalikan diri yaitu mengelola emosi dan desakan hati yang merusak, sifat dapat dipercaya: memelihara norma kejujuran dan integritas, kehati-hatian bertanggungjawab atas kinerja pribadi, adaptabilitas keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan inovasi: mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi-informasi baru.

3) Motivasi

Menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif. Kecenderungan emosi yang mengantar pencapaian sasaran yaitu dorongan prestasi, komitmen: kemampuan menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok, inisiatif: kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan, optimisme: kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan.

4) Empati

Empati merupakan kemampuan yang dapat merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain atau kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepeentingan orang lain. Kemampuan ini meliputi a) memahami orang lain, b) merasakan perkembangan kebutuhan orang lain, c) mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain, d) menumbuhkan peluang melalui pergaulan

dengan orang lain, e) mampu membaca arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.

5) Keterampilan sosial

Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial. Dalam berinteraksi dengan orang lain keterampilan ini dapat dipergunakan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyarawah, dan menyelesaikan perselisihan serta untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.

Menurut Salovey ( Dalam Goleman, 1996: 58) ciri-ciri kecerdasan emosional yang terdapat pada seseorang yaitu:

1) Mengenali emosi diri

Kesadaran diri merupakan mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan diri yang sesungguhnya membuat diri sendiri berada dalam kekuasaan perasaan. Menurut Goleman (1996:404) yang termasuk ke dalam mengenali emosi diri diantaranya yaitu perbaikan dalam mengenali dan merasakan emosinya sendiri, lebih mampu memahami penyebab perasaan yang timbul, dan mengenali perbedaan perasaan dengan tindakan.

2) Mengelola emosi diri

Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Orang– orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi ini akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupannya. Menurut Goleman (1996:404) yang termasuk ke dalam mengelola emosi diri diantaranya yaitu toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi dan pengelolaan amarah, lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat, berkurangnya perilaku agresif atau merusak diri, perasaan yang lebih positif tentang diri sendiri, sekolah dan keluarga, dan lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa.

3) Memotivasi diri

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, memotivasi diri, menguasai diri sendiri dan berkreasi. Menurut Goleman (1996:404) yang termasuk ke dalam memotivasi diri diantaranya yaitu lebih bertanggung jawab, lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan dan menaruh perhatian, lebih menguasai diri dan nilai-nilai pada tes prestasi meningkat.

4) Mengenali emosi orang lain

Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional merupakan keterampilan bergaul. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Menurut Goleman (1996:404) yang termasuk ke dalam mengenali emosi orang lain diantaranya yaitu lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain, dan lebih baik dalam mendengarkan orang lain.

5) Membina hubungan

Seni membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini akan sukses dalam bidang apa saja yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain. Menurut Goleman (1996:404) yang termasuk ke dalam membina hubungan orang lain diantaranya yaitu meningkatkan kemampuan menganalisa dan memahami hubungan, lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dan merundingkan persengketaan, lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan, lebih tegas dan terampil dalam komunikasi, mudah bergaul, menaruh perhatian dan tenggang rasa, suka berbagi rasa, bekerja sama dan suka menolong.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman, 1999( Dalam Ifham dan Helmi, 2002:96 ) ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional yaitu faktor internal dan eksternal.

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional seseorang. Otak emosional dipengaruhi oleh keadaan amigdala, neokorteks, sistem limbik, lobus prefrontal dan hal-hal lain yang berada pada otak emosional.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu dan mempengaruhi individu untuk mengubah sikap. Pengaruh luar yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara kelompok, antara individu mempengaruhi kelompok atau sebaliknya juga dapat bersifat langsung yaitu melalui perantara misalnya media massa baik cetak maupun elektronik.

B. Kesiapan Belajar

Dokumen terkait