• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

B. Kesiapan Belajar

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. (Slameto, 2013:113)

Dalam proses belajar, kesiapan ini timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan sesuatu. Kesiapan sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan atau kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak dalam belajar. Menurut Slameto (2013:59) kesiapan itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

Menurut Thorndike (Dalam Surya, 2013:135 ) salah satu hukum pembelajaran yaitu hukum kesiapan. Hukum Kesiapan menyatakan bahwa hubungan antara rangsangan dengan perilaku akan menjadi lebih kokoh apabila disertai dengan kesiapan. Sedangkan Thorndike (Dalam Slameto, 2013:114) juga menyatakan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Pengertian kesiapan juga didefinisikan oleh Nasution (2010:179) bahwa kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa adanya kesiapan belajar, maka kegiatan belajar tidak dapat berjalan. Kondisi belajar itu terdiri atas perhatian, motivasi, dan perkembangan kesiapan.

Kesiapan merupakan tingkatan tertentu, dimana seseorang individu (dari setiap usia) siap untuk melakukan pembelajaran bahan tertentu. ( EM Lewit, LS Baker - The future of children, 1995). Kesiapan akan membuat

siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang akan dan sedang dia lakukan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah kondisi yang dipersiapkan siswa untuk melakukan suatu kegiatan dimana siswa mampu memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. 2. Prinsip-Prinsip Kesiapan

Menurut Slameto (2013:115) prinsip-prinsip kesiapan yaitu semua aspek perkembangan saling pengaruh mempengaruhi, kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman, pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan, dan kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan. 3. Aspek-Aspek Kesiapan

Aspek kesiapan dibagi menjadi 2 bagian yaitu: a. Kematangan

Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan belum berarti apabila anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus- menerus. Sehingga perlu latihan-latihan dan pelajaran. Siswa yang sudah matang belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil apabila siswa sudah matang.

b. Kecerdasan

Perkembangan kecerdasan menurut Jean Piaget (Dalam Susanto, 2013:115) yaitu sebagai berikut:

1) Sensori motor periode (0-2 tahun)

Anak pada usia ini banyak bereaksi reflek. Reflek hasil reaksi itu belom terkoordinasikan. Terjadi perkembangan perbuatan sensori- motor dari yang sederhana ke yang relatif lebih kompleks.

2) Preoperational periode (2-7 tahun)

Pada usia ini anak sudah dapat mempelajari nama-nama dari objek yang sama dengan apa yang dipelajari orang dewasa, dan ditandai dengan memperoleh pengetahuan, kecakapan yang didapat belum tetap. Kurang cakap memikirkan tentang apa yang sedang dipikirkan, dan memandang dunia berdasarkan pengalamannya sendiri.

3) Concrete operation (7-11 tahun)

Pikiran anak sudah bisa stabil pada usia ini. Anak mulai dapat berpikir lebih dulu akibat-akibat yang mungkin terjadi dari perbuatan yang yang akan dilakukannya.

4) Formal operation(lebih dari 11 tahun)

Kecakapan anak tidak lagi tidak lagi terbatas pada objek-objek yang kongkret, dapat memikirkan kemungkinan-kemungkinan, dapat mengorganisasikan situasi, dapat berpikir yang logis, memecahkan masalah, dan berpikir secara ilmiah.

4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Belajar Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan belajar:

Menurut Slameto (2013:114) kondisi kesiapan mencakup tiga aspek yaitu a. Kondisi fisik, mental dan emosional

Kondisi fisik adalah kesiapan tubuh jasmani seseorang untuk mengikuti kegiatan belajar. Kondisi fisik erat dengan kesehatan tubuh seseorang. Sehingga seseorang harus bisa menjaga kondisi fisiknya, misalnya menjaga pola makan, olahraga, waktu tidur. Kondisi mental adalah keadaan siswa yang berhubungan dengan kecerdasan siswa. Misalnya kecakapan siswa dalam menyampaikan pendapat, memiliki rasa percaya diri. Kondisi emosional adalah kondiri seseorang untuk dapat mengatur emosinya dalam menghadapi masalah. Misalnya mampu mengontrol emosi ketika ada masalah.

b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan

Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang harus dipenuhi pada saat itu juga atau rasa membutuhkan terhadap materi yang diajarkan. Motif merupakan suatu daya penggerak atau pendorong. Motif sangat erat kaitannya dengan tujuan. Di dalam menentukan tujuan dapat disadari atau tidak, akan untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat dan yang menjadi penyebab untuk berbuat itu adalah motif. Hubungan antara kebutuhan, motif, tujuan dengan kesiapan (Slameto, 2013:114) adalah sebagai berikut:

2) Kebutuhan yang tidak disadari akan mengakibatkan tidak adanya dorongan untuk berusaha

3) Kebutuhan mendorong usaha, dengan kata lain timbul motif 4) Motif tersebut diarahkan ke pencapaian tujuan.

Kebutuhan yang disadari mendorong usaha seseorang untuk siap berbuat sesuatu. Sehingga jelas kebutuhan ada hubungannya dengan kesiapan.

c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari

Keterampilan dan pengetahuan merupakan kemahiran, kemampuan serta pemahaman yang dimiliki siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Keterampilan ini misalnya kemahiran siswa dalam melakukan atau membuat sebuah alat peraga maupun sesatu yang memang dibuat oleh siswa itu sendiri. Sedangkan pengetahuan misalnya pemahaman mengenai materi yang telah diajarkan.

Selanjutnya menurut Djamarah dan Aswan, 2006 (Dalam Kadek Sri E.P, 2011) faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan belajar meliputi:

a. Kesiapan fisik

Kesiapan fisik berkaitan erat dengan kesehatan yang akan berpengaruh pada hasil belajar dan penyesuaian sosial individu. Individu yang kurang sehat mungkin kurangnya vitamin, badanya kurang energi untuk belajar. Hal ini dapat mempengaruhi pada

kelancaran proses belajar. Begitupun sebaliknya jika badan tidak sakit. Hal ini akan memudahkan untuk belajar karena tidak ada gangguan dari kondisi fisiknya.

b. Kesiapan Psikis

Kesiapan psikis berkaitan dengan kecerdasan, daya ingat tinggi, kebutuhan yang terpuaskan, ada hasrat atau motivasi untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada perhatian.

c. Kesiapan Materiil

Individu dalam mempelajari materi tentunya harus mempunyai bahan yang dapat dipelajari atau dikerjakan. Bahan belajar itu bisa didapatkan dari buku bacaan, buku paket dari sekolah, buku catatan dan masih banyak lagi bahan untuk belajar. Dengan di dukung dengan berbagai sumber bacaan maka akan memberikan pengetahuan dan akan membantu siswa dalam merespon atas pertanyaan-pertanyaan dari guru terkait dengan pelajaran.

C. Hasil Belajar Siswa

Dokumen terkait