• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

4. Kecerdasan Spasial a. Definisi kecerdasan Spasial

Teori Multiple Intelligences diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Dr. Howard Gardner, guru besar di bidang Psikologi dan Pendidikan dari Harvard University. Dr. Gardner menyebutkan bahwa inteligensi bukanlah suatu kesatuan tunggal yang bisa diukur secara sederhana dengan tes IQ. Inteligensi dapat ditingkatkan dan berkembang sepanjang sejarah hidup seseorang. Dr. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai suatu kapasitas untuk memecahkan permasalahan atau membentuk produk yang bernilai dalam satu atau lebih latar budaya.22

Temuan kecerdasan menurut paradigma Multiple Intelligences, telah mengalami pekembangan sejak pertama kali ditemukan. Pada buku nya Frame of The Mind Howard Gardner pada awalnya menemukan tujuh kecerdasan. Setelah itu Gardner menemukan kecerdasan yang ke-8 dan ke-9. Menurut Gardner kecerdasan dalam

22 Justinus Reza Prasetyo, Yeny Andriani, Multiply Your Multiple Intelligences Melatih 8 Kecerdasan Majemuk pada Anak dan Dewasa, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009), h.1.

Multiple Intelligences meliputi kecerdasan verbal-linguistik (cerdas kata), kecerdasan logos-matematis (cerdas angka), keccerdasan visual-spasial (cerdas gambar-warna), kecerdasan musikal (cerdas musik-lagu), kecerdasan kinestetik (cerdas gerak), kecerdasan interpersonal (cerdas sosial), kecerdasan intrapersonal (cerdas diri), kecerdasan naturalis (cerdas alam), kecerdasan eksistensial (cerdas hakikat).23

Menurut Howard Gardner (dalam Julia), kecerdasan spasial yang kadang-kadang disebut kecerdasan visual atau visual-spasial, adalah kemampuan untuk membentuk membentuk dan menggunakan model mental. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung berpikir dalam atau dengan gambar dan cenderung mudah belajar melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, video, dan peragaan yang menggunakan model dan slide. Mereka gemar menggambar, melukis atau mengukir gagasan-gagasan yang ada di kepala dan sering menyajikan perasaan hatinya melalui seni.24 Menurut Baharuddin orang yang memiliki kecerdasan spasial mudah membayangkan benda dalam ruang berdimensi tiga. Mereka mudah mengenal relasi benda-benda dalam ruang secara tepat. Mereka juga memiliki persepsi yang tepat tentang suatu benda dengan ruang disekitarnya, dan dapat memandang dari segala sudut.25 Menurut Armstrong (dalam Tadkiroatun), kecerdasan spasial atau visual-spasial atau kecerdasan gambar atau kecerdasan pandang-ruang didefinisikan sebagai kemampuan mempersepsi dunia visual-spasial secara akurat serta

23 Tadkiroatun Musfiroh, Pengembangan Kecerdasan Majemuk (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h.1.12.

24 Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Intelligences,terjemahan Purwanto (Bandung: Nuansa: 2016, h. 21-22.

25 Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), h. 205.

mentransformasikan persepsi visual-spasial tersebut dalam berbagai bentuk. Kemampuan berpikir visual-spasial merupakan kemampuan berpikir dalam bentuk visualisasi, gambar, dan bentuk tiga dimensi.26

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spasial adalah kecerdasan gambar atau kecerdasan pandang ruang yaitu kemampuan memahami bangun dalam tiga dimensi atau ruang secara tepat dan akurat. Mereka dapat mengenali objek walaupun dari sudut pandang yang berbeda.

b. Komponen Kecerdasan Spasial

Komponen inti dari kecerdasan visual-spasial adalah kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbanganbayangan, harmoni, pola, dan hubungan antar unsur tersebut. Komponen lainnya adalah kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual dan spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat. Komponen inti dari kecerdasan visual-spasial benar-benar bertumpu pada ketajaman melihat dan ketelitian pengamatan27

Kecerdasan Visual-Spasial adalah kapasita untuk mengenali dan melakukan penggambaran atas objek atau pola yang diterima otak. Jika anda memiliki kecerdasan visual-spasial yang berkembang dengan baik maka anda mempunyai kapasitas mengelola gambar, bentuk, dan ruang tiga dimensi dengan aktivitas utama

26Tadkiroatun Musfiroh, Op.Cit. h. 4.3. 27Ibid , h. 4.4.

mengenali bentuk, warna, dan ruang serta menciptakan gambar secara mental maupun realistis.

Dengan kecerdasan visual-spasial, anda akan mampu melakukan hal-hal berikut ini. 28

1) Membayangkan dan mengenali suatu objek dan bentuk yang baru dilihat 2) Membuat desin barang dan ruangan dalam suatu bentuk tertentu

3) Memiliki kapasitas membuat sketsa, menggambar, dan melukis. 4) Menggunakan gambaran suatu objek tertentu untuk berpikir.

5) Mengenali suatu lokasi dan tenpat tertentu, jalan masuk, dan jalan keluarnya. 6) Mengubah gambaran suatu objek atau pola tertentu melalui mental.

7) Membuat peta, grafik, diagram, serta bagan alir (Flow Chart)

8) Memiliki keahlian seni lainnya, seperti memahat patung, seni ukir, dan seni cipta lainnya.

9) Mempunyai imajinasi yang baik, termasuk terhadap gambar tiga dimensi.

10) Menampilkan suatu rencana masa depan secara visualisasi ataupun gambaran nyata.

Aktivitas keseharian seseorang dan lingkungan pendukungnya merupakan pangkal kebudayaan paling utama terhadap level kecerdasan seseorang. Campell dan Dickinson (dalam Alamsyah dan Andi), menyarankan agar pembelajaran seharusnya menggunakan potensi siswa, baik intelektual maupun fisik/ keterampilan. Mereka harus menjadi pelajar yang aktif, berbagai pendekatan pembelajaran harus mengajak

siswa-siswa dalam proses pembelajaran daripada sekedar mengirimkan informasi kepada mereka untuk diterimanya. Aktivitas belajar siswa yang dominan visual idealnya menggunakan strategi yang berkaitan dengan spasial-visual.29

c. Indikator Kecerdasan Spasial

Kemampuan berpikir topologis, yakni kemampuan berpikir yang bersifat menguraikan bagian-bagian dari suatu objek, pada awal masa kanak-kanan usia 9-10 tahun. Dengan demikian, apabila mendapatkan cukup dorongan untuk melakukan pengamatan terhadap objek dan mengeksplorasi unsur dari suatu objek, anak-anak akan menguasai kemampuan pandang-ruang secara baik, bahwa setiap bentuk memiliki komponen.30

Tadkiroatun menyatakan tiga kata kunci menguraikan definisi visual-spasial adalah sebagai berikut:31

1) Mempersepsi yakni menangkap dan memahami sesuatu melalui panca indera 2) Visual-spasial yakni sesuatu yang terkait dengan kemampuan mata khususnya

warna dan ruang

3) Mentransformasikan yakni mengalihbentukkan hal yang ditangkap mata ke dalam wujud lain, misalnya melihat dan mencermati bunga matahari, merekam dan

29 Alamsyah Said, Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa, (Jakarta: Kencana, 2015), h.171-172.

30 Tadkiroatun Musfiroh,Op.Cit. h. 4.5. 31Ibid, h.4.3.

menginterpretasikan dalam pikiran, lalu menuangkan rekaman dan interpretasi tersebut ke dalam bentuk lukisan, sket, kolase, atau lukisan perca.

Sebagian anak-anak memiliki kepekaan artistik, yakni kemampuan merasakan kebagusan dalam suatu komposisi bentuk dan warna. Kepekaan artistik ini akan bertahan hingga usia lanjut.

Kecerdasan visual-spasial memiliki indikator sebagai berikut:32

1) Individu yang cerdas secara visual-spasial (lebih) mudah membaca peta, gambar, grafik, dan diagram. Mereka mudah menangkap informasi melalui bahan-bahan, peta pikiran, dan gambar-gambar yang menyatakan hubungan suatu konsep dengan konsep yang lain.

2) Individu yang cerdas secara visual-spasial menonjol dalam seni lukis dan seni kriya. Mereka cepat menangkap karakteristik objek dan memiliki kemampuan alami untuk menuangkannya dalam bentuk gambar, bentuk tiga dimensi, dan seni kerajinan.

3) Individu yang cerdas secara visual-spasial mampu memberikan gambaran visual yang jelas ketika sedang memikirkan sesuatu. Mereka sangat imajinatif, mampu membayangkan sesuatu dengan detil bentuk, warna, dan komposisinya.

4) Individu yang cerdas secara visual-spasial mampu menggambar sosok orang atau benda menyerupai aslinya. Mereka sangat peka terhadap bentuk, unsur betuk, ukuran, komposisi, warna, dan detil lainnya. Mereka mampu merekam dengan akurat apa yang dilihat dan dibayangkan.

32Ibid , h. 4.5-4.7.

5) Individu yang cerdas secara visual-spasial senang melihat film, slide, gambar atau foto. Mereka tertarik dengan objek pandang dan ruang dalam berbagai bentuk dan cepat menyerap informasi maupun ciri yang melekat pada objek tersebut.

6) Individu yang cerdas secara visual-spasial menikmati permainan yang membutuhkan ketajaman visual-spasial, seperti jigsaw, maze. Mereka menyukai penelusuran yang melibatkan kemampuan melihat, mendeteksi bentuk dan alur, serta konstruksi sesuatu.

7) Individu yang cerdas secara visual-spasial sering melamun, membayangkan sesuatu, dan mengembangkan imajinasi mereka. Memori mereka terhadap peristiwa, citraan gerak, detil objek relativ akurat. Mereka memiliki kemampuan untuk menghadirkan kembali berbagai memori visual-spasial. Tersebut dalam bentuk lamunan dan fantasi, serta mengolahnya dalam bentuk imajinasi. Mereka mampu merasakan dan menghasilkan sebuah bayangan mental, berpikir dalam gambar, dan memvisualisasikan detil.

8) Individu yang cerdas secara visual-spasial senang membuat konstruksi tiga dimensi dari unsur, seperti lego, bricks, bombiq, dan balok. Mereka memiliki kemampuan mengurai unsur dari benda dan meletakkan kembali unsur-unsur tersebut pada tempatnya. Mereka juga memiliki kepekaan terhadap komponen konstruksi dan mampu menganalisis setiap bagian dari konstruksi tersebut.

9) Individu yang cerdas secara visual-spasial senang mencoret-coret di kertas atau di buku. Mereka memanfaatkan komponen garis, bentuk-bentuk geometri atau

bentuk yang lain untuk mengekspresikan emosi, mengisi kejenuhan, dan mencari ilham.

10) Individu yang cerdas secara visual-spasial lebih memahami informasi visual daripada dengan kata-kata. Mereka belajar dengan melihat dan mengamati benda, bentuk, warna, dan detil.

11) Individu yang cerdas dalam visual-spasial mampu merasakan dan menangkap pola-pola yang lembut maupun rumit.

Kemampuan spasial matematis adalah kemampuan membayangkan, membanding, menduga, menentukan, mengonstruksi, merepresentasikan, dan menemukan informasi dari stimulus visual dalam konteks ruangan. Indikator kemampuan spasial antara lain: 33

1) Menyatakan kedudukan antar unsur-unsur suatu bangun ruang 2) Mengidentifikasi dan mengklarifikasikan gambar geometri

3) Membayangkan bentuk atau posisi suatu objek geometri yang dipandang dari sudut pandang tertentu

4) Mengonstruksi dan merepresentasikan model-model geometri yang digambar pada bidang datar dalam konteks ruang

5) Menginvestigasi suatu objek geometri

Berdasarkan indikator-indikator kecerdasan spasial di atas, maka indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

33 Kurnia Eka Lestari, et. al. Penelitian Pendidikan Matematika. (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), h.85.

Tabel 2.5

Indikator Kecerdasan Spasial Aspek/Komponen

Kecerdasan Spasial Indikator

Mempersepsi yakni

menangkap dan memahami sesuatu melalui panca indera.

a. Siswa mampu menyatakan kedudukan antar unsur-unsur suatu bangun ruang.

b. Siswa mampu mengidentifikasi dan mengklarifikasikan gambar geometri dengan mengelompokkan mana yang sejenis dan yang tidak sejenis.

Mentransformasikan yakni mengalihbentukkan hal yang ditangkap mata ke dalam wujud lain.

Siswa mampu membayangkan bentuk atau posisi suatu objek geometri yang dipandang dari sudut pandang tertentu meliputi menentukan bayangan pencerminan dan perputaran bentuk geometris. Visual-spasial (menentukan

hubungan yang logis) yakni sesuatu yang terkait dengan kemampuan mata khususnya warna dan ruang.

a. Siswa mampu mengonstruksi dan merepresentasikan model-model geometri yang digambar pada bidang datar dalam konteks ruang.

b. Siswa mampu menginvestigasi suatu objek geometri dari informasi visual yang ada.

Dokumen terkait