• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian memerlukan teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan wawancara sebagai metode utama.

1. Tes

Tes merupakan metode pengumpulan data penelitian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang. Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan yang memiliki respon/jawaban benar atau salah. Jawaban benar akan mendapat skor dan jawaban salah tidak mendapat skor.6 Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kecerdasan Spasial.

a. Tes Kecerdasan Spasial

Tes kecerdasan spasial bertujuan untuk menentukan tingkat kecerdasan spasial siswa baik tinggi, sedang, ataupun rendah. Tes spasial ini ditujukan untuk menguji sejauh mana kemampuan seseorang memvisualisasi suatu benda dan membuat pengertiannya serta berpikir secara abstrak melalui benda atau simbol-simbol. Dalam tes ini secara umum dikelompokkan dalam beberapa model tes yang semuanya menggunakan simbol-simbol atau gambar.7

6 Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2014), h.25.

7 Tim Psikologi, Try Out Lengkap Khusus Psikotes Gambar (Jogjakarta: Bukubiru, 2013), h. 49.

Indikator dalam tes kecerdasan spasial siswa dapat dilihat pada Tabel 2.6. Tes kecerdasan spasial yang digunakan adalah tes menurut buku Pintar Soal-Soal Psikotes untuk SMP dan SMA tahun 2013 oleh Dwi Sunar Prasetyono dengan penerbit Diva Press. Jumlah soal dalam tes kecerdasan spasial masing-masing aspek indikator berjumlah 10 butir, sehingga keseluruhan soal adalah 30 butir dalam bentuk pilihan ganda. Pada tes ini tidak perlu lagi dilakukan uji validitas isi, daya beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas.

Tabel 3.3

Sumber Tes Pengukuran Kecerdasan Spasial No. Aspek/Komponen

Kecerdasan Spasial Indikator Tes Pengukuran

1 Mempersepsi yakni menangkap dan memahami sesuatu melalui panca indera

c. Siswa mampu menyatakan kedudukan antar unsur-unsur suatu bangun ruang

d. Siswa mampu

mengidentifikasi dan mengklarifikasikan gambar

geometri dengan

mengelompokkan mana yang sejenis dan yang tidak sejenis

Buku Pintar Soal-Soal Psikotes untuk SMP dan SMA tahun 2013 oleh Dwi Sunar Prasetyono dengan penerbit Diva Press halaman 155-157.

2 Mentransformasikan yakni

mengalihbentukkan hal yang ditangkap mata ke dalam wujud lain

Siswa mampu membayangkan bentuk atau posisi suatu objek geometri yang dipandang dari sudut pandang tertentu

meliputi menentukan

bayangan pencerminan dan perputaran bentuk geometris.

Buku Pintar Soal-Soal Psikotes untuk SMP dan SMA tahun 2013 oleh Dwi Sunar Prasetyono dengan penerbit Diva Press halaman 159-160. 3 Visual-spasial

(menentukan

hubungan yang logis) yakni sesuatu yang terkait dengan

c. Siswa mampu

mengonstruksi dan

merepresentasikan model-model geometri yang digambar pada bidang datar

Buku Pintar Soal-Soal Psikotes untuk SMP dan SMA tahun 2013 oleh Dwi Sunar Prasetyono dengan

kemampuan mata khususnya warna dan ruang

dalam konteks ruang

d. Siswa mampu

menginvestigasi suatu objek geometri dari informasi visual yang ada.

penerbit Diva Press halaman 157-158.

Langkah-langkah dalam penyusunan tes kecerdasan spasial adalah sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi tes kecerdasan spasial yang di dalamnya memuat indikator mengenai kecerdasan spasial siswa.

2) Menyusun butir soal pada tes kecerdasan spasial.

3) Menentukan cara pemberian skor pada setiap butir soal tes kecerdasan spasial. 4) Melakukan tes kecerdasan spasial.

b. Tes Tertulis Geometri

Tes tertulis geometri diadakan sebagai Instrumen untuk memperoleh informasi tentang keterampilan geometri siswa berdasarkan tingkat berpikir Van Hiele. Tes tertulis geometri dibuat dengan pedoman indikator keterampilan geometri berdasarkan tingkat berpikir Van Hiele. Materi yang digunakan yaitu berkaitan dengan materi bangun ruang sisi datar. Jumlah soal dalam tes tertulis geometri adalah 5 soal dalam bentuk uraian. Instrumen tes sebanyak dua tipe yaitu A dan B. Kedua tipe instrumen dibuat dengan indikator yang sama. Kedua tipe Instrumen diberikan pada waktu yang berbeda untuk melihat keabsahan data dan sebagai panduan dalam Wawancara I dan II.

Berikut ini langkah-langkah dalam penyusunan tes tertulis geometri:

1) Menganalisis kompetensi dasar matematika yang digunakan di SMP Negeri 4 Bandar Lampung dan menentukan indikatornya

2) Menganalisis materi geometri kelas VIII yaitu bangun ruang sisi datar. 3) Menyusun kisi-kisi tes tertulis geometri.

4) Menyusun soal-soal tes tertulis geometri. 5) Melakukan validasi isi tes tertulis geometri. 6) Melakukan revisi soal-soal jika diperlukan. 7) Melakukan uji coba instrumen.

Hasil tes geometri tertulis siswa dapat menggambarkan keterampilan geometri siswa, yaitu pada keterampilan geometri visual, verbal, drawing, logical dan applied. Pada keterampilan visual, apakah siswa berada pada level 0,1, atau 2 pada tingkat berpikir Van Hiele. Begitu pula dengan keterampilan geometri verbal, drawing, logical dan applied apakah siswa berada pada level 0,1, atau 2 pada tingkat berpikir Van Hiele.

Butir-butir soal ditelaah validitasnya kemudian diuji coba sebelum digunakan untuk penelitian. Validitas yang digunakan yaitu validitas isi. Uji coba instrumen diberikan di luar kelas penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Hal tersebut dilakukan karena peneliti menyadari bahwa peneliti bukan ahli dalam membuat soal sehingga perlu dilakukan uji coba untuk melihat validitas dan reliabilitas soal agar mampu mengukur tingkat keterampilan siswa berdasarkan teori Van Hiele. Adapun proses yang dilalui instrumen adalah sebagai berikut:

1) Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid pabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.8

Validitas isi memastikan bahwa skala item-item telah cukup memasukkan sejumlah item yang representatif dalam mencerminkan domain konsep. Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya, karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional. Dengan kata lain, validitas isi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan seberapa baik dimensi dan elemen sebuah konsep digambarkan. Validitas isi terdiri dari:9

a) Validitas muka (face validity) adalah format penampilan tes (appearance)/ kesan yang mampu memberikan kesan untuk mengungkap apa yang hendak diukur.

b) Validitas logik (sampling validity) merujuk pada sejauh mana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur (untuk

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 211-212.

memperoleh validitas logik yang tinggi suatu tes harus dirancang dengan cermat sehingga benar-benar hanya butir yang relevan dan perlu menjadi bagian tes secara keseluruhan).

Uji validitas terhadap soal tes tertulis geometri dilakukan dengan menelaah butir-butir tes oleh validator ahli. Uji validitas isi terhadap soal tes tertulis geometri dalam penelitian ini dilakukan dengan penelaahan butir-butir tes oleh 3 orang validator, yaitu 2 dosen matematika dan 1 guru matematika. Butir soal yang tidak valid direvisi atau bila perlu dibuang.

Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonstruksi dengan para ahli dengan cara dimintai pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Setelah pengujian selesai dari para ahli, maka diteruskan uji coba instrumen. Instrumen yang telah disetujui para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi di ambil. Setelah data didapat dan ditabulasi, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan menganalisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Pearson Product Moment.10

Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan dengan

dengan dan tingkat kesalahan 5%. Jika

, maka butir soal disebut valid. Rumus Pearson Product Moment yang digunakan yaitu:11

10 Riduwan, Op.Cit. h. 97-98. 11 Juliansyah Noor, Op.Cit. h.169.

Dimana : = Koefisien korelasi

= Skor yang diperoleh seluruh subjek dari tiap item = Skor total yang diperoleh dari seluruh item = Jumlah skor dalam distribusi X

= Jumlah skor dalam distribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y = Banyaknya koresponden

2) Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang sama atau hampir sama jika instrumen tersebut diberikan untuk mengukur orang yang sama pada waktu yang berbeda. Metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, karena instrumen tes tertulis geometri berbentuk uraian maka rumus yang digunakan adalah Alpha dari Cronbach yaitu:12

12 Riduwan, Op.Cit. h. 115-116.

Dimana : = Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

= Jumlah item

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha adalah: a) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

Dimana : = Varians skor tiap-tiap item = Jumlah kuadrat item Xi

= Jumlah item Xi dikuadratkan = Jumlah responden

b) Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

Dimana : = Jumlah varians semua item = Varians item ke-1,2,3…..n c) Menghitung varians total dengan rumus:

= Jumlah kuadrat X total

= Jumlah X total dikuadratkan = Jumlah responden

d) Mencari nilai reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha.

Kesimpulan hasil uji reliabilitas dikonsultasikan dengan nilai dengan dan taraf signifikansi 5%. Kaidah keputusan jika berarti reliabel dan berarti tidak reliabel. Soal yang reliabel berarti dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa tang sama walau dalam waktu yang berbeda.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.13

Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan geometri siswa berdasarkan tahap berpikir Van Hiele dengan lebih dalam. Wawancara pada penelitian ini adalah wawancara dengan alat bantu pedoman wawancara dengan tujuan menemukan permasalahan secara terbuka, dimana subjek diminta mengemukaan pendapat dan ide-idenya. Wawancara dilakukan sebanyak 2

13 Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 130.

kali. Wawancara I dilaksanakan setelah subjek diberikan tes tertulis geometri tipe A sedangkan wawancara II dilaksanakan setelah subjek diberikan tes tertulis geometri tipe B.

Pedoman wawancara sebagai alat bantu wawancara hanya memberikan garis besar berkala atau pokok-pokok permasalahan, tidak diwujudkan pertanyaan secara tuntas. Wawancara ini bersifat mendalam. Wawancara dengan sistem pedoman ini memberikan kebebasan yang penanya untuk menanyakan lain di luar pedoman. Namun kebebasan tersebut tetap terbatas sepanjang tidak menyimpangdengan rencana penelitian yang telah dirumuskan.14 Wawancara bersifat semi terstruktur dan terbuka. Wawancara bersifat terbuka yaitu apabila subjek mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengerti maksud dari wawancara tersebut. Bersifat semi terstuktur yaitu pertanyaan wawancara bisa berkembang pada saat wawancara yang disesuaikan dengan indikator proses keterampilan geometri berdasarkan tingkat berpikir Van Hiele dengan tujuan untuk menggali informasi secara terbuka yang mungkin diperlukan untuk mendukung data.

Sebelum pedoman wawancara digunakan, perlu dilakukan validasi isi terlebih dahulu. Uji validitas terhadap soal tes tertulis geometri dilakukan dengan menelaah butir-butir pertanyaan oleh validator ahli. Uji validitas isi terhadap pedoman wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan penelaahan butir-butir tes oleh 3

14Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik (Jakarta:Rineka Cipta, 2015), h.43.

orang validator, yaitu 2 dosen matematika dan 1 guru matematika. Butir soal yang tidak valid direvisi atau bila perlu dibuang.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan pedoman wawancara adalah sebagai berikut:

a) Menyusun tujuan wawancara

b) Menyusun kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan selama proses wawancara.

c) Melakukan validasi pedoman wawancara oleh validator d) Melakukan revisi apabila diperlukan

Dokumen terkait