• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

B. Kedisiplinan Beribadah

Disiplin berasal dari kata ”dispcle” yang berarti Belajar. Disiplin

merupakan arahan untuk melatih dan membuat seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik.23 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), disiplin berarti latihan batin dan watak supaya mentaati tatatertib, kepatuhan pada aturan.24

Disiplin dalam arti yang positif seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini Hodges dalam Avin Fadillah Helmi mengatakan

22M. Arifin.Ilmu Pendidikan Islam,Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatakan Interdisipliner. (jakarta: PT. Bumi Aksara) h.29

23 Heru Subekti, Artikel Tentang Disiplin Kerja, Selasa 25 Maret 2009

24 Muhammad Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Amani) h.84

bahwa disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. 25

Menurut Nurcholis Madjid dalam Uliana Rahmawati mengatakan bahwa ditinjauan dari sudut ajaran kegamaan, disiplin adalah sejenis perilaku taat atau patuh yang sangat terpuji. Tetapi agama juga mengajarkan bahwa ketaatan dan kepatuhan boleh dilakukan hanya terhadap hal-hal yang jelas tidak melanggar larangan Allah SWT.26

Dari pendapat diatas bisa dapat disimpulkan bahwasanya disiplin merupakan latihan pola pikir untuk mengatur keyakinan jiwa yang didasari dengan ketaatan perilaku yang teratur.

Disiplin menurut Flippo dalam Atmodiwirjo(2000) disiplin adalah setiap usaha mengkordinasikan perilaku seseorang ada masa yang akan datang dengan menggunakan hukum dan ganjaran.

Dari urian diatas dapat disimpulkan bahwasanya untuk mengkordinasikan perilaku seseorang dari masa kemasa yang akan datang harus diberikan sebuah hukuman dan ganjaran supaya bagaimana hidup seseorang itu bisa terarah.

Menurut M. Hafi Anshori, disiplin adalah suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsyafannya mematuhi peraturan-peraturan atau larangan yang ada terhadap suatu hal karna mengerti betul-betul perintah atau larangan.27

25Avin Fadillah Helmi, Disiplin Kerja,(Buletin Psikologi,Vol 4 No 2, Desember 1996) h.33

26 Uliyana Rahmawati, Hubungan Antara Kedisiplinan Ibadah Shalat Disekolah Dengan Kedisiplinan Dirumah Siswa Kelas VB SD N Kateguhan 2 Tawang Sari Sukoarjo Tahun Pelajaran 2017/2018, ( Skripsi: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbyah Dan Keguruan, Institut Agama Islam Negara Surakarta) h.11

27 M. Hafi anshori,Pengantar Ilmu Pendidikan, (PT. Usaha Nasional, Surabaya 1983) h.66

22

Dari pernyataan diatas kita dapat simpulka bahwasanya disiplin dapat juga dilakukan dengan baik apa bila seseorang itu betul-betul mengerti tentang sebuah aturan terhadap suatu hal.

Menurut melayu S.P Hasibuan, defenisi disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusaahan dan norma-norma sosial yang berlaku.28

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya sikap seseorang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas tanggung jawabnya.

2. Kedisiplinan ibadah

Secara etimologi ibadah berarti merendahkan diri serta tunduk (Jawas 2008). Sedangkan menurut Syar’a, ibadah mempunyai beberapa pengertian yang mencakup taat kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-Nya melalu lisan para Rasul-Nya, merendahkan diri kepada Allah SWT, dengan ketundukan yang disertai dengan rasa mahabbah(kecintaan) yang paling tinggi, serta segala perilaku yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT baik berupa ucapan dan perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.

Mejalankan agama menjadi parameter utama kehidupan ini pendidikan agama disekolah sebaiknya ditentukan pada pembiasaan beribadah kepada

28 Melayu S.P Hasibuan, Manejemen Sumber Daya Manusia,Edisi Revisi. (Jakarta: PT: Bumi Aksara, 2001)

peserta didik, yaitu kebiasaan untuk melaksanakan atau mengamalkan ajaran agama puasa, dan sebagainya.29

Ibadah secara etimologi berasal dari bahasa arab yaitu ‘abada, ‘ibada,

‘abadatun, yang artinya melayani, patuh, tunduk. Sedangkan menurut terminologi adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridohi Allah azza wajalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zahir maupun yang batin. 30

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya kedisiplinan beribadah merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT untuk tunduk patuh pasrah kepada ajaran islam yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Ibadah juga usaha berarti segala usaha lahir dan batin yang sesuai dengan perintah agama yang harus dituruti oleh pemeluknya. Secara umum ibadah juga dapat diartikan sebagai upacara yang berhubungan dengan agama.

Ibadah juga didasari oleh kesadaran beragama pada manusia yang membawa konsekuensi manusia itu melakukan penghambaan kepada Tuhannya. Manusia yang menjalani hidup beribadah adalah manusia yang menjalani hidupnya dengan pegangan yang teguh apa yang dipercainya yang diwahyukan oleh Allah SWT.31

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin beribadah adalah sebuah perasaan taat dan patuh terhadap perbuatan atau pernyataan terhadap Allah yang didasari oleh peraturan agama.

29Jamal Ma’ruf Asmani, Tips Menjadi Guru Yang Efektif, kreatif, Dan Inofatif, (yogyakarta: Diva Pers 2009) h.94-95

30 Amin Syukur, Pengantar Studi Islam,(Semarang: CV. Bima Sakti,2003), h.80

31 Jurnal, AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA,Vol. 1. No. 3, Maret 2012

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan menjelaskan yang mengarah pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif, penelitian membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpunan dengan pengamatan seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yang pertama yaitu, mengembangkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua mengembangkan dan menjelaskan (to describe and explaim).32

Dengan demikian peneliti akan menyimpulkan bahwa Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok yang

32 1Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2012), h. 6.

bertujuan untuk mengembangkan dan mengungkap (to describe and explore) dan mengembangkan dan menjelaskan (to describe and explaim).

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Wilayah diSamakan. Dan yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah Guru dan Siswa di SMA Muhammadiyah Wilayah diSamakan. Karena adanya beberapa siswa pada saat waktu shalat masih berkeliaran dan minimnya kesadaran siswa-siswi tentang ibadah.

C. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah:

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam.

2. Membina Sikap Kedisiplinan Beribadah

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi Deskripsi fokus penelitian adalah:

1. Guru pendidikan agama Islam

Guru pendidikan agama Islam ialah membentuk karakter siswa dalam mengembangkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, guru pendidikan agama islam juga harus mengembangkan keterampilan anak, sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan didalam hidupnya.

2. Membina Sikap Kedisiplinan Beribadah

Kedisiplinan beribadah merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT

26

untuk tunduk patuh pasrah kepada ajaran Islam yang ditetapkan oleh Allah SWT. Jadi membina sikap kedisplinan beribadah dapat di artikan sebagai mengubah prilaku sikap yang awalnya kurang taat kepada Allah SWT.

Terhadap ajaran yang telah di tetapkan.

E. Sumber Data

Penelitian ini adalah penelitian pengamatan yang bertumpu pada sumber data berdasarkan situasi yang terjadi atau social situation. Sumber data penelitian yang penerapannya dilakukan pada jenis penelitian kualitatif. Jadi, yang dimaksud 31 sumber data dalam penelitian ini adalah semua guru pendidikan agama islam yang ada di SMA Muhammadiyah di Samakan yang akan memberikan data yang valid terhadap objek penelitian ini yang dijadikan sebagai sumber data.

Adapun penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu :

1. Data primer adalah data utama yang diambil langsung dari para informan dengan menggunakan instrumen observasi. Informannya adalah semua guru pendidikan agama islam di SMA Muhammadiyah di Samakan.

2. Data sekunder adalah data bersifat pendukung yang bersumber dari dokumen-dokumen serta hasil wawancara yang dilakukan untuk mendukung data utama penelitian ini.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian, sebagai alat bantu untuk mengumpulkan dan memverifikasi data yang diperlukan, untuk menjawab rumusan masalah penelitian diperoleh melalui instrumen. Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

berupa : Pedoman wawancara adalah alat yang digunakan pada saat di interview atau informasi yang terkait untuk mengetahui pengembangan spiritual.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang impiris digunakan teknik pengumpulan data, maksud dari pengumpulan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka melengkapi data yang diperlukan.

a. Observasi

Metode ini biasanya yang diartikan, “pengamatan dan pencatatan yang sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.33 Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi sistematik yaitu pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.34 b. Wawancara

Teknik wawancara adalah suatu percakapan yaitu tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. Wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara dan responden. Walaupun bagi pewawancara, proses tersebut adalah salah satu bagian dari langkah-langkah dalam penelitian ataupun pewawancara dan responden menggangap bahwa wawancara adalah bagian dari penelitian, tetapi sukses tidaknya pelaksanaanya wawancara bergantung sekali dari proses interaksi yang terjadi suatu elemen yang paling

33 Gebriel Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Puataka Pelajar, 2004), h. 91

34 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung Alfabeta, 2011), h. 308

28

penting dari interaksi yang terjadi adalah wawancara dan pengertian (insignt).35

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tentang bagaimana peran guru pendidikan agam islam dalam membina kedisiplinan beribadah bagaimana cara perkembangan siswa sehingga siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Dan dalam hal ini, yang akan peneliti wawancarai adalah Guru Pendidikan Agama Islam dan Siswa di SMP Muhammadiyah Wilayah Disamakan serta informasi lain yang terkait dengan masalah tersebut.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah “mencari dan mengenal hal-hal atau variabel tang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda, dll” Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.36

H. Teknik Analisis Data

Di dalam penelitian ini pada hakekatnya berwujud penelitian deskriptif kualitatif. Maka teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa deskriptif. Penerapan teknik analisa deskriptif dilakukan melalui 3 alur kegiatan, yaitu:

35 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor Selatan : 2005), h. 194

36 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005), h.

181.

1. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, pemusatan pada penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang memajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu untuk menghasilkan data yang potensial untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Reduksi data adalah suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabdian, transformasi, data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, redaksi data berlangsung secara terus-menerus selama pengumpulan data berlangsung.

2. Data Display ( Penyajian Data)

Penyajian data display yaitu mendeskripsikan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentu teks naratif. Penyajian juga berbentuk matrik, diagram tabel dan bagan. Semua dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

Sehubungan dengan data yang diperoleh terdiri dari kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf, maka penyajian data yang paling sering digunakan adalah berbentuk uraian naratif yang panjang dan terpencar-pencar bagian demi bagian, tersusun kurang baik, maka dari itu informasi yang bersifat

30

kompleks, disusun ke dalam suatu kesatuan bentuk yang lebih sederhana dan selektif, sehingga mudah dipahami.

3. Conclusion Drawing/Verification

Penarikan kesimpulan atau Verification merupakan bagian akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yang menemukan makna data yang telah disajikan. Cara yang digunakan bervariasi, dapat menggunakan perbandingan kotras, menemukan pola dan tema, pengelompokan, dan menghubung-hubungkan satu sama lain.

Makna yang ditemukan peneliti harus diuji kebenrannya, kecocokannya, dan kekokohannya.

Verifikasi merupakan rangkaian analisis data puncak. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif membutuhkan verifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi yang dimaksudkan untuk menghasilkan kesimpulan yang valid.

31

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan.

1. PROFIL SEKOLAH

Nama Sekolah :SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan Alamat : Jl. A. Mappaoddang No. 17 A Makassar Nama KepalaSekolah :H. K a' bai, S.Pd.

Kec/Kota : Tamalate/Makassar

Kode Pos : 90223

No. Telepon : -

Nama Yayasan :Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Wilayah Provensi : Sulsel

NSS / NSM / NDS : 302196006102

Tahun Didirikan : 1990 ( Alih fungsi dari SPG Muhammadiyah Wilayah Sulsel)

Tahun beroperasi : 1990

Nomor Rekening Bank: :BNI Cab. Makassar 0224729347 SMA Muhammadiyah

Status Sekolah : Swasta Waktu Penyelenggaraan : Pagi TahunDiakreditasi : 2014

32

Status Akreditasi : Tipe A

Luas Tanah :1600 m2

Luas SeluruhBangunan :900 m2

2. Riwayat Singkat Pendiri dan Pembina Sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan

SMA Muhammadiyah Disamakan berdiri pada tanggal 04 Agustus tahun 1968 dan berlokasi di Jalan A. Mappaoddang No. 17 A Makassar, Sulawesi Selatan, dengan pimpinan pertamanya adalah Dg. Tinggi. Peresmian sekolah ini ditandai dengan penempatan batupertama oleh walikota Makassar saat itu. Pada awal sekolah ini pertama kali dibangun bukan dengan nama SMA Muhammadiyah Disamakan, melainkan bernama SMA PGRI Muhammadiyah. Seiring dengan perkembangan dan prestasi yang diraih oleh sekolah, barulah kemudian berubah nama menjadi SMA Muhammadiyah Disamakan. Sekarang yang menjadi kepala sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan adalah bapak H. Ka’bai S.Pd., beliau merupakan aktivis Muhammadiyah.

Dari unsur pendidik, SMA Muhammadiyah Disamakan memiliki tenaga pendidik sebanyak 17 orang dan beberapa diantaranya telah memperoleh gelar magister dan yang lainnya bergelar sarjana pendidikan. Disamping itu, sarana dan prasarana diusahakan pengembangannya sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif. Gedung yang sudah ada meliputi: gedung belajar sebanyak 5 ruangan, 1 ruangan Lab. IPA yang sekarang dialih fungsikan menjadi ruang kelas, 1 perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah dan ruangan guru.

3. VISI, MISI, Dan TUJUAN SEKOLAH a. VISI

“Meningkatkan kualitas hidup umat sebagai hamba Allah yang beriman dan bertakwa dengan pengetahuan ke Islaman melalui pendidikan Ismuba menuju tercapainya tujuan pendidikan Nasional”.

b. MISI

1) Berupaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan Iptek.

2) Meningkatkan profesionalisme dari semua unsur yaitu unsur pendidik dan anak didik.

3) Menyusun langkah-langkah yang strategis dan mempromosikan sehingga memiliki keunggulan.

4) Menumbuhkan daya tarik sekolah dengan membina dan menyelenggarakan proses pembelajaran yang disiplin.

5) Pembenahan dan penyelenggaraan administrasi pendidikan yang mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Depdiknas dan Dikdasmen Muhammmadiyah Willayah Sulsel.

6) Membenahi dan melengkapi sarana dan prasarana sekolah.

c. Tujuan

Membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berdisiplin, tanggung jawab, cinta tanah air, memajukan dan memperkembangkan ilmu pengetahuan dan

34

keterampilan, dan beramal menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

4. Fasilitas Sekolah

Sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan berlantai dasar yang dilengkapi dengan ruangan: kantor, ruangkelas, lab. komputer, Mushollah, dan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1:Kondisi Gedung Sekolah

No. Jenis, Ruangan Jumlah Luas Keterangan 1 Ruangan Kepala Sekolah dan

Wakil 1 6 × 5 m2 Berfungsi

Sumber : Data SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar

Berdasarkan data di atas kondisi gedung, kelas dan ruangan lainnya yang terdapat di SMA Muhammadiyah Disamakan sudah memadai untuk melaksanakan proses belajar mengajar.

5. Struktur Organisasi Sekolah

SMA Muhammadiyah Disamakan dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh beberapa orang wakil kepala sekolah yang membidangi urusan kesiswaan, kurikulum, dan urusan humas, sarana dan prasarana serta guru PNS maupun honorer dan staf tata usaha serta petugas keamanan 6. Pendidik

Tabel 2.2 : Struktur Organisasi Sekolah

No Nama Jabatan Alamat

1 H. Ka'bai, S.Pd. KepalaSekolah/ Guru

Kemuhammadiyahan Jl. Sarappo No.78

2 Drs. H. Abd. Kadir

5 Drs. Haeruddin Guru Kimia Jl. PallantikangKompHasn A/18 6 A. Junaede, S.Pd., M.Pd Guru Fisika BukitTamarunang F1/ 22 ,Gowa 7 Mulyati L, S.Pd Guru Biologi Jl.AljibraPanggentungan

8 Muhammad fauzan,

S.Pd.,M.Pd Guru Pendais/Bhs. Arab Jl. Andi mangngerangi

9 Hijerah, S.Pd.I Guru Bhs. Inggris Bukit Tamarunang F1/ 22 ,Gowa 10 Muh. Taufik, S.Pd Guru Matematika Jl. Dg. Tata 1 Blok V No. 8 11 Muh. Fajriadi, S.Pd Guru Sosiologi Kampung BeruJipang GOWA 12 Kasmawati, S.Pd Guru Sejarah Bajiminasa 2 Dalam No. 87

13 Eli Irmawati, S.Pd Guru matematika Jl.HoscokroaminotoSungguminasa 14 Muhammad Ikbal,S.Pd. Guru Penjaskes Jl. Pelita Raya 8

15 Kamarudiyanto, S.Pd. SeniBudaya Jl. AP. Pettarani II Lr.7 16 JainalKaraing, S.Pd. Kemuhammadiyahan Jl. A. Mappaoddang

36

17 Sulfirawati, S.Pd. Ekonomi Jl. Kandea 2 Lr.118B No.24 Sumber: Data SMA Muhammadiyah Disamakan

7. Staf

Sumber: Data SMA Muhammadiyah Disamakan

8. Keadaan Siswa

Siswa-siswi yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Disamakan adalah mereka yang sudah terdaftar dan sebagian kecil adalah pindahan dari sekolah lain yang sederajat.

1. Jumlah Siswa

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, jumlah siswa di sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan tahun ajaran 2019/2020 secara keseluruhan adalah 75 siswa yang terdiri dari: kelas X sebanyak 25 siswa, kelas XI sebanyak 33 siswa, dan kelas XII sebanyak 17 siswa.

9. Tatib siswa

A. Kewajiban siswa

1. Berpakean seragam sekolah, sopan, bersih dan rapi ( SK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 100/C/Kep/D1991 ) 2. Pakaian seragam sekolah adalah :

a. Celana panjang / rok warna abu- abu

b. Kemeja / blus warna putih c. Sepatu hitam dan kaos kaki putih

d. Lambang OSIS dijahit di atas saku kemeja / blus di dada sebelah kiri

e. Papan nama dijahit pada kemeja sebelah kiri

f. Lokasi dijahit pada tangan kemeja sebelah kanan atas

g. Untuk siswi, jilbab putih dipakai hari Senin dan Selasa, sementara jilbab abu-abu dipakai hari Rabu dan Kamis.

3. Setiap siswa pada hari sekolah sudah berada di sekolah pada jam 07.15 sampai sekolah usai.

4. Setiap siswa diharapkan mengikuti semua kegiatan pandidikan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana sekolah yang meliputi :

a. Kegiatan intra kurikuler b. Kegiatan ko-kurikuler c. Kegiatan ekstra kurikuler.

5. Setiap siswa menghormati kepala sekolah, Ibu dan bapak guru serta karyawan sekolah

6. Setiap siswa harus saling menghormati sesama teman dan selalu memupuk rasa kekeluargaan

7. Setiap siswa harus minta izin kepala sekolah atau kepada wakil nya yang ditunjuk bila siswa tidak masuk sekolah atau meninggalkan sekolah sebelum waktu belajar

38

8. Setiap siswa secara nyata harus melibatkan diri dalam usaha menjaga dan memelihara keamanan sekolah, kebersihan sekolah, dan ketertiban sekolah

9. Setiap siswa diwajibkan melunasi SPP, Iuran OSIS, sumbangan yang sesuai dengan ketentuan selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan ( Jika ada )

10. Setiap siswa harus belajar dengan giat dan tekun, rajin, membaca, gemar melakukan penelitian dan mampu memanfaatkan waktu terluang dengan kegiatan yang bermanfaat.

11. Setiap siswa harus melapor kepada guru, wali kelas, guru BP dan kepala sekolah bila timbul permasalahan diantara siswa untuk dapat diselesaikan dengan baik.

B. Larangan Siswa

1. Dilarang memakai perhiasan berlebih-lebihan ke sekolah

2. Siswa dilarang menggunakan atau mengaktifkan HP pada saat pelajaran berlangsung

3. Siswa dilarang membawa buku bacaan cabul, foto cabul, serta bacaan lainnya yang tidak sesuai dengan pelajaran sekolah

4. Siswa dilarang memukul, berkelahi sesama teman sekolah baik secara perorangan maupun berkelompok antar kelas.

A. Ketentuan lain

1. Siswa yang terlambat datang sekolah dan masuk belajar akan diberikan sanksi

2. Siswa yang tidak ikut belajar 2-3 hari dalam satu pekan tanpa izin/keterangan, akan dipanggil orang tua/walinya dan siswa diberi sanksi yang lebih berat

3. Siswa yang tidak ikut belajar 7-15 hari selama satu semester tanpa izin/keterangan tidak diikutkan pada ujian semester

4. Siswa yang tidak ikut belajar 7-15 hari secara berturut-turut akan dipanggil orang tua/walinya dan diberi surat pindah/dikeluarkan 5. Siswa yang ketahuan oleh guru menggunakan HP pada saat

pelajaran berlangsung, HP-nya akan disita dan diminta kepada orang tuanya untuk menghubungi guru BP.

B. Peran Guru PAI dalam membina kedisiplinan beribadah siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan

Berdasarkan dari pembahasan pada Bab sebelumnya bahwa peran guru sangat berpengaruh pada kedisiplinan beribadah siswa sebab dari beberapa uraian telah dijelaskan untuk membentuk karakter siswa dalam mengembangkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari, guru pendidikan agama islam juga harus mengembangkan keterampilan anak, sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan didalam hidupnya. Data yang dihasilkan di lapangan adalah data yang menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menunjukkan data yang bersifat imajinatif sebab hal ini dimaksudkan untuk memahami segala aspek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Adapun hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Muhammad Fauzan S.Pd.i., M.Pd.i selaku guru pendidikan agama Islam, beliau

40

menagatakan bahwa.

“Tentunya by example, guru pertama-pertama harus menjadi contoh, bukan sekedar menyuruh beribadah namun juga mengajak beribadah harian bersama-sama. Karena ibadah adalah pembiasan maka harus dilakukan setiap hari sampai siswa memiliki kesadaran beribadah.”37 Dari hasil wawancara antara peneliti dengan beliau, peneliti memahami bahwa terlebih dahulu guru harus memulai dari dirinya sendiri dalam beribadah bukan sekedar menyuruh siswanya namun mengajak melaksanakan ibadah secara berjamaah. Dikarnakan ibadah merupakan bentuk pembiasaan yang harus dilakukan setiap hari karena itu merupakan bentuk ketaqwaan kepada Allah swt.

Seperti halnya yang telah dijelaskan dalam pembahasan di BAB II bahwa kehadiran

Seperti halnya yang telah dijelaskan dalam pembahasan di BAB II bahwa kehadiran

Dokumen terkait