• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA SIKAP BERIBADAH SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH WILAYAH DISAMAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA SIKAP BERIBADAH SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH WILAYAH DISAMAKAN"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA SIKAP BERIBADAH SISWA DI

SMA MUHAMMADIYAH WILAYAH DISAMAKAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendididkan (S. Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh ERWIN RUSDI

105191100116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

(2)

ii

SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH WILAYAH DISAMAKAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendididkan (S. Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh ERWIN RUSDI

105191100116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

(3)

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS AGAMA ISLAM

Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV Telp. (0411) 851914 Makassar 90223

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi saudara Erwin Rusdi, NIM. 105191100116 yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina sikap Kedisiplinan Beribadah Siswa di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan” telah diujikan pada hari Sabtu, 20 Rabi’ul Akhir 1442 H / 05 Desember 2020 M, dihadapan tim penguji dan dinyatakan telah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

20 Rabiul Akhir 1442 H Makassar, ---

05 Desember 2020 M Dewan penguji :

Ketua : Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si (...) Sekertaris : Dr. Abdul Fattah, S. Th.I., M.Th.I (...) Anggota : Dra. Hj. Atika Achmad, M.Pd (...) : Ahmad Abdullah, S.Ag., M.Pd.I (...) Pembimbing I : Dr. Hj. Maryam M.Th.I (...) Pembimbing II : Nurhidaya M., S.Pd.I., M.Pd.I (...)

Disahkan Oleh:

Dekan FAI Unismuh Makassar

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I NBM : 554612

(4)

iv

FAKULTAS AGAMA ISLAM

Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV Telp. (0411) 851914 Makassar 90223

BERITA ACARA MUNAQASYAH

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar telah mengadakan sidang Munaqasyah pada: Hari / Tanggal : Sabtu, 05 Desember 2020 M / 20 Rabiul Akhir 1442 H.

Tempat : Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar Gedung Iqra Lantai 4 Fakultas Agama Islam.

MEMUTUSKAN Bahwa saudara

Nama : ERWIN RUSDI Nim : 105191100116

Judul Skripsi : PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA SIKAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH WILAYAH DISAMAKAN

Dinyatakan : LULUS

Ketua Sekertaris

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si NIDN : 0931126249 NIDN : 0906077301

Dewan Penguji

1. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si (...) 2. Dr. Abdul Fattah, S.Th.I., M.Th.I (...) 3. Dra. Hj. Atika Achmad, M.Pd (...) 4. Ahmad Abdullah, S.Ag., M.Pd.I (...)

Disahkan Oleh:

Dekan FAI Unismuh Makassar

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I NBM : 554 612

(5)

v

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina sikap kedisiplinan beribadah siswa di SMA Muhammadiyah Wilayah di Samakan

Nama : Erwin Rusdi

Nim : 105191100116

Fakultas/ Jurusan : Agama Islam / Pendidikan Agama Islam

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dihadapan tim penguji ujian skripsi pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 01 Dzulhijjah 1441 H

22 Juli 2020 M

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Maryam M.Th.I. Nurhidaya M., S.Pd.I., M.Pd.I.

NIDN: 00306012 NIDN: 09155098605

(6)

vi Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Erwin Rusdi NIM : 105191100116

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Agama Islam

Kelas : A

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya menyusun sendiri skripsi saya ( tidak dibuatkan oleh siapapun ) 2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( Plagiat ) dalam menyusun skripsi.

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2, dan 3 saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 23 Rabiul Akhir 1442 H 08 Desember 2020 M

Yang membuat pernyataan

Erwin Rusdi NIM : 105191100116

(7)

vii ABSTRAK

ERWIN RUSDI :Nim 105191100116. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina kedisiplinan Sikap Beribadah Siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan dibimbing oleh Hj.Maryam dan Nurhidaya M.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Peranan guru pendidikan agama islam dalam sikap beribadah di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan, untuk mengetahui kedisiplinan beribadah siswa SMA Muhammadiyah Disamakan, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina sikap beribadah siswa di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian adalah Guru dan siswa instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dokumentasi. Tekhnik analisis data yang digunakan yaitu tekhnik reduksi data, penyajian data, verifikasi data.

Hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut: Dalam membina sikap beribadah siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan Guru mempunyai banyak peran antara lain: Guru sebagai pembimbing, sebagai teladan, sebagai fasilitator, sebagai motivator, sebagai evaluator. Kedisplinan beribadah siswa SMA Muhammadiya Wilayah Disamakan masih sedikit siswa yang memiliki kesadaran untuk beribadah seperti shalat berjam’ah, jum’at ibadah, kultum, shalat dhuha, membaca qur’an dan membiasakan hidup bersih pada saat melaksanakan shalat.

Faktor pendukung yaitu: Peran Guru PAI, sudah cukup maksimal dalam membimbing, mengarahkan, memotivasi, mengevaluasi, dalam membina kedisiplinan beribadah disekolah dan ketersediaan tempat ibadah dan prasarananya.

Sedangkan faktor penghambat yaitu: Faktor lingkungan, kurangnya kerja sama antara orang tua dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina sikap beribadah siswa, dan kondisi masjidnya pun tidak luas sehingga tidak mampu menampung siswa untuk beribadah, minimnya perhatian orang tua dalam hal ibadah putra-putrinya belum merata kesadaran siswa tentang pentingnya ibadah.

Kata Kunci: Guru Pendidikan Agama Islam dalam sikap Beribadah

KATA PENGANTAR

(8)

viii

، َْيِْمـَلاَعلا ِ بَر ِلله ُدْمَحـلا ٍدَّمَحـُم اَنِبْيِبَحَو اَنِ يِبَن ، َْيِْلَسْرُمـلاَو ِءاَيِبْنَلأا ِفَرْشَأ ىَلَع ُم َلََّسلاَو ُة َلََّصلاَو

ُدْعَـب اَّمَأ ، ِنْيِ دلا ِمْوَـي َلَِإ ٍناَسْحِِبِ ْمُهَعِبَت ْنَمَو ، َْيِْعَمـْجَأ ِهِبْحَصَو ِهِلآ ىَلَعَو

Alhamdulillahi robbil alamin, itulah kata yang sepantasnya penulis ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt atas Inayah, Taufik dan Hidayah- Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Banyak kendala dan hambatan yang dilalui oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini, akan tetapi dengan segala usaha yang penulis lakukan sehingga semuanya itu dapat teratasi. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi pembawa risalah, petunjuk dan menjadi suri tauladan di permukaan bumi ini.

Keberadaan skripsi ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu peneliti. Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat:

1. Kedua orangtua Bapak Rusdi dan Ibu Suriyani, serta saudara-saudaraku tercinta, yang dengan kelembutan dan kesabaran hati telah memberikan perhatian, kasih sayang dan motivasi baik spiritual maupun material yang senantiasa mengiringi langkahku.

2. Saya ucapkan terimakasih kepada Sri Wahyuni Novianti yang selalu mensupport dan memotivasi dalam mengerjakan skripsi

3. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof.Dr. H.Ambo Asse.,M .Ag.

dan para wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

4. Dekan Fakultas Agama Islam Drs. Mawardi Pewangi M.Pd.I beserta seluruh wakil Dekan.

5. Dr.Amirah Mawardi,S.Ag., M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

6. Dr.Hj.Maryam M.Th.I dan Nurhidaya M.,S.Pd.I.,M.Pd.I., yang telah membimbing penulis dengan mencurahkan segala waktu dan fikirannya dalam penyusunan skripsi ini.

7. Para Dosen serta Pegawai dalam lingkup Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan

8. Bapak H. Ka’ibah, S.Pd, selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan 9. Bapak Muhammad Fauzan S.Pd.I.,M.Pd.I., Selaku guru PAI SMA

Muhammadiyah Wilayah Disamakan

10. Peserta didik SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan

11. Teman-teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dan masih banyak lagi yang tidak disebut satu persatu, akhirnya kepada Allah peneliti serahkan segalanya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

(10)

x

Makassar, 14 Rabi’ul Awal 1442 H 16 Oktober 2020 M

Erwin Rusdi

DAFTAR ISI

(11)

xi

HALAMAN SAMPUL ... i

... HALAMAN JUDUL ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

BERITA ACARA MUNAQSYAH ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Sikap Kedisiplinan Beribadah ... 10

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ... 10

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 17

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 19

B. Kedisiplinan Beribadah ... 20

(12)

xii BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 25

C. Fokus Penelitian ... 25

D. Deskripsi Penelitian ... 25

E. Sumber Data ... 26

F. Instrument Penelitian ... 26

G. Teknik Pengumpulan Data ... 27

H. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan ... 31

1. Profil Sekolah ... 31

2. Riwayat Singkat Pendiri dan Pembina Sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan ... 32

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 33

4. Fasilitas Sekolah ... 34

5. Struktur Organisasi ... 35

6. Keadaan Pendidik 2020/2021 ... 35

7. Keadaan Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran 2020/2021 ... 36

8. Keadaan Siswa Tahun 2020/2021 ... 36

(13)

xiii

9. Tata Tertib Siswa ... 37 B. Peran Guru dalam Membina Kedisplinan Beribadah Siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan ... 39 C. Kedisplinan Beribadah Siswa diSMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan

... 42 D. Faktor Pendukung dan Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Kedisplinan Beribadah Siswa SMA Muhamadiyah Wilayah Disamakan ... 44 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 49 B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA ... 49 Lampiran

Riwayat Hidup

(14)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu pilar dan modal utama dalam mengantisipasi, menyongsong masa depan, karena pendidikan selalu di orientasikan untuk mengembangkan sumber daya peserta didik guna dapat berperan di masa yang akan datang dan diarahkan kepada kebutuhan manusia. Hal ini sesuai dengan apa yang di amanahkan pemerintah dalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional No 20 Tahun 2003. Bahwa tujuan pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan tujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat berilmu, cakep, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratif serta dan bertanggung jawab.

Guru yang profesional memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melati, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Untuk itu keahlian dan kemahiran tentunya memenuhi standar mutu pendidikan sebagai tenaga mengajar, sehingga terkadang suatu konsep bahwa guru profesional yang bekerja sesuai dengan fungsi dan tujuannya harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntun agar guru mampu melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya, karena pekerjaannya seorang guru tidak bisa dikerjakan

(15)

2

oleh sembarang orang. Guru adalah pendidik profesional yang punya peran dan pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar serta keberhasilan pendidikan.

Jabatan guru disebut sebagai pekerjaan profesional, yang menghendaki guru harus bekerja secara profesional berarti bekerja dengan keahlian halnya dapat diperoleh melalui pendidikan khusus. Guru tentu telah mengikuti pendidikan keahlian melalui lembaga pendidikan.

Berdasarkan tersedianya peluang, sumber-sumber penguatan pada Guru melibatkan dirinya didalam pembaharuan aktivitas mandiri untuk mengembangkan kehidupan kelas menjadi lebih relevan dan menarik minat murni mereka, dengan filosofi ini, aktivitas pelatihan lebih beriklim dialogis, para guru diberikan kesempatan lebih banyak mengutarakan pikiran dan pengalamannya, dan bukan disuruh untuk mendengarkan kicauan penatar dan instruktur, karna itu, dapat dimengerti apa bila guru-guru kita yang telah mendapatkan beragam pelatihan itu, tidak mempunyai daya nalar pengetahuan terhadap rekan sejawatnya. Guru sebagai salah satu tenaga pendidikan merupakan sumber daya yang sangat berperan dalam mewujudkan penyelenggaraan pendidikan sehingga mampu menciptakan anak didik yang cerdas dan bermartabat yang bermutu. Berbagai upaya yang dilakukan pemeritah dalam bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan kemampuan guru agar dapat menjalankan kewajibannya dengan baik.

Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber sepaerti membaca buku-buku terbaru, mengakses di internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi

(16)

yang di sajikan. Guru dalah tenaga pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik agar anak didik memiliki kepribadian yang paripurna. Suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Pengertian mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni: pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan pada perbuatan yang diamati, kedua sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, efektif dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaan secarah utuh. Keempat komponen kemampuan dasar guru yang harus dimiliki guru adalah:

1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku

2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang binaannya

3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman,dibidang studi yang dibina

4. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.1

Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai peran dan pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar serta keberhasilan pendidikan. Jabatan Guru juga bisa disebut pekerjaan profesional artinya, jabatan ini memerlukan sesuatu keahlian khusus, sebagai orang yang melihat bahwa dokter, ahli hukum, insinyur, dan lain sebagainya sebagai profesi sendiri. Pekerjaan ini tidak biasa dilakukan oleh orang tanpa memiliki keahlian atau kompetensi guru. Guru yang profesional harus memerlukan keahlian khusus karena sebagai sesuatu profesi yang tidak bisa sembarang orang yang melakukannya, guru harus memiliki syarat sebagai profesional.

Seorang guru mesti dua konsep dasar, yaitu kepengajaran dan kepemimpinan. Guru harus mengerti dan bisa mempraktekan konsep efektif agar tujuan pendidikan tercapai. Namun tak dapat dipungkiri bahwa kondisi setiap zaman berbeda, begitu

1 Latifa Husein, profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional, (I-Yogyakarta 2007) h.1

(17)

4

pula kondisi setiap daerah. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pada keberhasilan pendidikan bijaksana.2

Guru dalam proses pembelajaran dalam kelas dipandang dapat memainkan peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual, serta kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dapat bersosialisasi dengan baik.

Guru juga mempunyai peran yang strategi dalam upaya mewujudkan tujuan pembangun Nasional, khusus dibidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Dimana seorang Guru juga akan berperan memotivasi siswanya untuk bekerja keras dalam mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

Guru dikelas mesti memberikan contoh yang baik kepada siswa dikelas.

Akhlak guru juga yang memancar menjadi inspirasi pembentukan karakter peserta didik dikelasnya. Tak hanya itu, guru harus bisa memberikan motivasi bagi siswa dikelas. Sosok ibu yang Muslimah dalam kisah Laskar pelangi adalah contoh guru yang bisa memberikan contoh tauladan kepada murid-murid sekolah pelosok dipulau kecil. Padahal, sekolah yang menjadi tempat pengabdian ibu Muslimah tidak memberikan fasilitas yang mendukung untuk proses pengajaran, namun ibu Muslimah dengan sarana dan prasarana ala kadarnya tetap mampu mendidik anak- anaknya untuk menjadi manusia yang berkarakter yang kuat. Inilah peran lain

2 Jimmy Soeputra, kompetensi Pedagogic, ( Binus Univesity-Kijang Campus 2002) h.2

(18)

seorang guru tidak bisa dilupakan. Berupaya memperhatikan sejarahnya demi memperkuat hubungan emosional antara individu dalam sebuah bangsa melalui sejarah kolektif, berupaya menebarkan semangat untuk meneladani dan mencontoh sikap, kebijakan Rasulullah SAW berdasarkan perintah Al-Qur’an dan As-sunnah.

Hal ini karena pembawaan manusia yang bersifat dualistis yaitu terdiri dari unsur jasmani dan rohani. Dengan beribadah, kedua unsur tersebut akan seimbang.

Dalam Islam ibadah sangatlah penting bagi kehidupan karena dapat mendidik jiwa seorang muslim menjadi seseorang yang ikhlas dan taat, melalui kegiatan yang ditujukan semata-mata hanya karena Allah. Ibadah yang dilakukan secara terus- menerus akan melahirkan seseorang yang memiliki sikap disiplin. Lebih dari itu, ibadah dalam pandangan Islam merupakan refleksi bentuk syukur pada Allah SWT. Atas segala nikmat yang timbul dari dalam lubuk hati yang dalam. Pada gilirannya, ibadah tidak lagi dipandang semata-mata sebagai kewajiban yang memberatkan, melainkan suatu kebutuhan yang sangat diinginkan.

Jika suatu ibadah dilakukan dengan dasar dan cara yang benar, maka ibadah tersebut akan menjauhkan pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar, sebaliknya jika kita mendapati seseorang yang melaksanakan ibadah, akan tetapi ia masih berbuat yang keji dan munkar, bisa dikatakan ibadah yang selama ini ia lakukan kemungkinan belum benar.

Allah SWT menciptakan manusia beserta segala kebutuhan hidupnya di dunia tentu bukan tanpa tujuan, bahkan hal tersebut sudah diberitakan kepada

(19)

6

manusia pada saat ia masih berada dalam kandungan. Allah berfirman dalam Q.S Al-Dzariyat ayat 56

Terjemahannya:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku”.

Ayat tersebut menjadi landasan kuat atas kejelasan tujuan diciptakannya manusia di hamparan bumi ini, yang mana tiada lain kecuali untuk beribadah kepada Allah SWT. Ibadah itulah yang kemudian menjadi bukti atas ketaqwaan dan keimanan yang dimilikinya. Tertanamnya iman pada diri seseorang tercermin pada kesediannya untuk menjalankan ibadah.

Ketika seseorang rajin beribadah berarti kesadaran beragama telah tertanam pada dirinya. Sebaliknya apabila seseorang enggan beribadah maka asumsinya ia belum memiliki iman yang kuat, karena yang disebut iman adalah mengucapkan dengan lisan atas apa yang diyakini, lalu membenarkannya dalam hati, dan mengamalkan dengan anggota badan. Untuk itu benar jika dikatakan bahwa aktifitas peribadahan merupakan cerminan atas adanya kesadaran beragama atau keimanan pada diri seseorang. Yang dimana keimanan itu akan timbul menyertai penghayatan ketuhanan, sedangkan peribadahan adalah suatu sikap dan tingkah laku keagamaan yang merupakan efek dari adanya penghayatan ketuhanan dan keimanan.

Banyaknya para pelajar saat ini yang tergelimang oleh arus media dan teknologi sehingga membuat mereka enggan atau lalai menjalankan shalat. Hal ini juga kemungkinan disebabkan oleh kesadaran anak yang masih kurang, sekaligus kontrol dan pengawasan dari orang tua dan guru di sekolah. Oleh karena itu

(20)

pentingnya orang tua dan guru menjadi partner bagi pengawasan dan kontrol sekaligus dalam membina kedisiplinan beribadah bagi para pelajar. Dalam kenyataannya, ternyata pelaksanaan program pembinaan ibadah di sekolah kurang berjalan dengan nikmat dan tertib, lantaran perilaku siswa yang kurang mendukung.

Sebagai contoh dalam pelaksanaan sholat berjama’ah, ketika jadwal waktu sholat tiba para siswa enggan untuk segera pergi kemesjid untuk mengambil air wudhu dan menunaikan sholat, sebagian besar dari mereka justru mengerjakan aktivitas lain yang mungkin kurang ada manfaatnya, misalnya berlarian, pergi kekantin, atau membuat gaduh. Tentu dalam situasi tersebut para guru terdesak untuk bekerja lebih ekstra dalam mengarahkan dan menggerakkan siswa pada setiap menjalankan shalat berjamaah.

Hal itulah yang menarik penulis untuk meneliti dan menelaah lebih lanjut tentang hal-hal yang terkait dengan Pendidikan Agama Islam khususnya terhadap Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina sikap Kedisiplinan Beribadah Siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Di Samakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran guru dalam membina sikap kedisiplinan beribadah siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan?

2. Bagaimana kedisiplinan beribadah siswa di SMA Muhammadiyah diSamakan?

(21)

8

3. Apa faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam membina kedisiplinan beribadah siswa SMA Muhammadiyah Disamakan?

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui peran guru dalam sikap kedisplinan beribadah Siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan.

2. Untuk mengetahui Kedisiplinan Beribadah siswa di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan.

3. Untuk Mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat Guru PAI dalam membina Kedisiplinan beribadah Siswa SMA Muhammadiyah Disamakan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penelitian adalah:

1. Secara Teoritis

Manfaat diadakan penilitian ini adalah dapat memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengetehui peran Guru PAI serta dengan adanya penelitian ini peneliti, dapat mengetahui juga kepribadian Guru PAI SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan peran Guru.

(22)

b. Bagi peneliti memberikan tambahan khazanah pemikiran baru berkaitan dengan Pendidikan Agama Islam dan mampu meningkatkan peran guru dalam rangka mewujudkan cita-cita tujuan peserta didik.

c. Sebagai bahan pertimbangan terhadap penilitian lain yang ada relevannya dengan masalah tersebut.

(23)

10 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Sikap Kedisiplinan Beribadah

1. Pengertian Peran Guru Pendidikan agama islam

Dalam bahasa Indonesia kata guru berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti orang yang digugu atau orang yang dituruti pendapat dan perkataannya.

Seorang guru merupakan panutan bagi para murid-muridnya sehingga setiap perkataannya selalu dituruti dan setiap perilaku dan perbuatannya menjadi teladan bagi para murid-muridnya. Secara etimologi dalam literatur kependidikan islam seorang guru biasa disebut sebagai ustadz, mualim, murabbih, mursid, mudarris, dan mu’addib, yang artinya orang yang memberikan ilmu pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi orang yang berkepribadian baik.3 Sedangkan secara terminologi menurut Muhaimin bahwa guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid baik secara individual maupun secara klasikal. Baik sekolah maupun diluar sekolah.4

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan

3Muhaimin, Sepengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam ( jakarta: Raja Grafindo Persada), h. 44-49

4 Ibid.

(24)

masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dalam lembaga pendidikan formal, tetap bisa juga dilakukan di Mesjid, di Surau atau Mushollah, diRumah, dan lain sebagainya5

Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa peran Guru merupakan untuk membentuk karakter siswa dalam mengembangkan nilai- nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, guru pendidikan agama Islam juga harus mengembangkan keterampilan anak, sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan didalam hidupnya.

Peran guru pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar memahami (knowing), terampil melaksanakan (doing), dan mengamalkan (being) agama islam melalui kegiatan pendidikan.4 Dari ketiga aspek tersebut “aspek being (beragama atau menjalani hidup atas dasar ajaran dan nilai-nilai Islam) yang menjadikan tujuan utama pendidikan agama islam di sekolah.6 Jadi pendidikan agama islam dapat diartikan sebagai ajaran yang memberikan nilai-nilai Islami dan mengubah karakter seseorang yang menjadi lebih baik.

“Kehadiran guru dalam proses pembelajaran merupakan peran yang penting, peran guru itu belum dpat digantikaan oleh teknologi seperti radio,televisi, tipe recorde, internet, komputer maupun teknologi yang paling modern”.7

Posisi Guru tidak dapat di gantikan oleh teknologi walaupun itu

5Syaiful Bahri Djamarah, (2000), Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi edukatif, jakarta: Rineka Cipta,2000) h. 31

6 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam,[t.t], [t.H] , h. 147

7 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,(jakarta: Kalam Mulia,2010),h.74.

(25)

12

teknologi sekarang sudah canggih. Karena Guru betul-betul memberikan arahan kepada murid dalam proses pembentukan karakter yang menjadikan murid untuk disiplin. Guru juga berperan menyampaikan ilmu kepada muridnya. Selain menyampaikan ilmunya dari Guru juga murid bisa belajar membaca menulis dan berhitung.

a. Guru Sebagai Pemimpin (lead)

Peran guru sebagai pemimpin akan berhasil apabila guru memiliki kepribadian, “seperti: kondisi fisik yang sehat, percaya diri sendiri, memiliki daya kerja yang besar dan antusiasme, gemar dan cepat mengambil keputusan, bersikap obyektif dan mampu menguasai emosi, serta bersikap adil”.8 Peran guru pendidikan agama Islam sebagai pemimpin, pembinaan dalam pendidikan agama Islam dalam mengembangkan suasana keagamaan merupakan tenaga inti untuk mengarahkan siswa-siswi beriman, bertaqwa serta berakhlak mulia, dan dapat mengamalkan nilai-nilai agama Islam baik disekolah, dilingkungan keluarga, dimasyakat. Adapun tugas pokok sebagai sebagai pemimpin dalam pembelajaran agama Islam sebagai berikut:

1) Mengarahkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya pembiasaan peserta didik dalam menerapkan norma agama.

2) Memimpin dan membawa kegiatan pembinaan disiplin beribadah disekolah, seperti ibadah solat, zakat, infak, sodaqoh.

3) Memantau dan mengawasi sikap dan perilaku peserta didik dalam kegiatan

8Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (jakarta : PT. Bumi Aksara ,2010 ) h. 44.

(26)

dan pergaulan peserta didik dalam kegiatan dan pergaulan peserta didik sehari-hari disekolah sesuai tuntunan akhlakul karimah.

b. Guru Sebagai teladan

Setiap tenaga pendidik (guru) dilembaga pendidikan harus memiliki tiga hal yaitu competency, personality, dan religiusy. Competency menyangkut kemampuan dalam menjalankan tugas secara profesional yang meliputi kompetensi sosial. Personality menyangkut integritas, komitmen, dan dedikasi, sedangkan religius menyangkut pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman dibidang keagamaan. Ketiga hal tersebut guru akan mampun menjadi model dan mampu mengembangkan keteladanan dihadapan siswanya.9 Sebagimana penjelasan diatas bahwasanya guru harus memiliki tiga hal penting yaitu kompetensi personality dan religius agar dapat dikatakan sebagai guru teladan dalam kehidupan sehari-hari, keteladanan itu sangat penting dan efektif apa lagi dirana pendidikan. siswa-siswi lebih mengerti bila seorang guru yang ditirunya. Firman Allah SWT dalam surat Al-ahzab ayat 21

Terjemahannya:

“ sesungguhnya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap(rahmat) Allah

( kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”

9Tobroni,Pendidikan Islam, Paradigma Teologis,Filosofis dan Spritualitas,(Malang:

UMM, 2008), h. 128.

(27)

14

Keteladanan merupakan media amat baik dalam pengembangan suasana keagamaan.”keteladanan pendidikan terhadap peserta didik kunci keberhasilan dalam mempersiapkan dan membentuk moral spritual dan sosial anak.10 Dalam hal ini keteladanan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan suatu contoh terhadap siswa didalam kehidupan sehari-hari agar menjadi manusiawi.

c. Guru sebagai fasilitator

Guru berperan sebagai fasilitator, guru akan memberikan pelayanan, fasilitas atau kemudian dalam kegiatan proses pembelajaran, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang serasi dengan perkembangan siswa, maka proses pembalajaran akan berlangsung secara efektif sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. Sebagai seorang fasilitator, tugas Guru adalah membantu untuk mempermudah siswa belajar. Dengan demikian Guru memahami karakteristik siswa termasuk gaya belajar, kebutuhan kemampuan dasar yang dimiliki siswa.11 Guru sebagai fasilitator yang menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diampunya untuk dapat mentransfer ilmu yang dimilikinya kepada siswa yang diajarnya.

Peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, khususnya yang berhubungan dengan pemanfaatan media dan sumber belajar sebagai berikut:

10 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,( jakarta: Kalam Mulia, 2004), h. 154

11Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi kurikulum berbasis Kompetensi,(

jakarta: kencana, 2008), h. 14.

(28)

a) Guru perlu mehami berbagai jenis media dan sumber ide bagai berikut:

b) Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media.

c) Guru perlu di tuntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar.

d) Guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.12

Dari point diatas dapat disimpulkan bahwa selain mentransferkan ilmu yang dia miliki kepada siswanya guru juga dituntun untuk memahami semua jenis media. Selain jenis media guru juga harus mempinyai sebuah keterampilan dalam merancang suatu media proses belajar mengajar. Guru juga dituntun bagaimana dia mampu berkomunikasi dalam berinteraksi dengan siswa.

d. Guru sebagai motivator

Peran guru sebagai motivator sangat penting dalam proses pembelajaran, membangkitkan minat, mengarahkan siswa-siswi untuk melakukan sesuatu bekaitan dengan kebutuhan atau keinginan yang mempunyai hubungan dengan kepentingan sendiri, minat akan selalu berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan pada diri seorang.

Dalam hal ini guru menciptakan kondisi tertentu agar siswa-siswi selalu butuh dan ingin dimotivasi. Berikut ini merupakan fungsi motifasi:

1) Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik.

2) Motivasi merupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.

3) Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran lebih bermakna.

4) Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermaknain terus belajar.13

Dari keempat point diatas dapat simpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan yang timbul dalam diri siswa untuk meningkatkan giat belajar siswa

12Wina Sanjaya, Pembalajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,(

Jakarta: kencana, 2008), h.14.

13 Nanang Hanafiah, Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran,(Bandung. PT Refika Aditama,2010), h. 26.

(29)

16

dan tujuan proses pembelajaran tercapai.

e. Guru sebagai Evaluator

Peran guru sebagai evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi siswa-siswi dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya sehingga dapat menentukan bagaimana siswa-siswi berhasil atau tidak pembelajaran yang telah dilakukan, apakah materi yang diajarkan sudah dikuasi atau belum oleh siswa-siswi, apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.

Peran Guru yang dimaksud disini adalah dalam proses pembelajaran guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.14

Dapat difahami bahwa guru sebagai evaluator harus memiliki kompetensi dalam mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang di berikan oleh guru.

Adapun fungsi evaluator terbagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:

Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan yang telah diprogramkan.15 Informasi yang diperoleh melalui

14 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesi Guru, (Raja Grafindo Persada, 2011), h. 58.

15 Wina Sanjaya, Op.cit., h. 32.

(30)

evaluasi ini merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses pembelajaran.

Umpan balik ini dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya.16 Dengan demikian guru harus menggunakan evaluasi melalui umpan balik (feedback) agar bisa menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Sebagaimana disampaikan User Usman, peranan guru yang dianggap paling dominan dirumuskan sebagai berikut: 1) Guru sebagai demonstrator, dimana guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ini ilmu yang dimilikinya akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. 2) Guru sebagai pengelolah kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek lingkungan sekolah yang perlu diorgansasikan. 3) Guru sebagai mediator atau fasilitator hendaknya memliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifikan proses belajar memgajar.17 4) Guru sebagai evaluator, yakni untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan tercapai atau belum dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. 5) Guru sebagai pelaksana administrasi sekolah. 6) Guru sebagai pribadi, sebagai petugas keamanan. 7) Guru psikologis.

2. Pengertian pendidikan Agama Islam

16Moh. Uzer Usman, Menjadi guru profesional, cet. 15, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h.12.

17Enco Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Meningkatkan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2008), h.37.

(31)

18

Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum- hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Pengertian yang lain ini sering beliau mengatakan kepribadian utama dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama islam.18

Sedangkan menurut Alim dalam Miftahur Rohman dan Hairudin mengatakan bahwa pendidikan islam adalah sebuah program terencana dalam menyiapkan individu untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama islam serta diikuti tuntutan menghormati agama islam dalam hubungan antar ummat beragama hingga terwujud kesatuan dan bangsa.19

Penerapan pendidikan Islam yang berusaha untuk mengembangkan kepentingan dunia dan akhirat adalah pendidikan yang mementingkan aqidah, akhlak mulia, teknologi yang fungsional bagi pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945. 20

Jadi Pendidikan agama islam adalah usaha sadar dalam menyakini, memahami dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat yang mewujudkan persatuan nasional.

18Ahmad Harimba dalam Nur Uhbiyati,Ilmu Pendidikan Islam,(Bandung: Pustaka Setia, 1998) cet,2 h.5

19Miftahur Rohman dan Hairudin, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilai-Nilai Sosial Kultural, (Al- Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 9, No. 1, 2018) h, 22.

20 Marwan Saridjo, mereka bicara pendidikan islam:sebuah bunga rampai (jakarta: PT:

RajaGrafindo, 2009) h.20-21

(32)

Pendidikan agama islam menurut Drs. Ahmad D.Marimbaba dalam buku pengantar filsafat pendidikan islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran islam.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan agama Islam adalah sesuatu yang akan dicapai dengan suatu kegiatan atau usaha. Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan, maka tujuan pendidikan adalah sesuatu yang akan dicapai dengan kegiatan pendidikan.

Dapun tujuan pendidikan menurut Hasan Langgung dalam bukunya Manusia dan Pendidikan, mengatakan bahwa: Tujuan pendidikan adalah untuk menjalankan tiga fungsi yang secara keseluruhan bersifat normatif, fungsi-fungsi tersebut adalah: (1) menentuan haluan bagi proses pendidikan, (2) pelaksanaan penentuan haluan yang dimaksud yaitu memberikan rangsangan, artinya jika haluan dan proses pendidikan tersebut dipandang bernilai dan ia inginkan, maka tentulah akan mendorong pelajar mengeluarkan tenaga yaang diperlukan, (3) “menjadi kriteria dalam menilai proses pendidikan “.21

Dari pendapat tersebut diatas dapat diuraikan bahwa yang menjadi tujuan utama adalah tujuan yang akan menentukan haluan pendidikan. Dalam bagian yang berkenaan dengan pelaksanaan pendidikan, sedangkan jika mengenai penilaian, maka tujuan yang dimaksud adalah sebagai kriteria dalam menilai proses pendidikan.

Tujuan pendidikan agama Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak

21Hasan Langgung, Manusia Dan Pendidikan, h. 102

(33)

20

serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran islam.22

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam untuk menanamkan sikap religius dalam menegakkan kebenaran untuk memanusiakan manusia.

Tujuan Pendidikan Islam menurut Abdurrahman An Nahlawi, pendidikan agama Islam adalah merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia baik secara individu maupun secara sosisal.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Tujuan Pendidikan Agama Islam mengaktualisasikan diri kita kepada Tuhan bahwasanya kita ini hanya sebatas hamba baik secara individual maupun sosial.

B. Kedisiplinan Beribadah 1. Pengertian Kedisiplinan

Disiplin berasal dari kata ”dispcle” yang berarti Belajar. Disiplin

merupakan arahan untuk melatih dan membuat seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik.23 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), disiplin berarti latihan batin dan watak supaya mentaati tatatertib, kepatuhan pada aturan.24

Disiplin dalam arti yang positif seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini Hodges dalam Avin Fadillah Helmi mengatakan

22M. Arifin.Ilmu Pendidikan Islam,Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatakan Interdisipliner. (jakarta: PT. Bumi Aksara) h.29

23 Heru Subekti, Artikel Tentang Disiplin Kerja, Selasa 25 Maret 2009

24 Muhammad Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Amani) h.84

(34)

bahwa disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. 25

Menurut Nurcholis Madjid dalam Uliana Rahmawati mengatakan bahwa ditinjauan dari sudut ajaran kegamaan, disiplin adalah sejenis perilaku taat atau patuh yang sangat terpuji. Tetapi agama juga mengajarkan bahwa ketaatan dan kepatuhan boleh dilakukan hanya terhadap hal-hal yang jelas tidak melanggar larangan Allah SWT.26

Dari pendapat diatas bisa dapat disimpulkan bahwasanya disiplin merupakan latihan pola pikir untuk mengatur keyakinan jiwa yang didasari dengan ketaatan perilaku yang teratur.

Disiplin menurut Flippo dalam Atmodiwirjo(2000) disiplin adalah setiap usaha mengkordinasikan perilaku seseorang ada masa yang akan datang dengan menggunakan hukum dan ganjaran.

Dari urian diatas dapat disimpulkan bahwasanya untuk mengkordinasikan perilaku seseorang dari masa kemasa yang akan datang harus diberikan sebuah hukuman dan ganjaran supaya bagaimana hidup seseorang itu bisa terarah.

Menurut M. Hafi Anshori, disiplin adalah suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsyafannya mematuhi peraturan-peraturan atau larangan yang ada terhadap suatu hal karna mengerti betul-betul perintah atau larangan.27

25Avin Fadillah Helmi, Disiplin Kerja,(Buletin Psikologi,Vol 4 No 2, Desember 1996) h.33

26 Uliyana Rahmawati, Hubungan Antara Kedisiplinan Ibadah Shalat Disekolah Dengan Kedisiplinan Dirumah Siswa Kelas VB SD N Kateguhan 2 Tawang Sari Sukoarjo Tahun Pelajaran 2017/2018, ( Skripsi: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbyah Dan Keguruan, Institut Agama Islam Negara Surakarta) h.11

27 M. Hafi anshori,Pengantar Ilmu Pendidikan, (PT. Usaha Nasional, Surabaya 1983) h.66

(35)

22

Dari pernyataan diatas kita dapat simpulka bahwasanya disiplin dapat juga dilakukan dengan baik apa bila seseorang itu betul-betul mengerti tentang sebuah aturan terhadap suatu hal.

Menurut melayu S.P Hasibuan, defenisi disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusaahan dan norma-norma sosial yang berlaku.28

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya sikap seseorang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas tanggung jawabnya.

2. Kedisiplinan ibadah

Secara etimologi ibadah berarti merendahkan diri serta tunduk (Jawas 2008). Sedangkan menurut Syar’a, ibadah mempunyai beberapa pengertian yang mencakup taat kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-Nya melalu lisan para Rasul-Nya, merendahkan diri kepada Allah SWT, dengan ketundukan yang disertai dengan rasa mahabbah(kecintaan) yang paling tinggi, serta segala perilaku yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT baik berupa ucapan dan perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.

Mejalankan agama menjadi parameter utama kehidupan ini pendidikan agama disekolah sebaiknya ditentukan pada pembiasaan beribadah kepada

28 Melayu S.P Hasibuan, Manejemen Sumber Daya Manusia,Edisi Revisi. (Jakarta: PT: Bumi Aksara, 2001)

(36)

peserta didik, yaitu kebiasaan untuk melaksanakan atau mengamalkan ajaran agama puasa, dan sebagainya.29

Ibadah secara etimologi berasal dari bahasa arab yaitu ‘abada, ‘ibada,

‘abadatun, yang artinya melayani, patuh, tunduk. Sedangkan menurut terminologi adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridohi Allah azza wajalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zahir maupun yang batin. 30

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya kedisiplinan beribadah merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT untuk tunduk patuh pasrah kepada ajaran islam yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Ibadah juga usaha berarti segala usaha lahir dan batin yang sesuai dengan perintah agama yang harus dituruti oleh pemeluknya. Secara umum ibadah juga dapat diartikan sebagai upacara yang berhubungan dengan agama.

Ibadah juga didasari oleh kesadaran beragama pada manusia yang membawa konsekuensi manusia itu melakukan penghambaan kepada Tuhannya. Manusia yang menjalani hidup beribadah adalah manusia yang menjalani hidupnya dengan pegangan yang teguh apa yang dipercainya yang diwahyukan oleh Allah SWT.31

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin beribadah adalah sebuah perasaan taat dan patuh terhadap perbuatan atau pernyataan terhadap Allah yang didasari oleh peraturan agama.

29Jamal Ma’ruf Asmani, Tips Menjadi Guru Yang Efektif, kreatif, Dan Inofatif, (yogyakarta: Diva Pers 2009) h.94-95

30 Amin Syukur, Pengantar Studi Islam,(Semarang: CV. Bima Sakti,2003), h.80

31 Jurnal, AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA,Vol. 1. No. 3, Maret 2012

(37)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan menjelaskan yang mengarah pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif, penelitian membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpunan dengan pengamatan seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yang pertama yaitu, mengembangkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua mengembangkan dan menjelaskan (to describe and explaim).32

Dengan demikian peneliti akan menyimpulkan bahwa Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok yang

32 1Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2012), h. 6.

(38)

bertujuan untuk mengembangkan dan mengungkap (to describe and explore) dan mengembangkan dan menjelaskan (to describe and explaim).

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Wilayah diSamakan. Dan yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah Guru dan Siswa di SMA Muhammadiyah Wilayah diSamakan. Karena adanya beberapa siswa pada saat waktu shalat masih berkeliaran dan minimnya kesadaran siswa-siswi tentang ibadah.

C. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah:

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam.

2. Membina Sikap Kedisiplinan Beribadah

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi Deskripsi fokus penelitian adalah:

1. Guru pendidikan agama Islam

Guru pendidikan agama Islam ialah membentuk karakter siswa dalam mengembangkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, guru pendidikan agama islam juga harus mengembangkan keterampilan anak, sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan didalam hidupnya.

2. Membina Sikap Kedisiplinan Beribadah

Kedisiplinan beribadah merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT

(39)

26

untuk tunduk patuh pasrah kepada ajaran Islam yang ditetapkan oleh Allah SWT. Jadi membina sikap kedisplinan beribadah dapat di artikan sebagai mengubah prilaku sikap yang awalnya kurang taat kepada Allah SWT.

Terhadap ajaran yang telah di tetapkan.

E. Sumber Data

Penelitian ini adalah penelitian pengamatan yang bertumpu pada sumber data berdasarkan situasi yang terjadi atau social situation. Sumber data penelitian yang penerapannya dilakukan pada jenis penelitian kualitatif. Jadi, yang dimaksud 31 sumber data dalam penelitian ini adalah semua guru pendidikan agama islam yang ada di SMA Muhammadiyah di Samakan yang akan memberikan data yang valid terhadap objek penelitian ini yang dijadikan sebagai sumber data.

Adapun penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu :

1. Data primer adalah data utama yang diambil langsung dari para informan dengan menggunakan instrumen observasi. Informannya adalah semua guru pendidikan agama islam di SMA Muhammadiyah di Samakan.

2. Data sekunder adalah data bersifat pendukung yang bersumber dari dokumen-dokumen serta hasil wawancara yang dilakukan untuk mendukung data utama penelitian ini.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian, sebagai alat bantu untuk mengumpulkan dan memverifikasi data yang diperlukan, untuk menjawab rumusan masalah penelitian diperoleh melalui instrumen. Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

(40)

berupa : Pedoman wawancara adalah alat yang digunakan pada saat di interview atau informasi yang terkait untuk mengetahui pengembangan spiritual.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang impiris digunakan teknik pengumpulan data, maksud dari pengumpulan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka melengkapi data yang diperlukan.

a. Observasi

Metode ini biasanya yang diartikan, “pengamatan dan pencatatan yang sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.33 Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi sistematik yaitu pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.34 b. Wawancara

Teknik wawancara adalah suatu percakapan yaitu tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. Wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara dan responden. Walaupun bagi pewawancara, proses tersebut adalah salah satu bagian dari langkah-langkah dalam penelitian ataupun pewawancara dan responden menggangap bahwa wawancara adalah bagian dari penelitian, tetapi sukses tidaknya pelaksanaanya wawancara bergantung sekali dari proses interaksi yang terjadi suatu elemen yang paling

33 Gebriel Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Puataka Pelajar, 2004), h. 91

34 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung Alfabeta, 2011), h. 308

(41)

28

penting dari interaksi yang terjadi adalah wawancara dan pengertian (insignt).35

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tentang bagaimana peran guru pendidikan agam islam dalam membina kedisiplinan beribadah bagaimana cara perkembangan siswa sehingga siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Dan dalam hal ini, yang akan peneliti wawancarai adalah Guru Pendidikan Agama Islam dan Siswa di SMP Muhammadiyah Wilayah Disamakan serta informasi lain yang terkait dengan masalah tersebut.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah “mencari dan mengenal hal-hal atau variabel tang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda, dll” Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.36

H. Teknik Analisis Data

Di dalam penelitian ini pada hakekatnya berwujud penelitian deskriptif kualitatif. Maka teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa deskriptif. Penerapan teknik analisa deskriptif dilakukan melalui 3 alur kegiatan, yaitu:

35 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor Selatan : 2005), h. 194

36 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005), h.

181.

(42)

1. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, pemusatan pada penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang memajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu untuk menghasilkan data yang potensial untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan penelitian. Reduksi data adalah suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabdian, transformasi, data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, redaksi data berlangsung secara terus-menerus selama pengumpulan data berlangsung.

2. Data Display ( Penyajian Data)

Penyajian data display yaitu mendeskripsikan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentu teks naratif. Penyajian juga berbentuk matrik, diagram tabel dan bagan. Semua dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

Sehubungan dengan data yang diperoleh terdiri dari kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf, maka penyajian data yang paling sering digunakan adalah berbentuk uraian naratif yang panjang dan terpencar-pencar bagian demi bagian, tersusun kurang baik, maka dari itu informasi yang bersifat

(43)

30

kompleks, disusun ke dalam suatu kesatuan bentuk yang lebih sederhana dan selektif, sehingga mudah dipahami.

3. Conclusion Drawing/Verification

Penarikan kesimpulan atau Verification merupakan bagian akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yang menemukan makna data yang telah disajikan. Cara yang digunakan bervariasi, dapat menggunakan perbandingan kotras, menemukan pola dan tema, pengelompokan, dan menghubung-hubungkan satu sama lain.

Makna yang ditemukan peneliti harus diuji kebenrannya, kecocokannya, dan kekokohannya.

Verifikasi merupakan rangkaian analisis data puncak. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif membutuhkan verifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi yang dimaksudkan untuk menghasilkan kesimpulan yang valid.

(44)

31

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan.

1. PROFIL SEKOLAH

Nama Sekolah :SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan Alamat : Jl. A. Mappaoddang No. 17 A Makassar Nama KepalaSekolah :H. K a' bai, S.Pd.

Kec/Kota : Tamalate/Makassar

Kode Pos : 90223

No. Telepon : -

Nama Yayasan :Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Wilayah Provensi : Sulsel

NSS / NSM / NDS : 302196006102

Tahun Didirikan : 1990 ( Alih fungsi dari SPG Muhammadiyah Wilayah Sulsel)

Tahun beroperasi : 1990

Nomor Rekening Bank: :BNI Cab. Makassar 0224729347 SMA Muhammadiyah

Status Sekolah : Swasta Waktu Penyelenggaraan : Pagi TahunDiakreditasi : 2014

(45)

32

Status Akreditasi : Tipe A

Luas Tanah :1600 m2

Luas SeluruhBangunan :900 m2

2. Riwayat Singkat Pendiri dan Pembina Sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan

SMA Muhammadiyah Disamakan berdiri pada tanggal 04 Agustus tahun 1968 dan berlokasi di Jalan A. Mappaoddang No. 17 A Makassar, Sulawesi Selatan, dengan pimpinan pertamanya adalah Dg. Tinggi. Peresmian sekolah ini ditandai dengan penempatan batupertama oleh walikota Makassar saat itu. Pada awal sekolah ini pertama kali dibangun bukan dengan nama SMA Muhammadiyah Disamakan, melainkan bernama SMA PGRI Muhammadiyah. Seiring dengan perkembangan dan prestasi yang diraih oleh sekolah, barulah kemudian berubah nama menjadi SMA Muhammadiyah Disamakan. Sekarang yang menjadi kepala sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan adalah bapak H. Ka’bai S.Pd., beliau merupakan aktivis Muhammadiyah.

Dari unsur pendidik, SMA Muhammadiyah Disamakan memiliki tenaga pendidik sebanyak 17 orang dan beberapa diantaranya telah memperoleh gelar magister dan yang lainnya bergelar sarjana pendidikan. Disamping itu, sarana dan prasarana diusahakan pengembangannya sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif. Gedung yang sudah ada meliputi: gedung belajar sebanyak 5 ruangan, 1 ruangan Lab. IPA yang sekarang dialih fungsikan menjadi ruang kelas, 1 perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah dan ruangan guru.

(46)

3. VISI, MISI, Dan TUJUAN SEKOLAH a. VISI

“Meningkatkan kualitas hidup umat sebagai hamba Allah yang beriman dan bertakwa dengan pengetahuan ke Islaman melalui pendidikan Ismuba menuju tercapainya tujuan pendidikan Nasional”.

b. MISI

1) Berupaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan Iptek.

2) Meningkatkan profesionalisme dari semua unsur yaitu unsur pendidik dan anak didik.

3) Menyusun langkah-langkah yang strategis dan mempromosikan sehingga memiliki keunggulan.

4) Menumbuhkan daya tarik sekolah dengan membina dan menyelenggarakan proses pembelajaran yang disiplin.

5) Pembenahan dan penyelenggaraan administrasi pendidikan yang mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Depdiknas dan Dikdasmen Muhammmadiyah Willayah Sulsel.

6) Membenahi dan melengkapi sarana dan prasarana sekolah.

c. Tujuan

Membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berdisiplin, tanggung jawab, cinta tanah air, memajukan dan memperkembangkan ilmu pengetahuan dan

(47)

34

keterampilan, dan beramal menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

4. Fasilitas Sekolah

Sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan berlantai dasar yang dilengkapi dengan ruangan: kantor, ruangkelas, lab. komputer, Mushollah, dan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1:Kondisi Gedung Sekolah

No. Jenis, Ruangan Jumlah Luas Keterangan 1 Ruangan Kepala Sekolah dan

Wakil 1 6 × 5 m2 Berfungsi

2 Ruangan Guru dan Tata

Usaha 1 6 × 5 m2 Berfungsi

3 Ruang Kelas 5 6 × 5 m2 Berfungsi

4 Laboratorium IPA 1 6 × 5 m2 Berfungsi

5 Laboratorium Komputer 1 6 × 5 m2 Berfungsi

6 Perpustakaan 1 3 × 3 m2 Berfungsi

7 Mushallah 1 3 × 3 m2 Berfungsi

8 WC/Kamar Kecil

3 1,6 ×

1,5 m2 Berfungsi 9 HalamanSekolah

1 10 ×

10 m2 Berfungsi

10 Kantin 1 3 × 1,9 m2 Berfungsi

11 Gudang 1 2 × 5 m2 Berfungsi

Sumber : Data SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar

(48)

Berdasarkan data di atas kondisi gedung, kelas dan ruangan lainnya yang terdapat di SMA Muhammadiyah Disamakan sudah memadai untuk melaksanakan proses belajar mengajar.

5. Struktur Organisasi Sekolah

SMA Muhammadiyah Disamakan dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh beberapa orang wakil kepala sekolah yang membidangi urusan kesiswaan, kurikulum, dan urusan humas, sarana dan prasarana serta guru PNS maupun honorer dan staf tata usaha serta petugas keamanan 6. Pendidik

Tabel 2.2 : Struktur Organisasi Sekolah

No Nama Jabatan Alamat

1 H. Ka'bai, S.Pd. KepalaSekolah/ Guru

Kemuhammadiyahan Jl. Sarappo No.78

2 Drs. H. Abd. Kadir

Wakil

KepalaSekolah/Guru Geografi dan TIK

ManggarupiPermai B2/15 4 Dra. A. Fatimah Guru

Bahasa/Kesusastraan

Paropo Indah blok C/4

5 Drs. Haeruddin Guru Kimia Jl. PallantikangKompHasn A/18 6 A. Junaede, S.Pd., M.Pd Guru Fisika BukitTamarunang F1/ 22 ,Gowa 7 Mulyati L, S.Pd Guru Biologi Jl.AljibraPanggentungan

8 Muhammad fauzan,

S.Pd.,M.Pd Guru Pendais/Bhs. Arab Jl. Andi mangngerangi

9 Hijerah, S.Pd.I Guru Bhs. Inggris Bukit Tamarunang F1/ 22 ,Gowa 10 Muh. Taufik, S.Pd Guru Matematika Jl. Dg. Tata 1 Blok V No. 8 11 Muh. Fajriadi, S.Pd Guru Sosiologi Kampung BeruJipang GOWA 12 Kasmawati, S.Pd Guru Sejarah Bajiminasa 2 Dalam No. 87

13 Eli Irmawati, S.Pd Guru matematika Jl.HoscokroaminotoSungguminasa 14 Muhammad Ikbal,S.Pd. Guru Penjaskes Jl. Pelita Raya 8

15 Kamarudiyanto, S.Pd. SeniBudaya Jl. AP. Pettarani II Lr.7 16 JainalKaraing, S.Pd. Kemuhammadiyahan Jl. A. Mappaoddang

(49)

36

17 Sulfirawati, S.Pd. Ekonomi Jl. Kandea 2 Lr.118B No.24 Sumber: Data SMA Muhammadiyah Disamakan

7. Staf

No. Nama Jabatan

1.

2.

Ilmawati,S.E.

Syarifuddin

Tata usaha Security

Sumber: Data SMA Muhammadiyah Disamakan

8. Keadaan Siswa

Siswa-siswi yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Disamakan adalah mereka yang sudah terdaftar dan sebagian kecil adalah pindahan dari sekolah lain yang sederajat.

1. Jumlah Siswa

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, jumlah siswa di sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan tahun ajaran 2019/2020 secara keseluruhan adalah 75 siswa yang terdiri dari: kelas X sebanyak 25 siswa, kelas XI sebanyak 33 siswa, dan kelas XII sebanyak 17 siswa.

9. Tatib siswa

A. Kewajiban siswa

1. Berpakean seragam sekolah, sopan, bersih dan rapi ( SK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 100/C/Kep/D1991 ) 2. Pakaian seragam sekolah adalah :

a. Celana panjang / rok warna abu- abu

(50)

b. Kemeja / blus warna putih c. Sepatu hitam dan kaos kaki putih

d. Lambang OSIS dijahit di atas saku kemeja / blus di dada sebelah kiri

e. Papan nama dijahit pada kemeja sebelah kiri

f. Lokasi dijahit pada tangan kemeja sebelah kanan atas

g. Untuk siswi, jilbab putih dipakai hari Senin dan Selasa, sementara jilbab abu-abu dipakai hari Rabu dan Kamis.

3. Setiap siswa pada hari sekolah sudah berada di sekolah pada jam 07.15 sampai sekolah usai.

4. Setiap siswa diharapkan mengikuti semua kegiatan pandidikan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana sekolah yang meliputi :

a. Kegiatan intra kurikuler b. Kegiatan ko-kurikuler c. Kegiatan ekstra kurikuler.

5. Setiap siswa menghormati kepala sekolah, Ibu dan bapak guru serta karyawan sekolah

6. Setiap siswa harus saling menghormati sesama teman dan selalu memupuk rasa kekeluargaan

7. Setiap siswa harus minta izin kepala sekolah atau kepada wakil nya yang ditunjuk bila siswa tidak masuk sekolah atau meninggalkan sekolah sebelum waktu belajar

Gambar

Tabel 2.1:Kondisi Gedung Sekolah
Tabel 2.2 : Struktur Organisasi Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitianini adalah hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode think pair share (TPS) pada siswa kelas VI MI Al-Khairiyah Bandar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehinga penulis dapat menyelesaikan Karya

Hubungan Postur Kerja dan Masa Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal Pekerja Bagian Sewing CV Surya Alam Abadi Sukoharjo, Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan

suatu tempat tinggal juga menjadi salah satu kewajiban seorang suami. Pasangan yang belum memiliki tempat tinggal biasanya akan.. memilih tinggal serumah dengan

PULAU MAS MORO MULIA. Integrated

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap aplikasi yang diimplementasikan menggunakan Fuzzy C-Means Clustering ini, serta menggunakan data uji

Hal yang dilakukan dalam tahapan ini adalah Technology Composition Analysis, Technology Categorization dan Identification of Main Challenges and Uncertainties

Jika 3 berkas sequential, seperti master file, transaction file dan update master file yang digunakan oleh sebuah program. Karena hanya ada 2 tape drive, maka salah satu dari