• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

5. Struktur Organisasi

SMA Muhammadiyah Disamakan dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh beberapa orang wakil kepala sekolah yang membidangi urusan kesiswaan, kurikulum, dan urusan humas, sarana dan prasarana serta guru PNS maupun honorer dan staf tata usaha serta petugas keamanan 6. Pendidik

Tabel 2.2 : Struktur Organisasi Sekolah

No Nama Jabatan Alamat

1 H. Ka'bai, S.Pd. KepalaSekolah/ Guru

Kemuhammadiyahan Jl. Sarappo No.78

2 Drs. H. Abd. Kadir

5 Drs. Haeruddin Guru Kimia Jl. PallantikangKompHasn A/18 6 A. Junaede, S.Pd., M.Pd Guru Fisika BukitTamarunang F1/ 22 ,Gowa 7 Mulyati L, S.Pd Guru Biologi Jl.AljibraPanggentungan

8 Muhammad fauzan,

S.Pd.,M.Pd Guru Pendais/Bhs. Arab Jl. Andi mangngerangi

9 Hijerah, S.Pd.I Guru Bhs. Inggris Bukit Tamarunang F1/ 22 ,Gowa 10 Muh. Taufik, S.Pd Guru Matematika Jl. Dg. Tata 1 Blok V No. 8 11 Muh. Fajriadi, S.Pd Guru Sosiologi Kampung BeruJipang GOWA 12 Kasmawati, S.Pd Guru Sejarah Bajiminasa 2 Dalam No. 87

13 Eli Irmawati, S.Pd Guru matematika Jl.HoscokroaminotoSungguminasa 14 Muhammad Ikbal,S.Pd. Guru Penjaskes Jl. Pelita Raya 8

15 Kamarudiyanto, S.Pd. SeniBudaya Jl. AP. Pettarani II Lr.7 16 JainalKaraing, S.Pd. Kemuhammadiyahan Jl. A. Mappaoddang

36

17 Sulfirawati, S.Pd. Ekonomi Jl. Kandea 2 Lr.118B No.24 Sumber: Data SMA Muhammadiyah Disamakan

7. Staf

Sumber: Data SMA Muhammadiyah Disamakan

8. Keadaan Siswa

Siswa-siswi yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Disamakan adalah mereka yang sudah terdaftar dan sebagian kecil adalah pindahan dari sekolah lain yang sederajat.

1. Jumlah Siswa

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, jumlah siswa di sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan tahun ajaran 2019/2020 secara keseluruhan adalah 75 siswa yang terdiri dari: kelas X sebanyak 25 siswa, kelas XI sebanyak 33 siswa, dan kelas XII sebanyak 17 siswa.

9. Tatib siswa

A. Kewajiban siswa

1. Berpakean seragam sekolah, sopan, bersih dan rapi ( SK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 100/C/Kep/D1991 ) 2. Pakaian seragam sekolah adalah :

a. Celana panjang / rok warna abu- abu

b. Kemeja / blus warna putih c. Sepatu hitam dan kaos kaki putih

d. Lambang OSIS dijahit di atas saku kemeja / blus di dada sebelah kiri

e. Papan nama dijahit pada kemeja sebelah kiri

f. Lokasi dijahit pada tangan kemeja sebelah kanan atas

g. Untuk siswi, jilbab putih dipakai hari Senin dan Selasa, sementara jilbab abu-abu dipakai hari Rabu dan Kamis.

3. Setiap siswa pada hari sekolah sudah berada di sekolah pada jam 07.15 sampai sekolah usai.

4. Setiap siswa diharapkan mengikuti semua kegiatan pandidikan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana sekolah yang meliputi :

a. Kegiatan intra kurikuler b. Kegiatan ko-kurikuler c. Kegiatan ekstra kurikuler.

5. Setiap siswa menghormati kepala sekolah, Ibu dan bapak guru serta karyawan sekolah

6. Setiap siswa harus saling menghormati sesama teman dan selalu memupuk rasa kekeluargaan

7. Setiap siswa harus minta izin kepala sekolah atau kepada wakil nya yang ditunjuk bila siswa tidak masuk sekolah atau meninggalkan sekolah sebelum waktu belajar

38

8. Setiap siswa secara nyata harus melibatkan diri dalam usaha menjaga dan memelihara keamanan sekolah, kebersihan sekolah, dan ketertiban sekolah

9. Setiap siswa diwajibkan melunasi SPP, Iuran OSIS, sumbangan yang sesuai dengan ketentuan selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan ( Jika ada )

10. Setiap siswa harus belajar dengan giat dan tekun, rajin, membaca, gemar melakukan penelitian dan mampu memanfaatkan waktu terluang dengan kegiatan yang bermanfaat.

11. Setiap siswa harus melapor kepada guru, wali kelas, guru BP dan kepala sekolah bila timbul permasalahan diantara siswa untuk dapat diselesaikan dengan baik.

B. Larangan Siswa

1. Dilarang memakai perhiasan berlebih-lebihan ke sekolah

2. Siswa dilarang menggunakan atau mengaktifkan HP pada saat pelajaran berlangsung

3. Siswa dilarang membawa buku bacaan cabul, foto cabul, serta bacaan lainnya yang tidak sesuai dengan pelajaran sekolah

4. Siswa dilarang memukul, berkelahi sesama teman sekolah baik secara perorangan maupun berkelompok antar kelas.

A. Ketentuan lain

1. Siswa yang terlambat datang sekolah dan masuk belajar akan diberikan sanksi

2. Siswa yang tidak ikut belajar 2-3 hari dalam satu pekan tanpa izin/keterangan, akan dipanggil orang tua/walinya dan siswa diberi sanksi yang lebih berat

3. Siswa yang tidak ikut belajar 7-15 hari selama satu semester tanpa izin/keterangan tidak diikutkan pada ujian semester

4. Siswa yang tidak ikut belajar 7-15 hari secara berturut-turut akan dipanggil orang tua/walinya dan diberi surat pindah/dikeluarkan 5. Siswa yang ketahuan oleh guru menggunakan HP pada saat

pelajaran berlangsung, HP-nya akan disita dan diminta kepada orang tuanya untuk menghubungi guru BP.

B. Peran Guru PAI dalam membina kedisiplinan beribadah siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan

Berdasarkan dari pembahasan pada Bab sebelumnya bahwa peran guru sangat berpengaruh pada kedisiplinan beribadah siswa sebab dari beberapa uraian telah dijelaskan untuk membentuk karakter siswa dalam mengembangkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari, guru pendidikan agama islam juga harus mengembangkan keterampilan anak, sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan didalam hidupnya. Data yang dihasilkan di lapangan adalah data yang menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menunjukkan data yang bersifat imajinatif sebab hal ini dimaksudkan untuk memahami segala aspek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Adapun hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Muhammad Fauzan S.Pd.i., M.Pd.i selaku guru pendidikan agama Islam, beliau

40

menagatakan bahwa.

“Tentunya by example, guru pertama-pertama harus menjadi contoh, bukan sekedar menyuruh beribadah namun juga mengajak beribadah harian bersama-sama. Karena ibadah adalah pembiasan maka harus dilakukan setiap hari sampai siswa memiliki kesadaran beribadah.”37 Dari hasil wawancara antara peneliti dengan beliau, peneliti memahami bahwa terlebih dahulu guru harus memulai dari dirinya sendiri dalam beribadah bukan sekedar menyuruh siswanya namun mengajak melaksanakan ibadah secara berjamaah. Dikarnakan ibadah merupakan bentuk pembiasaan yang harus dilakukan setiap hari karena itu merupakan bentuk ketaqwaan kepada Allah swt.

Seperti halnya yang telah dijelaskan dalam pembahasan di BAB II bahwa kehadiran guru dalam proses pembelajaran merupakan peran yang sangat penting dan belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio, televisi, tipe recorde, internet, komputer maupun teknologi yang paling modern. Posisi guru tidak dapat digantikan oleh teknologi walaupun teknologi yang sekarang sudah canggih. Karena guru betul-betul memberikan arahan kepada muridnya dalam proses pembentukan karakter yang menjadi murid teladan.

Adapun Peran Guru yang paling pokok antara lain : 1. Guru sebagai pemimpin

Guru sebagai pemimpin akan berhasil ketika guru memiliki kepribadian fisik yang sehat percaya diri sendiri, memiliki daya kerja yang besar, gemar

37 Muhammad fauzan S.Pd., M.Pd.i., Guru PAI (Wawancara 03 Oktober 2020).

dan cepat mengambil keputusan.

2. Guru sebagai teladan

Guru dapat dikatakan sebagai teladan ketika memiliki tiga hal yang penting yaitu: Kompotensi, personaliti, regulise agar dapat dikatakan sebagai guru teladan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Guru sebagai fasilitator

Memberikan sebuah pelayanan atau fasilitas atau kemudian dalam kegiatan poses pembelajaran

4. Guru sebagai motivator

Peran guru sebagai motivator sangat penting dalam proses pembelajaran membangkitkan minat dan mengarahkan siswa-siswi untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan atau keinginan yang mempunyai hubunga dengan kepentingan sendiri.

5. Guru sebagai evaluator

Dapat dipahami bawah guru sebagai evaluator harus memilki kompotensi dalam mengukur sejauh mana pemahaman siswa yang diberikan oleh guru.

Adapun wawancara terhadap siswi atas nama Indah Permata Sari kelas XII IPA

“Guru disekolah cukup berperan dalam hal mendisiplinkan beribadah.

Dilakukan dengan cara menasehati, mengarahkan kepada yang lebih baik dan kemudian di praktekan disekolah setiap harinya. Ini adalah salah satu bentuk upaya guru dalam membentuk karakter siswa yang ada disekolah”.38

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Guru Pendidikan Agama

38 Indah pertama sari siswi kelas XII (wawancara 29 september 2020)

42

Islam cukup berperan penting dalam hal beribadah setiap hari dan mengajarkan cara-cara beribadah dengan baik sesuai dengan tutunan dalam al-qur’an dan syariat islam.

Adapun hasil wawancara dari siswi Nurul Istiqamah kelas XII mengatakan bahwa:

“Guru sudah setiap hari mendisiplinkan siswanya agar taat beribadah akan tetapi adapun sebagian siswa tidak mendengarkan walau bapak guru sudah memperingati waktu shalat”.39

Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru cukup berperan dalam membina kedisiplinan namun masih ada sebagian kecil siswa yang belum sadar tentang pentingnya beribadah.

C. Kedisiplinan beribadah siswa di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan

Disiplin merupakan latihan pola fikir untuk mengatur keyakinan jiwa yang didasari dengan ketaatan perilaku yang teratur. Seperti pada pembahasan pembahasan teori dibab (2)bahwasanya kedisplinan beribadah bentuk ketaatan kepada allah swt untuk tunduk patuh pasrah kepada ajaran Islam yang ditetapkan oleh Allah swt. Dari hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti dari bapak Muhammad Fauzan S.Pd.i., M.Pd.i selaku guru PAI.

“Karena ibadah menjadi tanggung jawab guru PAI, maka tentu harus dikawal anak-anak ini, mendampingi setiap setiap ibadah harian disekolah menjadi tugas guru PAI, selain itu senantiasa mengajar di dalam kelas pentingnya beribadah”40.

39 Nurul Istiqamah siswi kelas XII (wawancara 04 November 2020)

40 Muhammad fauzan S.Pd., M.Pd.i, Guru PAI (wawancara 3 oktober 2020)

Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan beribadah siswa itu tidak lepas dari tanggung jawab guru PAI makanya setiap siswa-siswi harus dikawal dan didampingi setiap beribadah harian disekolah supaya senantiasa menjadi kebiasaan dalam sehari-hari.

Wawancara dengan saudara Yamani selaku siswa XI IPS mengatakan bahwa:

“Guru PAI cukup berperan disekolah dalam membina kedisiplinan kami sebagai siswa yang ada disekolah. Dan sangat memberikan pengaruh terhadap kami sebagai siswa dalam hal beribadah”.41

Dari hasil wawancara diatas yang dapat saya simpulkan bahwa kedisiplinan beribadah siswa memiliki kemampuan dalam melakukan ketaatan dan kepatuhan dalam hal-hal yang tidak melanggar larangan Allah swt.

Seperti yang dikatakan bapak Muhammad Fauzan S.Pd.i., M.Pd.i mengatakan bahwa :

“Dalam kedisiplinan beribadah, pantauan guru sangat penting untuk membuat semua siswa disiplin untuk beribadah. Rangkaian ibadah yang dilakukan di jam sekolah menjadi latihan kedisiplinan siswa di SMA Muhammadiyah ini”42.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa setiap siswa harus membiasakan diri dan diajarkan kepada siswa untuk mengembangkan nilai-nilai ibadah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mengubah karakter seseorang yang menjadi lebih baik.

Wawancara dengan saudara Yamani selaku siswa XI IPS mengatakan bahwa:

“Dalam kedisiplinan beribadah sudah pasti dilaksankan setiap hari, karena seperti kita ketahui bahwa dalam agama Islam mengajarkan kita

41 Yamani siswa XI IPS (wawancara 29 september 2020 )

42 Muhammad fauzan S.Pd., M.Pd.i, Guru PAI ( wawancara 3 oktober 2020 )

44

beribadah tepat waktu. Dan ibadah dalam Islam ada begitu banyak dan bukan hanya saja ibadah seperti shalat sedekah pun dikatakan sudah termaksud beribadah”43.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan dalam beribadah itu berpegang teguh pada apa yang diajarkan Allah Swt dan Rasul-Nya, baik berupa perintah atau larangan, maupun ajaran yang bersifat menghalalkan, menganjurkan, sunnah dan makruh. Contoh ibadah yang biasa dilakukan disekolah pada khususnya seperti shalat berjama’ah diMasjid, Kultum, Puasa Senin-Kamis, dan Ibadah khusus lainnya. Sedangkan ibadah umum yang biasa diterapkan disekolah itu seperti shalat Dhuha, membaca Al-qur’an, shalat jum’at, menghafal surat-surat pendek, membaca do’a sebelum mata pelajaran dimulai dan ibadah umum lainnya.

D. Faktor Pendukung Dan Penghambat Guru PAI Dalam Membina Kedisiplinan Beribadah Siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan 1. Faktor pendukung

Adapun faktor pendukung dalam membina sikap beribadah di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan yang dirasakan oleh siswi misrawati kelas XI IPA dari hasil wawancara sebagai berikut.

“adanya guru yang memperingati waktu shalat dan kegiatan yang lainnya seperti diberikan tugas untuk ceramah singkat setelah melaksanakan shalat”.44

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pendukung yang dapat dirasakan oleh siswa yaitu pembinaan dalam beribadah yang intensif yang dilakukan oleh siswa.

43 Yamani siswa XI IPS ( wawancara 29 septermber 2020 )

44 Misrawati siswi XI IPA (wawancara 29 september 2020)

Adapun hasil wawancara dari bapak Muhammad Fauzan S.Pd.i., M.Pd.i., selaku Guru PAI.

“Banyak faktor, termasuk sarana prasarana sekolah, guru-guru yang lain, serta siswa itu sendiri”.45

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pendukung yang diberikan oleh siswa itu seperti sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang dimaksud yaitu seperti buku-buku dan fasilitas tempat seperti adanya mushollah dan perpustakaan yang disediakan oleh sekolah sehingga lebih mudah diakses oleh peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Faktor penghambat

Faktor penghambat yang peneliti maksud penelitian ini adalah hal-hal yang tidak mendukung sehingga proses untuk menerapkan pendidikan agama Islam menjadi terhambat. Adapun hal-hal yang menjadi faktor pengambat adalah lingkungan yang kurang kondusif terhadap pendidikan agama Islam, ada sebagian siswa merasa malas untuk mengikuti bimbingan maupun kegiatan ekstrakurikuler.

Dari hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti dari bapak Muhammad Fauzan S.Pd., M.Pd.I selaku guru PAI ada beberapa tanggapan melalui proses wawancara.

“Menggunakan metode persuasif. Siswa yang pada masa remaja dan labil perlu di dekati secara persuasif, ditanyakan kendalanya. Karena setiap anak tidak bisa di sama ratakan, tidak adanya kesadaran ibadah seorang anak pasti karena punya alasan apakah faktor keluarga atau lingkungan”46. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa guru harus menanamkan kebiasaan siswa dan berperan penting dalam dunia pendidikan

45 Muhammad fauzan S.pd.i., M.pd.i., Guru PAI (Wawancara 3 oktober 2020)

46 Muhammad fauzan S.Pd., M.Pd.i., Guru PAI ( wawancara 3 oktober 2020 )

46

terutama dalam hal beribadah, Kegiatan yang ada disekolah tidak selalu berjalan dengan mulus,problem disekolah pasti selalu muncul dan kurangnya kesadaran siswa untuk mendirikan shalat dan faktor keluarga yang kurang memperhatikan anaknya terutama hal ibadah.

Seperti yang dikatakan oleh Muhammad Fauzan S.Pd.i.,M.Pd.i mengatakan bahwa :

“Bahwa ada beberapa siswa yang belum sadar betapa pentingnya beribadah, dan kecenderungan siswa lain mengikuti siswa tersebut menjadi kendala umum, mereka melakukan ibadah hanya karena takut diberikan teguran oleh guru”47.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan beribadah tidak lepas dari peran guru dengan melalui berbagai cara agar siswa disiplin dalam melaksanakan shalat bersama, membimbing, mencontohkan kepada siswanya. Akhirnya, siswa menjadi lebih disiplin dan terbentuk kesadaran untuk menjadi acuan yang penting agar siswa menjadi terbiasa melaksanakan kewajiban tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti yang dikatan oleh muhammad Fauzan S.Pd.I., M.Pd.I selaku guru PAI SMA Muhammmadiyah Wilayah Disamaka bahwa :

“Bahwa banyak faktor,termasuk sarana dan prasarana sekolah,guru-guru yang lain,serta siswa itu sendiri yang belum memiliki kesadaran dan itu biasanya mempengaruhi teman-temannya yang lain”.48

47 Ibid.

48 Ibid

Proses membina kedisiplinan beribadah siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan pastinya tidak selalu berjalan dengan mulus, Guru pendidikan agama islam pasti mengalami hambatan yang muncul di lingkungan sekolah.

Meskipun demikian, tetap adapun faktor penghambat dalam membina kedisiplinan siswa sebagai berikut :

1. Keterbatasan sarana dan prasarana

SMA Muhammadiyah Wilayah diSamakan masjidnya kurang luas karena terbatasnya tempat berupa mesjid maka siswa yang ada disekolah belum bisa secara bersama-sama melaksankan shalat berjama’ah sehingga dapat mengurangi tingkat kedisiplinan siswa dalam beribadah.

2. Minimnya perhatian keluarga siswa

Dimana banyak orang tua yang kurang perhatian dan pengawasan terhadap anakanya terutama dalam hal beribadah. Meskipun guru sudah berusaha untuk mengarahkan siswa melaksankan shalat berjama’ah.

3. Terbatasnya guru

Tidak berimbangnya guru dengan siswa, maka guru tidak maksimal dalam menangani semua siswa.

4. Belum meratanya kesadaran siswa

Belum meratanya kesadaran siswa di SMA Muhammadiyah disamakan dalam mengatur waktu untuk melaksankan kedisiplinan beribadah.

Adapun faktor penghambat yang dirasakan ole Indah Permata Sari selaku siswa kelas X11 IPS SMA Muhammadiyah Wilayah dari hasil wawancara sebagai berikut.

48

“minimnya kesadaran teman-teman tentang pentingnya shalat dan rasa malas yang selalu menghantuinya kemudian masjidnya itu kecil jadi apa bila pada saat waktu shalat itu selalu bergantian”.49

Dari hasil wawancara diatas mengenai faktor penghambat yang dirasakan oleh siswa atas nama Indah Pertama Sari selain minimnya kesadaran bahwa sanya shalat itu sangat penting sarana dan prasananya juga menjadi faktor penghambat dalam membina kedisiplinan beribadah itu terkhusus musholah sangat kecil sehingga siswa mampu membuat peluang alasan untuk menghindari waktu shalat.

49 Nur indah pertama sari siswa X11 IPS (wawancara 29 september 2020)

49 A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian diatas tentang Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Kedisiplinan Beribadah Di SMA Muhammadiyah Disamakan, maka dapat simpulkan sebagai berikut:

1. Peran Guru PAI dalam membina kedisiplinan beribadah siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan mempunyai peran yang banyak antara lain: Sebagai pembimbing, sebagai teladan, sebagai fasilitator, sebagai motivator, sebagai evaluator

2. Kedisiplinan beribadah siswa di SMA Muhammadiyah Wilayah disamakan masih sedikit siswa yang memiliki kesadaran untuk beribadah. Seperti contohnya melaksanakan shalat berjama’ah, kultum, shalat dhuha, membaca doa, dan membaca Al-Qur’an, sebelum memulai pelajaran, menghafal surat-surat pendek, bagi laki-laki shalat jum’at.

3. Faktor pendukung dan pengambat dalam meningkatkan kedisiplinan siswa dalam beribadah antara lain :

a. Faktor pendukung

Peran guru pendidikan agama islam, sudah maksimal dalam membimbing, mengarahkan, memotivasi, mengevaluasi, dalam kedisiplinan beribadah disekolah dan ketersedian tempat ibadah dan prasaranannya.

50

b. Faktor penghambat

Kondisi mushola tidak luas sehingga tidak mampu menampung siswa untuk beribadah, minimnya perhatian orang tua terhadap putra-putrinya dalam hal beribadah, belum meratanya kesadaran siswa tentang pentingnya beribadah.

B. Saran

1. Kepala sekolah

a. Dukungan penuh disekolah di harapkan seluruh kegiatan termasuk kegiatan beribadah yang di motori guru pendidikan agama islam

b. Memberikan kesadaran orang tua siswa melalui sosialisasi agar selalu mengontrol perkembangan putra-putrinya dalam kedisiplinan beribadah 2. Guru pendidikan agama Islam dan bimbingan konseling

a. Tetap teguh dalam membimbing dan mengarahkan siswanya untuk beribadah

b. Diharapkan guru terlibat dalam kedisiplinan beribadah sehingga proses semakin kuat.

3. Kepada siswa harus taat dan patuh kepada guru serta berusaha untuk sadar dalam beribadah baik disekolah maupun dirumah.

51

Al- Qur’an dan Terjemahanya. ( Jakarta: Al-Hadi Media Kreasi)

Ahmad Harimba dalam Nur Uhbiyati, 1998, Ilmu Pendidikan Islam,(Bandung:

Pustaka Setia.

Arifin M, Ilmu Pendidikan Islam,Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatakan Interdisipliner. jakarta: PT. Bumi Aksara.

Asmani Jamal Ma’ruf, 2009, Tips Menjadi Guru Yang Efektif, Kreatif, Dan Inovatif, yogyakarta: Diva Pers

Azwar Gebriel, 2004, Metode Penelitian, Yogyakarta : Puataka Pelajar.

Hamalik Oemar, 2010, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, jakarta : PT. Bumi Aksara

Hanafiah Nanang, 2010, Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, bandung.

PT Refika Aditama.

Helmi Avin Fadillah, 1996 Disiplin Kerja, Buletin Psikologi,Vol 4 No 2, Desember.

Husein Latifa, 2007, Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional,I-Yogyakarta Maleong Lexy J, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja

Rosda Karya.

Margono, 2005 Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT Rineka Cipta, Marwan Saridjo, 2009, mereka bicara pendidikan islam:sebuah bunga rampai

Jakarta: PT: RajaGrafindo.

52

Miftahur Rohman dan Hairudin, 2018, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilai-Nilai Sosial Kultural, Al- Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 9, No. 1.

Muhaimin, 2005, sepengembangan kurikulum pendidikan Agama islam, jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam,[t.t], [t.h].

Mulyasa Enco,2008, menjadi guru profesional meningkatkan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir Moh, 2005. Metode Penelitian, Bogor Selatan

Rahmawati Uliyana, 2017, Hubungan Antara Kedisiplinan Ibadah Shalat Disekolah Dengan Kedisiplinan Dirumah Siswa Kelas VB SD N Kateguhan 2 Tawang Sari Sukoarjo Tahun Pelajaran 2017/2018, Skripsi:

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbyah Dan Keguruan, Institut Agama Islam Negara Surakarta.

Ramayulis, 2010 Ilmu Pendidikan Islam, jakarta: Kalam Mulia.

Rusman, 2011, model-model pembelajaran mengembangkan profesi guru, Raja Grafindo Persada.

Sanjaya Wina, 2008 pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis Kompetensi, jakarta: kencana.

Soeputra Jimmy, 2002, kompetensi Pedagogic, Binus Univesity-Kijang Campus Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan R&D,

Bandung Alfabeta.

Syaiful Bahri Djamarah, 2000, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi edukatif, jakarta: Rineka Cipta.

Syukur Amin, 2003, Pengantar Studi Islam,Semarang: CV. Bima Sakti.

Tobroni, 2008, pendidikaan islam, paradigma teologis,fisolofis dan Spiritualitas, malang: UMM.

Usman Moh. Uzer, 2003, Menjadi guru profesional, cet. 15, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Misrawati siswi XI IPA (wawancara 29 september 2020)

Muhammad fauzan S.pd.i., M.pd.i., Guru PAI (Wawancara 3 oktober 2020) Indah pertama sari kelas XII IPA (wawancara 29 september 2020)

Yamani siswa XI IPS (wawancara 29 september 2020)

Nurul Istiqamah siswi kelas XII (wawancara 04 November 2020)

54

Lampiran I

PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK BAHAN PENELITIAN DENGAN JUDUL “PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA SIKAP KEDISIPLINAN BERIBADAH DI SMA MUHAMMADIYAH DISAMAKAN”

YANG DIPERUNTUKKAN KEPADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA MUHAMMADIYAH DISAMAKAN.

1. Bagaimana kedisiplinan siswa dalam beribadah di SMA Muhammadiyah Disamakan?

2. Bagaimana cara Bapak dalam membina kedisiplinan beribadah siswa di SMA Muhammadiyah Disamakan?

3. Bagaimana peran Bapak sebagai guru PAI dalam membina kedisiplinan beribadah siswa ?

4. Faktor apa yang mendukung Bapak dalam membina kedisiplinan beribadah siswa ?

5. Faktor apa yang menghambat Bapak dalam membina kedisiplinan

5. Faktor apa yang menghambat Bapak dalam membina kedisiplinan

Dokumen terkait