• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

E. Sumber Data

Penelitian ini adalah penelitian pengamatan yang bertumpu pada sumber data berdasarkan situasi yang terjadi atau social situation. Sumber data penelitian yang penerapannya dilakukan pada jenis penelitian kualitatif. Jadi, yang dimaksud 31 sumber data dalam penelitian ini adalah semua guru pendidikan agama islam yang ada di SMA Muhammadiyah di Samakan yang akan memberikan data yang valid terhadap objek penelitian ini yang dijadikan sebagai sumber data.

Adapun penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu :

1. Data primer adalah data utama yang diambil langsung dari para informan dengan menggunakan instrumen observasi. Informannya adalah semua guru pendidikan agama islam di SMA Muhammadiyah di Samakan.

2. Data sekunder adalah data bersifat pendukung yang bersumber dari dokumen-dokumen serta hasil wawancara yang dilakukan untuk mendukung data utama penelitian ini.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian, sebagai alat bantu untuk mengumpulkan dan memverifikasi data yang diperlukan, untuk menjawab rumusan masalah penelitian diperoleh melalui instrumen. Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

berupa : Pedoman wawancara adalah alat yang digunakan pada saat di interview atau informasi yang terkait untuk mengetahui pengembangan spiritual.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang impiris digunakan teknik pengumpulan data, maksud dari pengumpulan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka melengkapi data yang diperlukan.

a. Observasi

Metode ini biasanya yang diartikan, “pengamatan dan pencatatan yang sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.33 Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi sistematik yaitu pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.34 b. Wawancara

Teknik wawancara adalah suatu percakapan yaitu tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. Wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara dan responden. Walaupun bagi pewawancara, proses tersebut adalah salah satu bagian dari langkah-langkah dalam penelitian ataupun pewawancara dan responden menggangap bahwa wawancara adalah bagian dari penelitian, tetapi sukses tidaknya pelaksanaanya wawancara bergantung sekali dari proses interaksi yang terjadi suatu elemen yang paling

33 Gebriel Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Puataka Pelajar, 2004), h. 91

34 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung Alfabeta, 2011), h. 308

28

penting dari interaksi yang terjadi adalah wawancara dan pengertian (insignt).35

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tentang bagaimana peran guru pendidikan agam islam dalam membina kedisiplinan beribadah bagaimana cara perkembangan siswa sehingga siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Dan dalam hal ini, yang akan peneliti wawancarai adalah Guru Pendidikan Agama Islam dan Siswa di SMP Muhammadiyah Wilayah Disamakan serta informasi lain yang terkait dengan masalah tersebut.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah “mencari dan mengenal hal-hal atau variabel tang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda, dll” Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.36

H. Teknik Analisis Data

Di dalam penelitian ini pada hakekatnya berwujud penelitian deskriptif kualitatif. Maka teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa deskriptif. Penerapan teknik analisa deskriptif dilakukan melalui 3 alur kegiatan, yaitu:

35 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor Selatan : 2005), h. 194

36 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005), h.

181.

1. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, pemusatan pada penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang memajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu untuk menghasilkan data yang potensial untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Reduksi data adalah suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabdian, transformasi, data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, redaksi data berlangsung secara terus-menerus selama pengumpulan data berlangsung.

2. Data Display ( Penyajian Data)

Penyajian data display yaitu mendeskripsikan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentu teks naratif. Penyajian juga berbentuk matrik, diagram tabel dan bagan. Semua dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

Sehubungan dengan data yang diperoleh terdiri dari kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf, maka penyajian data yang paling sering digunakan adalah berbentuk uraian naratif yang panjang dan terpencar-pencar bagian demi bagian, tersusun kurang baik, maka dari itu informasi yang bersifat

30

kompleks, disusun ke dalam suatu kesatuan bentuk yang lebih sederhana dan selektif, sehingga mudah dipahami.

3. Conclusion Drawing/Verification

Penarikan kesimpulan atau Verification merupakan bagian akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yang menemukan makna data yang telah disajikan. Cara yang digunakan bervariasi, dapat menggunakan perbandingan kotras, menemukan pola dan tema, pengelompokan, dan menghubung-hubungkan satu sama lain.

Makna yang ditemukan peneliti harus diuji kebenrannya, kecocokannya, dan kekokohannya.

Verifikasi merupakan rangkaian analisis data puncak. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif membutuhkan verifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi yang dimaksudkan untuk menghasilkan kesimpulan yang valid.

31

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan.

1. PROFIL SEKOLAH

Nama Sekolah :SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan Alamat : Jl. A. Mappaoddang No. 17 A Makassar Nama KepalaSekolah :H. K a' bai, S.Pd.

Kec/Kota : Tamalate/Makassar

Kode Pos : 90223

No. Telepon : -

Nama Yayasan :Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Wilayah Provensi : Sulsel

NSS / NSM / NDS : 302196006102

Tahun Didirikan : 1990 ( Alih fungsi dari SPG Muhammadiyah Wilayah Sulsel)

Tahun beroperasi : 1990

Nomor Rekening Bank: :BNI Cab. Makassar 0224729347 SMA Muhammadiyah

Status Sekolah : Swasta Waktu Penyelenggaraan : Pagi TahunDiakreditasi : 2014

32

Status Akreditasi : Tipe A

Luas Tanah :1600 m2

Luas SeluruhBangunan :900 m2

2. Riwayat Singkat Pendiri dan Pembina Sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan

SMA Muhammadiyah Disamakan berdiri pada tanggal 04 Agustus tahun 1968 dan berlokasi di Jalan A. Mappaoddang No. 17 A Makassar, Sulawesi Selatan, dengan pimpinan pertamanya adalah Dg. Tinggi. Peresmian sekolah ini ditandai dengan penempatan batupertama oleh walikota Makassar saat itu. Pada awal sekolah ini pertama kali dibangun bukan dengan nama SMA Muhammadiyah Disamakan, melainkan bernama SMA PGRI Muhammadiyah. Seiring dengan perkembangan dan prestasi yang diraih oleh sekolah, barulah kemudian berubah nama menjadi SMA Muhammadiyah Disamakan. Sekarang yang menjadi kepala sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan adalah bapak H. Ka’bai S.Pd., beliau merupakan aktivis Muhammadiyah.

Dari unsur pendidik, SMA Muhammadiyah Disamakan memiliki tenaga pendidik sebanyak 17 orang dan beberapa diantaranya telah memperoleh gelar magister dan yang lainnya bergelar sarjana pendidikan. Disamping itu, sarana dan prasarana diusahakan pengembangannya sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif. Gedung yang sudah ada meliputi: gedung belajar sebanyak 5 ruangan, 1 ruangan Lab. IPA yang sekarang dialih fungsikan menjadi ruang kelas, 1 perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah dan ruangan guru.

3. VISI, MISI, Dan TUJUAN SEKOLAH a. VISI

“Meningkatkan kualitas hidup umat sebagai hamba Allah yang beriman dan bertakwa dengan pengetahuan ke Islaman melalui pendidikan Ismuba menuju tercapainya tujuan pendidikan Nasional”.

b. MISI

1) Berupaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan Iptek.

2) Meningkatkan profesionalisme dari semua unsur yaitu unsur pendidik dan anak didik.

3) Menyusun langkah-langkah yang strategis dan mempromosikan sehingga memiliki keunggulan.

4) Menumbuhkan daya tarik sekolah dengan membina dan menyelenggarakan proses pembelajaran yang disiplin.

5) Pembenahan dan penyelenggaraan administrasi pendidikan yang mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Depdiknas dan Dikdasmen Muhammmadiyah Willayah Sulsel.

6) Membenahi dan melengkapi sarana dan prasarana sekolah.

c. Tujuan

Membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berdisiplin, tanggung jawab, cinta tanah air, memajukan dan memperkembangkan ilmu pengetahuan dan

34

keterampilan, dan beramal menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

4. Fasilitas Sekolah

Sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan berlantai dasar yang dilengkapi dengan ruangan: kantor, ruangkelas, lab. komputer, Mushollah, dan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1:Kondisi Gedung Sekolah

No. Jenis, Ruangan Jumlah Luas Keterangan 1 Ruangan Kepala Sekolah dan

Wakil 1 6 × 5 m2 Berfungsi

Sumber : Data SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar

Berdasarkan data di atas kondisi gedung, kelas dan ruangan lainnya yang terdapat di SMA Muhammadiyah Disamakan sudah memadai untuk melaksanakan proses belajar mengajar.

5. Struktur Organisasi Sekolah

SMA Muhammadiyah Disamakan dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh beberapa orang wakil kepala sekolah yang membidangi urusan kesiswaan, kurikulum, dan urusan humas, sarana dan prasarana serta guru PNS maupun honorer dan staf tata usaha serta petugas keamanan 6. Pendidik

Tabel 2.2 : Struktur Organisasi Sekolah

No Nama Jabatan Alamat

1 H. Ka'bai, S.Pd. KepalaSekolah/ Guru

Kemuhammadiyahan Jl. Sarappo No.78

2 Drs. H. Abd. Kadir

5 Drs. Haeruddin Guru Kimia Jl. PallantikangKompHasn A/18 6 A. Junaede, S.Pd., M.Pd Guru Fisika BukitTamarunang F1/ 22 ,Gowa 7 Mulyati L, S.Pd Guru Biologi Jl.AljibraPanggentungan

8 Muhammad fauzan,

S.Pd.,M.Pd Guru Pendais/Bhs. Arab Jl. Andi mangngerangi

9 Hijerah, S.Pd.I Guru Bhs. Inggris Bukit Tamarunang F1/ 22 ,Gowa 10 Muh. Taufik, S.Pd Guru Matematika Jl. Dg. Tata 1 Blok V No. 8 11 Muh. Fajriadi, S.Pd Guru Sosiologi Kampung BeruJipang GOWA 12 Kasmawati, S.Pd Guru Sejarah Bajiminasa 2 Dalam No. 87

13 Eli Irmawati, S.Pd Guru matematika Jl.HoscokroaminotoSungguminasa 14 Muhammad Ikbal,S.Pd. Guru Penjaskes Jl. Pelita Raya 8

15 Kamarudiyanto, S.Pd. SeniBudaya Jl. AP. Pettarani II Lr.7 16 JainalKaraing, S.Pd. Kemuhammadiyahan Jl. A. Mappaoddang

36

17 Sulfirawati, S.Pd. Ekonomi Jl. Kandea 2 Lr.118B No.24 Sumber: Data SMA Muhammadiyah Disamakan

7. Staf

Sumber: Data SMA Muhammadiyah Disamakan

8. Keadaan Siswa

Siswa-siswi yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Disamakan adalah mereka yang sudah terdaftar dan sebagian kecil adalah pindahan dari sekolah lain yang sederajat.

1. Jumlah Siswa

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, jumlah siswa di sekolah SMA Muhammadiyah Disamakan tahun ajaran 2019/2020 secara keseluruhan adalah 75 siswa yang terdiri dari: kelas X sebanyak 25 siswa, kelas XI sebanyak 33 siswa, dan kelas XII sebanyak 17 siswa.

9. Tatib siswa

A. Kewajiban siswa

1. Berpakean seragam sekolah, sopan, bersih dan rapi ( SK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 100/C/Kep/D1991 ) 2. Pakaian seragam sekolah adalah :

a. Celana panjang / rok warna abu- abu

b. Kemeja / blus warna putih c. Sepatu hitam dan kaos kaki putih

d. Lambang OSIS dijahit di atas saku kemeja / blus di dada sebelah kiri

e. Papan nama dijahit pada kemeja sebelah kiri

f. Lokasi dijahit pada tangan kemeja sebelah kanan atas

g. Untuk siswi, jilbab putih dipakai hari Senin dan Selasa, sementara jilbab abu-abu dipakai hari Rabu dan Kamis.

3. Setiap siswa pada hari sekolah sudah berada di sekolah pada jam 07.15 sampai sekolah usai.

4. Setiap siswa diharapkan mengikuti semua kegiatan pandidikan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana sekolah yang meliputi :

a. Kegiatan intra kurikuler b. Kegiatan ko-kurikuler c. Kegiatan ekstra kurikuler.

5. Setiap siswa menghormati kepala sekolah, Ibu dan bapak guru serta karyawan sekolah

6. Setiap siswa harus saling menghormati sesama teman dan selalu memupuk rasa kekeluargaan

7. Setiap siswa harus minta izin kepala sekolah atau kepada wakil nya yang ditunjuk bila siswa tidak masuk sekolah atau meninggalkan sekolah sebelum waktu belajar

38

8. Setiap siswa secara nyata harus melibatkan diri dalam usaha menjaga dan memelihara keamanan sekolah, kebersihan sekolah, dan ketertiban sekolah

9. Setiap siswa diwajibkan melunasi SPP, Iuran OSIS, sumbangan yang sesuai dengan ketentuan selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan ( Jika ada )

10. Setiap siswa harus belajar dengan giat dan tekun, rajin, membaca, gemar melakukan penelitian dan mampu memanfaatkan waktu terluang dengan kegiatan yang bermanfaat.

11. Setiap siswa harus melapor kepada guru, wali kelas, guru BP dan kepala sekolah bila timbul permasalahan diantara siswa untuk dapat diselesaikan dengan baik.

B. Larangan Siswa

1. Dilarang memakai perhiasan berlebih-lebihan ke sekolah

2. Siswa dilarang menggunakan atau mengaktifkan HP pada saat pelajaran berlangsung

3. Siswa dilarang membawa buku bacaan cabul, foto cabul, serta bacaan lainnya yang tidak sesuai dengan pelajaran sekolah

4. Siswa dilarang memukul, berkelahi sesama teman sekolah baik secara perorangan maupun berkelompok antar kelas.

A. Ketentuan lain

1. Siswa yang terlambat datang sekolah dan masuk belajar akan diberikan sanksi

2. Siswa yang tidak ikut belajar 2-3 hari dalam satu pekan tanpa izin/keterangan, akan dipanggil orang tua/walinya dan siswa diberi sanksi yang lebih berat

3. Siswa yang tidak ikut belajar 7-15 hari selama satu semester tanpa izin/keterangan tidak diikutkan pada ujian semester

4. Siswa yang tidak ikut belajar 7-15 hari secara berturut-turut akan dipanggil orang tua/walinya dan diberi surat pindah/dikeluarkan 5. Siswa yang ketahuan oleh guru menggunakan HP pada saat

pelajaran berlangsung, HP-nya akan disita dan diminta kepada orang tuanya untuk menghubungi guru BP.

B. Peran Guru PAI dalam membina kedisiplinan beribadah siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan

Berdasarkan dari pembahasan pada Bab sebelumnya bahwa peran guru sangat berpengaruh pada kedisiplinan beribadah siswa sebab dari beberapa uraian telah dijelaskan untuk membentuk karakter siswa dalam mengembangkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari, guru pendidikan agama islam juga harus mengembangkan keterampilan anak, sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan didalam hidupnya. Data yang dihasilkan di lapangan adalah data yang menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menunjukkan data yang bersifat imajinatif sebab hal ini dimaksudkan untuk memahami segala aspek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Adapun hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Muhammad Fauzan S.Pd.i., M.Pd.i selaku guru pendidikan agama Islam, beliau

40

menagatakan bahwa.

“Tentunya by example, guru pertama-pertama harus menjadi contoh, bukan sekedar menyuruh beribadah namun juga mengajak beribadah harian bersama-sama. Karena ibadah adalah pembiasan maka harus dilakukan setiap hari sampai siswa memiliki kesadaran beribadah.”37 Dari hasil wawancara antara peneliti dengan beliau, peneliti memahami bahwa terlebih dahulu guru harus memulai dari dirinya sendiri dalam beribadah bukan sekedar menyuruh siswanya namun mengajak melaksanakan ibadah secara berjamaah. Dikarnakan ibadah merupakan bentuk pembiasaan yang harus dilakukan setiap hari karena itu merupakan bentuk ketaqwaan kepada Allah swt.

Seperti halnya yang telah dijelaskan dalam pembahasan di BAB II bahwa kehadiran guru dalam proses pembelajaran merupakan peran yang sangat penting dan belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio, televisi, tipe recorde, internet, komputer maupun teknologi yang paling modern. Posisi guru tidak dapat digantikan oleh teknologi walaupun teknologi yang sekarang sudah canggih. Karena guru betul-betul memberikan arahan kepada muridnya dalam proses pembentukan karakter yang menjadi murid teladan.

Adapun Peran Guru yang paling pokok antara lain : 1. Guru sebagai pemimpin

Guru sebagai pemimpin akan berhasil ketika guru memiliki kepribadian fisik yang sehat percaya diri sendiri, memiliki daya kerja yang besar, gemar

37 Muhammad fauzan S.Pd., M.Pd.i., Guru PAI (Wawancara 03 Oktober 2020).

dan cepat mengambil keputusan.

2. Guru sebagai teladan

Guru dapat dikatakan sebagai teladan ketika memiliki tiga hal yang penting yaitu: Kompotensi, personaliti, regulise agar dapat dikatakan sebagai guru teladan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Guru sebagai fasilitator

Memberikan sebuah pelayanan atau fasilitas atau kemudian dalam kegiatan poses pembelajaran

4. Guru sebagai motivator

Peran guru sebagai motivator sangat penting dalam proses pembelajaran membangkitkan minat dan mengarahkan siswa-siswi untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan atau keinginan yang mempunyai hubunga dengan kepentingan sendiri.

5. Guru sebagai evaluator

Dapat dipahami bawah guru sebagai evaluator harus memilki kompotensi dalam mengukur sejauh mana pemahaman siswa yang diberikan oleh guru.

Adapun wawancara terhadap siswi atas nama Indah Permata Sari kelas XII IPA

“Guru disekolah cukup berperan dalam hal mendisiplinkan beribadah.

Dilakukan dengan cara menasehati, mengarahkan kepada yang lebih baik dan kemudian di praktekan disekolah setiap harinya. Ini adalah salah satu bentuk upaya guru dalam membentuk karakter siswa yang ada disekolah”.38

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Guru Pendidikan Agama

38 Indah pertama sari siswi kelas XII (wawancara 29 september 2020)

42

Islam cukup berperan penting dalam hal beribadah setiap hari dan mengajarkan cara-cara beribadah dengan baik sesuai dengan tutunan dalam al-qur’an dan syariat islam.

Adapun hasil wawancara dari siswi Nurul Istiqamah kelas XII mengatakan bahwa:

“Guru sudah setiap hari mendisiplinkan siswanya agar taat beribadah akan tetapi adapun sebagian siswa tidak mendengarkan walau bapak guru sudah memperingati waktu shalat”.39

Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru cukup berperan dalam membina kedisiplinan namun masih ada sebagian kecil siswa yang belum sadar tentang pentingnya beribadah.

C. Kedisiplinan beribadah siswa di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan

Disiplin merupakan latihan pola fikir untuk mengatur keyakinan jiwa yang didasari dengan ketaatan perilaku yang teratur. Seperti pada pembahasan pembahasan teori dibab (2)bahwasanya kedisplinan beribadah bentuk ketaatan kepada allah swt untuk tunduk patuh pasrah kepada ajaran Islam yang ditetapkan oleh Allah swt. Dari hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti dari bapak Muhammad Fauzan S.Pd.i., M.Pd.i selaku guru PAI.

“Karena ibadah menjadi tanggung jawab guru PAI, maka tentu harus dikawal anak-anak ini, mendampingi setiap setiap ibadah harian disekolah menjadi tugas guru PAI, selain itu senantiasa mengajar di dalam kelas pentingnya beribadah”40.

39 Nurul Istiqamah siswi kelas XII (wawancara 04 November 2020)

40 Muhammad fauzan S.Pd., M.Pd.i, Guru PAI (wawancara 3 oktober 2020)

Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan beribadah siswa itu tidak lepas dari tanggung jawab guru PAI makanya setiap siswa-siswi harus dikawal dan didampingi setiap beribadah harian disekolah supaya senantiasa menjadi kebiasaan dalam sehari-hari.

Wawancara dengan saudara Yamani selaku siswa XI IPS mengatakan bahwa:

“Guru PAI cukup berperan disekolah dalam membina kedisiplinan kami sebagai siswa yang ada disekolah. Dan sangat memberikan pengaruh terhadap kami sebagai siswa dalam hal beribadah”.41

Dari hasil wawancara diatas yang dapat saya simpulkan bahwa kedisiplinan beribadah siswa memiliki kemampuan dalam melakukan ketaatan dan kepatuhan dalam hal-hal yang tidak melanggar larangan Allah swt.

Seperti yang dikatakan bapak Muhammad Fauzan S.Pd.i., M.Pd.i mengatakan bahwa :

“Dalam kedisiplinan beribadah, pantauan guru sangat penting untuk membuat semua siswa disiplin untuk beribadah. Rangkaian ibadah yang dilakukan di jam sekolah menjadi latihan kedisiplinan siswa di SMA Muhammadiyah ini”42.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa setiap siswa harus membiasakan diri dan diajarkan kepada siswa untuk mengembangkan nilai-nilai ibadah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mengubah karakter seseorang yang menjadi lebih baik.

Wawancara dengan saudara Yamani selaku siswa XI IPS mengatakan bahwa:

“Dalam kedisiplinan beribadah sudah pasti dilaksankan setiap hari, karena seperti kita ketahui bahwa dalam agama Islam mengajarkan kita

41 Yamani siswa XI IPS (wawancara 29 september 2020 )

42 Muhammad fauzan S.Pd., M.Pd.i, Guru PAI ( wawancara 3 oktober 2020 )

44

beribadah tepat waktu. Dan ibadah dalam Islam ada begitu banyak dan bukan hanya saja ibadah seperti shalat sedekah pun dikatakan sudah termaksud beribadah”43.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan dalam beribadah itu berpegang teguh pada apa yang diajarkan Allah Swt dan Rasul-Nya, baik berupa perintah atau larangan, maupun ajaran yang bersifat menghalalkan, menganjurkan, sunnah dan makruh. Contoh ibadah yang biasa dilakukan disekolah pada khususnya seperti shalat berjama’ah diMasjid, Kultum, Puasa Senin-Kamis, dan Ibadah khusus lainnya. Sedangkan ibadah umum yang biasa diterapkan disekolah itu seperti shalat Dhuha, membaca Al-qur’an, shalat jum’at, menghafal surat-surat pendek, membaca do’a sebelum mata pelajaran dimulai dan ibadah umum lainnya.

D. Faktor Pendukung Dan Penghambat Guru PAI Dalam Membina Kedisiplinan Beribadah Siswa SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan 1. Faktor pendukung

Adapun faktor pendukung dalam membina sikap beribadah di SMA Muhammadiyah Wilayah Disamakan yang dirasakan oleh siswi misrawati kelas XI IPA dari hasil wawancara sebagai berikut.

“adanya guru yang memperingati waktu shalat dan kegiatan yang lainnya seperti diberikan tugas untuk ceramah singkat setelah melaksanakan shalat”.44

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pendukung yang dapat dirasakan oleh siswa yaitu pembinaan dalam beribadah yang intensif yang dilakukan oleh siswa.

43 Yamani siswa XI IPS ( wawancara 29 septermber 2020 )

44 Misrawati siswi XI IPA (wawancara 29 september 2020)

Adapun hasil wawancara dari bapak Muhammad Fauzan S.Pd.i., M.Pd.i., selaku Guru PAI.

“Banyak faktor, termasuk sarana prasarana sekolah, guru-guru yang lain, serta siswa itu sendiri”.45

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pendukung yang diberikan oleh siswa itu seperti sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang dimaksud yaitu seperti buku-buku dan fasilitas tempat seperti adanya mushollah dan perpustakaan yang disediakan oleh sekolah sehingga lebih mudah diakses oleh peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Faktor penghambat

Faktor penghambat yang peneliti maksud penelitian ini adalah hal-hal yang tidak mendukung sehingga proses untuk menerapkan pendidikan agama Islam

Faktor penghambat yang peneliti maksud penelitian ini adalah hal-hal yang tidak mendukung sehingga proses untuk menerapkan pendidikan agama Islam

Dokumen terkait