• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung Secara terperinci terdiri dari:

BAB VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi dan Kaidah Pelaksanaan, yang membahas tentang Ringkasan Rencana Pembangunan

101 101 pada lingkungan tata bangunan dan lingkungan pada kawasan

D. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

1. Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung Secara terperinci terdiri dari:

o Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan

 Sasaran Kegiatan,

 Meningkatkan peran pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan sehingga dapat turut aktif ambil bagian dalam proses penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung dan penataan lingkungan, serta  Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menyeleraskan peraturan

perundangan tentang bangunan gedung di wilayahnya agar memenuhi persyaratan administratif dan teknis yang

130 130 diamantkan Undang-Undang Bangunan Gedung dan peraturan pelaksanaannya.

 Bentuk dan Pelaksanaan Kegiatan,

 Pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam bentuk Sosialisasi dengan peserta Kabupaten/Kota

 Paket materi yang disosialisasikan terdiri dari; (i) UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung dan PP 36 tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan UUBG, (ii) Standar pelaksanaan teknis tentang bangunan gedung, (iii) Pedoman teknis tentang bangunan gedung negara, (iv) Peraturan dan pedoman tentang penataan lingkungan permukiman dan (v) Materi lokal terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan.

 Keluaran/Produk Kegiatan

 Produk dari kegiatan ini adalah laporan penyelenggaraan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan Bangunan dan Lingkungan.

o Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung  Sasaran kegiatan

 Memberikan pemahaman dan wawasan dalam penyusunan Raperda bangunan gedung, sekaligus peningkatan pemahaman kelembagaannya

 Peningkatan kemampuan kelembagaan bangunan gedung di daerah Kabupaten/Kota

 Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Fasilitasi Raperda bangunan gedung, berupa penyiapan materi yang diperlukan dalam penyusunan perda bangunan gedung di daerah dan memberikan pengarahan kepada Kabupaten/Kota dalam penyusunan perda bangunan gedung,

 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung berupa penyelenggaraan sosialisasi serta bantuan teknis pembentukan kelembagaan bangunan gedung di Kabupaten/Kota

131 131  Bantuan teknis pembentukan tim ahli bangunan gedung di

Kabupaten/Kota  Keluaran/produk kegiatan

 Laporan kegiatan bangunan gedung di Kabupaten/Kota yang memuat inventarisasi lembaga/instansi terkait dengan penyelenggaraan, bangunan gedung di Kabupaten/Kota, termasuk didalmnya tupoksi dan susunan organisasinya serta konsep pengembangan kelembagaan

 Laporan kegiatan fasilitasi penyusunan raperda bangunan gedung di Kabupaten/Kota, dengan ketentuan memuat pemetaan substansi Perda dan Raperda sesuai yang diamanatkan oleh undang-undang bangunan gedung dan peraturan pelaksanaanya serta tindak lanjutnya

 Laporan kegiatan bantuan teknis pembentukan tim ahli bangunan gedung, dengan ketentuan memuat laporan penyelenggaraan sosialisasi mengenai pedoman teknis pembentukan tim ahli bangunan gedung

o Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur  Sasaran kegiatan

 Tercapainya keseragaman pemahaman, kesadaran, dan tanggungjawab para instansi/aparat dan pelaksana khususnya para pejabat pembuat komitmen Pembinaan Teknis Bangunan Gedung dan mampu mengimplementasikan di provinsi di seluruh Indonesia.

 Tercapainya Pelayanan pusat informasi bidang bangunan gedung bagi masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah sendiri yang maksimal di daerah/provinsi.

 Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Pembinaan teknis kepada para pelaksana pembangunan bangunan gedung;

 Pembuatan/Pengembangan Website Pusat Informasi Bangunan;  Penyusunan materi informasi PIPPB (Arsitektur Bangunan

132 132 Gedung, perundang-undangan bidang bangunan gedung dan permukiman, daftar harga, dsb);

 Pelayanan sistem informasi dan teknologi;

 Penyuluhan Bidang Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan;  Penyelenggaraan pameran bidang Penataan Bangunan Gedung

dan Lingkungan;

 Pemberian fasilitasi kegiatan diskusi/seminar/komunikasi dan pembahasan yang berkaitan dengan bangunan gedung dan lingkungan.

 Keluaran/produk kegiatan

 Produk dan kegiatan ini adalah laporan yang berisi: laporan hasil forum diskusi, penyuluhan dan pameran; dokumentasi bahan publikasi dan tutorial website.

o Pelatihan teknis tenaga pendata HSBG dan keselamatan bangunan  Sasaran kegiatan

Terwujudnya bangunan gedung yang andal dan tertib pembangunan bangunan gedung negara memlalui tersedianya tenaga yang terampil di masing-masing kabupaten/kota dalam hal:

 Pengecekan keandalan bangunan gedung khususnya

keselamatan dan kemudahan,

 Pendata harga pembangunan bangunan gedung negara,  Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Pelatihan teknis masing-masing diselenggarakan dengan peserta dari seluruh kabupaten/kota (petugas pendata harga dan dinas kebakaran).

 Keluaraan/produk kegiatan

 Laporan hasil pelatihan teknis bidang pendataan harga standar pembangunan bangunan gedung negara dan tenaga pengecekan keselamatan bangunan, yang harus diserahkan kepada pusat, Dinas PU/Kimpraswil provinsi, masing-masing 1 set, dan arsip.

o Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara  Sasaran kegiatan

133 133 Terpenuhinya tertib pengelolaan bangunan gedung dan rumah Negara melalui:

 Terselenggaranya proses pemanfaatan dan penghapusan

 Terselenggaranya proses pendaftaran, pengalihan status dan hak rumah negara yang tertib, dan tersedianya laporan kegiatan.  Tersedianya sistem arsip yang handal, data bangunan gedung

dan rumah negara yang up to date, retrieval yang mudah, lengkap dan tertib serta tenaga arsiparis yang terampil.

 Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Penyusunan format pengendalian untuk proses pendaftaran. pengalihan status dan pengalihan hak.

 Melakukan Inventarisasi BGN (pendataan gedung dan rumah negara).

 Melakukan penataan arsip Bangunan Gedung Negara.  Peningkatan keterampilan tenaga arsiparis.

 Pendataan harga dan Penyusunan HSBGN sesuai dengan mekanisme penyusunan dan penetapan.

 Pelaksanaan administrasi pelaporan terhadap proses pengalihan status dan pengalihan hak di Daerah.

 Penyusunan laporan pengelolaan gedung dan rumah negara.  Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung  Keluaraan/produk kegiatan

 Laporan pengelolaan bangunan gedung negara yang terdiri atas: - Jumlah rumah negara yang telah ditetapkan statusnya

menjadi golongan III

- Jumlah surat ijin penghunian / SIP rumah negara dengan golongan III

- Jumlah dan nilai penaksiran/penilaian harga rumah Negara golongan III

- Jumlah dan nilai pengalihan hak dan penetapan harga rumah negara golongan III beserta tanahnya

134 134 - Penerimaan negara dari penjualan/pengalihan hak rumah

negara golongan III setiap tahun

- Jumlah dan nilai penyerahan hak milik rumah negara dan pelepasan hak atas tanahnya

 Keluaran dari kegiatan Inventarisasi BGN, yang berupa: Daftar Inventaris Bangunan Gedung Negara yang terdiri dari :

- Bangunan Gedung Negara;

- Rumah Negara golongan I dan golongan II; - Rumah Negara Golongan III;

- Ledger, yang terdiri dari:

Kartu Ledger Bangunan Gedung Negara; Kartu Ledger Bangunan Rumah Negara.

o Pembinaan teknis pembangunan gedung negara  Sasaran kegiatan

 Tersedianya tenaga teknis yang memenuhi syarat, terampil dan handal, yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara professional.

 Terwujudnya proses penyelenggaraan bangunan gedung Negara yang fungsional, memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kemudahan dan kenyamanan serta efisien dalam penggunaan sumber daya dan serasi dengan lingkungannya.

 Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Melakukan penugasan tenaga bantuan teknis kepada instansi Pemegang Mata Anggaran baik berupa bantuan tenaga (Pengelola Teknis, Tenaga Teknis, narasumber, penatar/ penyuluh), informasi (peraturan pedoman/ petunjuk/ standar teknis, dan advise teknik), maupun percontohan (model pengaturan, fisik).

 Melakukan inventarisasi dan evaluasi tenaga teknis yang dapat ditugasi.

 Melakukan pembinaan terhadap tenaga teknis dan koordinasi berkala.

135 135  Menyusun laporan pelaksanaan bantuan teknis.

 Keluaraan/produk kegiatan

 Laporan pelaksanaan pembinaan,

 Laporan bulanan pelaksanaan bantuan teknis penyelenggaraan bangunan gedung negara (form F1 dan F2) yang berisi; laporan pembinaan, Jumlah instansi, kegiatan pembangunan, dana pembangunan, data bangunan, tenaga bantuan teknis dan persoalan-persoalan yang muncul, serta sarana pemecahannya.  Laporan tahunan yang berisi rekapitulasi pelaksanaan bantuan

teknis penyelenggaraan bangunan gedung negara dan laporan bulanan (bulan Januari - Desember).

o Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)  Sasaran kegiatan

 Sasaran yang hendak dicapai adalah tersedianya panduan pencegahan dan penanggulangan kebakaran di kabupaten/kota, dalam rangka meningkatkan kemampuan kelembagaan pemadam kebakaran/Dinas Pemadam kebakaran dan masyarakat dalam pelaksanaan tugas pencegahan dan penanggulangan kebakaran, serta menurunnya kejadian kebakaran, jumlah kerugian dan korban jiwa akibat bencana.  Bentuk dan pelaksanaan kegiatan berupa :

 RIK merupakan acuan pencegahan penanggulangan kebakaran kab/kota untuk kurun waktu 5-10 tahun

 Pemantapan lokasi Kabupaten/Kota terpilih dengan melakukan kesepakatan dengan pemerintah daerah

 Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di kab/kota terpilih

 Keluaran/produk kegiatan

 Naskah kajian akademis Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Kabupaten/Kota, yang minimal memuat:  Hasil identifikasi dan kajian teknis tentang latar belakang

136 136 penanganan kawasan/wilayah yang mengalami peristiwa kebakaran, narasumber, dinas/instansi yang berkepentingan dengan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran  Hasil pelaksanaan kegiatan penyusunan RISPK Kabupaten/Kota

serta pelaksanaan strategi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di Kabupaten/Kota, serta hasil studi literatur yang terkait

 Draft Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Kabupaten/Kota hasil konsensus, yang minimal memuat:

 Program kebutuhan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran;

 Penjabaran mengenai potensi topografi, kondisi alam, dan persebaran titik-titik rawan kebakaran, dan penentuan daerah yang memiliki potensi sumber air, serta faktorfaktor lain yang mendukung RISPK Kabupaten/Kota;

 Rencana Umum pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran;

 Rencana Detail pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran;

 Program pengendalian, pengawasan dan pembinaan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran;  Tahapan program dan pendanaan yang diusulkan; dan

 Ditetapkan sebagai Rancangan Peraturan Bupati/Walikota, dan untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Rancangan Peraturan Gubernur.

 Kesepakatan untuk ditindaklanjuti dalam bentuk Peraturan Bupati/Walikota

o Penyusunan RANPERDA Bangunan Gedung  Sasaran kegiatan

 Tersedianya rancangan peraturan daerah tentang Bangunan Gedung usulan Pemerintah kabupaten/kota yang siap untuk dibahas dan diperdakan di kabupaten/kota dalam rangka

137 137 mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, andal, berjati diri serasi dan selaras dengan lingkungannya serta tertib dalam penyelenggaraannya.

 Bentuk dan pelaksanaan kegiatan.

 Penyusunan Raperda Bangunan Gedung dilakukan berdasarkan model Raperda Bangunan Gedung. Penentuan kabupaten/kota berdasarkan surat permintaan daerah yang bersangkutan.

 Melakukan pengendalian pekerjaan yang dilakukan dengan:  Koordinasi dengan dinas provinsi terkait;

 Konsultasi dan identifikasi dengan instansi terkait pada kabupaten/kota yang bersangkutan;

 Konsultasi dan pembahasan;

 Penyiapan materi Raperda untuk dikirimkan kepada dewan.  Keluaran/produk kegiatan

 Produk dari kegiatan ini adalah Raperda Bangunan Gedung, yang siap untuk dibahas dengan DPRD, termasuk seluruh data pendukungnya, antara lain hasil pembahasan raperda dengan instansi terkait dan masyarakat;

 Kesepakatan pemerintah daerah untuk menindaklanjuti dalam bentuk Perda BG.

o Percontohan Pendataan Bangunan Gedung  Sasaran kegiatan

 Terselenggaranya tertib pendataan bangunan gedung, melalui penyusunan database bangunan gedung .

 Bentuk dan pelaksanaan kegiatan.

 Pendataan Bangunan Gedung pada salah satu kabupaten/kota terpilih pada Provinsi dimaksud.

 Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota atau dinas yang menangani pembinaan bangunan gedung

 Memfasilitasi pelatihan pengoperasian program pendataan bangunan gedung.

138 138 disediakan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan DJCK

 Melakukan pengendalian pekerjaan dalam hal:

 Melakukan survey bangunan gedung yang ada dalam kabupaten/kota terpilih;

 Memasukkan data peta maupun data IMB kedalam Sistim Informasi Pendataan Bangunan Gedung.

 Menyempurnakan data sehingga sistem komputerisasi pendataan bangunan gedung dapat dioperasikan secara maksimal

 Keluaran/produk kegiatan

 Laporan Percontohan Pendataan Bangunan Gedung, yang memuat hasil pelaksanaan kegiatan percontohan pendataan bangunan gedung di kabupaten/kota terpilih, dengan dilampiri data hasil pendataan dan analisis atas kasus-kasus permasalahan di lapangan.

o Percontohan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan  Sasaran kegiatan

 Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya fasilitas aksesibilitas pada bangunan gedung untuk mewujudkan bangunan gedung pelayanan umum yang aksesibel bagi semua.  Bentuk dan pelaksanaan kegiatan.

 Penyusunan kelengkapan aksesibilitas ini merupakan pekerjaan konstruksi fisik yang dilakukan oleh penyedia jasa pelaksana konstruksi yang ditugasi, berdasarkan rencana teknis yang sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006, tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;

 Melakukan kegiatan:

 Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi pengelola/pemilik bangunan gedung;

139 139  Penyusunan rencana teknis

 Uji coba dan penyerahan pada pengelola bangunan  Keluaran/produk kegiatan

 Produk dari kegiatan ini adalah fisik fasilitas aksesibilitas.

o Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara  Sasaran kegiatan

 Terlaksananya rehabilitasi bangunan gedung negara yang fungsional memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kemudahan dan kenyamanan serta efisien dalam penggunaan sumberdaya dan serasi dengan lingkunganya sehingga mampu meningkatkan kualitas, keandalan dan umur pemanfaatan bangunan gedung negara.

 Bentuk dan pelaksanaan kegiatan.

 Merupakan pekerjaan konstruksi fisik.  Melakukan kegiatan:

 Koordinasi dengan dinas provinsi dan instansi

pengelola/pemilik bangunan gedung;

 Survey dan inventarisasi kondisi bangunan gedung ybs;  Pengendalian pekerjaan.

 Keluaran/produk kegiatan

 Bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi;

 Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings);

 Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi;

 Dokumen pendaftaran sebagai bangunan gedung negara.

o Dukungan Prasarana dan Sarana Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIPPB)

 Sasaran kegiatan

 Tersedianya pilot proyek Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIPPB) sebagai wadah pelayanan

140 140 publik di ibukota provinsi untuk dapat dikembangkan di kabupaten/kota lainnya dalam rangka mendukung perwujudan bangunan gedung yang fungsional, andal dan berjati diri.

 Bentuk dan pelaksanaan kegiatan.

 Merupakan pekerjaan konstruksi fisik;  Melakukan kegiatan:

 Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi pengelola/pemilik bangunan gedung, termasuk penyediaan lahan dan kontribusi pendanaan;

 Survey lahan dan / atau inventarisasi kondisi bangunan gedung ybs;

 Menginventarisasi kebutuhan kelengkapan bangunan gedung dan peralatannya;

 Pengendalian pekerjaan.  Keluaran/produk kegiatan

 Bangunan gedung Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIPPB) yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi termasuk kelengkapan bangunan gedung dan peralatannya;

 Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings);

 Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi;

 Dokumen pendaftaran sebagai bangunan gedung negara.