• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Persampahan

BAB VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi dan Kaidah Pelaksanaan, yang membahas tentang Ringkasan Rencana Pembangunan

101 101 pada lingkungan tata bangunan dan lingkungan pada kawasan

D. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

I. PROGRAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

4.4.2 Profil Persampahan

4.4.2. 1 Gambaran Umum Pengelolaan Persampahan Saat Ini

Mengingat luas area dan dominasi area non terbangun di Kabupaten Seram Bagian Timur, tampaknya permasalahan sampah belum menjadi persoalan yang kompleks, khususnya untuk limbah domestik. Akan tetapi seiring dengan p ertumb uhan penduduk dan perkembangan wilayah bukan tak mungkin sampah dapat menjadi permasalahan yang pelik di masa datang.

Saat ini pengelolaan sampah dilakukan secara individual, yang sebagian besar dilakukan dengan cara di buang langsung ke s e l o k a n , d i t a n a m a t a u p u n d i b a k a r . U n t u k m e n g h i n d a r i terjadinya masalah-masalah lingkungan, seperti bahaya banjir a k i b a t t e r a l i r k a n n y a a i r h u j a n , p o l u s i u d a r a a t a u p u n penyebaran penyakit, perlu dilakukan pengelolaan sampah secara terpadu. Rencana sistem pengelolaan sampah dititik b e r a t k a n u n t u k m e n c e g a h t e r j a d i n y a m a s a l a h -m a s a l a h lin g k u n gan, sep e r ti p e nc e -ma r an l in g k un g an, ti -mb u ln y a genangan, gangguan estetika dan penyebaran penyakit. Dalam i m p l e m e n t a s i n y a p e n g e m b a n g a n s i s t e m p e n g e l o l a a n persampahan diarahkan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat

179 179 Rencana p engemb angan sistem p e rsamp ahan diara h kan dikelola secara terpadu antara pemerintah dan masyarakat. Partisipasi masyarakat terutama diarahkan untuk membuat bak-bak sampah baik yang dilakukan secara individual maupun secara kelompok, dan pengangkutan sampah dari bak-bak sampah melalui gerobak sampah yang disediakan ke lokasi tempat pembuangan sementara (TPS). Rencana pelayanan pengelolaan sampah tersebut untuk melayani sampah-sampah dari rumah tan gga, ka wasan ko mersi l sep erti p asa r

dan pertokoan, perkantoran, serta pusat pemerintahan.

Sedangkan mekanisme p engelolaan samp ah terseb ut adalah seb agai berikut:

(a) Setiap rumah maupun bangunan diharuskan menyediakan sebuah tong, atau bak sampah berukuran kurang lebih loo liter;

(b)D a ri ti ap r u m ah sa mp a h d ia n g k ut de n ga n m em a ka i gerobak sampah dengan kapasitas 1 m3 ke lokasi tranfer depo atau ke TPS yang pengelolaannya dapat dilakukan melalui swadaya masyarakat, sedangkan samp ah dari kegiatan komersil dan kegiatan pemerintahan dikelola oleh pemerintah kabupaten;

(c) Dari tiap lokasi, kontainer sampah ataupun sampah di TPS (tranfer depo) diangkut oleh kendaraan truk sampah atau kendaraan dump-truck dan arm roll truck yang dikelola oleh Pemerintah Daerah ke

lokasi tempat pembuangan akhir (TPA).

Sedangkan sistem pengolahan persampahan untuk daerah-daerah yang b elum terjangkau oleh sistem pelayanan ini, terutama yang ada di pulau-pulau yang termasuk di wilayah Seram Bagian Timur diarahkan penanganannya dilakukan melalui p enge lolaa n secara indivi du ata u se car a ko munal setempat, melalui cara penimbunan atau pembakaran. Dengan sistem pengelolaan persampahan seperti ini diharapkan dapat dihindari terjadinya masalah-masalah lingkungan, seperti pencemaran lingkungan, timb ulnya genangan, gangguan

180 180 estetika dan penyebaran penyakit.

Untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk pada tempat pembuangan akhir (TPA), perlu dilakukan langkah-langkah pengurangan, diantaranya melalui:

a) Pembakaran (Incinerator), t e r u t a m a u n t u k s a m p a h yang memp unyai karakteristik mudah terbakar, yang energi panasnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan energi listrik dan penggunaan sisa buangan pembakaran untuk keperluan penimbunan b) Pengepakan dan pemadatan ( B a l l i n g ) , y a i t u memadatkan

sampah dan dipak menjadi balok sampah sebelum diangkut / dibuang ke TPA. Dengan demikian volume sampah yang masuk ke TPA dapat dikurangi;

c) Pemisahan dan pemanfaatan kembali limbah padat (Recycling),

yaitu memisahkan sampah-sampah yang mempunyai potensi untuk dapat dimanfaatkan kembali, seperti plastik, kertas dan kaleng, yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan dari sampah yang telah dipisahkan menjadi bahan baku atau barang jadi;

d) Pengkomposan ( C o m p o s t i n g ) , y a i t u p e n g o l a h a n sampah yang mempunyai komposisi kandungan organik tinggi, seperti sampah daun, untuk dikomposkan menjadi pupuk bagi keperluan perbaikan tanah pertanian, perkebunan maupun taman. Proses pengkomposan sampah organik ini dapat dilakukan sendiri oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur atau ditawarkan kepada pihak swasta yang berminat untuk mengelolanya melalui pembangunan industri pengkomposan sampah organik untuk dijadikan sebagai pupuk tanaman.

4.4.2. 2 Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan yang Ada

Lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah sebaiknya ditempatkan didaerah yang penduduknya tidak terlalu padat dan di pinggir kota. Hal ini dimaksudkan agar tidak mendapatkan protes warga dan untuk

181 181 menciptakan lingkungan pemukiman yang sehat dan nyaman.

Untuk Kabupaten Seram Bagian Timur yang mempunyai areal luas lahan yang besar dan peduduk yang tidak terlalu padat maka pembuatan dan penempatan TPA tidak akan terlalu sulit. TPA ini hanya dikhususkan untuk mendukung keberadaan kotakota kecamatan. Pada saat ini lokasi TPA berada pada kota kecamatan Bula yang berlokasi di Karbo mati(Bula Timurt) dengan koordinat o30°09'09,3" dan 130°31'45,6" dengan jarak dari pusat kota hula ±7,70 Km, pemilihan lokasi Karbo Mati untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah sudah melalui studi kelayakan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup(BPLH) Kabupaten Seram Bagian Timur

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah untuk sementara ini m a s i h b e r a d a p a d a K e c a m a t a n B u l a k a r e n a K o t a B u l a difungsikan sebagai Ibukota sementara Kabupaten Seram Bagian T i m u r s e c a r a s i g n i f i k a n t e l a h d a n / a t a u s e d a n g m e n g a l a m i perkembangan baik secara fisik (sarana dan prasarana) maupun nonfisik (sosial ekonomi dan budaya), akibat dari perkembangan terseb ut, j u ga terj a di p eningkatan vol um e samp ah b ai k da ri pemukiman maupun kegiatan lainnya di Kota Bula, Sampah harus dikelola dengan baik agar tidak muncul penyakit akibat sanitasi lingkungan yang buruk, pencemaran air permukaan, pencemaran tanah dan polusi udara serta gangguan estetika lingkungan,

Siklus pengelolaan persampahan di Kota Bula memakai metode Kumpul — Angkut — Buang yang tersedia pada TPS (Tempat P e mb uan g an S em ent a ra ) yan g te r let a k p a da ma sin g - ma si ng RT/RW dan setelah itu akan diangkut dengan truck ke TPA dan a k a n d i p r o s e s d e n g a n m e t o d e r e d u c e ( m e m b a t a s i ) , r e u s e ( m e n g g u n a k a n u l a n g ) d a n r e c y c l e ( m e n d a u r u l a n g ) h a l i n i b e rt uj ua n u nt u k me n g u ran g i v o l u me sa mp a h y a n g a da. Da n untuk 5 kecamatan lainnya (Kecamatan Werinama, P.Gorom, Seram Timur, Wakate dan Tutuk Tolu) masalah sampah masih b e l u m t e r l a l u s i g n i f i k a n u n t u k m e n j a d i p r o b l e m a t i k a lingkungan.

182 182 P e n g e l o l a a n s a m p a h k o t a b e r t u j u a n u n t u k m e n c i p t a k a n k e b e r s i h a n l i n g k u n g a n d a n k e l e s t a r i a n l i n g k u n g a n , d e n g a n armada angkutan sampah yang memadai, jumlah personil yang m e m a d a i , k e t e r a t u r a n j a d w a l , s e r t a k e t e p a ta n l o k a s i o b j e k persampahan maka masalah kebersihan lingkungan di sumber sampah dapat diatasi dengan baik.

Untuk mensinergikan gerakan pengelolaan sampah pada tingkat mikro dengan melakukan kampanye di tingkat kota, maka peran dinas BPLH, Dinas Infokom maupun Dinas Kebersihan Kota menjadi sangatlah p enting, sekurang-kurangnya dinas-dinas i t ul a h y an g h a r us men d o r on g te r j a di n ya d is e min as i me l ua s t e n t a n g k e g i a t a n -k e g i a t a n d i s -k a l a m i -k r o y a n g d i g e r a -k -k a n melalui proye-k-proye-k percontohan(Pilot Project) karena upaya m e n e k a n v o l u m e s a m p a h t i d a k h a n y a t e r g a n t u n g p a d a ketersediaan mesin-mesin pengolah, lahan untuk pembuangan, truck pengangkut ataupun fasilitas lainnya, karena keberadaan infrastruktur fisik saja tidak akan memecahkan permasalahan sampah kota, tetapi harus di dukung dengan pola perilaku warga masyarakat dalam membuang sampah, karena dalam pengelolaannya semua warga kota, yaitu pemerintah kota, pihak swasta dan masyarakat harus ikut bertanggung jawab secara p rop orsional dan diharap kan p en ge lolaan sa mp ah d ap at memberikan kontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli D a e r a h ( P A D ) K a b u p a te n S e r a m B a g i a n T i m u r m e l a l u i pembayaran retribusi sampah oleh masyarakat.

183 183

Gambar 4.3. Sistem Pengolahan Persampahan

4.4.2. 3 Aspek Pendanaan

Pembiayaan pengembangan bidang permukiman berasal dari Dana Pemerintah Kota/Kabupaten, masyarakat, swasta dan bantuan pemerintah pusat, bantuan simultan, bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan. Sedangkan macam bantuan dan besarannya akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan

4.4.2. 4 Aspek Kelembagaan Pelayanan Persampahan

Lembaga Pengelola bidang persampahan di kawasan perencanaan menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum

4.4.2. 5 Aspek Peraturan Perundangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan

184 184 Persampahan (KSNP-SPP), upaya pencapaian sasaran RPJMN 2004-2009, dapat dilakukan meliputi:

• Pengurangan sampah maksimal semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya.

• Peningkatan peran aktif masyarakat dan usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan.

• Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan. 4.4.2. 6 Aspek Peran serta Masyarakat

 Peningkatan partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan dalam pengurangan timbulan dan pengelolaan sampah.

 Menggerakkan keterlibatan swasta dalam pengurangan produksi sampah dan peningkatan pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan sampah

4.4.3 Permasalahan yang Dihadapi

Saat ini pengelolaan sampah dilakukan secara individual, yang sebagian besar dilakukan dengan cara di buang langsung ke s e l o k a n , d i t a n a m a t a u p u n d ib a k a r .

4.4.3. 1 Sasaran Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Sampah Sasaran utama yang hendak dicapai yaitu (1) pencapaian sasaran cakupan pelayanan 60% penduduk; (2) pencapaian pengurangan kuantitas sampah sebesar 20%; (3) tercapainya peningkatan kualitas pengelolaan TPA menjadi

sanitary landfill untuk kota metropolitan dan besar serta controlled landfill untuk kota sedang dan kecil serta tidak diperasikannya TPA secara open dumping.

Sasaran kota yang tercakup adalah merupakan kota-kota yang diprioritaskan dalam RPJM Nasional 2004-2009 (khususnya Bab 26 dan Bab 33) dan RPJMD Propinsi terkait. Penyiapan program pengelolaan persampahan dibuat untuk mengisi kesenjangan kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan pada akhir RPJMN (2009).

185 185 4.4.3. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis dan kondisi riil pada lokasi perencanaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pengelolaan persampahan adalah sebagai berikut

• Kebanyakan masyarakat masih mengunakan sistem komunal artinya ditimbun ataupun dibakar untuk sampah organiknya.

• Pengelolaan sampah yang ada belum ditangani secara maksimal karena keterbatasan sarana dan prasarana pengolahan persampahan

4.4.4 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi 4.4.4. 1 Analisis Permasalahan

 Berdasarkan volume sampah yang ada diwilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, perlunya perencanaan yang matang dalam rangka pengurangan volume sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya.

 Penanganan permasalahan tidak hanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah sendiri dalam hal ini adalah dinas lingkungan hidup tetapi perlu upaya dan dukungan dari masyarakat atau pihak swasta

4.4.4. 2 Alternatif Pemecahan Permasalahan

Solusi penanganan persampahan harus melibatkan berbagai unsur dan perlunya alternatif pengelolaansampah berbasis masyarakat.

Selain untuk terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat serta terciptanya suatu mekanisme pengelolaan sampah yang efektif dan efisien, rencana pengelolaan sampah juga mempertimbangkan segi estetika dan dampak negatif yang mungkin terjadi dari penanganan sampah.