• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Pemeliharaan Sumber Daya Manusia

2.2.2. Kegiatan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia

Kegiatan pemeliharaan terhadap sumber daya manusia yang dilakukan perusahaan melakukan sasaran utama, yaitu tetap bertahannya sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Sumber daya manusia akan terdorong tetap bekerja memberikan tenaganya, kemampuan pikiran dan waktunya bagi kemajuan perusahaan. Menurut Sedarmayanti (2009) kegiatan pemeliharaan sumber daya manusia bertujuan untuk :

1. Meningkatkan loyalitas sumber daya manusia terhadap perusahaan. 2. Meningkatkan motivasi dan disiplin kerja.

3. Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja.

4. Meningkatkan rasa aman, rasa bangga, dan ketenangan jiwa sumber daya manusia dalam melakukan pekerjaan.

5. Meningkatkan kinerja sumber daya manusia.

6. Menurunkan tingkat kemangkiran sumber daya manusia. 7. Menurunkan tingkat turn over sumber daya manusia.

8. Menciptakan suasana hubungan kerja yang harmonis dan kebersamaan.

Penyusunan program pemeliharaan ini harus didasarkan pada kondisi nyata yang terdapat dalam perusahaan dan kemungkinan masa datang yang akan dihadapi. Sedarmayanti (2009) menyatakan bahwa pada dasarnya pemeliharaan yang dapat dilakukan perusahaan dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu :

1. Pemeliharaan sumber daya manusia yang bersifat ekonomis.

2. Pemeliharaan sumber daya manusia yang bersifat penyediaan fasilitas. 3. Pemeliharaan sumber daya manusia yang berupa pemberian pelayanan.

Malayu (2005) menyatakan bahwa ada beberapa metode pemeliharaan terhadap karyawan yaitu : komunikasi, insentif, kesejahteraaan karyawan, kesadaran dan keselamatan kerja, serta hubungan industrial Pancasila. Pemeliharaan sumber daya manusia dalam hal ini adalah pemeliharaan pegawai yang berarti mempertahankan mereka agar tetap mau bersama organisasi dan memelihara sikap kerja sama serta kemampuan kerja para pegawai tersebut.

2.3. Teori tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.3.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka

(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai

suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan. Dalam mempelajari faktor faktor yang dapat menyebabkan manusia mengalami kecelakan inilah berkembang berbagai konsep dan teori tentang kecelakaan (accident theories). Teori tersebut umumnya ada yang memusatkan perhatiannya pada faktor penyebab yang ada pada pekerjaan atau cara kerja, ada yang lebih memperhatikan faktor penyebab pada peralatan kerja bahkan ada pula yang memusatkan perhatiannya pada faktor penyebab perilaku manusianya.

Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial. Dengan demikian pengertian sehat secara utuh menunjukkan pengertian sejahtera (well-being). Kesehatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun pendekatan praktis juga berupaya mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia menderita sakit dan sekaligus berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk mencegah agar manusia tidak menderita sakit, bahkan menjadi lebih sehat.

Sebagaimana kita ketahui bahwa umumnya manusia selalu mempunyai pekerjaan (work, occupation) dan sebagian besar waktunya berada dalam situasi bekerja sehingga dapat terjadi manusia akan menderita penyakit yang mungkin disebabkan oleh pekerjaannya atau menderita penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya. Karena alasan tersebut berkembang ilmu yang dikenal dengan kesehatan kerja (occupational health). Kesehatan kerja disamping mempelajari faktor-faktor pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan manusia menderita penyakit akibat kerja (occupational disease) maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya (work-related disease) juga berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan (health promotion) pada manusia pekerja tersebut.

Menurut Tunggul (2009), “Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah : 1. Secara Filosofi: Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin

kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.

2. Secara Keilmuan : Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja 3. Secara Praktis : Merupakan suatu upaya perlindungan agar tenaga kerja

selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat kerja serta bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber dan proses produksi dapat secara aman dan efisien dalam pemakaiannya”.

Mangkunegara (2002) menyatakan bahwa

adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur”.

Menurut Rivai (2004) keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedikit pekerja yang menderita cedera atau penyakit jangka pendek maupun panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Kondisi fisiologis – fisikal meliputi penyakit – penyakit dan kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa atau anggota badan, cedera yang diakibatkan gerakan berulang-ulang, sakit punggung, sindrom carpal tunnel, penyakit – penyakit kardiovaskular, berbagai jenis kanker, emphysema, serta arthritis. Kondisi – kondisi lain yang diketahui sebagai akibat dari tidak sehatnya lingkungan pekerjaan meliputi penyakit paru – paru putih, penyakit paru – paru coklat, penyakit paru – paru hitam, kemandulan, kerusakan sistem saraf pusat, dan bronhitis kronis.

Kondisi – kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap apatis, penarikan diri, penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupa, kebingungan terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil keputusan,

kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan, dan kecendrungan untuk mudah putus asa terhadap hal – hal yang remeh.