• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK Beberapa informasi dibawah ini memuat data yang berasal dari laporan industri yang diterbitkan oleh Frost & Sullivan pada Beberapa informasi dibawah ini memuat data yang berasal dari laporan industri yang diterbitkan oleh Frost & Sullivan pada

PT MITRA PINASTHIKA MUSTIKA Tbk

MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SEMUA RISIKO USAHA MATERIAL YANG DIHADAPI PERSEROAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA TELAH DIUNGKAPKAN

IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK Beberapa informasi dibawah ini memuat data yang berasal dari laporan industri yang diterbitkan oleh Frost & Sullivan pada Beberapa informasi dibawah ini memuat data yang berasal dari laporan industri yang diterbitkan oleh Frost & Sullivan pada

tanggal 11 Maret 2013. Kecuali disebutkan lain, maka seluruh kata “Perseroan” dalam Bab Kegiatan Dan Prospek Usaha Perseroan dan Entitas Anak ini berarti PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. dan Entitas Anak.

9.1. laTar belaKang Perseroan Tinjauan Umum

Perseroan merupakan suatu perusahaan otomotif yang berkembang cepat, dengan posisi terkemuka dalam hal pangsa pasar pada beberapa segmen dalam industri otomotif Indonesia. Perseroan berkeyakinan, bahwa pada saat pencatatan sahamnya di BEI, Perseroan akan menjadi salah satu emiten yang murni bergerak pada industri otomotif di Indonesia yang terbesar dari sisi pendapatan dan jangkauan geografis (dalam hal jaringan lokasi layanan) dan memiliki posisi terkemuka dalam hal pangsa pasar pada beberapa segmen dalam industri otomotif dimana Perseroan beroperasi. Strategi Perseroan adalah untuk mengembangkan lebih jauh kegiatan dan cakupan operasi Perseroan melalui pertumbuhan organik dan pelaksanaan akuisisi yang disiplin dalam industri otomotif Indonesia yang besar dan berkembang pesat, yang secara total menghasilkan transaksi penjualan lebih dari Rp519,4 triliun pada tahun 2011 menurut Frost & Sullivan.

Perseroan saat ini merupakan salah satu perusahaan asosiasi dari PT Saratoga Investama Sedaya (“Saratoga”) yang mana nantinya setelah pencatatan saham Perseroan, pembelian saham oleh Saratoga, pelaksanaan konversi MCN dan opsi pembelian saham oleh Asetama, Saratoga akan memiliki sekitar [45,12%] saham di Perseroan. Saratoga merupakan salah satu perusahaan investasi swasta aktif terbesar di Indonesia dan memiliki investasi yang sukses pada beberapa perusahaan, termasuk beberapa emiten di BEI yang meliputi produsen batubara PT Adaro Energy Tbk. dan operator menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Saratoga, didirikan oleh Edwin Soeryadjaya yang merupakan putra dari mendiang salah satu pendiri PT Astra International Tbk., yang saat ini merupakan salah satu emiten berkapitalisasi terbesar di BEI. Sejalan dengan strategi Perseroan, Saratoga bermaksud untuk memposisikan Perseroan sebagai sarana utama untuk mengambil manfaat dari potensi pertumbuhan industri otomotif Indonesia.

Transformasi Strategis Perseroan

Didirikan pada tahun 1988 dan dari kegiatan operasi yang semula adalah kegiatan usaha distribusi sepeda motor, Perseroan kemudian mengembangkan kegiatan usahanya ke area yang terkait, seperti penjualan ritel dan suku cadang sepeda motor. Pada akhir tahun 2010, Perseroan memulai transformasi strategis kegiatan usaha, dengan menyesuaikan fokus kegiatan operasi dari sebelumnya bisnis berbasis keagenan (agency-based business) menjadi yang bisnis dengan peran lebih sebagai prinsipal (principal-driven business) untuk dapat lebih memiliki kendali dalam mencapai pertumbuhan.

Transformasi strategis tersebut mendorong dilakukannya rekapitalisasi Perseroan pada tahun 2011 dan beberapa aksi korporasi besar, termasuk akuisisi perusahaan penyewaan kendaraan MPMRent dan perusahaan pembiayaan otomotif MPMFinance pada bulan Januari 2012, dan pendirian perusahaan asuransi, MPMInsurance pada bulan Mei 2012, divestasi dari empat kegiatan usaha yang terkait produksi peralatan resmi (Original Equipment Manufacturer atau “OEM”) pada bulan Juni 2012, dan suatu investasi yang signifikan pada Entitas Anak dalam bidang pembiayaan sepeda motor, SAF, yang dilakukan oleh JACCS, suatu perusahaan pembiayaan kredit konsumen terkemuka di Jepang dan merupakan anggota dari Grup Mitsubishi UFJ Financial, pada bulan Desember 2012.

Perseroan bangga dengan banyaknya produk dan jasa Perseroan yang menyentuh kehidupan konsumen Indonesia. Saat ini kegiatan usaha Perseroan meliputi:

Kegiatan usaha distribusi: Perseroan adalah main dealer untuk sepeda motor merek Honda untuk wilayah Jawa Timur

dan Nusa Tenggara Timur. Kegiatan usaha distribusi Perseroan ini dilaksanakan oleh Entitas Anak, PT Mitra Pinasthika Mulia (“Mulia”), yang memiliki kerjasama yang mencakup 288 gerai ritel per 31 Desember 2012.

Kegiatan usaha penjualan ritel: Kegiatan usaha penjualan ritel sepeda motor merek Honda dari Perseroan dilaksanakan

oleh divisi usaha di dalam Perseroan melalui gerai ritel dengan nama MPMMotor (“MPMMotor”). Per 31 Desember 2012, MPMMotor memiliki dan mengoperasikan 38 gerai ritel MPMMotor yang terdiri dari 29 gerai ritel yang berlokasi di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur dan 9 gerai ritel yang berlokasi di 8 propinsi lainnya di Indonesia.

Kegiatan usaha penjualan consumer parts otomotif: Entitas Anak Perseroan, PT Federal Karyatama (“FKT”), melaksanakan

kegiatan usaha pabrikasi, pemasaran dan distribusi oli pelumas sepeda motor dengan merek “Federal Oil”. FKT juga mempabrikasi dan mengemas oli pelumas dengan merek “AHM Oil” yang merupakan oli pelumas resmi (OEM) untuk sepeda motor merek Honda di Indonesia.

Kegiatan usaha layanan jasa kendaraan: Entitas Anak Perseroan, PT Mitra Pinasthika Mustika Rent (“MPMRent”),

menyediakan layanan jasa sewa kendaraan yang sebagian besar merupakan kontrak sewa jangka panjang dan jasa terkait lainnya. MPMRent mengoperasikan armada sebesar 7.991 kendaraan per 31 Desember 2012.

Kegiatan usaha layanan jasa keuangan: Perseroan mengoperasikan kegiatan usaha jasa pembiayaan melalui Entitas Anak,

PT Mitra Pinasthika Mustika Finance (“MPMFinance”) dan PT Sasana Artha Finance (“SAF”). Selain itu Perseroan juga mengoperasikan kegiatan usaha asuransi melalui Entitas Anak, PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika (“MPMInsurance”). Tabel berikut ini menjelaskan perkembangan pendapatan dari masing-masing kegiatan usaha yang dimiliki oleh Perseroan untuk periode yang dijelaskan.

(dalam jutaan Rupiah dan persen)

Keterangan Tahun yang berakhir 31 Desember

2008 % 2009 % 2010 % 2011 % 2012 %

Penjualan bersih ke pihak ketiga:

Sepeda motor dan suku cadang 5.347.886 87,2 5.598.874 86,4 6.647.521 86,1 7.133.282 84,4 8.128.362 75,4

Oli pelumas 783.444 12,8 879.188 13,6 912.985 11,8 1.126.187 13,3 1.269.807 11,8

Subjumlah 6.131.330 100,0 6.478.062 100,0 7.560.506 97,9 8.259.469 97,7 9.398.169 87,2

Pendapatan bersih dari pihak ketiga:

Jasa keuangan - - - - 164.090 2,1 193.964 2,3 821.078 7,6

Sewa kendaraan - - - - - - - - 557.672 5,2

Subjumlah - - - - 164.090 2,1 193.964 2,3 1.378.750 12,8

Jumlah pendapatan bersih 6.131.330 100,0 6.478.062 100,0 7.724.596 100,0 8.453.433 100,0 10.776.919 100,0

Sumber : Laporan Keuangan Perseroan

Transformasi strategis yang dilaksanakan Perseroan telah membawa kebangkitan pada Perseroan, dan telah berkontribusi dalam mencapai pertumbuhan pendapatan bersih dan peningkatan pada laba bersih dari operasi yang dilanjutkan Perseroan sejak tahun 2010. Pendapatan bersih dan laba bersih dari operasi yang dilanjutkan Perseroan meningkat masing-masing menjadi Rp10.776.919 juta dan Rp404.929 juta pada tahun 2012 dari sebelumnya masing-masing Rp7.724.596 juta dan Rp247.765 juta pada tahun 2010.

Posisi yang ingin dicapai Perseroan

Perseroan berkeyakinan bahwa industri otomotif Indonesia, memiliki kesempatan pertumbuhan yang tinggi dan bahwa dengan pelaksanaan transformasi strategis, Perseroan akan berada pada posisi yang baik untuk menangkap pontensi pertumbuhan tersebut. Perseroan berupaya menjadi pemain utama dalam industri otomotif melalui pertumbuhan organik dari kegiatan usaha yang ada dan pelaksanaan akusisi secara berdisplin dalam segmen usaha dimana Perseroan beroperasi ataupun segmen baru yang dipandang menarik oleh Perseroan. Perseroan berkeyakinan bahwa kemampuan Perseroan untuk mencapai tujuan tersebut didukung oleh berbagai faktor, termasuk:

• posisi Perseroan yang saat ini memimpin dan/atau terkemuka dalam sejumlah segmen dalam industri otomotif Indonesia yang diyakini Perseroan dapat terus dikembangkan;

• jaringan lokasi layanan konsumen dengan cakupan nasional yang memungkinkan Perseroan untuk memantau dengan lebih baik konsumen dan mengidentifikasi tren dalam perilaku konsumen;

• catatan keberhasilan dalam mengidentifikasi, mengakuisisi dan mengembangkan kegiatan usaha;

• tim manajemen yang berpengalaman dengan pengalaman yang luas dalam industri otomotif Indonesia dan hubungan yang erat dengan pemain utama di industri; dan

• dukungan pemegang saham yang kuat dari Saratoga, dan juga investor ekuitas swasta terkemuka Affinity Equity Partners, yang telah menanamkan disiplin yang kuat dalam ekspansi dan akusisi.

9.2. Pasar dan PoTensi PerTUmbUhan Perseroan

Menurut Frost & Sullivan, industri otomotif konsumen Indonesia diperkirakan menghasilkan transaksi penjualan lebih dari AS$59 miliar (Rp519,4 triliun)1 pada tahun 2011 yang mewakili lebih dari 7,0% PDB Indonesia pada tahun tersebut.

Frost & Sullivan memperkirakan bahwa industri otomotif akan mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang, terutama didorong oleh beberapa faktor utama:

• Fundamental ekonomi, termasuk pertumbuhan PDB dan konsumsi domestik yang sehat didukung oleh peningkatan yang berkelanjutan pada pendapatan yang dapat dibelanjatkan per kapita (yang telah meningkat pada CAGR 6,0% dari Rp8,3 juta pada tahun 2008 menjadi sekitar Rp10,6 juta pada tahun 2012;

• Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia (dengan 240,5 juta penduduk pada tahun 2010) dan profil demografi yang mendukung (dengan lebih dari 44% dari populasi berusia di bawah 25 tahun) yang diperkirakan Frost & Sullivan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut;

• Tingkat penetrasi sepeda motor dan kendaraan penumpang yang masih rendah di Indonesia relatif terhadap pasar utama lain di Asia Tenggara. Menurut Frost & Sullivan, per 31 Desember 2011, sekitar 2,6% dan 24,2% dari penduduk Indonesia memiliki masing mobil penumpang dan sepeda motor, dibandingkan dengan sekitar 33,8% dan34,8% masing-masing di Malaysia, dan sekitar 7,8% dan 28,0% masing-masing-masing-masing di Thailand;

• Peningkatan urbanisasi, dimana oleh Frost & Sullivan diharapkan akan mendorong pembangunan infrastruktur jalan raya baik di dalam ataupun di luar kota; dan

• Sistem transportasi publik yang tidak mencukupi dan tidak memadai, dan tidak memberikan alternatif pengganti untuk metode transportasi pribadi yang layak (seperti mobil dan sepeda motor pribadi) dan kurangnya pembangunan dalam infrastruktur jalan raya sehingga menyebabkan kemacetan di dalam dan sekitar kota-kota besar di Indonesia.

Frost & Sullivan memperkirakan bahwa segmen dalam industri otomotif konsumen Indonesia dimana Perseroan beroperasi akan diuntungkan dengan peningkatan permintaan akan produk dan jasa otomotif dan akan mengalami pertumbuhan yang kuat antara tahun 2012 hingga 2015.

Lebih lanjut, segmen dimana Perseroan beroperasi relatif terfragmentasi. Sebagai contoh, terdapat 29 main dealer untuk sepeda motor merek Honda secara nasional, dan 10 terbesar dealer ritel Honda menguasai hanya sekitar 29,5% pangsa pasar dari sisi jumlah gerai ritel per Desember 2011. Selain itu, terdapat sekitar 250 merek oli pelumas yang tersedia utuk konsumen dan lima terbesar dari perusahaan layanan jasa kendaraan mewakili kurang dari 20% pangsa pasar dari sisi jumlah armada kendaraan per Desember 2012. Saat ini juga terdapat 195 perusahaan penyedia pembiayaan dan 88 perusahaan asuransi non-jiwa per 31 Desember 2011, menurut Frost & Sullivan. Perseroan berkeyakinan bahwa fragmentasi dalam industri ini memberi peluang untuk konsolidasi dalam jangka pendek dan menengah, dan memberikan kesempatan untuk tumbuh pada perusahaan, seperti Perseroan, yang berfokus kepada pertumbuhan melalui akuisisi.

Perseroan berkeyakinan bahwa gabungan dari faktor tersebut di atas memberikan kesempatan investasi yang sangat menarik dalam industri otomotif Indonesia dan berkeyakinan bahwa model bisnis Perseroan, keunggulan kompetitif dan strategi akan memungkinkan Perseroan untuk meningkatkan pangsa pasar dari kegiatan usaha Perseroan saat ini dan memanfaatkan kesempatan pertumbuhan yang tinggi di segmen lainnya dalam industri.

9.3. model bisnis dan KeUnggUlan KomPeTiTif Perseroan

Model bisnis Perseroan adalah mengoperasikan kegiatan usaha dalam industri otomotif dan segmen yang terkait otomotif di Indonesia yang diyakini Perseroan dapat dikembangkan menjadi berskala besar dan menguntungkan, dengan fokus mengoperasikan bisnis dengan peran sebagai prinsipal dimana Perseroan yakin dapat mencapai posisi kepemimpinan.

Perseroan mengoperasikan suatu grup usaha yang terdiri dari beberapa Entitas Anak melalui landasan yang mendukung penjualan silang dan sinergi di dalam grup dan dimana Perseroan berupaya untuk mengoptimalisasi penggunaan arus kas diantara berbagai kegiatan usaha dan menggunakan modal secara berulang secara efisien untuk mendanai kesempatan bisnis yang dapat tumbuh cepat dan mendatangkan nilai tambah. Sebagai bagian dari model bisnis Perseroan, Perseroan senantiasa berusaha untuk mempertahankan posisi kepemimpinan yang dimiliki beberapa bisnis Perseroan yang beroperasi di segmen industri dimana Perseroan mencatatkan keberhasilan dan menghasilkan arus kas yang kuat dari segmen-segmen tersebut, melakukan investasi pada bisnis-bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan, mengembangkan bisnis-bisnis yang belum dikembangkan atau sedang dikembangkan oleh Perseroan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi dan melakukan divestasi terhadap bisnis-bisnis yang beroperasi di segmen yang diperkirakan tidak akan mengalami perkembangan. Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan berada dalam posisi yang baik untuk mencapai pertumbuhan melalui kombinasi dari pertumbuhan organik pada bisnis yang saat ini dioperasikan Perseroan dan akusisi tertentu dalam bisnis yang ada dan bisnis baru dalam industri otomotif Indonesia.

Dalam melaksanakan model bisnisnya, Perseroan bermaksud untuk memanfaatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki, termasuk posisi Perseroan sebagai pemimpin pasar dalam bisnis yang ada, cakupan geografis secara nasional, manajemen dan pemegang saham yang berpengalaman dengan koneksi yang luas, dan rekam jejak yang terbukti.

Posisi sebagai pemimpin pasar dalam segmen tertentu dalam industri otomotif

Perseroan saat ini mengoperasikan kegiatan usaha dalam segmen distribusi dan penjualan ritel sepeda motor, consumer

parts otomotif, layanan jasa kendaraan dan layanan jasa keuangan dalam industri otomotif. Dalam setiap segmen tersebut,

Perseroan telah mencapai atau berkeyakinan bahwa Perseroan berada dalam posisi yang baik untuk mencapai posisi pemimpin pasar. Lebih lanjut, Perseroan berkeyakinan bahwa segmen tersebut menarik, baik karena Perseroan (didukung oleh bukti dan proyeksi dari Frost & Sullivan yang disajikan dalam bab lain di Prospektus ini) memperkirakan segmen tersebut akan mengalami pertumbuhan yang signifikan dan juga segmen tersebut menawarkan potensi sinergi dan peluang untuk penjualan silang untuk Entitas Anak dalam grup usaha Perseroan.

Segmen Industri1) Entitas Anak Utama Posisi Segmen2) CAGR Segmen Industri

2012-20153) Target pasar utama

Distribusi dan Penjualan Ritel

Sepeda Motor Mulia Main dealer sepeda motor merek Honda #1 dari sisi volume penjualan (pada tahun 2012)

6,9% untuk penjualan sepeda motor nasional dan 6,6% untuk penjualan sepeda motor Jawa Timur

Konsumen golongan penghasilan menengah dan rendah

MPMMotor 4) Operator gerai ritel sepeda motor merek Honda #5 berdasarkan jumlah gerai (pada tahun 2011) Consumer Parts Otomotif FKT Oli pelumas sepeda motor #1

(“Federal Oil”) dari sisi volume penjualan (pada tahun 2012)

9,9% untuk volume penjualan oli pelumas sepeda motor

Pengguna sepeda motor merek Honda dan lainnya

Layanan Jasa Kendaraan MPMRent Penyewaan kendaraan #3 dari sisi armada kendaraan (pada tahun 2012)

13,3% untuk pendapatan penyewaan kendaraan

Korporasi untuk sewa pembiayaan Layanan Jasa Keuangan MPMFinance Perusahaan pembiayaan mobil dan

sewa pembiayaan independen 15,0% untuk piutang pembiayaan konsumen Konsumen golongan penghasilan menengah dan rendah untuk pembiayaan mobil dan sepeda motor

SAF Perusahaan jasa pembiayaan yang

berfokus pada pembiayaan sepeda motor

15,4% untuk piutang

sewa pembiayaan Korporasi untuk sewa pembiayaan MPMInsurance Asuransi non-jiwa (fokus utama

pada asuransi kendaraan) Tidak tersedia Konsumen golongan penghasilan menengah dan rendah

(1) Segmen dalam industri otomotif konsumen Indonesia sebagaimana didefinisikan oleh Frost & Sullivan yang disajikan dalam bab lain pada Prospektus ini (2) Sumber : Frost & Sullivan

(3) Perkiraan CAGR volume penjualan industri, kecuali disebutkan lain. Sumber: Frost & Sullivan (4) MPMMotor merupakan unit usaha di dalam Perseroan

Atas prestasinya, Perseroan dan Entitas Anak telah memperoleh penghargaan pada tahun 2012, antara lain penghargaan “Main Dealer dengan kinerja dan aktivitas Below The Line Terbaik tahun 2012” untuk gerai MPMMotor di Surabaya dan Malang dan “QAS Best Progress Implementation” dengan Gold Classification untuk Mulia, ketiganya dari AHM, penghargaan “Produk Oli Terfavorit” pilihan pembaca untuk produk Federal Oil dari Motor Plus Award.

Jaringan layanan konsumen yang luas dengan cakupan nasional

Perseroan memiliki jaringan layanan konsumen yang luas tersebar di seluruh Indonesia dengan 259 gerai ritel pihak ketiga di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur yang dikelola oleh gerai ritel berdasarkan perjanjian dengan Mulia, 38 gerai ritel MPMMotor, 28 main dealer FKT, 22 kantor cabang dan lokasi layanan MPMRent, 47 kantor cabang MPMFinance dan 31 kantor cabang SAF per 31 Desember 2012. Perseroan berkeyakinan bahwa cakupan nasional Perseroan memberikan landasan bagi Perseroan untuk menjangkau dan melayani lebih baik konsumen yang ada dan konsumen potensial dan akan mendukung penjualan silang dari produk dan jasa Perseroan. Lebih lanjut, Perseroan berkeyakinan bahwa hal ini akan mendukung Perseroan untuk memahami lebih baik kebutuhan konsumen Perseroan dan mengidentifikasi tren penting yang dapat mempengaruhi operasi dan model bisnis Perseroan, sehingga mendukung lebih jauh lagi pertumbuhan Perseroan pada masa mendatang.

Peta Jaringan Perseroan per 31 Desember 2012

259 Gerai ritel pihak ketiga dibawah Mulia di Jawa Timur dan NTT 38 Gerai ritel sepeda motor Honda

28

Jaringan:

1 Kantor cabang MPMRent, 21 lokasi layanan 47 Kantor cabang MPMFinance

31 Kanor Cabang SAF

Main dealer Federal Oil yang menandatangani perjanjian dengan FKT

Catatan : Jaringan distribusi meliputi sekitar 3.200 gerai resmi FKT (“Federal Oil Center”) secara nasional. Sumber : Perseroan, Desember 2012

Tim Manajemen dan Pemegang Saham yang berpengalaman dengan koneksi yang luas

Tim manajemen senior Perseroan terdiri dari tenaga profesional yang berpengalaman dengan pengetahuan operasi yang luas dan memiliki hubungan yang panjang dan erat dengan industri otomotif. Sebagai bagian dari transformasi strategis, Perseroan mengidentifikasi beberapa tenaga profesional kunci dari dalam dan luar organisasi Perseroan yang diyakini memiliki keahlian dan pengalaman untuk memimpin kegiatan usaha Perseroan.

Keahlian dari tim manajemen Perseroan diperkaya dengan dukungan dari pemegang saham utama, Saratoga, yang memiliki rekam jejak keberhasilan dalam menyelesaikan akuisisi dan mengembangkan sejumlah bisnis, termasuk PT Adaro Energy Tbk. dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk., melalui pendekatan yang berdisiplin dalam mencari proyek baru, manajemen kinerja dan tata kelola perusahaan di Indonesia. Demikian pula, Saratoga mendukung sepenuhnya sasaran Perseroan untuk menjadi pemain terkemuka dalam industri otomotif Indonesia yang berkembang cepat melalui pertumbuhan organik dan akusisi. Sebagai salah satu perusahaan asosiasi dari Saratoga, Perseroan dapat memanfaatkan jangkauan domestik dan internasional dan jaringan bisnis Sarotaga dalam mencari kesempatan akusisi dan kemitraan. Saratoga juga dapat berinvestasi bersama dalam proyek dan akuisisi yang dilaksanakan oleh Perseroan dan dianggap layak oleh Perseroan.

Rekam jejak yang terbukti dalam mengelola kegiatan usaha Perseroan

Sejak tahun 2010, menyusul transformasi strategis, Perseroan menyakini bahwa Perseroan telah berhasil menjalan model bisnis yang ada dan mencapai hal-hal berikut ini:

Mengembangkan kegiatan usaha secara organik secara berarti. Perseroan telah terus tumbuh dan mengembangkan

kegiatan operasi dan pangsa pasar, membangun dari posisi kepemimpinan Perseroan di pasar. Pangsa pasar sepeda motor merek Honda di Jawa Timur tumbuh dari 51,3% pada tahun 2010 menjadi 65,7% pada tahun 2012, dibandingkan dengan rata-rata nasional untuk Honda dari 46,4% menjadi 57,8% pada periode yang sama, menurut Frost & Sullivan. Lebih lanjut, Perseroan menambah jumlah gerai ritel MPMMotor dari 23 per 31 Desember 2010 menjadi 38 per 31 Desember 2012. Perseroan juga meningkatkan volume penjualan produk oli pelumas dari 45,3 juta liter di tahun 2010 menjadi 56,4 juta liter di tahun 2012.

Melakukan penetrasi ke segmen baru dan menyelesaikan akusisi. Pada bulan Januari 2012, Perseroan sukses masuk ke

segmen baru dalam industri otomotif melalui akuisisi MPMRent dan MPMFinance. Setelah akuisisi MPMRent, Perseroan mengembangkan armada dari 6.196 kendaraan per 1 Januari 2012 menjadi 7.991 kendaraan per 31 Desember 2012, setelah penjualan kendaraan, melalui pembelian 2.281 kendaraan dan akusisi beberapa portofolio sewa kendaraan yang berjumlah 830 kendaraan, diluar jumlah kendaraan yang dijual. Pada bulan Februari 2013, Perseroan kembali menyelesaikan akuisisi suatu perusahaan layanan jasa kendaraan dengan armada 1.779 kendaraan. Pada Bulan Maret 2013 Perseroan menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi perusahaan jasa layanan kendaraan yang memiliki 1.280 kendaraan yang akan diselesaikan sebelum 15 Juni 2013.

Melaksanakan kemitraan strategis. Pada 26 Desember 2012, JACCS, suatu perusahaan pembiayaan konsumen terkemuka

di Jepang, menyelesaikan investasi sebesar 40% modal saham SAF. Investasi ini dilakukan melalui setoran saham baru di SAF sebesar Rp180.936 juta, yang memperkuat basis permodalan SAF. Perseroan berkeyakinan bahwa kemitraan dengan JACCS dapat menurunkan biaya pendanaan SAF, memungkinkan SAF untuk memanfaatkan pengalaman dan keahlian yang kaya dari JACCS dalam bisnis layanan jasa keuangan dalam mengembangkan bisnisnya dan diharapkan mendorong SAF menjadi lebih kompetitif dalam segmen pembiayaan otomotif dan konsumen secara keseluruhan.

Mendirikan kegiatan usaha baru yang melengkapi. Sebagai bagian dari kajian strategis Perseroan pada tahun 2010,

Perseroan menargetkan untuk asuransi diluar asuransi jiwa sebagai kegiatan usaha baru untuk mendukung operasi Perseroan dalam industri otomotif dan mengambil manfaat secara luas dari kesempatan yang ada dalam industri asuransi Indonesia. Dikarenakan tidak adanya kesempatan akuisisi yang memenuhi kriteria investasi Perseroan, maka Perseroan mendirikan MPMInsurance pada bulan Mei tahun 2012. MPMInsurance memulai operasinya pada bulan November 2012.

Mendivestasi kegiatan usaha yang berskala terbatas. Pada tahun 2012, sebagai tindak lanjut dari review terperinci terhadap

seluruh kegiatan usaha Perseroan dan prospeknya, Perseroan memutuskan untuk menjual empat perusahaan produsen peralatan resmi (OEM) kepada beberapa pemegang saham Perseroan karena kegiatan usaha tersebut tidak memenuhi kriteria akan skala dan tingkat keuntungan yang dikehendaki Perseroan.

Perseroan berkeyakinan bahwa gabungan dari cakupan secara nasional, manajemen yang berpengalaman, pemegang saham dengan koneksi yang luas dan rekam jejak yang berhasil, menempatkan Perseroan dalam posisi yang baik untuk menangkap potensi pertumbuhan yang menguntungkan dalam pasar otomotif Indonesia.

9.4. sTraTegi Perseroan

Perseroan bermaksud untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang tersedia secara luas dalam pasar otomotif Indonesia yang besar dan tumbuh pesat untuk menjadi pemain utama di industri dalam hal pangsa pasar dan kesadaran merek. Untuk mencapai sasaran tersebut, Perseroan merencanakan untuk memperkuat dan memperluas kegiatan operasi melalui kombinasi pertumbuhan organik dan akusisi strategis dalam segmen yang telah dimasuki Perseroan dan juga melalui pendirian atau akusisi kegiatan usaha dalam segmen yang baru dimana Perseroan berkeyakinan dapat mencapai skala, kepemimpinan pasar dan keuntungan yang dikehendaki dan menciptakan sinergi dengan kegiatan usaha Perseroan yang telah ada. Untuk mendukung strategi ini, Perseroan terus mengejar potensi penjualan silang dalam kegiatan usaha yang terdiversifikasi dan bermaksud untuk