• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN VALIDASI

Dalam dokumen REHABILITASI LAHAN DI ZONA EKSTRIM (Halaman 129-139)

KEGIATAN VALIDASI

Informasi Singkat tentang JACO CDM

Kegiatan validasi adalah salah satu tahapan dalam kegiatan MPB

yang harus dilewati untuk mendapatkan Certified Emission Reduction

(CER) dari UNFCCC. Sampai saat ini (tahun 2012), belum ada lembaga milik Indonesia yang bergerak dalam bidang kegiatan validasi CDM Kehutanan.

Lembaga yang melakukan validasi pada kegiatan MPB di Hutan Lindung Sekaroh, Lombok Timur adalah JACO CDM dari Jepang. JACO CDM menerima surat indikasi CDM-AP tanggal 5 Februari 2005 untuk seluruh lingkup sektoral. Surat ini menunjukkan bahwa CDM-AP sepakat jika JACO CDM merekomendasikan kepada Dewan Eksekutif untuk mengakreditasi lembaga pemohon.

Dewan Eksekutif CDM UNFCCC mengakreditasi JACO CDM

sebagai DESIGNATED OPERATIONAL ENTITY(DOE) sementara untuk

melakukan fungsi validasi pada lingkup sektoral 1 (industri, energi), 2 (distribusi energi) dan 3 (permintaan energi) tanggal 23 Februari 2005 dan untuk lingkup sektoral 14 (Aforestasi / Reforestasi) pada bulan Agustus, 2008 (www.jaco-cdm.com). Daftar sektor di UNFCCC:

1. Energy industries (renewable - / non-renewable sources) 2. Energy distribution

4. Manufacturing industries 5. Chemical industry 6. Construction 7. Transport 8. Mining/Mineral production 9. Metal production

10.Fugitive emissions from fuels (solid, oil and gas)

11.Fugitive emissions from production and consumption of halocar- bons and sulphur hexafluoride

12.Solvents use

13.Waste handling and disposal 14.Afforestation and reforestation 15.Agriculture

KOICA memilih JACO CDM sebagai validator untuk kegiatan

CDM di Lombok Timur karena melihat track record JACO CDM yang

sudah banyak melakukan kegiatan validasi. Dengan lembaga yang sudah terakreditasi di UNFCCC dan memiliki banyak pengalaman sebagai validator, diharapkan proses validasi bisa berjalan lancar dan semua pihak di Lombok Timur dan Indonesia mendapatkan pelajaran yang baik tentang proses validasi.

Hal-hal yang Ditanyakan Validator

Kegiatan validasi lapangan dilakukan oleh JACO CDM ke Lombok Timur tanggal 6 – 14 Juli 2011. Hal-hal yang ditanyakan oleh JACO CDM dalam kegiatan validasi adalah hal-hal yang umum dilakukan untuk kegiatan audit. Hanya saja terkait kegiatan CDM pertanyaan terkait metodologi CDM dan kegiatan lapangan. Secara umum pertanyaan dan cek lapangan validator adalah sebagai berikut:

1. Argumentasi pemilihan metodologi

Pengembang proyek perlu menjelaskan dengan detil pada validator alasan pemilihan sebuah metodologi. Memilih salah satu metodologi berdasarkan kesesuaian lahan dengan metodologi yang tersedia.

Metodologi untuk areal pada hutan dengan tujuan perdagangan kayu, berbeda dengan metodologi yang tersedia untuk areal hutan lindung. Begitu pula areal yang berada pada lahan gambut berbeda dengan areal tanah mineral.

Metodologi yang dipilih untuk kegiatan CDM di Lombok Timur

pada awalnya adalah metodologi Clean Development Mechanism

Project Design Document form For Small-Scale Afforestation and Reforestation Project Activities (CDM SSC-AR-PDD) Version 02. Selanjutnya dengan adanya perubahan pada metodologi di UNFCCC, metodologi ini menyesuaikan diri dengan metodologi yang

baru yaitu metodologi AR-AMS0007 yaitu Simplified baseline and

monitoring methodology for small scale CDM afforestation and reforestation project activities implemented on lands other than wetlands.

2. Pengusul Proyek

Pengembang proyek perlu menjelaskan pada validator mengenai pengusul proyek. Alasan yang digunakan kenapa institusi A atau B dijadikan sebagai pengusul proyek. Dalam kegiatan CDM di Hutan Lindung sekaroh ini pengusul proyeknya terdiri dari beberapa lembaga yaitu :

• Gapoktan Sekaroh Maju (Pemegang Izin IUPHKm), sebagai pelaksana lapangan

• Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Timur, sebagai fasilitator dan monitoring kegiatan lapangan

• Dinas Kehutanan Provinsi NTB, sebagai fasilitator

• Badan Penelitian dan pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan, fasilitator dan monitoring kegiatan

• Korea International Cooperation Agency (KOICA), sebagai penyandang dana

3. Batas lokasi kegiatan

Batas proyek selain akan ditanyakan oleh validator juga akan dicek ke lapangan. Batas proyek harus sesuai antara peta dengan kondisi lapangan.

4. Jenis tanaman yang ditanam

Alasan pemilihan jenis tanaman perlu dijelaskan. Apakah pemilihan jenis tanaman didasarkan pada faktor biofisik lahan, persepsi masyarakat atau faktor penyerapan karbon yang tinggi. Atau pemilihan ini karena gabungan dari semua faktor diatas. Yang pasti jenis tanaman pada areal Hutan Lindung Sekaroh dipilih berdasarkan kesesuaian tempat tumbuh (biofisik lahan) dan persepsi positif masyarakat terhadap jenis tanaman tersebut.

5. Kondisi biofisik lahan (jenis tanah, temperatur dan curah hujan) Validator ketika melakukan survey ke lapangan juga akan melakukan cross check data dalam dokumen PDD. Biasanya validator juga membawa tenaga ahli tanah untuk melakukan pengecekan apakah tanah pada lokasi penanaman sesuai dengan jenis tanah pada PDD. 6. Kesesuaian lahan dengan persyaratan CDM (penutupan lahan <

30%)

Selain dengan menggunakan GIS, pentupan lahan bisa diukur dengan menggunakan alat Densiometer. Pendugaan penutupan tajuk bisa

juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan ‘Chart for estimat-

ing proportions of mottles and coarse fragments’. 7. Persepsi parapihak terhadap kegiatan CDM

Untuk mengetahui persepsi parapihak terhadap kegiatan CDM di lapangan, validator akan berkomunikasi langsung dengan parapihak setempat. Kegiatan komunikasi dengan parapihak dilakukan oleh JACO CDM pada masyarakat, Gapoktan Sekaroh Maju, Kepala Desa Sekaroh, Camat Jerowaru, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Timur dan Dinas Kehutanan Provinsi NTB, termasuk LSM pendamping (AMPEL).

8. Isi DRP dan melakukan cek lapangan

Secara umum, validator akan menanyakan semua isi Dokumen Rancangan Proyek (DRP) dan bagi yang diperlukan ke lapangan akan dilihat di lapangan. Lokasi, batas lokasi, jenis tanaman, jarak tanam, jenis tanah, sumber bibit, parapihak yang terlibat, dan yang lai-lain yang disebutkan pada DRP akan dilakukan cek lapangan.

Waktu selama satu minggu ini digunakan oleh JACO CDM untuk melihat struktur PDD yang harus sesuai dengan metodologi yang dipilih. Sebagai validator, JACO CDM menanyakan tentang alasan pemilihan metodologi dan kecocokan metodologi dengan kondisi lapangan. Diskusi mengenai isi yang tercantum pada DRP didiskusikan oleh JACO CDM dengan KOICA, Litbang Kehutanan dan CER Indonesia.

Diskusi Parapihak Daerah

Kegiatan validasi oleh JACO CDM seperti disebutkan sebelumnya juga salah satunya adalah melakukan diskusi dengan parapihak daerah (lihat Gambar 26 dan 27). Hal ini dilakukan oleh JACO CDM karena dalam DRP tercantum parapihak yang berperan dalam kegiatan CDM di Hutan Lindung Sekaroh. Hal-hal yang dicantumkan dalam PDD akan

Gambar 26. Tim JACO CDM melakukan diskusi dengan camat Jerowaru, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Lombok Timur,

diverifikasi oleh validator untuk mendapatkan kebenaran informasi dalam DRP.

Tim JACO CDM bertemu dengan masyarakat, Gapoktan Sekaroh Maju, Camat Jerowaru, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Timur dan Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jadwal pertemuan dengan parapihak di Provinsi NTB seperti Tabel 8. Diskusi Parapihak Pusat

Setelah tim JACO CDM bertemu dengan parapihak di Provinsi NTB, selanjutnya melakukan pertemuan dengan Kementerian Kehutanan. Pertemuan dengan Kementerian Kehutanan dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait kebijakan Kementerian Kehutanan tentang isu CDM.

Gambar 27. Tim JACO CDM berfoto bersama setelah pertemuan dengan Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, KOICA,

Tabel 8. Jadwal pertemuan tim JACO CDM dengan parapihak ! "# $ # "# $" !! %" "% & # ' ( & " ) * % # "# $ + $" !" %" "% * % # " % #"! (,$ ! "# ' ( & " ) ( & " ) $" !" %" "% %"&" #"- & " ) " % #"! (,$ ! "# , '" ." #"/ ' / % " &/ # & , '" ." #"/ ' / % " &/ # & $" !" %" "% , '" ." #"/ ' / % " &/ # & ' , '" . 0 1 2 , '" . 0 1 2 $"&%" " 3 & # ! , '" . 0 1 2 " % #"! (,$ ! "#

Pertemuan dengan Kementerian Kehutanan dilakukan tanggal 15 Juli 2011 di Kementerian Kehutanan. Dalam pertemuan ini hadir Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Perubahan Iklim Kementerian Kehutanan yaitu Dr. Yetti Rusli (lihat Gambar 28). Selain Ketua Pokja, pertemuan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS), Litbang Kehutanan, perwakilan CER Indonesia dan perwakilan dari KOICA.

Dalam diskusi ini juga ditanyakan tentang Surat Izin Menteri mengenai pencadangan areal untuk HKm yang sudah dikeluarkan Menteri Kehutanan dan Surat Rekomendasi Menteri Kehutanan terhadap

Gambar 28. Pertemuan Tim JACO CDM dengan Ketua Kelompok Kerja Perubahan Iklim Kementerian Kehutanan yang dipimpin oleh Dr. Yetti Rusli

kegiatan CDM di Hutan Lindung Sekaroh. Kementerian Kehutanan dalam hal ini sangat membantu dan respon Tim JACO CDM terhadap komitmen Kementerian Kehutanan sangat positif.

Pelajaran dari Validator

Validator akan melakukan validasi terhadap PDD yang dibuat. Validator pada prinsipnya akan membantu pengusul proyek untuk meneruskan dokumen usulan ke UNFCCC.

Tim validasi JACO CDM sudah mengirimkan PDD CDM Hutan Lindung Sekaroh ke UNFCCC sekitar dua bulan setelah melakukan validasi lapangan. Keluarnya dokumen CDM Hutan Lindung Sekaroh di website UNFCCC tidak diduga oleh pengusul dari Indonesia. Dokumen ini masih dalam tahap perbaikan di beberapa bagian seperti Surat Izin HKm dari Bupati Lombok Timur dan Surat Keterangan Kelayakan CDM dari Bupati Lombok Timur serta Surat Rekomendasi Menteri Kehutanan.

Kehadiran validator sangat membantu pengusul. Beberapa kekurangan yang masih ada dalam dokumen PDD diberi catatan untuk perbaikan. Validator melakukan tugasnya dengan profesional dan membantu pengusul untuk meneruskan dokumen ke UNFCCC.

Terhadap teknis kesesuaian lahan dengan metodologi, validator menyarankan agar dilakukan perhitungan detil terkait penutupan lahan dengan melakukan digitasi setiap pohon yang ada di lapangan. Ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa pemilihan metodologi sudah benar. Di lapangan, tim validator juga melihat langsung kondisi tanah dan mengingatkan lagi untuk memastikan kesesuaian jenis tanaman dengan kondisi tanah. Kehadiran tim validator pada prinsipnya membantu pengusul untuk memperbaiki dokumen dan selanjutnya akan dikirim ke sekretariat UNFCCC.

Dalam dokumen REHABILITASI LAHAN DI ZONA EKSTRIM (Halaman 129-139)

Dokumen terkait