• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES SOSIALISASI

Dalam dokumen REHABILITASI LAHAN DI ZONA EKSTRIM (Halaman 71-81)

PROSES SOSIALISASI

Sebelum kegiatan penanaman atau rehabilitasi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan kegiatan orientasi Desa Sekaroh. Orientasi ini dilakukan jauh sebelum kegiatan penanaman. Kegiatan ini dilakukan secara bersama oleh konsultan KOICA, Litbang Kehutanan, Konsultan UBIS dan CER Indonesia. Kegiatan orientasi dilakukan dengan santai dalam beberapa kali.

Orientasi Desa Sekaroh adalah proses mengenali desa yang dilakukan pada tahap awal implementasi program yang meliputi, mengamati keadaan lingkungan dan sumberdaya alam, mengamati dan mengidentifikasi para pihak yang berperan dalam pengelolaan sumberdaya alam, nilai-nilai yang dianut masyarakat, pola hubungan antar pihak, pola hubungan masyarakat dengan sumberdaya hutan (Yayasan Alamanda dan Lestari Hutan Indonesia, 2003).

Tujuan Orientasi Desa Sekaroh

Kegiatan orientasi ini dilakukan di beberapa tempat sesuai dengan kebutuhan dan tempat yang direkomendasikan oleh masyarakat dan tokoh masyarakat. Pertemuan dalam fase orientasi ini pernah dilakukan di Kantor Desa Persiapan Sekaroh (sekarang; Desa Sekaraoh), di rumah penduduk, di kebun petani dan juga pernah dilakukan di Kantor Kecamatan Jerowaru.

Orientasi ini dilakukan dengan cara yang santai. Semua pihak boleh berdiskusi dan memberikan pendapat. Secara umum tujuan orientasi Desa Sekaroh adalah untuk membuka komunikasi, mengetahui keadaan umum suatu wilayah pedesaan dan mengetahui tokoh kunci di Desa Sekaroh. Secara terperinci, orientasi Desa Sekaroh ini bertujuan untuk :

• Membangun kepercayaan, keterbukaan, dan suasana akrab agar seluruh elemen masyarakat dan para pihak terkait di Desa Sekaroh menerima kehadiran kegiatan CDM di Hutan Lindung Sekaroh; • Mengidentifikasi hubungan dan besarnya pengaruh masing-

masing pihak di Desa Sekaroh dan memetakannya untuk persiapan kegiatan selanjutnya;

• Mengenali kondisi sumberdaya Hutan Lindung Sekaroh dan sys- tem pengelolaan yang tepat khususnya terkait kegiatan CDM; • Memahami karakteristik sosial budaya masyarakat dan para pihak

terkait di Desa Sekaroh dalam rangka membangun proses-proses

bottom up;

• Menumbuhkan kepercayaan dari masyarakat terhadap kegiatan CDM di Hutan Lindung Sekaroh dan mendapatkan input persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan CDM;

• Memperkecil resiko kegagalan, serta mempermudah pelaksanaan pendampingan, penanaman dan monitoring kegiatan;

• Mengawali proses-proses membangun kerjasama antara masyarakat dengan para pihak terkait di Desa Sekaroh.

Output Orientasi Desa Sekaroh

Hasil-hasil yang diharapkan dari proses orientasi Desa Sekaroh adalah :

1. Rencana kegiatan bisa disampaikan pada masyarakat dan mendapat umpan balik dari masyarakat;

2. Pihak-pihak yang berpengaruh bisa teridentifkasi lebih awal; 3. Tim dari KOICA dan Litbang Kehutanan mendapat gambaran

umum tentang situasi pedesaan, hubungan antar pihak di desa, interaksi masyarakat dengan sumberdaya alam;

4. Masyarakat mulai terbuka dengan rencana kegiatan dan mengenali individu-individu dari KOICA, Litbang Kehutanan dan mitra lainnya seperti dari CER Indonesia dan juga Dinas Kehutanan Kabupaten Lombok Timur.

Target Orientasi Desa Sekaroh

Target kegiatan orientasi Desa Sekaroh adalah seluruh elemen masyarakat dan para pihak terkait di Desa Sekaroh. Setiap parapihak yang akan terlibat atau berpengaruh perlu diidentifikasi tanpa mengenal perbedaan-perbedaan agama, partai, ras, adat, pendidikan, tingkat ekonomi dan lain-lain. Kebetulan dalam hal agama, seratus persen penduduk Desa Sekaroh adalah Muslim. Dalam orientasi ini juga diidentifikasi tokoh atau kemungkinan adanya Kelompok masyarakat bertikai sehingga dapat dipetakan untuk menghindari keberpihakan program pada salah satu kelompok. Kegiatan ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak sehingga tidak ada pihak yang merasa diugikan. Kegiatan CDM di Hutan Lindung Sekaroh berusaha semaksimal mungkin untuk meghindari hal-hal yang menyebabkan terlibat dalam konflik yang terjadi antar individu atau kelompok masyarakat.

Target lain dari kegiatan orientasi adalah untuk mengetahui keadaan umum Desa Sekaroh yang berhubungan dengan potensi sumberdaya alam, konflik pengelolaannya, pola hubungan masyarakat dengan sumberdaya alam, kepemilikannya, penggunaan lahan dan lain- lain (Yayasan Alamanda dan Lestari Hutan Indonesia, 2003).

Teknik Orientasi Desa Sekaroh

Orientasi Desa Sekaroh dilakukan dengan cara silaturahmi, kunjungan mendadak, dan mengikuti kegiatan kelompok yang sudah ada. Semua proses tersebut dilakukan secara santai dan informal. Dalam upaya mengenali kondisi sumberdaya alam di Hutan Lindung Sekaroh, tim KOICA, Litbang Kehutanan atau mitra dari CER Indonesia biasanya mengajak masyarakat atau tokoh masyarakat untuk melihat kondisi secara langsung dan mendiskusikannya dengan masyarakat. Pada tahap ini tim dari KOICA dan Litbang Kehutanan bersikap lebih banyak mendengarkan

Gambar 11. Mengenal tokoh desa melalui diskusi dengan pejabat Desa Sekaroh

informasi dari masyarakat dan cenderung belum memberikan pendapat atau komentar apapun karena masih dalam tahap orientasi, sehingga informasi yang diperoleh benar-benar murni dari sikap dan tanggapan masyarakat secara apa adanya.

Tahapan Orientasi Desa Sekaroh Perkenalan

Perkenalan dengan tokoh masyarakat dan parapihak setempat sangat penting dilakukan. Hal ini adalah yang pertama dilakukan oleh tim dari KOICA, Litbang Kehutanan, UBIS dan mitra kegiatan ini dari CER Indonesia. Mengenal tokoh-tokoh masyarakat sangat penting dilakukan untuk membangun komunikasi awal dengan seluruh komponen masyarakat dan para pihak terkait di Desa Sekaroh (lihat Gambar 11). Perkenalan ini bertujuan membangun kepercayaan dan

keterbukaan. Jika sudah akrab dengan tokoh masyarakat, maka peluang untuk akrab dengan masyarakat akan lebih terbuka.

Dalam kunjungan awal, yang pertama didatangi oleh Tim dari KOICA, Litbang Kehutanan, UBIS dan CER Indonesia adalah pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kehutanan Provinsi, Dinas Kehutanan Kabupaten Lombok Timur, Camat Jerowaru. Setelah menemui tokoh berpengaruh di setiap level ini, selanjutnya tim KOICA, Litbang Kehutanan, UBIS dan CER Indonesia menemui Kepala Desa Desa Sekaroh (saat itu Desa Persiapan Sekaroh).

Tim memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan kehadiran tim di Desa Sekaroh, yaitu untuk melakukan kegiatan rehabilitasi di Hutan Lindung Sekaroh. Walaupun tim ditemani oleh pihak kecamatan, tim tetap saja perlu memperlihatkan Surat Pengantar atau surat tugas dari organisasi masing-masing. Memperlihatkan surat ini penting dilakukan untuk meyakinkan Kepala Desa bahwa pihak-pihak yang datang memang berasal dari instansi yang mempunyai tujuan yang baik. Pada pertemuan dengan Kepala Desa ini, tim menyampaikan keinginan dan kemungkinan untuk bersilaturrahmi langsung dengan masyarakat.

Kepala Desa Sekaroh mempersilahkan tim untuk bertemu langsung dengan masyarakat. Pada kesempatan lain, Kepala Desa Sekaroh juga menawarkan untuk mengadakan pertemuan di Kantor Kepala Desa agar Kepala Desa dapat menyampaikan kata pengantar pada pertemuan dengan masyarakat sehingga tidak ada yang curiga terhadap tim yang akan melaksanakan program di Desa Sekaroh.

Dari pertemuan dengan Kepala Desa Sekaroh, juga teridentifikasi tokoh-tokoh berpengaruh lainnya seperti Tuan Guru, Kepala Dusun, Gapoktan dan individu-individu lainnya. Tim KOICA dalam fase ini melakukan kunjungan ke rumah tokoh-tokoh yang berpengaruh atau pada kesempatan lain difasilitasi oleh Kepala Desa untuk pertemuan di Kantor Desa. Pertemuan di Kantor Desa tentu banyak manfaatnya, selain mempersingkat kunjungan juga mempercepat diperolehnya informasi awal tentang peta desa berupa sumberdaya alam, tokoh masyarakat dan informasi-informasi penting lainnya.

Gambar 12. Menemui Tuan Guru Sibawaihi dan Tuan Guru Lalu Muhammad Nuh Menemui Tuan Guru

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kepala Desa dan tokoh- tokoh masyarakat lainnya, disepakati bahwa Tim KOICA perlu melakukan kunjungan kepada Tuan Guru yang berpengaruh di Lombok Timur khususnya di Kecamatan Jerowaru. Tuan Guru yang ditemui adalah Tuan Guru Sibawaihi dan Tuan Guru Lalu Muhammad Nuh (lihat Gambar 12).

Tujuan silaturrahmi dengan Tuan Guru ini adalah untuk memperkenalkan diri pada Tuan Guru, menyampaikan rencana program dan minta saran dari tokoh berpengaruh ini. Ternyata Tuan Guru – Tuan Guru di Lombok Timur adalah individu-individu yang ramah dan cinta lingkungan. Tuan Guru – Tuan Guru ini mendukung program CDM KOICA dan akan bersedia menghadiri pertemuan KOICA dengan masyarakat. Benar saja, Tuan Guru Sibawaihi dan Tuan Guru Muhammad Nuh bersedia hadir pada kegiatan penanaman perdana

kegiatan CDM tanggal 10 November 2010. Bukan hanya hadir, Tuan Guru – Tuan Guru ini juga ikut melakukan penanaman perdana kegiatan CDM ini.

Penanaman Perdana

Aktivitas penanaman perdana dilakukan setelah semua pra kondisi sosial dan bio-fisik lahan dianggap sudah mendukung. Pemilihan waktu penanaman perdana dan lokasi penanaman percontohan ini diambil berdasarkan kesepakatan semua pihak.

Dalam penanaman perdana ini juga melibatkan sekolah SD dan SMP yang ada di Sekitar Hutan Lindung Sekaroh. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tertanam jiwa cinta lingkungan pada generasi penerus sejak dini. Bukan hanya siswa SD dan SMP yang dilibatkan, semua guru

Gambar 13. Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat memotivasi masyarakat Sekaroh untuk melakukan

Gambar 14. Mr. Lee Manajer Program CDM dari Korea ikut menanam pohon

yang ada di sekitar Hutan Lindung Sekaroh juga dilibatkan dalam penanaman perdana kegiatan CDM di Hutan Lindung Sekaroh.

Tokoh agama juga dilibatkan dalam kegiatan penanaman Perdana ini. Tuan Guru Sibawaihi dan TGH Lalu Muhammad Nuh yang menjadi tokoh berpengaruh di Lombok Timur dan juga di Provinsi Nusa Tenggara Barat juga menghadiri kegiatan penanaman perdana. Kehadiran Tuan Guru ini diharapkan mampu memberikan motivasi kepada masyarakat bahwa kegiatan rehabilitasi lahan di Hutan Lindung Sekaroh memiliki manfaat bagi lingkungan dan untuk peningkatan income masyarakat.

Dari unsur pemerintah juga hadir Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Bupati Lombok Timur, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Lombok Timur, Camat Jerowaru, Kepala Desa Sekaroh, aparat kepolisian, TNI yang ada di Nusa Tenggara Barat dan tokoh masyarakat di Kabupaten Lombok

Timur (lihat Gambar 13). Kebersamaan ini diharapkan menjadi awalan yang baik bagi kegiatan rehabilitasi di Hutan Lindung Sekaroh. Penanaman ini juga dilakukan bersama dengan perwakilan dari Korea (lihat Gambar 14).

Penanaman Perdana dilakukan tanggal 10 November 2010. Tanggal 10 November sengaja dipilih sebagai makna bahwa kegiatan rehabilitasi lahan di Hutan Lindung Sekaroh memiliki semangat kepahlawanan, yaitu pahlawan lingkungan. Semangat kepahlawanan bangsa diharapkan menjadi inspirasi bahwa kegiatan rehabilitasi lahan juga bisa diartikan sebagai pahlawan lingkungan di tengah kondisi kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat yang tidak bertanggung jawab.

Sosialisasi Kelompok

Pasca Penanaman Perdana kegiatan CDM tanggal 10 November 2010, semua pihak mulai melakukan sosialisasi intensif pada masyarakat. Walaupun sebenarnya sosialisasi sudah dilakukan beberapa kali pada masyarakat, baik ketika kunjungan ke rumah penduduk, pertemuan di Kantor Desa Sekaroh atau pertemuan informal lainnya. Bahkan setelah kegiatan penanaman perdana, sosialisai kegiatan pada masyarakat lebih ditingkatkan.

Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat lebih memahami peranannya sebagai pilar utama dalam kegiatan penanaman dan kegiatan pemeliharaan. Masyarakat juga diajak berdiskusi tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan pada areal garapan mereka. Walaupun sudah dilakukan pertemuan beberapa kali dengan masyarakat, tetapi sebagian masyarakat masih ada keraguan, apakah setelah kegiatan penanaman jenis tanaman campuran pohon hutan dan buah-buahan dilakukan, mereka tidak akan diusir ? Tentu saja hal ini merupakan kekhawatiran yang wajar bagi masyarakat karena bagi sebagian masyarakat penggarap, areal yang mereka garap adalah satu-satunya lahan tempat mereka mencari nafkah.

Masalah Tersembunyi yang Harus dipecahkan.

Bekerja dalam kegiatan rehabilitasi lahan bersama masyarakat adalah hal yang penuh dinamika. Terkadang informasi pertama yang didapatkan dari berbagai pihak tidak sesuai dengan informasi yang didapatkan pada hari berikutnya. Banyak faktor yang mempengaruhi perbedaan atau perubahan informasi, antara lain adanya ketakutan yang tidak jelas dari masyarakat terhadap intimidasi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan tersendiri..

Pada sisi lain, jika kegiatan dilakukan pada areal yang memiliki nilai ekonomi bagi pihak lain selain masyarakat, maka juga mesti memperhitungkan ketidaksukaan pihak lain tersebut terhadap kegiatan yang lakukan. Ini menunjukkan bahwa komunikasi harus dilakukan lebih intensif bersama parapihak setempat khususnya dengan masyarakat yang terlibat langsung dengan kegiatan.

Hal seperti ini juga dijumpai dalam kegiatan CDM di Lombok Timur. Hal-hal yang sebelumnya sudah disepakati semua pihak, termasuk masyarakat, pada prakteknya belum tentu menunjukkan hasil seperti yang disepakati. Di mana persoalannya ? Apakah ini menunjukkan sikap tidak konsisten parapihak terhadap suatu kesepakatan? Atau hal ini menunjukkan bahwa dinamika bekerja bersama masyarakat dan parapihak yang beragam motivasinya akan cenderung menimbulkan perubahan yang dinamis ?

Sepertinya masih ada persoalan tersembunyi yang belum diketahui dan belum terbuka pada beberapa pertemuan. Siapa yang bisa membuka pintu permasalahan lapangan yang masih misterius tersebut ? Tim dari KOICA dan Litbang Kehutanan dituntut untuk lebih intensif berkomunikasi dengan semua lapisan masyarakat, khususnya petani penggarap.

Dalam dokumen REHABILITASI LAHAN DI ZONA EKSTRIM (Halaman 71-81)

Dokumen terkait