Bagaimana cara masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka yang diawali oleh proses produksi, konsumsi dan pertukaran?
Faktor ekonomi adalah hal yang penting dikaji untuk mengetahui kehidupan masyarakat. Di dalam memahami aspek kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu dihubungkan antara faktor ekonomi dengan faktor lain dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Denyut nadi kehidupan sebagian besar masyarakat Di kabupaten dairi khususnya di Kecamatan Sumbul terletal di sektor pertanian. Daerah ini adalah masyarakat agraris, di mana tanaman kopi dijadikan sebagai tumpuan sosial ekonomi oleh sebagian besar rakyat.
Produksi dan pendapatan petani merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Agar pendapatan petani kopi dapat meningkat maka diperlukan suatu pengelolaan usahatani agar kegiatan usahatani kopi miliknya dapat dilaksanakan secara efisien mungkin, sehingga dapat meminimalisir biaya. Pengelolaan usahatani kopi harus dilakukan dengan benar agar petani memperoleh keuntungan sehingga usahatani kopi ini layak diusahakan secara ekonomi. Dalam melaksanakan usahatani kopi, petani dipengaruhi karakteristik sosial ekonomi yang nantinya mempengaruhi keputusan petani itu dalam berusahatani.
Sama halnya dengan petani kopi di daerah Kecamatan Sumbul, pedapatan dan produksi kopi tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling mempengaruhi. Musim panen yang dapat dilakukan secara terus menerus yaitu panen sekali dalam dua minggu, tidak dapat membutuhi kehidupan jika harga jual kopi ini rendah.
Untuk dapat menghasilkan produksi yang cukup, perlu ada biaya tambahan yang perlu dikeluarkan sebagai biaya perawatan. Namun untuk biaya ini pun perlu dana yang cukup besar. Sehingga untuk menjadi tumpuan kehidupan masyarakat tidak
dapat lagi mengandalkan hasil dari kopi ini untuk biaya kehidupan. Untuk itu banyak para petani lain mengambil inisiatif lain untuk memenuhi kehidupan sehari-hari tersebut antara lain dengan menanam tanaman muda di tepi-tepi ladang mereka dan hasil ini cukup untuk memenuhi kebutuhan itu. Selain itu ada juga petani kopi ini membuka warung sebagai sampingan pekerjaan sebagai petani. Bahkan petani ini juga terkadang menjadi buruh upah untuk mengerjakan ladang lain, meskipun upah yang diperoleh tidak seberapa. Tetapi mereka dapat mencukupi kehidupan keluarga mereka.
Dari kehidupan tersebut dapat dibagi ke dua segi yaitu dari segi kehidupan sosial dan segi kehidupan ekonomi.
1. Dari Segi Kehidupan Sosial
Dilihat dari segi kehidupan sosial masyarakat petani kopi di daerah Dairi khususnya Desa Perjuagan dan Pengambiran memiliki hubungan sosial yang cukup baik antara satu dengan yang lain. Hal itu dapat terlihat dari komunikasi antara sesama penduduk yang sering bercengkrama di kedai kopi ataupun di teras rumah warga dan juga diperkebunan mereka masing masing. Mereka tidak mengenal adanya lawan ataupun perbedaan antara mereka.
Di dalam kehidupan sosial mereka selalu adanya perkumpulan untuk membahas tentang segala hal terutama tentang perkebunan kopi dan harga kopi di daerah desa Perjuangan dan Pengambiran serta membahas tentang kehidupan yang menyangkut kehidupan sosial. Ketika ada acara atau perayaan seperti natal, banyak warga yang bergotong royong untuk mensukseskan acara dan hampir seluruh warga akan hadir dalam acara tersebut.
Secara sosial kehidupan masyarakat Desa Perjuangan dan Pergambiran didasari jiwa tolong menolong antara satu dengan yang lain. Jika mereka kesusahan mereka saling membantu dan mereka saling berdekatan antara satu dengan yang lain. Kehidupan sosial mereka tidak ada rasa saling kecemburuan antara satu penduduk dengan yang lain.
2. Dari Segi Sosial Ekonomi
Pada umumnya pekerjaan utama dari warga masyarakat di Desa Pergambiran dan Perjuangan adalah petani kopi. Tetapi saat ini sudah banyak juga yang beralih dengan tanaman muda seperti jagung, cabai ataupun tomat. Dari informan yang kami temui kami mendapat informasi bahwa sebagian besar petani kopi sudah memiliki lahan pertanian sendiri walaupun ada juga sebagian yang masih mengerjakan lahan orang lain. Lahan itu biasanya diperoleh dari harta warisan orang tua atau membeli tanah sendiri. Untuk masalah modal, beberapa petani yang kami jumpai mengaku bahwa ada yang mendapatkan modal utama dari keluarga, tetapi banyak juga yang meminta pinjaman modal dari para agen yang biasa menjualkan hasil pertanian mereka dengan syarat tertentu. Jenis kopi yang mereka tanam kopi Ateng atau Arabika atau menurut bahasa setempat kopi sibayar hutang (menutup hutang) karena hasil panen kopi digunakan untuk membayar hutang. Harga penjualan kopi biasanya sekitar Rp.10.000 sampai Rp.13.000 per kilo. Menurut pengakuan mereka, harga itu turun dari harga biasanya, sehingga pendapatan yang mereka terima menurun. Untuk perawatan, biasanya para petani menggunakan pupuk ataupun pestisida yang harganya sekitar Rp.10.000 per kilo.
Kebanyakan keadaan rumah dari para petani itu sangat sederhana dan semi permanen. Untuk biaya perbulan, kebanyakan para petani itu tidak memperkirakan berapa biaya selama sebulan, dan juga ada yang mengatakan rata-rata per bulan mereka hanya Rp.1.000.000 per bulannya, semuanya itu dibagi dalam semua hal baik dalam biaya rumah tangga, anak sekolah dan biaya tak terduga. Mereka juga mengatakan sebanyak apa hasil panen yang mereka peroleh, maka sebesar itu juga yang mereka gunakan. Untuk biaya jajan anaknya juga hanya seribu rupiah saja.
Mereka mengatakan mereka hidup dengan apa adanya yang mereka dapati. Setelah itu ada yang mengatakan juga kehidupan mereka tidak dapat mencukupi ekonomi mereka.
Setelah itu dalam hal kehidupan ekonomi di daerah tersebut mereka tidak hanya dengan bertani kopi saja tetapi juga bekerja di tempat orang lain, dan juga berjualan di kedai-kedai kopi yang berbedekatan dengan pemukiman daerah tersebut, Walaupun pendapatan mereka tidak sebesar dari pendapatan tani kopi yang mereka punya untuk memenuhi kehidupannya.
Bentuk rumah di Desa Pergambiran dan Perjuangan rata rata semi permanen. Sebagian penduduk dari Desa Perjuangan dan Pergambiran tersebut rumah yang mereka miliki itu hanya pinjaman dan pemberian dari orang tua dan ada juga yang membangun sendiri dari hasil panen tani kopi yang dihasilkan pertama kali oleh mereka.
Untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari seperti sayur dan lauk paluk, para petani kopi itu biasanya pergi ke Desa Pergambiran atau pergi ke Sumbul karena disana terdapat pasar tradisional yang cukup besar. Lauk yang biasanya mereka makan itu ikan asin atau ikan pora-pora.
Kehidupan petani kopi pada dasarnya sangat sederhana, Kekeluargaan terlihat melekat sangat erat diantara para warga. Mereka juga saling gotong royong di dalam masyarakat.
Kehidupan sosial ekonomi penduduk petani kopi di kedua desa perjuagan dan pengambiran dapat dikatakan sejahtera. Berdasarkan pengamatan, petani kopi adalah mata pencaharian utama untuk menafkahi keluarga mereka. Petani tidak hanya menanam kopi saja, tetapi juga menanam jenis tanaman yang lain. Mereka tidak hanya menggantungkan hidup pada hasil kopi saja.
Kebanyakan anak dari para petani itu setelah tamat sekolah akan melanjutkan untuk bertani di ladang kopi milik keluarganya. Para petani itu berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk membantu mensejahterakan keadaan para petani di Indonesia. Walaupun dengan kehidupan yang sederhana tetapi para petani selalu bersyukur dengan kehidupan mereka dan menikmmati hidup sebagai petani kopi. Karena dengan bertani mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dan membiayai anak mereka sekolah.