• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kejayaan Dinasti Bani Umayyah

Dalam dokumen SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM (2) (Halaman 79-86)

Masa bani Umayyah dikenal sebagai suatu pemerintahan zaman agresif, hal ini dikarenakan perhatian terfokus pada persoalan perluasan wilayah kekuasaan dan penaklukan yang sempat terhenti sejak zaman kedua khulafaur rasyidin terakhir. Dalam jarak waktu 90 tahun, banyak bangsa diempat penjuru mata angin beramai-ramai masuk ke dalam kekuasaan Islam, yang meliputi daerah Spanyol, seluruh wilayah Afrika Utara, Jazirah

Arab, Syiria, Palestina, sebagian daerah Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan dan Kirgiztan yang termasuk Soviet Rusia.

Dinasti penaklukan militer di zaman Umayyah mencakup tiga sektor penting, yaitu sebagai berikut :

a. Front memerangi bangsa Romawi di Asia kecil dengan sasaran utama pengepungan ke ibukota Konstantinopel dan penyerangan ke pulau-pulau di Laut Tengah.

b. Front Afrika Utara. Selain menaklukan wilayah hitam Afrika, pasukan muslim juga mengarungi Selat Gibraltar, lalu masuk ke Spanyol.

c. Front timur menundukkan wilayah yang sangat luas, sehingga operasi ke jalur ini dibagi menjadi dua arah. Satu menuju utara ke daerah-daerah di seberang sungai Jihun (Ammu Darya). Sedangkan yang lainnya ke arah selatan menyusuri Sind, wilayah India bagian barat.108

Yang paling berkesan dalam ekspansi ini adalah terjadi pada paruh pertama dari seluruh masa kekuasaan khalifah Bani Umayyah, yaitu ketika kekuasaan diduduki oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dan juga pada tahun-tahun terakhir dari kekuasaan Abdul Malik. Di luar masa-masa tersebut, usaha penaklukan menghadapi degradasi atau hanya menggapai kemenangan- kemenangan kecil. Pemerintahan khalifah Muawiyah diraih dengan kemajuan sangat besar dalam perluasan wilayah, meskipun ada beberapa tempat masih bersifat rintisan. Peristiwa yang sangat menonjol adalah keberaniannya memblokade kota Konstantinopel memulai ekspedisi yang dipusatkan di pelabuhan kota Dardanela, setelah terlebih dahulu menguasai pulau-pulau di Laut Tengah seperti Kreta, Rodhes, Sicilia, Cyprus dan sebuah pulau yang bernama Award, tidak jauh dari ibu kota Romawi Timur itu. Di belahan timur Muawiyah berhasil melumpuhkan kekuasaan Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afghanistan. Ekspansi ke

timur yang dilakukan oleh khalifah Muawiyah disempurnakan juga oleh khalifah Abdul Malik. Di bawah pimpinan Gubernur Irak, Hajjaj bin Yusuf, para tentara umat Muslimin menyeberangi sungai Ammu Darya dan menaklukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farghana dan Samarkand. Tentara Islam juga melalui Makran masuk ke Balukhistan, Sind dan Punjab sampai ke Multan, Islam menduduki wilaya India untuk pertama kalinya.109

Masa kemenangan yang luas bani Umayyah ketika tampuk kekuasan di pegang oleh Al-Walid I. ketidakberhasilan pengepungan kota Konstantinopel di zaman Muawiyah, dilakukan kembali dengan melakukan penyerangan yang cukup kuat. Meskipun keinginan untuk menguasai ibukota Romawi tetap saja belum berhasil, namun gerakan itu sedikit banyak berhasil menggusur tapal batas pertahanan umat Islam lebih jauh ke depan, dengan mengatasi pertahanan militer kerajaan Romawi di Mar’asy dan ‘Amuriyah. Prestasi Al-Walid yang lebih besar dicapai yaitu di sektor Afrika Utara dan sekitarnya. Setelah seluruh tanah Afrika bagian utara dikuasai, di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad pasukan umat muslim menyeberangi Selat Gibraltar masuk ke Spanyol. Dengan segera merebut ibu kota Cordova menyusul kemudian kota-kota lain seperti Sevilla, Elvira, dan Toledo. Gubernur Musa bin Nushair kemudian melengkapi penaklukan di tanah Eropa dengan menyisir kaki Pegunungan Pyrenia dan menyerang Carolingian Prancis.

Selain kesuksesan tersebut, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan diberbagai bidang, baik politik maupun sosial dan kebudayaan. Di bidang politik, bani Umayyah menyusun aturan pemerintahan yang semuanya baru, guna memenuhi petunjuk perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan agar semakin kompleks. Selain menjadikan Majelis Penasihat sebagai pendamping, khalifah bani Umayyah juga didampingi oleh beberapa sekretaris untuk membantu pelaksanaan tugas, yang diantaranya yaitu:

a. Katib Ar-Rasail, sebagai sekretaris yang bertugas untuk mengatur administrasi dan surat-menyurat dengan para pembesar setempat.

b. Katib Al-Kharraj, menjabat sebagai sekretaris yang bertugas

mengatur pemasukan dan pengeluaran negara.

c. Katib Al-Jundi, adalah sekretaris yang bertugas mengatur

berbagai hal yang bersentuhan dengan ketenteraman.

d. Katib Asy-Syurtah, bertugas sekretaris sebagai

penyelenggara penjagaan keamanan dan ketertiban umum.

e. Katib Al-Qudat, sekretaris yang bertugas mengatur tertib

hukum dengan badan-badan peradilan dan hakim setempat.110

Bani Umayyah dalam bidang sosial budaya, telah membuka terjadinya hubungan antar negara Muslim (Arab) dengan negeri- negeri taklukan yang dikenal mempunyai budaya yang luhur seperti Mesir, Persia, Eropa, dan sebagainya. Jalinan tersebut kemudian menghasilkan kreativitas baru yang luar biasa di bidang seni dan ilmu pengetahuan. Di bidang seni, misalnya seni bangunan (arsitektur), bani Umayyah mencatat suatu kesuksesan yang gemilang, seperti Dome of the Rock (Qubah Ash-

Shakhra) di Yerusalem menjadi monumen terbaik yang dikagumi

orang. Atensi terhadap seni sastra juga meningkat pesat di zaman tersebut, dibuktikan dengan lahirnya tokoh-tokoh besar seperti Al- Ahtal, Farazdag, Jurair, dan lain-lain. Walaupun masa dinasti Umayyah dinilai banyak negatifnya, tetapi di bidang ilmiah, bahasa, sastra, dan lainnya dinasti Umayyah tetap maju, menonjol dan mengambil kedudukan yang layak. Bangsa Arab adalah ahli syair dan para pengagumnya rakyat serta orang-orang kaya memberikan kedudukan khusus bagi para penyair itu dengan memuaskan. Pada waktu itu para penyair memiliki kedudukan penting dalam pemerintahan terutama di masa Jahiliah.

Abul Aswad Ad-Duali Pada masa. 681 M mengarang

gramatika Arab dengan memberi titik pada huruf-huruf hijaiyah yang semula tidak bertitik. Usaha ini sangat berarti dalam melebarkan dan memperluas bahasa Arab, serta mempermudahkan dalam membaca dan mempelajarinya, menjaga barisan untuk menetapkan gerak kata dan bunyi suara serta ayunan iramanya, sehingga dapat diketahui maknanya. Kerajaan menerapkan ilmu pengetahuan dengan berbagai buku terutama buku-buku bahasa Yunani dan Kopti (Kristen Mesir). Hisyam bin Abdul Malik 105 H/724 M-125 H/743 M merupakan raja bani Umayyah yang paling terkenal di bidang ilmu pengetahuan dengan meletakkan perhatian besar pada ilmu pengetahuan.111

Dengan melanjutkan tradisi kejayaan dalam semua bidang yang telah dilaksanakan pada masa kekuasaan sebelumnya, yaitu masa kekuasaan khulafaur rasyidin. Pada bidang peradaban dinasti Umayyah banyak menemukan cara yang lebih ke arah pengembangan dan perluasan disemua bidang ilmu pengetahuan yang menggunakan bahasa Arab sebagai media utama. Berbagai macam kemajuan pada bidang peningkatan ilmu pengetahuan diantaranya sebagai berikut :

a. Pengembangan dalam Bahasa Arab

Penguasa dari dinasti Umayyah sudah membentuk Islam menjadi daulah (negara), selanjutnya diterapkan dan ditingkatkanlah bahasa Arab di wilayah kerajaan Islam. Usaha ini dilaksanakan untuk menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara dan pemerintahan maka pembukuan dan surat- menyurat harus menggunakan bahasa Arab yang pada masa sebelumnya memakai bahasa Romawi atau bahasa Persia di wilayah bekas taklukan mereka dan juga di Persia sendiri.

b. Pusat Kegiatan Ilmu di kota Marbad

Pusat kegiatan ilmu pengetahuan dan kebudayaan didirikan oleh dinasti Umayyah di sebuah kota kecil. sebagai Pusat kegiatan ilmu dan kebudayaan kota itu dinamakan Marbad ialah kota kecil di Damaskus. Di kota Marbad inilah bergabung sejumlah pujangga,

filsuf, ulama, penyair, cendekiawan dan lainnya, maka kota ini disebut ukadz-nya Islam.

c. Bidang Ilmu Qiraat

Ilmu qiraat ialah ilmu yang mempelajari tentang seni baca Al- Quran. Ilmu qiraat ini juga merupakan ilmu syariat yang tertua dan sudah dibangun semenjak zaman khulafaur rasyidin. Selanjutnya pada masa dinasti Umayyah dikembangkan sehingga menjelma menjadi cabang ilmu syariat yang sangat penting. Pada saat itu lahirla sejumlah ahli qiraat ternama seperti Abdullah bin Qusair tahun 120 H dan Ashim bin Abi Nujud tahun 127 H.

d. Bidang Ilmu Tafsir

Untuk mempelajari kitab suci Al-Quran diperlukan tafsiran atau pemahaman secara komprehensif. keinginan menafsirkan Al-Quran di lingkungan umat Islam makin bertambah. Pada waktu pengembangan ilmu tafsir ulama yang melakukan pembukuan ilmu tafsir adalah Mujahid tahun 104 H.

e. Bidang Ilmu Hadits

Disaat umat Muslimin sudah berupaya untuk memahami Al-Quran, ternyata ada hal yang juga perlu mereka butuhkan, yaitu perkataan Nabi yang disebut hadits. Oleh sebab itu, lahirlah upaya untuk mengumpulkan semua hadits, meneliti asal usulnya dan kemudian menjadi satu bidang ilmu pengtahuan yang berdiri sendiri dan dinamakan ilmu hadits. Pada masa dinasti Umayyah diantara semua ahli hadits yang ada, beberapa diantaranya ada yang termasyhur dia adalah Al-Auzai Abdurrahman bin Amru tahun 159 H, Hasan Basri tahun 110 H, Ibnu Abu Malikah tahun 119 H, dan Asya’bi Abu Amru Amir bin Syurahbil tahun 104 H.112

f. Bidang Ilmu Fiqh

Setelah umat Islam daulat menjadi pemerintahan, maka roda pemerintahan membutuhkan adanya peraturan-peraturan sebagai pedoman dalam menyelesaikan semua masalah. Oleh sebab itu pemerintahan kembali mengacu kepada Al-Qur’an dan hadits sebagai syariat, dari kedua sumber tersebut digunakan untuk

mengatur pemerintahan dan memimpin rakyat. Al-Qur’an ialah dasar fiqh Islam dan ilmu fiqh telah menjadi satu cabang ilmu syariat yang berdiri sendiri pada zaman ini. Beberapa ahli fiqh yang terkenal adalah Sa'ud bin Musib, Abu Bakar bin Abdurrahman, Qasim Ubaidillah, Urwah, dan Kharijah.

g. Bidang Ilmu Nahwu

Dikarenakan wilayah kekuasannya berkembang secara luas, khususnya wilayah di luar Arab dan bertambahnya orang-orang Ajam (non-Arab) yang masuk Islam pada masa dinasti Umayyah, sehingga keberadaan bahasa Arab sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu dibukukanlah ilmu nahwu yang sangat diperlukan untuk mempelajari berbagai ilmu syariat agama Islam.

h. Bidang Ilmu Jughrafidan Tarikh

Jughrafi dan tarikh pada masa dinasti Umayyah telah berkembang menjadi ilmu tersendiri. Demikian juga ilmu tarikh. Jughrafi dan tarikh pada masa dinasti Umayyah telah berkembang menjadi ilmu tersendiri. Demikian juga ilmu tarikh (ilmu sejarah), baik sejarah umum maupun sejarah Islam pada khususnya. Ilmu jughrafi dan ilmu tarikh lahir pada masa dinasti Umayyah, barulah berkembang menjadi suatu ilmu yang betul-betul berdiri sendiri pada masa ini.113

i. Kegiatan Penerjemahan

Guna kepentingan penyelenggaraan dakwah Islamiyah, pada masa dinasti Umayyah dilakukan juga penerjemahan berbagai macam buku ilmu pengetahuan dari semua bahasa lain ke bentuk bahasa Arab. Jadi sudah jelaslah bahwa gerakan penerjemahan berbagai macam buku telah dimulai pada zaman ini, tetapi mulai berkembang dengan pesat pada zaman khalifah dinasti Abbasiyah. Namun yang pertama melakukan kegiatan penerjemahan yaitu Khalid bin Yazid, dia adalah seorang pangeran yang sangat pintar dan ambisius. ketika dia gagal mendapatkan kursi kekhalifahan, dia mencurahkannya dalam bentuk ilmu pengetahuan, diantaranya dia berusaha menerjemahkan buku-buku

ilmu pengetahuan yang berbahasa lain ke dalam bentuk bahasa Arab. Bahkan dia mendatangkan para ahli ilmu pengetahuan ke Damaskus untuk melakukan penerjemahan dari bermacam bahasa. Kemudian diterjemahkan buku-buku dari ilmu kimia, ilmu astronomi, ilmu falak, ilmu fisika, kedokteran dan lainnya. Sedangkan Khalid sendiri merupakan ahli pada bidang ilmu astronomi.114

Dalam dokumen SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM (2) (Halaman 79-86)