• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekuatan dan Kelemahan UMKM

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 61-66)

Menurut Tambunan (2000:166-167), ada beberapa hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan UMKM. Beberapa kekuatan yang dimiliki oleh UMKM, khususnya usaha kecil antara lain:

a. Daya tahan

Sebagaimana di negara lain, pelaku usaha sektor UMKM memegang peran yang signifikan. Salah satu keunggulan pelaku

sektor usaha ini adalah kemampuannya dalam beradaptasi. Ketika lingkungan ekonomi berubah, pelaku usaha ini akan dengan cepat melakukan penyesuaian. Kondisi ini berbeda dengan perusahaan besar atau korporasi yang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan penyesuaian. Lihainya UMKM dalam berdaptasi terlihat dari jumlah pelaku usaha sektor ini yang relatif tidak berubah pasca krisis tahun 1998, yang menandakan bahwa gejolak ekonomi tidak terlalu berpengaruh terhadap eksistensi pelaku usaha mikro (Jatmiko dan Djumena, 2015:2).

Walaupun selama krisis ekonomi terbukti banyak juga usaha kecil di subsektor – subsektor manufaktur tertentu yang gugur (terutama mereka yang sangat tergantung pada impor), secara umum dapat dikatakan bahwa usaha kecil memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi. Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mempertahankan kelangsungan usahanya karena usaha itu merupakan satu – satunya sumber penghasilan keluarganya. Oleh karena itu, usaha kecil sangat adaptif dalam mengadapi perubahan situasi dalam lingkungan usahanya.

b. Padat karya

Usaha kecil merupakan usaha yang sangat padat karya dan persediaan tenaga kerja di Indonesia sangat banyak sehingga harganya (upah) relatif lebih murah jika dibandingkan dengan negara – negara lain dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit daripada di Indonesia.

c. Keahlian khusus (tradisional)

Usaha mikro dan kecil di Indonesia lebih banyak membuat produk – produk sederhana yang di satu pihak membutuhkan keahlian khusus. Keahlian khusus (traditional skills) tersebut biasanya dimiliki warga setempat secara turun – temurun, dari generasi ke generasi. Namun, pada era perdagangan bebas saat ini, para pengusaha UMKM di Indonesia juga perlu menambah

kemampuannya melalui pendidikan formal, terutama mengenai pemasaran global dan modern management.

d. Jenis produk

Banyak usaha mikro dan kecil di Indonesia yang membuat produk – produk yang bernuansa kultur, seperti produk – produk kerajinan tangan dari bambu dan rotan atau ukir – ukiran kayu, yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat di masing – masing daerah.

e. Permodalan

Kebanyakan pengusaha kecil menggantungkan diri pada uang (tabungan) sendiri atau dana pinjaman dari sumber – sumber informal (di luar sektor perbankan/keuangan) untuk kebutuhan modal kerja dan investasi mereka, walaupun banyak juga pengusaha kecil yang memakai fasilitas – fasilitas kredit khusus dari pemerintah. Selain itu, memang investasi usaha mikro dan kecil rata – rata jauh lebih rendah daripada investasi di usaha menengah dan usaha besar.

f. Kontribusi yang besar bagi pertumbuhan PDB

Pengusaha sektor UMKM sejauh ini menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan PDB di Indonesia, yaitu diatas 50%. Hal ini lantaran sebagian besar dari pelaku usaha sektor tersebut beroperasi di wilayah perdesaan, dan keberadaan mereka banyak memberikan dampak positif terhadap pembangunan di area tersebut berupa serapan tenaga kerja. Kemudian, tidak sedikit dari pelaku usaha ini juga banyak yang bermain di pasar ekspor serta menjadi penyuplai bagi industri yang lebih besar (ADB dalam Jatmiko dan Djumena, 2015:3).

Sedangkan kelemahan UMKM, khususnya usaha kecil menurut Tambunan (2000:167) tercermin pada kendala – kendala yang dihadapi kelompok usaha tersebut yang sering kali menjadi hambatan – hambatan serius bagi pertumbuhan dan perkembangannya.

Tambunan (2000:167) mengatakan bahwa diperkirakan jumlah unit usaha kecil yang gugur atau mengalami stagnasi setiap tahunnya sangat besar, terutama pada saat periode krisis. Kemudian, kendala – kendala lain yang banyak dialami oleh pengusaha – pengusaha UMKM adalah keterbatasan modal khususnya modal kerja, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku, keterbatasan sumber daya manusia (pekerja dan manajer), pengetahuan yang minim mengenai bisnis, serta keterbatasan dan kurangnya penguasaan teknologi. Kelemahan lainnya yang menjadi permasalahan pengusaha – pengusaha adalah pengadaan bahan baku (misalnya tempat beli bahan baku terlalu jauh, harga mahal, dan tidak selalu tersedia), kurang keahlian dalam jenis – jenis teknik produksi tertentu (misalnya tenaga ahli/perancang sulit dicari atau mahal), kurang keahlian dalam pengelolaan, dan persaingan yang tajam. Dalam hal pemasaran, pengusaha – pengusaha kecil menghadapi kesulitan yang disebabkan oleh keterbatasan akan berbagai hal penting, seperti informasi

mengenai perubahan dan peluang pasar yang ada, dana

pemasaran/promosi, pengetahuan mengenai bisnis dan strategi pemasaran (terutama pada tingkat regional dan internasional), dan komunikasi. Keterbatasan – keterbatasan tersebut membuat banyak pengusaha UMKM, khususnya usaha mikro dan kecil yang ada di perdesaan menjadi sangat tergantung pada pedagang – pedagang keliling dan pemilik – pemilik grosir di kota – kota, khususnya bagi mereka yang ingin menjualnya ke pasar – pasar di luar daerah mereka. Sedangkan pengusaha – pengusaha kecil yang hanya melayani pasar lokal, kebanyakan mereka berhubungan langsung dengan konsumer, tanpa perantara pedagang. Kemudian dalam hal persaingan, produk – produk usaha mikro dan usaha kecil mendapat persaingan yang ketat dari produk – produk hasil usaha yang skalanya lebih besar seperti usaha menengah dan usaha besar dalam negeri maupun barang – barang impor. Persaingan tidak saja dalam hal kualitas dan harga,

tetapi juga dalam pelayanan – pelayanan setelah penjualan (after sale services) dan penampilan produk. Keterbatasan – keterbatasan yang ada, mulai dari keterbatasan dana, skill, hingga kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas baik, membuat banyak usaha mikro dan usaha kecil di Indonesia mengalami kesulitan untuk meningkatkan kualitas produk mereka agar dapat bersaing di pasar domestik dan ekspor.

Secara ringkas analisis terhadap kekuatan dan kelemahan UMKM, terutama usaha kecil berkaitan dengan sumber daya (manusia dan ekonomi) dapat diuraikan dalam tabel 2.8 sebagai berikut

Tabel 2.8

Analisis Kekuatan dan Kelemahan UMKM

Faktor – faktor Kekuatan Kelemahan

1. Manusia  Motivasi yang kuat untuk mempertahankan usahanya  Suplai tenaga kerja berlimpah

dan murah

 Kualitas SDM (terutama pendidikan formal) rendah, termasuk

kemampuan melihat peluang bisnis terbatas

 Produktivitas rendah

 Etos kerja dan disiplin rendah  Pengunaan tenaga kerja cenderung

eksploitatif dengan tujuan untuk mengejar target

 Sering mengandalkan anggota keluarga sebagai pekerja tidak dibayar

2. Ekonomi (bisnis)

 Mengandalkan sumber – sumber keuangan informal yang mudah diperoleh  Mengandalkan bahan baku

lokal (tergantung pada jenis produk yang dibuat)

 Melayani segmen pasar bawah yang tinggi permintaan (proporsi dari populasi paling besar)

 Efisien menggunakan bahan baku

 Nilai tambah yang diperoleh rendah dan akumulasinya sulit terjadi  Manajemen keuangan buruk  Tidak ada organisasi formal (tidak

ada pembagian tugas yang jelas)

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 61-66)

Dokumen terkait