• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan UMKM dalam Perekonomian a. Peranan UMKM di Indonesia

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 22-42)

Pengalaman di berbagai negara dan beberapa studi yang dilakukan tentang UMKM telah membuktikan bahwa sektor usaha tersebut merupakan bagian penting dari perekonomian negara karena mereka telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong perekonomian, antara lain kontribusinya dalam membuka kesempatan kerja baru sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi dan sebagai sumber inovasi. Di samping itu, dalam struktur perekonomian, umumnya UMKM merupakan lapisan

pelaku usaha yang paling besar, yang sering juga disebut dengan pelaku ekonomi rakyat. Oleh karena itu, eksistensi dan peran UMKM ini harus dipelihara dan dijaga kesinambungannya dalam membentuk perekonomian yang tangguh. Dalam era perubahan lingkungan ekonomi global dan perdagangan bebas, yang diikuti dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, UMKM mempunyai peranan baru yang lebih penting lagi bagi perekonomian, yaitu sebagai salah satu sumber pendorong pertumbuhan ekspor non - migas dan sebagai unit usaha pendukung bagi usaha besar dengan menyediakan bahan – bahan tertentu, seperti komponen – komponen dan suku cadang melalui keterkaitan proses produksi antara lain dengan sistem subcontracting.

Pengalaman di negara – negara industri baru, seperti Taiwan, Korea Selatan dan Cina, penerapan inovasi kerja sama antara usaha kecil dan menengah dengan usaha besar dengan pola subcontracting ini ternyata membuat produk – produk di negara tersebut lebih kompetitif, baik di pasar domestik maupun di pasar global dalam menghadapi produk – produk sejenis dari negara lain. Selain itu, dari pengalaman Bank Indonesia menangani proyek – proyek UMKM seperti Proyek Pengembangan Hubungan Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (PHBK) dan Proyek Kredit Mikro (PKM), menunjukkan bahwa UMKM pada waktu terjadi krisis ekonomi pada pertengahan 1997 terbukti lebih mampu bertahan dibandingkan dengan usaha besar. Hal ini terjadi karena sifat UMKM yang kurang bergantung pada pasar formal sehingga unit usaha tersebut dapat bergerak lebih cepat dan lebih fleksibel terhadap gejolak yang datang tiba – tiba.

Sebagaimana diketahui bahwa UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang memiliki peran atau kontribusi yang sangat strategis dalam perekonomian nasional, sebagaimana tercermin

pada beberapa hal berikut, yaitu 1) dalam dominasi jumlah unit usaha yang mencapai 99.99%, dimana 98.77% diantaranya adalah usaha mikro, 2) sumbangan terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 96.99%, 3) sumbangan terhadap PDB nasional mencapai 60.34%, 4) sumbangan terhadap total ekspor non – migas mencapai 15.68%, serta 5) sumbangan terhadap investasi mencapai 63.42% dari total keseluruhan (Kementerian Koperasi dan UKM, 2013).

a) Tabel Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar di Indonesia pada tahun 2009 – 2013, menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM

Tabel 2.6

Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2009 – 2013

No Indikator Satuan

Jumlah

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 1. Unit Usaha (A+B) (Unit) 52,769,426 54,119,971 55,211,396 56,539,560 57,900,787

(A) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Unit) 52,764,750 54,114,821 55,206,444 56,534,592 57,895,721 Usaha Mikro (Unit) 52,176,771 53,504,416 54,559,969 55,856,176 57,189,393

Usaha Kecil (Unit) 546,643 568,397 602,195 629,418 654,222

Usaha Menengah (Unit) 41,336 42,008 44,280 48,997 52,106

(B) Usaha Besar (Unit) 4,676 5,150 4,952 4,968 5,066

2. Tenaga Kerja (A+B) (Orang) 98,885,997 100,991,962 104,613,682 110,808,154 117,681,244 (A) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Orang) 96,193,623 98,238,913 101,722,458 107,657,509 114,144,082 Usaha Mikro (Orang) 89,960,695 91,729,384 94,957,797 99,859,517 104,624,466 Usaha Kecil (Orang) 3,520,497 3,768,885 3,919,992 4,535,970 5,570,231 Usaha Menengah (Orang) 2,712,431 2,740,644 2,844,669 3,262,023 3,949,385 (B) Usaha Besar (Orang) 2,692,374 2,753,049 2,891,224 3,150,645 3,537,162 3. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (A+B) (Rp. Milyar) 5,285,290.4 6,068,762.8 7,445,344.6 8,241,864.2 9,014,951.2 (A) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Rp. Milyar) 2,969,346.2 3,411,574.7 4,321,830.0 4,869,568.1 5,440,007.9 Usaha Mikro (Rp. Milyar) 1,747,339.0 2,011,544.2 2,579,388.4 2,951,120.6 3,326,564.8 Usaha Kecil (Rp. Milyar) 517,919.7 596,884.4 740,271.3 798,122.2 876,385.3 Usaha Menengah (Rp. Milyar) 704,087.5 803,146.0 1,002,170.3 1,120,325.3 1,237,057.8 (B) Usaha Besar (Rp. Milyar) 2,315,944.2 2,657,188.1 3,123,514.6 3,372,296.1 3,574,943.3 Lanjutan…

Lanjutan Tabel 2.6

4. PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (A+B) (Rp. Milyar) 2,089,058.5 2,217,947.0 2,377,110.0 2,525,120.3 2,670,314.9 (A) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Rp. Milyar) 1,212,599.3 1,282,571.8 1,369,326.0 1,451,460.2 1,536,918.8 Usaha Mikro (Rp. Milyar) 682,259.8 719,070.2 761,228.8 790,825.6 807,804.5 Usaha Kecil (Rp. Milyar) 224,311.0 239,111.4 261,315.8 294,260.7 342,579.2 Usaha Menengah (Rp. Milyar) 306,028.5 324,390.2 346,781.4 366,373.9 386,535.1 (B) Usaha Besar (Rp. Milyar) 876,459.2 935,375.2 1,007,784.0 1,073,660.1 1,133,396.1 5. Total Ekspor Non Migas (A+B) (Rp. Milyar) 953,089.8 1,112,719.9 1,140,451.1 1,185,391.0 1,161,327.5 (A) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Rp. Milyar) 162,254.5 175,894.9 187,441.8 166,626.5 182,112.7 Usaha Mikro (Rp. Milyar) 14,375.3 16,687.5 17,249.3 15,235.2 15,989.5 Usaha Kecil (Rp. Milyar) 36,839.7 38,001.0 39,311.7 32,508.8 32,051.8 Usaha Menengah (Rp. Milyar) 111,039.6 121,206.4 130,880.8 118,882.4 134,071.4 (B) Usaha Besar (Rp. Milyar) 790,835.3 936,825.0 953,009.3 1,018,764.5 979,214.8 6. Investasi Atas Dasar Harga Berlaku (Rp. Milyar) 1,588,502.8 1,923,437.2 1,982,721.2 2,283,872.9 2,609,778.8 (A) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Rp. Milyar) 781,357.0 927,117.5 992,205.2 1,250,801.1 1,655,233.5 Usaha Mikro (Rp. Milyar) 123,896.2 150,784.4 155,182.6 175,529.1 185,717.2 Usaha Kecil (Rp. Milyar) 288,328.5 343,048.9 355,305.9 452,790.0 620,216.0 Usaha Menengah (Rp. Milyar) 369,132.2 433,284.2 481,716.7 622.482,0 849,300.3 (B) Usaha Besar (Rp. Milyar) 807,145.9 996,319.7 990,516.0 1,033,071.9 954,545.2 7. Investasi Atas Dasar Harga Konstan 2000 (A+B) (Rp. Milyar) 453,582.7 511,248.0 531,342.6 583,426.4 607,879.3 (A) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Rp. Milyar) 224,008.7 247,139.5 260,934.8 300,175.7 341,341.6 Usaha Mikro (Rp. Milyar) 37,144.9 42,240.1 42,351.3 44,711.3 42,053.3 Usaha Kecil (Rp. Milyar) 85,714.9 93,856.6 94,779.4 104,726.4 111,652.8 Usaha Menengah (Rp. Milyar) 101,149.0 111,042.8 123,804.1 150,738.0 187,635.5 (B) Usaha Besar (Rp. Milyar) 229,573.9 264,108.5 270,407.9 283,250.7 266,537.7 Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM, 2013

Berdasarkan Tabel 2.6 diatas, dapat diketahui bahwa perkembangan dari tahun 2009 – 2013, unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lebih besar daripada Usaha Besar (UB). Hal ini terbukti dari beberapa indikator penilaian yang terdiri dari jumlah unit usaha, jumlah tenaga kerja, dan perolehan PDB (Produk Domestik Bruto), dimana Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan dan perkembangan yang lebih besar daripada Usaha Besar (UB). Sementara dalam indikator ekspor non migas, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) jumlahnya dari tahun ke tahun memang lebih kecil daripada Usaha Besar, tetapi sektor UMKM total ekspor non migasnya mampu terus meningkat. Kemudian, dari sisi investasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memberikan sumbangan terhadap investasi yang lebih besar daripada Usaha Besar (UB), dan selama lima tahun terakhir nilai investasinya terus mengalami peningkatan.

b) Kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam Perekonomian Indonesia

Tabel 2.7

Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2012 - 2013

No Indikator Satuan

Tahun 2012 Tahun 2013 Perkembangan Tahun 2012 - 2013 Jumlah Pangsa (%) Jumlah Pangsa (%) Jumlah Pangsa (%)

1. Unit Usaha (A+B) (Unit) 56,539,560 57,900,787 1,361,227 2.41

A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Unit) 56,534,592 99.99 57,895,721 99.99 1,361,129 2.41 Usaha Mikro (Unit) 55,856,176 98.79 57,189,393 98.77 1,333,217 2.39

Usaha Kecil (Unit) 629,418 1.11 654,222 1.13 24,804 3.94

Usaha Menengah (Unit) 48,997 0.09 52,106 0.09 3,109 6.35

B. Usaha Besar (Unit) 4,968 0.01 5,066 0.01 98 1.97

2. Tenaga Kerja (A+B) (Orang) 110,808,154 117,681,244 6,873,090 6.20

A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Orang) 107,657,509 97.16 114,144,082 96.99 6,486,573 6.03 Usaha Mikro (Orang) 99,859,517 90.12 104,624,466 88.90 4,764,949 4.77 Usaha Kecil (Orang) 4,535,970 4.09 5,570,231 4.73 1,034,261 22.80 Usaha Menengah (Orang) 3,262,023 2.94 3,949,385 3.36 687,362 21.07

B. Usaha Besar (Orang) 3,150,645 2.84 3,537,162 3.01 386,517 12.27

3. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (A+B) (Rp. Milyar) 8,241,864.2 9,014,951.2 773,087.0 9.38 A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Rp. Milyar) 4,869,568.1 59.08 5,440,007.9 60.34 570,439.8 11.71 Usaha Mikro (Rp. Milyar) 2,951,120.6 35.81 3,326,564.8 36.90 375,444.2 12.72 Usaha Kecil (Rp. Milyar) 798,122.2 9.68 876,385.3 9.72 78,263.1 9.81 Usaha Menengah (Rp. Milyar) 1,120,325.3 13.59 1,237,057.8 13.72 116,732.5 10.42 B. Usaha Besar (Rp. Milyar) 3,372,296.1 40.92 3,574,943.3 39.66 202,647.2 6.01 Lanjutan…

4. PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (A+B) (Rp. Milyar) 2,525,120.3 2,670,314.9 145,194.6 5.75 A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Rp. Milyar) 1,451,460.2 57.48 1,536,918.8 57.56 85,458.6 5.89 Usaha Mikro (Rp. Milyar) 790,825.6 31.32 807,804.5 30.25 16,978.9 2.15 Usaha Kecil (Rp. Milyar) 294,260.7 11.65 342,579.2 12.83 48,318.5 16.42 Usaha Menengah (Rp. Milyar) 366,373.9 14.51 386,535.1 14.48 20,161.2 5.50 B. Usaha Besar (Rp. Milyar) 1,073,660.1 42.52 1,133,396.1 42.44 59,736.0 5.56 5. Total Ekspor Non Migas (A+B) (Rp. Milyar) 1,185,391.0 1,161,327.5 (24,063.5) (2.03) A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Rp. Milyar) 166,626.5 14.06 182,112.7 15.68 15,486.2 9.29

Usaha Mikro (Rp. Milyar) 15,235.2 1.29 15,989.5 1.38 754.3 4.95

Usaha Kecil (Rp. Milyar) 32,508.8 2.74 32,051.8 2.76 (457.0) (1.41) Usaha Menengah (Rp. Milyar) 118,882.4 10.03 134,071.4 11.54 15,189.0 12.78 B. Usaha Besar (Rp. Milyar) 1,018,764.5 85.94 979,214.8 84.32 (39,549.7) (3.88) 6. Investasi Atas Dasar Harga Berlaku (Rp. Milyar) 2,283,872.9 2,609,778.8 325,905.9 14.27 A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Rp. Milyar) 1,250,801.1 54.77 1,655,233.5 63.42 404,432.4 32.33 Usaha Mikro (Rp. Milyar) 175,529.1 7.69 185,717.2 7.12 10,188.1 5.80 Usaha Kecil (Rp. Milyar) 452,790.0 19.83 620,216.0 23.77 167,426.0 36.98 Usaha Menengah (Rp. Milyar) 622,482.0 27.26 849,300.3 32.54 226,818.3 36.44 B. Usaha Besar (Rp. Milyar) 1,033,071.9 45.23 954,545.2 36.58 (78,526.7) (7.60) 7. Investasi Atas Dasar Harga Konstan 2000 (A+B) (Rp. Milyar) 583,426.4 607,879.3 24,452.9 4.19 A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Rp. Milyar) 300,175.7 51.45 341,341.6 56.15 41,165.9 13.71 Usaha Mikro (Rp. Milyar) 44,711.3 7.66 42,053.3 6.92 (2,658.0) (5.94) Usaha Kecil (Rp. Milyar) 104,726.4 17.95 111,652.8 18.37 6,926.4 6.61 Usaha Menengah (Rp. Milyar) 150,738.0 25.84 187,635.5 30.87 36,897.5 24.48 B. Usaha Besar (Rp. Milyar) 283,250.7 48.55 266,537.7 43.85 (16,713.0) (5.90) Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM, 2013

1) Peranan UMKM dari Aspek Jumlah Unit Usaha

Peran UMKM sebagai penopang perekonomian salah satunya dapat dilihat dari jumlah unit usaha. Pangsa UMKM di Indonesia mencapai hampir 100% dari total unit usaha. Pada tahun 2013, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia adalah 57.895.721 (57,9 juta) unit atau sekitar 99,99 % dari jumlah unit usaha yang ada, terdiri dari usaha mikro sebesar 98,77%, usaha kecil sebesar 1,13%, dan usaha menengah sebesar 0,09%, yang menyebar di seluruh sektor ekonomi. Pada tahun 2013 ini, unit UMKM mengalami peningkatan sebesar 2,41% dibandingkan tahun 2012 yang jumlahnya ada 56.534.592 (56,5 juta) unit. Pada tahun yang sama, UMKM mempunyai jumlah unit usaha yang lebih banyak daripada Usaha Besar (UB). Pada tahun 2013, jumlah unit Usaha Besar (UB) hanya ada 5.066 unit atau sekitar 0,01% saja dari jumlah unit usaha yang ada.

Sumber: http://smecda.com/informasi-umkm/#1447725562878-4d60b7a8-6b2f Grafik 2.1

2) Peranan UMKM dari Aspek Kesempatan Kerja

Menurut Tambunan (2002:21), UMKM di Indonesia sangat penting terutama dalam hal penciptaan kesempatan kerja. Argumentasi ini didasarkan bahwa, di satu pihak, jumlah angkatan kerja di Indonesia sangat berlimpah mengikuti jumlah penduduk yang besar, sedangkan di pihak lain, usaha besar tidak sanggup menyerap semua pencari kerja. Ketidaksanggupan usaha besar dalam menciptakan kesempatan kerja yang besar disebabkan karena memang pada umumnya kelompok usaha tersebut relatif pada modal, sedangkan UMKM relatif padat karya. Selain itu, pada umumnya usaha besar membutuhkan pekerja dengan pendidikan formal yang tinggi dan pengalaman kerja yang cukup, sedangkan UMKM khususnya usaha mikro dan kecil, sebagian pekerjanya berpendidikan rendah.

Namun demikan, ketika terjadi masalah pada usaha besar akibat kesalahan keputusan mereka sendiri, UMKM menjadi penyedia kesempatan kerja bagi sebagian besar tenaga kerja yang baru di PHK. Mobilitas tenaga kerja di antara UMKM sendiri sangat terbuka. Hal ini yang menyebabkan UMKM tahan terhadap dinamika perubahan ekonomi nasional. Yustika (2006:51), menyebutkan bahwa kemampuan inilah yang disebut dengan sistem kemandirian ekonomi.

Pada tahun 2013, jumlah tenaga kerja secara keseluruhan di Indonesia ada 117.681.244 orang, dimana penyerapan tenaga kerja terbesar berasal dari UMKM. Jumlah tenaga kerja UMKM pada tahun 2013 adalah 114.144.082 orang atau sekitar 96,99% dari total tenaga kerja keseluruhan. Jumlah tenaga kerja UMKM pada tahun 2013 ini juga mengalami peningkatan sebanyak 6.486.573 orang atau sekitar 6,03% dibandingkan tahun 2012. Sedangkan jumlah tenaga kerja usaha besar pada tahun 2013 hanya ada 3.537.162 orang atau sekitar 3,01% dari total keseluruhan.

Grafik 2.2

Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2005 - 2013

3) Peranan UMKM dari Aspek Pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

Pada tahun 2013, kontribusi terhadap pembentukan PDB (atas harga berlaku), UMKM mampu menyumbang Rp 5.440.007,9 milyar atau sekitar 60,34% dari total PDB Indonesia, terdiri dari usaha mikro sebesar 36,90%, usaha kecil sebesar 9,72%, dan usaha menengah sebesar 13,72%. Pada tahun 2013 ini, kontribusi UMKM dalam PDB Indonesia juga mengalami kenaikan sebesar Rp 570.439,8 milyar atau sekitar 11,71% dibandingkan tahun 2012. Pada tahun yang sama, UMKM memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDB lebih banyak daripada Usaha Besar (UB). Pada tahun 2013, kontribusi Usaha Besar (UB) sebesar Rp 3.574.943,3 milyar atau sekitar 39,66%.

Kontribusi terbesar UMKM terhadap pembentukan PDB ini berasal dari sektor pertanian. Struktur kontribusi PDB ini menunjukkan bahwa peran UMKM di Indonesia masih lebih kuat/besar di sektor pertanian atau di sektor primer, berbeda dengan kondisi di negara – negara yang lebih maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, dengan dominasi di sektor industri atau sekunder. Oleh karena itu, produk – produk UMKM di Indonesia perlu terus dikembangkan perannya, kalau perlu dikembangkan kearah sektor industri mengingat sektor industri memiliki pertumbuhan yang relatif tinggi (Azis dan Rusland, 2009:10).

Grafik 2.3

PDB Atas Dasar Harga Berlaku UMKM dan Usaha Besar (UB) Tahun 2005 - 2013

Grafik 2.4

PDB Atas Dasar Harga Konstan UMKM dan Usaha Besar (UB) Tahun 2005 - 2013

4) Peranan UMKM dalam Ekspor Non – Migas

Tidak bisa dipungkiri bahwa struktur ekspor Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup mendasar. Walaupun demikian, kinerja UMKM di Indonesia dalam kegiatan ekspor masih sangat lemah. Kontribusi UMKM terhadap ekspor non – migas Indonesia pada tahun 2012 dan 2013 masih relatif lebih kecil dibandingkan dengan ekspor Usaha Besar (UB). Pada tahun 2013, kontribusi UMKM terhadap ekspor sebesar Rp 182.112,7 milyar atau sekitar 15,68% dari total ekspor non – migas Indonesia. Sedangkan pada tahun 2012, menyumbang sebesar Rp 166.626,5 milyar atau sekitar 14,06%. Padahal pada tahun yang sama, yaitu tahun 2013 dan 2012, kontribusi Usaha Besar (UB) terhadap ekspor non – migas bisa lebih besar dari 50%, yaitu masing – masing sebesar Rp 979.214,8 milyar dan Rp 1.018.764,5 milyar atau sekitar 84,32% dan 85,94%. Namun, bila dilihat dari perkembangan total ekspor non – migas Indonesia tahun 2012 – 2013, ekspor UMKM mengalami kenaikan sebesar Rp 15.486,2 milyar atau sekitar 9,29% dibandingkan ekspor Usaha Besar (UB) yang mengalami penurunan sebesar Rp 39.549,7 milyar atau sekitar 3,88%.

Menurut Azis dan Rusland (2009:9), selain

sumbangannya yang masih relatif kecil terhadap ekspor, jenis – jenis produk ekspor yang dihasilkan oleh usaha kecil dan menengah pada umumnya sebagian besar masih dalam kategori barang – barang konsumsi sederhana, seperti pakaian jadi, kaus kaki, barang – barang dari kayu, rotan, dan bambu. Tidak hanya dibandingkan dengan Usaha Besar (UB), bila dibandingkan dengan UMKM di negara – negara lain di Asia, kinerja ekspor Indonesia masih sangat lemah (Tambunan, 2002:22). Kondisi ini sangat berbeda dengan komposisi produk ekspor usaha kecil dan menengah dari negara – negara industri baru di kawasan Asia

seperti Taiwan, Tiongkok, Korea Selatan, Hongkong, dan Singapura, yang didominasi oleh barang – barang konsumsi elektronik, dan produk – produk untuk keperluan industri (Azis dan Rusland, 2009:9). Fakta ini menunjukkan bahwa saat ini pada umumnya pasar dari produk – produk UMKM di Indonesia masih berorientasi pada pasar domestik atau lokal (local market oriented) (Tambunan, 2002:48; Azis dan Rusland, 2009:9). Di sisi lain, Indonesia merupakan pasar ASEAN yang paling besar. Besarnya peluang pasar di Indonesia ini diharapkan dapat dikuasai oleh para pelaku UMKM di Indonesia. Meski Indonesia memiliki pasar yang besar, bukan berarti pelaku UMKM hanya fokus menggarap pada dalam negeri saja. Mereka harus berani berekspansi ke luar negeri demi memperluas pasar. Dengan pasar yang lebih luas, tentu keuntungan yang diraih bisa lebih tinggi.

Grafik 2.5

Total Ekspor Non Migas UMKM dan Usaha Besar (UB) Tahun 2005 - 2013

5) Peranan UMKM dalam Investasi

Pada tahun 2013, kontribusi terhadap investasi (atas harga berlaku), UMKM mampu menyumbang Rp 1.655.233,5 milyar atau sekitar 63,42% dari total investasi, terdiri dari usaha mikro sebesar 7,12%, usaha kecil sebesar 23,77%, dan usaha menengah sebesar 32,54%. Pada tahun 2013 ini, kontribusi UMKM dalam investasi Indonesia juga mengalami kenaikan sebesar Rp 404.432,4 milyar atau sekitar 32,33% dibandingkan tahun 2012. Pada tahun yang sama, UMKM memberikan kontribusi terhadap investasi lebih banyak daripada Usaha Besar (UB). Pada tahun 2013, kontribusi Usaha Besar (UB) sebesar Rp 954.545,2 milyar atau sekitar 36,58% sehingga turun Rp 78.526,7 milyar atau sekitar 7,60% daripada tahun 2012.

b. Proporsi Unit UMKM pada Sektor Ekonomi

Diagram 2.1

Proporsi Sektor Ekonomi UMKM Berdasarkan Jumlah Unit Usaha Tahun 2013

Jika ditinjau dari proporsi unit usaha pada sektor ekonomi UMKM yang memiliki unit usaha terbesar adalah sektor (1) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; (2) Perdagangan, Hotel, dan Restoran; (3) Pengangkutan dan Komunikasi; (4) Industri Pengolahan, serta (5) Jasa – jasa, yang masing – masing tercatat sebesar 49,80 persen; 23,74 persen; 6,86 persen; 6,85 persen dan 5,28 persen. Sedangkan sektor ekonomi yang memiliki proporsi unit usaha terkecil secara berturut – turut adalah sektor (1) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; (2) Bangunan; (3) Pertambangan dan Penggalian; serta (4) Listrik, Gas, dan Air Bersih, yang masing – masing tercatat sebesar 3,51 persen; 3,25 persen; 0,66 persen dan 0,04 persen.

c. Pengakuan Peran UMKM

Kiranya UMKM jelas mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. UMKM tidak lain adalah sekelompok aktor yang bersama – sama dengan usaha besar menggerakkan roda produksi. Menurut Basri (2002:218), agar permasalahan UMKM bisa ditempatkan di dalam kerangka utuh bagi terwujudnya suatu pembaruan ekonomi yang mendasar, maka diperlukan suatu landasan pijak yang kokoh dan kerangka pemikiran yang menyeluruh untuk memayunginya. Dengan cara ini, diharapkan bisa ditemukan dan dikenali sumber – sumber

permasalahan yang sebenarnya sehingga cara – cara

penyelesaiannya pun bisa lebih terstruktur. Kemudian, ia menambahkan bahwa pemberdayaan ekonomi rakyat haruslah menempatkan manusia sebagai subjek pembangunan yaitu dengan cara meningkatkan potensi yang ada pada rakyat itu sendiri. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan perannya yang sangat besar di dalam perekonomian Indonesia, maka sudah sewajarnya bila pemberdayaan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia perlu dilakukan.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 22-42)

Dokumen terkait