BAB II KERANGKA TEORETIK
C. Permainan Bahasa (Games)
3. Kekurangan Permainan Bahasa (Games)
Menurut Sudjana permainan bahasa mempunyai beberapa kekurangan yaitu :
1. Tidak semua guru mempunyai waktu untuk mempersiapkan diri sebelum melakukan kegiatan.
2. Terbatasnya waktu yang disediakan karena itu permainan ini dapat melebihi waktu yang disediakan.
3. Jumlah siswa sekolah dasar terlalu besar, yaitu satu kelas dapat mencapai 40 siswa, menimbulkan kesulitan dalam mengatur jalannya permainan dan mengikutsertakan seluruh siswa untuk berperan aktif.
Kadang kala ada siswa yang tidak begitu tertarik dengan mata pelajaran bahasa Inggris, sehingga tidak mau bergabung dalam permainan dan malah membuat kegaduhan. 46
Maksudnya dengan menggunakan permainan sebagai teknik pembelajaran, tidak selalu menghasilkan keberhasilan, jika jumlah siswa dan waktu pembelajaran sangat terbatas. Maka salah satu solusinya, jangan terlalu sering menggunakan teknik permainan, gunakan juga teknik pembelajaran yang lain agar pencapaian pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
D. Hakikat Multimedia
46 H.D.Sudjana,Metode dan Teknik pembelajaran Partisipatif dalam Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung, Penerbit Nusantara Press, 1993), P. 105
1. Pengertian Multimedia
Menurut Suyanto, Multimedia adalah pemanfaatan computer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.47 Dalam definisi ini terkandung empat komponen penting multimedia.
Pertama, harus ada komputer yang mengkoodinasikan apa yang dilihat dan didengar, yang kedua, harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi, ketiga harus ada alat navigasi yang memandu kita, dan keempat, multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi.
Menurut Munir, Multimedia adalah kumpulan media berbasis komputer dan sistem komunikasi yang memiliki peran untuk membangun, menyimpan, menghantarkan dan menerima informasi dalam bentuk teks, grafik, audio, dan sebagainya.48
Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan Multimedia merupakan kombinasi teks, gambar, audio, suara, animasi, dan video yang disampaikan melalui sebuah komputer atau alat elektronik lainnya.
2. Karakteristik Multimedia untuk keperluan Pendidikan
47 M. Suyanto, Multimedia meningkatkan Keunggulan Bersaing (Yogyakarta, Penerbit Andi, 2003), p.
21
48 Munir, M. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan (Alfabeta, Bandung, 2013), p. 2
Multimedia saat ini merupakan ketrampilan dasar yang sama pentingnya dengan ketrampilan membaca. Proses belajar mengajar biasanya hanya menggunakan alat bantu papan tulis, whiteboard, buku-buku, diktat dan lain-lain. Munir menyatakan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, diperlukan perangkat lunak aplikasi pendidikan dengan bantuan komputer berbasis multimedia yang lebih komunikatif dan interaktif.49
Penggunaan multimedia dalam pendidikan mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain. Diantara keistimewaan itu adalah :50
a. Multimedia dalam pendidikan berbasis computer
b. Multimedia mengintegrasikan berbagai media (teks, gambar, suara, video dan animasi) dalam satu program secara digital.
c. Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan umpan balik
d. Multimedia memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan mateteri pelajaran
e. Multimedia memberikan kemudahan mengontrol yang sistematis dalam pembelajaran.
49 Ibid, p. 9
50 Ibid, p.24-25
E. Acuan Teori Rancangan Intervensi Penelitian Tindakan 1. Deskripsi Penelitian Tindakan
Menurut Mills, “Action Research is any systematic inquiry conducted by teacher researchers, principals, school counselors, or other stakeholders in the teaching learning environment to gather information about how their particular school operates, how they teach, and how well their students learn.” 51 Menurut Mills, penelitian tindakan merupakan sistem yang diambil oleh para peneliti guru, kepala sekolah, dan stakeholder sekolah didalam lingkungan pembelajaran untuk memperoleh Informasi-informasi bagaimana cara mengajar, menjalankan operasional sekolah dan membuat para siswa dapat belajar dengan maksimal.
Menurut Gay dan Mills “Action research is research done by teachers for themselves; it is not imposed on them by someone else. Action research engages teachers in a four-step process: Identify an area of focus; Collect data; Analyze and Interpret data; and develop an action plan. “ 52 Dalam penelitian tindakan, hal-hal yang berkaitan dengan penelitian tindakan ini merupakan perencanaan program yang dirancang berdasarkan rencana yang disusun, dibahas antara peneliti, kolaborator, dan pengajar atau guru kelas. Pada penelitian tindakan ini bersifat partisipatif dan kolaboratif, artinya penelitian tindakan ini diteliti oleh peneliti itu sendiri dan diamati bersama
51 Georffrey E Mills, Action Research: A Guide for the Teacher Researcher, ( United Stated, Pearson Education Ltd. 2003), p. 5
52 L.R Gay, Geoffrey e. Mills and Peter Airasian, Educational research, (New Jersey ; Pearson, 2009) p.
486
dengan rekan-rekan peneliti. Selanjutnya hal-hal yang terkait dalam program aksi akan dibahas setelah kondisi awal penelitian.
Menurut Harmer, Action research is the name given to a series of procedures teachers can engange in, perharps because they to improve aspects of their teaching, or alternatively, because they wish to evaluate the success and/or appropriacy of certain activities and procedures.53 Harmer mengatakan penelitian tindakan merupakan penelitian yang dilakukan para guru dikarenakan mereka ingin mengembangkan pengajaran mereka karena mereka berharap dapat mengevaluasi keberhasilan pengajaran mereka.
Menurut Burns, Action research is a part of a broad movement that has been going on in education generally for some time.It is related to the ideas of ‘reflective practice’ and ‘the teacher as researcher’.54 Burn menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan sebuah hubungan antara sebuah ide refleksi dengan posisi guru sebagai seorang peneliti.
Menurut Johnson, penelitian tindakan adalah suatu karakteristik penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah pembelajaran mereka, penelitian ini secara sistematis merupakan praktek bagi guru dalam mencari solusi permasalahan mengajar.55 Sedangkan
53 Jeremy Harmer, The Practice of English Language Teaching, (New York : Longman, 2001),p.414
54 Anne Burns, Doing Action Research in English language Teaching, (New York ; the tailor & francis e-library, 2010), p.2
55 Craig A. Mertler, Action Research Teacher as Researchers in the Classroom, (USA : Stage Publication, Inc, 2006), p.12
menurut Parsons & Brown, penelitian tindakan fokus pada suatu karakteristik khusus dari populasi yang melaksanakan suatu kegiatan.56
Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh tenaga pendidik yang berkepentingan dalam menyelesaikan permasalahan dalam proses pembelajaran.
2. Komponen Perspektif Kritikal Penelitian Tindakan Menurut Mills ada 4 konsep utama, yaitu :57
1. Penelitian Tindakan merupakan partisipator dan demokratis
2. Penelitian Tindakan merupakan hal yang responsif dan menempati posisi dalam konteks
3. Penelitian Tindakan membantu para peneliti guru untuk berlatih setiap hari.
4. Pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian tindakan dapat membantu para siswa, para guru dan administrator dan dapat meningkatkan pembelajaran, pengajaran dan pembuatan kebijakan.
Pada komponen ini Penelitian Tindakan dapat dilakukan oleh para guru dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas para guru dan meningkatkan kemampuan belajar para siswa.
56 Ibid, p.2
57 Georffrey E Mills, Action Research: A Guide for the Teacher Researcher, ( United Stated, Pearson Education Ltd. 2003), p. 10
Menurut McLean, refleksi merupakan suatu kesatuan dalam proses penelitian tindakan.58 Pandangan tentang penelitian tindakan dijabarkan di bawah ini:
1. Penelitian tindakan bersifat kolaboratif.
2. Penelitian tindakan bersifat partisipatif
3. Penelitian tindakan bersifat praktikal dan relevan dengan kemampuan guru di kelas.
4. Penelitian tindakan bersifat mengembangkan kritikal refleksi tentang proses pengajaran seseorang.
5. Penelitian tindakan merupakan proses perencanaan, pendekatan yang sistematis dalam proses pembelajaran.
6. Penelitian tindakan merupakan proses ujicoba dalam menerapkan solusi dari permasalahan yang dihadapi.
7. Penelitian tindakan bersifat terbuka
8. Penelitian tindakan merupakan kritikal analisis terhadap suatu penyelenggaraan pendidikan.
9. Penelitian tindakan merupakan kritikal proses suatu perencanaan, tindakan, pengembangan, dan refleksi.
10. Penelitian tindakan merupakan penilaian terhadap praktek pengajaran seseorang.
58 Craig A. Mertler, loc.cit, p.12
3. Komponen Perspektif Praktikal Penelitian Tindakan Menurut Mills ada 5 konsep utama, yaitu :59
1. Peneliti guru memiliki otoritas pengambil keputusan
2. Peneliti guru diperbolehkan untuk melanjutkan pengembangan professional dan perbaikan sekolah
3. Peneliti guru ingin merefleksikan dalam prakteknya
4. Peneliti guru akan menggunakan pendekatan secara sistematik untuk refleksi dalam prakteknya
5. Peneliti guru akan memilih wilayah fokus, menentukan teknik pengumpulan data, menganalisa dan menafsirkan data, dan mengembangkan rencana aksi.
Pada komponen ini , guru diberikan keleluasan untuk bertindak sebagai peneliti dan sebagai pengamat para siswa. Guru diberikan keleluasan mengevaluasi hasil kerjanya untuk dapat dikembangkan demi kebaikan dan kemajuan para siswanya.
Menurut Johnson, ada beberapa prinsip dasar penelitian tindakan, namun yang paling penting yaitu :60
1. Identifikasi masalah pendidikan 2. Pengembangan dan ujicoba solusi 3. Perbaikan kualitas pendidikan guru
4. Mengembangankan profesionalisme guru
59 Georffrey E Mills, loc cit, p. 9-10
60 Craig A. Mertler, loc.cit, p.15
Johnson menyatakan bahwa keempat prinsip dasar diatas harus dilakukan oleh seorang peneliti guru. Ketika peneliti guru akan mengadakan penelitian tindakan, maka yang pertama sekali harus dilakukan adalah mengidentifikasi masalah dalam sekolah tersebut, kesulitan apa yang sedang dihadapi oleh para siswanya. Tindakan yang kedua adalah mengadakan pengembangan dan ujicoba solusi. Teknik pengajaran atau metode pengajaran apa yang tepat untuk menangani kesulitan para siswanya. Kemudian tindakan yang ketiga adalah perbaikan kualitas pendidikan guru, maksudnya ketika seorang guru sudah mulai memperbaiki kualitas siswanya maka sebaiknya guru pun mulai memperbaiki kualitas dirinya, sehingga akan berdampak baik pada siswanya, dan cara untuk perbaikan kualitas pendidikan guru yaitu dengan mengembangkan profesionalisme para guru dengan mengikuti berbagai macam seminar dan pelatihan pendidikan guru.
4. Perencanaan Penelitian Tindakan
Menurut Parsons dan Brown bahwa proses dasar dari penelitian tindakan ada empat langkah antara lain:61
1. Identifikasi masalah utama 2. Pengumpulan data
3. Analisis dan interpretasi data
61 Craig A. Mertler, loc.cit, p.2
4. Pengembangan rencana tindakan
Parsons dan Brown menyatakan bahwa proses penelitian pertama dilakukan terlebih dahulu pengidentifikasian masalah utama, peneliti harus mencari permasalahan utama sebelum melakukan penelitian, kemudian setelah menemukan masalah, maka peneliti harus mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Kemudian langkah ketiga, peneliti harus menganalisa dan menginterpretasikan data yang sudah ia peroleh dan langkah terakhir, peneliti harus mengembangkan rencana tindakan yang akan ia lakukan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Khusus Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan penguasaan kosa kata siswa kelas 4 SD Model Insan Madani di Bekasi Timur, karena di kelas 3 semester 2, secara keseluruhan nilai bahasa Inggris para siswa rendah, terutama pada tingkat penguasaan kosakatanya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SD Model Insan Madani, Bekasi pada semester I pada siswa kelas 4. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dengan menggunakan 2 siklus, mulai 20 Juli 2011 sampai dengan 16 Nopember 2011 dan mengikuti jadwal pelajaran yang ada di sekolah tersebut.
C. Latar Penelitian
Penetapan pemilihan lokasi penelitian pada SD Model Insan Madani di Bekasi karena 2 hal. Pertama: karena penulis bekerja di sekolah itu sebagai
koordinator guru bahasa Inggris, dimana tugas penulis adalah memantau perkembangan dan kemajuan mata pelajaran bahasa Inggris di semua kelas.
Kedua: karena sekolah model Insan Madani adalah salah satu sekolah yang berwawasan Internasional di bekasi, dimana sekolah ini menggunakan buku impor dari Singapura (berkurikulum Internasional), dan sekolah ini telah memperkenalkan bahasa Inggris dari kelas 1 SD, namun kenyataannya tujuan pengajaran bahasa Inggris khususnya penguasaan kosakata pada siswa kelas 4 belum tercapai secara optimal, sehingga menarik minat penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui permainan bahasa di laboratorium multimedia Town4Kids.
Ketiga : laboratorium multimedia Town4Kids merupakan sistem laboratorium yang mulai digunakan pada semester 1 tahun ajaran 2011/2012.
Dimana program multimedia ini merupakan sebuah program laboratorium bahasa yang berasal dari Singapura, dimana sebuah laboratorium bahasa yang sangat berbeda dengan laboratorium bahasa pada umumnya.
D. Metode Penelitian Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan bertujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan pengetahuan mengenai kurikulum, metode pengajaran, dan proses belajar mengajar yang
hasilnya berupa perbaikan terhadap apa yang terjadi dikelas. Perubahan yang ditekankan disini adalah perbaikan pada proses belajar mengajar, seleksi terhadap hal-hal yang memerlukan perubahan akan lebih berhasil jika guru mendapat masukan dari peneliti.
Perubahan yang dimaksud yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa melalui permainan bahasa dengan menggunakan laboratorium multimedia Town4Kids.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif yang bersifat partisipatif dan kolaboratif. Dengan kata lain, metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Berdasarkan rancangan penelitian dan mengacu model Kemmis dan Mc Taggart bahwa perencanaan penelitian menggunakan dua siklus. Setiap pelaksanaan penelitian tindakan pada masing – masing siklus mencakup empat langkah, yaitu ; (1) merumuskan masalah dan merencanakan tindakan, (2) melaksanakan tindakan dan pengamatan, (3) merefleksi hasil pengamatan, dan (4) perubahan atau revisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya.
Pada tahap observasi awal, peneliti merumuskan masalah berdasarkan hasil observasi awal sebelum tindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan menghimpun informasi yang relevan, dengan bertanya kepada siswa dan guru kelas yang mengajar. kegiatan pada tahap ini meliputi: (a) identifikasi
masalah, (b) penentuan focus, (c) perumusan dan analisis masalah, (d) penyusunan hipotesis dan (e) rancangan tindakan dan pengamatan.
Kemudian peneliti membuat perencanaan penelitian tindakan berdasarkan pada hasil observasi dan masalah yang ditemukan.
Pada tahap kedua, yaitu tahap pelaksanaan tindakan , fokus kegiatan ini adalah usaha peneliti dan kolaborator untuk mengimplementasikan teknik pembelajaran permainan bahasa di laboratorium multimedia Town4Kids.
Kegiatan pada tahap ini meliputi pelaksanaan tindakan oleh guru dan para siswa, dan diamati oleh peneliti.
Pada tahap ketiga, yaitu tahap refleksi atau observasi (pengamatan hasil tindakan), tahap ini merupakan perenungan, diskusi dan evaluasi yang dilakukan bersama oleh peneliti dan kolaborator pada bagian akhir dari setiap siklus.
Tahap terakhir adalah perubahan atau revisi perencanaan untuk pelaksanaan tindakan. Peneliti melakukan perencanaan kembali untuk siklus berikutnya yang disesuaikan dengan hasil tindakan pada tahap pertama.
E. Desain Penelitian Tindakan
Desain penelitian tindakan kelas pada penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, pelaksanaan penelitian tindakan mencakup
empat langkah, yaitu ;62 (1) merumuskan masalah dan merencanakan tindakan, (2) melaksanakan tindakan dan pengamatan, (3) merefleksi hasil pengamatan, dan (4) perubahan atau revisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya. Berikut ini adalah gambar desain penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart :
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart
Gambar desain penelitian model tersebut pada hakikatnya merupakan untaian atau rangkaian yang terdiri dari empat komponen perangkat, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Keempat
62 David Hopkins , A teacher Guide to Classroom research (Open University Press, Buckingham), p.48
komponen tersebut disebut sebagai satu siklus. Sehingga pengertian siklus pada penelitian ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setiap siklus akan diakhiri dengan kegiatan refleksi dan kolaborasi dengan rekan sejawat peneliti. Hal tersebut tergantung dari kebutuhan di lapangan.
F. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas lV SD Model Insan Madani Bekasi semester l tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang. Terpilihnya kelas lV sebagai model penelitian dikarenakan siswa kelas IV ini merupakan siswa angkatan pertama Sekolah Model Insan Madani, dimana berdasarkan hasil nilai para siswa ketika mereka di kelas III sangat menurun, berbeda jauh dengan siswa kelas I dan II. Siswa kelas I dan II masuk melalui saringan tes masuk siswa baru, tetapi siswa kelas IV ketika masuk kelas I tanpa saringan atau tes.
G. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian Tindakan
Peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai pelaksana sekaligus pengamat penelitian atau active participant. Peneliti melaksanakan proses KBM, pengamatan, dan menerima kritik serta masukan dari kolaborator untuk
perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran yang menjadi fokus dalam kegiatan penelitian.63
H. Tahap Penelitian Tindakan
Tahap intervensi tindakan mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart. Adapun langkah-langkah penelitian tersebut sebagai berikut :
1. Merumuskan Masalah dan Merencanakan Tindakan
Dalam merumuskan masalah dan merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian, peneliti terlebih dahulu mengadakan observasi atau pengamatan awal yang meliputi hal-hal sebagai berikut ;
a. Deskripsi situasi kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian kaji tindak. Deskripsi ini meliputi metode, teknik, strategi mengajar yang digunakan guru pada saat KBM, sikap dan prilaku siswa, kemampuan siswa, dan interaksi antara guru dengan siswa.
b. Penemuan masalah, yaitu mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris, khususnya dalam pelajaran kosakata.
c. Analisis masalah dilakukan dengan mengasumsikan penyebab masalah kesulitan siswa dalam belajar kosakata bahasa Inggris.
63 Geoffrey Mills, A Guide for the Teacher Researcher ( Ohio : Meril an Imprint of Prentice Hall International, Inc, 2000), p. 53
d. Kolaborator penelitian ini adalah guru bahasa Inggris kelas tersebut. Hal ini dilakukan karena kolaborator merupakan orang yang benar-benar mengetahui keadaan dan kemampuan siswa. Sehingga bisa memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan siswa demi kelancaran penelitian.
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti membuat desain pengajaran kosakata (RPP) sesuai dengan materi dan tujuan yang akan dicapai. Tahap perencanaan meliputi pembuatan rancangan tindakan pada setiap siklus, rencana pembelajaran, penerapan permainan bahasa melalu laboratorium media Town4kids, kisi-kisi, serta soal untuk tes.
2. Melaksanakan Tindakan dan Pengamatan / Monitoring
Setelah peneliti selesai merumuskan masalah dan merencanakan tindakan, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah melaksanakan tindakan penelitian. Setiap tindakan dalam penelitian dilakukan dengan pengamatan yang teliti. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas sebagai kolaborator.
Guru sebagai kolaborator bertindak sebagai orang yang mengamati proses KBM secara langsung. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu memperhatikan peneliti dalam mengajar, memperhatikan sikap siswa dalam menanggapi dan mengikuti pembelajaran, memperhatikan perkembangan kemampuan siswa dalam belajar penguasaan kosakata setelah dilakukan langkah kaji tindak.
Kegiatan dalam penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam enam pertemuan. Pada setiap siklus menggunakan permainan bahasa melalui laboratorium multimedia Town4kids.
Pada setiap pertemuan peneliti dan kolaborator mencatat semua kejadian yang terjadi sebagai bahan evaluasi untuk siklus berikutnya. Pada proses pengamatan, peneliti bersama kolaborator mengamati dan memperhatikan reaksi atau respon dari siswa serta sikap mereka pada saat diberi tugas. Semua kejadian dicatat pada lembar observasi. Reaksi dan tanggapan siswa terhadap materi dan tugas dicatat oleh peneliti peneliti dan guru dalam catatan kolaborator dan catatan penelitian. Adapun yang dicatat berupa sikap dan tindakan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, peneliti juga memberikan nilai terhadap latihan-latihan yang diberikan kepada siswa. Kemudian peneliti dan kolaborator membahas dan mendiskusikan hasil kegiatan pembelajaran serta perkembangan dan nilai siswa pada setiap pertemuan.
3. Hasil Observasi
Hasil observasi merupakan kesimpulan dari hasil kegiatan pengamatan terhadap hasil belajar siswa selama KBM berlangsung serta wawancara dengan guru dan siswa yng dirangkum dalam catatan peneliti.
4. Analisis Refleksi Hasil Kegiatan
Kegiatan refleksi dilakukan selama kegiatan penelitian berlangsung.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang ada pada setiap pertemuan untuk siklus selanjutnya. Refleksi ini dilakukan mencakup keseluruhan kegiatan pembelajaran yang ada pada catatan kolaborator, catatan peneliti, tanggapan dan pesan siswa, serta wawancara.
Hal – hal yang menjadi kelemahan dan kekurangan yang telah ditemukan akan menjadi bahan perbaikan untuk pertemuan dan siklus berikutnya.
I. Hasil Penelitian Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi yang diharapkan dilihat dari indikator hasil dilaksanakannya penelitian tindakan ini, yaitu : meningkatkan penguasaan jumlah kosakata bahasa Inggris melalui Permainan bahasa di laboratorium Multimedia Town4Kids pada siswa kelas 4 SD Model Insan Madani di Bekasi Timur.
J. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini yakni data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif meliputi seluruh aspek yang berkaitan dengan proses penggunaan teknik permainan bahasa dalam meningkatkan kosakata bahasa Inggris di laboratorium multimedia Town4Kids di sekolah dasar model Insan Madani pada siswa kelas 4. Data-data ini mencakup data perencanaan penelitian, data saat tindakan penelitian, serta data refleksi dan evaluasi pada setiap siklus. Dalam hal ini, data setiap pertemuan di kelas berupa Pendahuluan, Kegiatan inti, dan Penutup juga merupakan bagian dari data kualitatif. Dan Data bersifat kualitatif, berarti data yang mendeskripsikan proses dari hasil pembelajaran, yang diperoleh melalui observasi. Data yang diambil adalah : aspek Pemahaman, Pengucapan dan Pemakaian.
Data kuantitatif berkaitan dengan peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat pada nilai pretes, nilai akhir siklus pertama, dan nilai akhir siklus kedua. Selanjutnya, data ini akan diuji menggunakan uji t untuk sample nonindenpenden. Uji-t dilakukan untuk menguji keberartian perbedaan hasil tes antar siklus tersebu.
Sumber data adalah siswa kelas 4 SD Model Insan Madani, Bekasi Timur. Jumlah siswa yang diteliti dari 22 siswa dari 1 kelas. Sumber data juga berasal dari guru kelas yang berperan sebagai kolaborator dan catatan peneliti.
K. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian disusun untuk mengetahui keberhasilan suatu penelitian yang telah dilaksanakan. Instrumen penguasaan kosakata yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes objektif (pilihan ganda).
Instrumen ini disusun berdasarkan indikator-indikator penguasaan kosakata.
1. Definisi Konseptual
1. Definisi Konseptual