• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PERMAINAN BAHASA DI LABORATORIUM MULTIMEDIA TOWN4KIDS. RETNO DWIGUSTINI No.Reg.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PERMAINAN BAHASA DI LABORATORIUM MULTIMEDIA TOWN4KIDS. RETNO DWIGUSTINI No.Reg."

Copied!
245
0
0

Teks penuh

(1)

(Suatu Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas 4 di Sekolah Dasar Model Insan Madani, Bekasi)

RETNO DWIGUSTINI

No.Reg.7316090186

Tesis ini ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Magister

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2014

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

Abstract ... ii

Ringkasan ... iv

Bukti Pengesahan Tesis... v

Lembar Pernyataan... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Grafik ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Fokus dan Subfokus Penelitian ... 5

D. Perumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORETIK ... 8

A. Penguasaan Kosakata ... 8

1. Pengertian Kosakata ... 8

2. Pengertian Penguasaan ... 11

3. Penguasaan Kosakata ... 12

4. Bagaimana Penguasaan Kosakata Anak ... 14

5. Kosakata Bahasa Inggris ... 17

6. Jenis – jenis Kosakata Dalam Bahasa Inggris ... 21

7. Penilaian Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris ... 24

B. Perkembangan Bahasa Anak ... 26

1. Pengertian Perkembangan ... 26

2. Tahap Perkembangan Anak ... 31

3. Periode Perkembangan Pada Tahap Operasional Konkrit ( 7- 12 Tahun ) ... 36

C. Permainan Bahasa (Games) ... 45

1. Jenis Permainan Bahasa (Games ) ... 47

2. Kelebihan Permainan Bahasa (Games) ………... 48

3. Kekurangan Permainan Bahasa (Games) ……….... 49

D. Acuan Teori Rancangan Intervensi Penelitian Tindakan ... 50

1. Deskripsi Penelitian Tindakan ... 50

2. Komponen Perspektif Kritikal Penelitian Tindakan ... 52

3. Komponen Perspektif Praktikal Penelitian Tindakan ... 54

4. Perencanaan Penelitian Tindakan ... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 56

(5)

v

D. Metode Penelitian Tindakan ... 57

E. Desain Penelitian Tindakan ... 59

F. Subyek Penelitian ... 61

G. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian Tindakan ... 61

H. Tahap Penelitian Tindakan ... 62

I. Hasil Penelitian Tindakan Yang Diharapkan ... 65

J. Data dan Sumber Data ... 66

K. Instrumen Pengumpulan Data ... 67

L. Teknik Pengumpulan Data ... 70

M. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan dan Keabsahan Data ... 70

N. Teknik Analisis Data ... 72

O. Hipotesis Tindakan ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI ... 74

A. Deskripsi Data ... 75

B. Analisis Data Kualitatif ... 75

1. Kondisi Awal ... 76

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan ... 85

a. Siklus I ... 86

1. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 86

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 91

3. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 112

4. Hasil Observasi Siklus I ... 114

5. Analisis Refleksi Siklus I ... 115

b. Siklus II ... 117

1. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 117

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 121

3. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 135

4. Hasil Observasi Siklus II ... 136

5. Analisis Refleksi Siklus II ... 137

B. Analisis Data Kuantitatif ... 138

C. Pembahasan Temuan Penelitian ... 145

D. Kendala dan Keterbatasan Penelitian ... 147

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 151

A. Kesimpulan ... 151

B. Implikasi ... 152

C. Saran ... 152

DAFTAR PUSTAKA ………. 154

LAMPIRAN ……… 158

RIWAYAT HIDUP ……….……… 274

(6)

vi

MELALUI PERMAINAN BAHASA DI LABORATORIUM MULTIMEDIA TOWN4KIDS

Studi Penelitian Tindakan di SD Model Insan Madani, Bekasi (2014)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan permainan bahasa pada laboratorium multimedia Town4kids dapat meningkatkan penguasaan kosakata pada siswa kelas 4 SD Model Insan Madani Bekasi

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan, metode yang bertujuan untuk melakukan perubahan dan peningkatan proses belajar mengajar yang hasilnya berupa perbaikan terhadap apa yang terjadi di kelas. Perubahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa dengan menggunakan permainan bahasa melalui laboratorium multimedia Town4kids.. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data, sumber data kualitatif dan sumber data kuantitatif. Sumber data kualitatif berarti data yang mendeskripsikan proses dari hasil pembelajaran yang diperoleh melalui observasi, aspek data yang diambil berupa aspek pemahaman, pengucapan dan pemakaian.

Sumber data kualitatif diperoleh melalui data perencanaan penelitian, data saat tindakan penelitian serta data refleksi dan evaluasi pada setiap siklus. Data setiap pertemuan di kelas berupa kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Sumber data kuantitatif menggunakan Uji-T nonindependen melalui nilai hasil tes awal, nilai hasil tes siklus I dan nilai hasil tes siklus II. Sumber data adalah siswa kelas 4 SD Model Insan Madani, Bekasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, ada perubahan secara signifikan terhadap penguasaan kosakata bahasa Inggris. Kedua, Permainan bahasa melalui laboratorium multimedia Town4kids memberikan dampak yang positif dan efektif terhadap peningkatan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris. Ketiga, penggunaan permainan bahasa melalui laboratorium multimedia Town4kids menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan pembelajaran yang aktif bagi para siswa.

Kesimpulan dari penelitian ini kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SD Model Insan Madani meningkat dengan penggunaan permainan bahasa yang bervariasi di laboratorium. Pelaksanaan permainan bahasa pada saat KBM sesuai dengan sarana yang ada di sekolah. Kemampuan kosakata siswa meningkat ketika peneliti menggunakan permainan bahasa di laboratorium multimedia Town4kids sebagai media pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil tes akhir dan portofolio siswa ketika peneliti dan guru pendamping penelitian memberikan beberapa pertanyaan untuk mereka dan seluruh siswa dapat menjawab dengan benar. Hal ini dapat dilihat pula dari keaktifan dan keberanian siswa pada saat pelaksanaan KBM.

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi - kisi Instrumen Pengusaan Kosakata ... 69 Tabel 4.1 Rencana Tindakan Siklus l ... 88 Table 4.2 Rencana Tindakan Siklus II ... 119

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis

dan Mc Taggart ... 60

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Nilai Pretes Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas lV SD Model Insan

Madani Bekasi Timur ... 143 Grafik 4.2 Nilai Tes Siklus Pertama Penguasaan Kosakata

Bahasa Inggris Siswa Kelas lV SD Model Insan

Madani Bekasi Timur ... 143 Grafik 4.3 Nilai Tes Siklus Kedua Penguasaan Kosakata

Bahasa Inggris Siswa Kelas lV SD Model Insan

Madani Bekasi Timur ... 144 Grafik 4.4 Perkembangan Nilai Tes Penguasaan Kosakata

Bahasa Inggris Siswa Kelas lV SD Model Insan

Madani Bekasi Timur ... 144 Grafik 4.5 Nilai Rata-rata Tes Penguasaan Kosakata

Bahasa Inggris Siswa Kelas lV SD Model Insan

Madani Bekasi Timur ... 145

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil pretes penguasaan kosakata bahasa Inggris 150 Lampiran 2 : Hasil tes siklus pertama penguasaan kosakata

bahasa Inggris ... 151

lampiran 3 : Hasil tes siklus kedua penguasaan kosakata bahasa Inggris ... 152

LAMPIRAN 1 : UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENGUASAAN KOSAKATA ... 158

LAMPIRAN II : UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENGUASAAN KOSAKATA ... 163

LAMPIRAN III : PERHITUNGAN UJI-T ... 164

LAMPIRAN IV : TRANSKRIP WAWANCARA ... 165

LAMPIRAN V : CATATAN PENELITI ……… 172

LAMPIRAN VI : JURNAL HARIAN PENGAMAT ... 196

LAMPIRAN VII : RPP ... 227

LAMPIRAN VIII : SOAL PRE - TEST ... 247

LAMPIRAN IX : SOAL POST – TEST SIKLUS 1 ……….……… 253

LAMPIRAN X : SOAL POST – TEST SIKLUS 2 ... 260

LAMPIRAN XI : DOKUMENTASI PENELITIAN ... 267

LAMPIRAN XII : SURAT PENELITIAN ... 270

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Model Insan Madani terdiri dari Sekolah Taman Kanak- Kanak dan Sekolah Dasar. .Sekolah ini telah berdiri sejak tahun 2007. VISI Sekolah Model Insan Madani adalah "Menjadi sekolah terdepan yang mampu menghasilkan generasi yang sholeh, cerdas dan terampil." dan memiliki MISI:

(1). Menyelenggarakan pendidikan Islam yang terarah, terprogram dan terintegrasi; (2). Menyelenggarakan pendidikan yang menyenangkan, efektif dan efisian (sesuai PAIKEM); (3). Mempersiapkan peserta didik agar memiliki penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan kemandirian, akhlakul karimah serta mampu berkomunikasi dengan bahasa asing; (4).

Pengembangan SDM dengan motto "Long Life Learning." Serta memiliki TUJUAN : (1). Siswa memiliki kemampuan membaca dan hafal Al Qur'an minimal 2 juz (juz 29 dan juz 30); (2). Siswa memiliki kemampuan bereksperimentasi sains sederhana; (3).Siswa memiliki Akhlakul Karimah dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari; (4).Siswa memiliki kebiasaan dan kesadaran beribadah; (5).Siswa memiliki kemampuan mencapai tingkat ketuntasan belajar; (6) Siswa menguasai minimal 700 kosa kata dan mampu berkomunikasi dengan bahasa asing; (7).Siswa mampu membuat karya tulis dalam bahasa asing minimal 10 halaman; (8).Siswa memiliki jiwa wirausaha;

(9).Siswa dapat lulus ujian sekolah Berstandar Nasional dengan nilai baik.

(12)

Berdasarkan visi, misi dan tujuan diatas, maka Sekolah ini harus terus meningkatkan kualitas baik dalam bidang program sekolah maupun sarana prasana. Penulis menekankan pada pernyataan Misi bahwa siswa mampu berkomunikasi bahasa Asing, yakni bahasa Inggris, dan pada Tujuan terdapat pernyataan poin ke 6 dan ke 7 adalah siswa menguasai minimal 700 kosakata dan mampu berkomunikasi dengan bahasa Asing; serta siswa mampu membuat karya tulis dalam bahasa asing minimal 10 halaman.

Sedangkan pada saat awal pendiriannya, sekolah ini telah menerima siswa pindahan kelas 2,, 3 dan 4. Pada siswa angkatan pertama, tidak diadakan penyaringan siswa baru, sehingga dengan berjalannya waktu, para siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran semakin kesulitan memahami pembelajaran, terutama ketika mereka berada di kelas 4, dimana level ini (kelas 4) merupakan tingkatan masa transisi dari kelas rendah kekelas tinggi.

Dan tingkat pembelajaranpun semakin sulit, terutama bahasa Inggris. Pada pembelajaran bahasa Inggris, ada beberapa siswa yang kesulitan mengikuti pembelajaran bahasa Inggris, terutama pada kosakatanya.Padahal proses pembelajaran telah difasilitasi dengan sarana dan media belajar yang lengkap. Namun nilai kosakata bahasa Inggris siswa masih belum memenuhi standar nilai yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70.

Sedangkan sebagai dasar pembelajaran bahasa Inggris adalah kosakata. Sehingga hal ini dianggap penting untuk diadakan penelitian tentang peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas 4 Sekolah Dasar Model Insan Madani di Bekasi. Ruang lingkup penelitian ini

(13)

fokus utamanya adalah peningkatan penguasaan bahasa Inggris. Fokus kedua adalah pembelajaran bahasa Inggris melalui permainan bahasa di laboratorium multimedia Town4kids.

Laboratorium Multimedia Town4Kids merupakan sebuah laboratorium bahasa yang baru di sekolah Insan Madani. Laboratorium multimedia ini mulai digunakan pada semester 1 tahun ajaran 2011/2012 pada siswa kelas 1 s/d kelas 6. Program multimedia ini berasal dari Singapura, yang bernama Town4kids. Sistem laboratorium bahasa ini sangat berbeda dengan labolatorium bahasa yang banyak digunakan oleh sekolah-sekolah di Indonesia, tidak menggunakan banyak komputer, tetapi hanya satu komputer master untuk guru dan papan tulis yang diletakan sebuah mimio, yang berfungsi sebagai layar sentuh. Pada program multimedia ini terdapat banyak program pembelajaran, diantaranya : lagu, bercerita, permainan bahasa, gambar, dan lain sebagainya.

Laboratorium bahasa ini mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar Model Insan Madani, khususnya dalam memfasilitasi proses pembelajaran kosa kata. Dengan adanya laboratorium bahasa ini membantu siswa belajar kosa kata lebih mudah dan menarik. Mereka dapat menyentuh layar komputer untuk belajar kosakata melalui berbagai permainan bahasa yang tersedia. Sehingga siswa tidak akan merasa bosan. Permainan bahasa dianggap mampu memberikan variasi dalam proses pembelajaran kosakata. Permainan bahasa yang dapat digunakan di laboratorium ini antara lain find the word, listen and unscramble,

(14)

name the picture, flip and match, catch and spell, memory game dan sebagainya.

Bagi siswa sekolah dasar, belajar kosakata melalui permainan bahasa sangat menyenangkan. Menurut Piaget, ciri pokok perkembangannya anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret.1 Ciri dari tahapan antara lain adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh, klasifikasi, penalaran, dan sebagainya. Sehingga dapat diartikan bahwa anak-anak usia dini antara 7 sampai 12 tahun mempunyai kemampuan untuk mengadaptasi gambar dengan mengembangkan logika mereka untuk menerima apa yang telah dilihat. Siswa kelas IV masih memiliki keinginan untuk bermain dan hal ini bisa dimanfaatkan untuk memfasilitasi proses belajar kosakata di laboratorium melalui permainan bahasa. Sehingga suasana belajar bisa lebih hidup dan interaktif. Dari bermain sambil belajar siswa mendapatkan makna dari proses pembelajaran yang dilakukan. Kosakata yang telah siswa pelajari bisa diterapkan dalam kehidupan keseharian. Maka proses belajar mereka lebih bermakna dan bermanfaat karena dapat menerapkan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa proses belajar melalui permainan bahasa di laboratorium bahasa Town4kids dianggap bisa meningkatkan kosakata bahasa Inggris.

Dengan demikian, judul dalam tesis ini adalah “PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PERMAINAN

1E. Slavin, Robert, Educational Psychology: Theory and Practice Eighth Edition, (United State of America : Pearson, 2006).

(15)

BAHASA DI LABORATORIUM MULTIMEDIA TOWN4KIDS (Suatu Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas 4 di Sekolah Dasar Model Insan Madani Bekasi )

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka terdapat masalah yang perlu dikaji dan diteliti.

1. Apakah permainan bahasa dapat diterapkan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas 4 SD Model Insan Madani Bekasi?

2. Bagaimanakah permainan bahasa pada program bahasa Multimedia Town4Kids ini dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas 4 SD Model Insan Madani Bekasi?

3. Bagaimanakah laboratorium multimedia Town4kids ini dapat meningkatkan proses pembelajaran kosakata bahasa Inggris siswa kelas 4 SekolahDasar?

C. Fokus dan Subfokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada peningkatkan penguasaan kosakata dalam bahasa Inggris melalui permainan bahasa di laboratorium multimedia Town4kids.

Sedangkan subfokus penelitian ini adalah dilihat dari proses dan hasil penelitian dalam peningkatan penguasaan kosakata dalam bahasa Inggris melalui permainan bahasa di laboratorium multimedia Town4kids.

(16)

D. Perumusan Masalah

Pertanyaan yang muncul: Bagaimana meningkatkan kosakata bahasa Inggris melalui permainan bahasa di laboratorium multimedia Town4kids?

Apakah penguasaan kosakata dapat ditingkatkan melalui permainan bahasa di laboratorium multimedia Town4kids? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu dilakukan penelitian tindakan kelas.

E. TujuanPenelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kosakata bahasa Inggris melalui permainan bahasa di laboratorium multimediaTown4kids pada siswa kelas 4 SD Model Insan Madani Bekasi Timur.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris, khususnya dalam peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris. Para guru dapat memanfaatkan berbagai jenis permainan bahasa sebagai alternatif teknik dalam proses belajar kosakata bahasa Inggris.

(17)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baru terhadap pihak-pihak yang terkait, masing-masing diuraikan sebagai berikut:

a. Bagi siswa, mendapatkan kesempatan belajar bahasa Inggris dalam suasana yang menyenangkan, dapat meningkatkan gairah untuk belajar dan mempunyai keingintahuan tentang kosakata bahasa Inggris melalui teknik pembelajaran permainan bahasa melalui laboratorium multimedia Town4kids.

b.

Bagi guru, diharapkan dapat mengembangkan Penelitian Tindakan Kelas di sekolah, serta dapat memahami dan berinovasi dalam hal pengajaran bahasa Inggris melalui teknik pembelajaran permainan bahasa di laboratorium multimedia Town4kids.

c.

Bagi peneliti sendiri, diharapkan peneliti juga dapat mengembangkan penelitian ini sebagai seorang peneliti dan sebagai seorang guru.

(18)

BAB II

KERANGKA TEORETIK

A. Penguasaan KosaKata

1. Pengertian Kosakata

Berbeda dengan bayi/balita yang belajar bahasa ibunya, pembelajar bahasa kedua sudah mempelajari dan mengetahui bagaimana kategori budaya mereka. Dengan kata lain, pembelajar bahasa kedua memakai jalan pintas dalam proses untuk memahami dunia sekitarnya dan dengan langsung belajar kosakata dari bahasa kedua dengan membuat pemetaan kosakata tersebut secara langsung kedalam bahasa ibunya. Richard dan Renandya menjelaskan “Vocabulary is a core component of language proficiency and provides much of the basis for how well learners speak, listen, read and write”. 2 Kosakata diartikan sebagai komponen bahasa yang mendasar. Walaupun dalam bahasa Inggris ada 4 kemampuan dasar, yaitu menulis, membaca, mendengar dan berbicara, namun penguasaan kosakata merupakan kebutuhan mendasar untuk menguasai ke 4 kemampuan tersebut.

Kosakata diartikan pula sebagai sebuah konten dan fungsi yang ada pada kata-kata sebuah bahasa yang dipelajari sehingga kosakata menjadi

2 Jack C Richards and Renandya Willy A, Methodology in language teaching: An Anthology of Current Practice, (USA : Cambridge University Press, 2003) P. 4

(19)

sebuah bagian dari kepahaman, berbicara, membaca dan menulis seorang anak. Kosakata diartikan sebagai kata-kata yang memiliki arti baik ketika didengarkan maupun dilihat, meskipun tidak melalui sebuah proses ketika seseorang menggunakan kosakata tersebut untuk berkomunikasi.

Menurut Dictionary longman of contemporary English, Vocabulary is all the words that someone knows or uses.3 Yang artinya kosakata merupakan semua kata yang diketahui maupun yang digunakan oleh seseorang ataupun sebagian orang.

Dalam berkomunikasi melalui bahasa, kosakata memiliki peranan yang sangat penting. Makna suatu wacana sebagai bentuk penggunaan bahasa sebagian besar ditentukan oleh kosakata yang digunakan dalam pengungkapannya. Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nunan:4 ”one of the most influential structural linguistic of the day, went so far as to argue that vocabulary was the eastest aspects of language to learn and that it hardly required formal attentionin the classroom.”

Salah satu struktural bahasa yang paling berpengaruh saat ini adalah kosakata, kosakata diartikan sebagai aspek yang paling mudah untuk mempelajari bahasa. Tanpa kosakata seseorang tidak akan dapat menggunakan struktur dan fungsi bahasa dalam komunikasi secara

3 Longman Dictionary of Contemporary English (England; pearson education, 2009)p.1959

4 David Nunan, Language Teaching Methodology, (New York : Prentice Hall, 1998), p. 117

(20)

komprehensif. Melalui kosakata kita dapat melihat seberapa baik kemampuan dasar pembelajar dalam mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.5 Kemampuan siswa dalam memproduksi kata-kata atau kalimat dalam bentuk ujaran tertulis dan lisan akan menggambarkan bagaimana penguasaan kosakata tersebut dalam ingatan siswa.

Berdasarkan definisi kosakata di atas, kosakata dapat disimpulkan sebagai sejumlah kata didalam sebuah bahasa yang digunakan oleh para pembicara untuk berkomunikasi dengan pembicara lain, baik itu bahasa lisan maupun bahasa tulisan.

2. Pengertian Penguasaan

Yang dimaksud dengan ‘penguasaan’ dalam penguasaan kosakata diambil dari kata mastery yang dikemukakan oleh Dictionary Longman of contemporary English, Mastery of a language is thorough understanding or great skill of a language. 6 Penguasaan sebuah bahasa memiliki arti lebih dari hanya mengetahui seluruh kata dalam bahasa tersebut. Ini menunjukkan bahwa penguasaan kosakata bukan berarti menguasai seluruh kosakata bahkan dalam bahasa sendiripun selalu terbatas dan tidak pernah lengkap. Pertumbuhan dalam pengetahuan arti kata berjalan seiring dengan bertambahnya pengalaman siswa dan memakan waktu.

5 Jack C Richards and Renandya Willy A, Methodology in language teaching: An Anthology of Current Practice, (USA : Cambridge University Press, 2003) P. 225

6 Dictionary of Contemporary English (England; pearson education, 2009)p.1076

(21)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, penguasaan berarti perbuatan (hal dan sebagainya) menguasai atau menguasakan.7 Dalam hal ini, penguasaan yang dimaksud adalah penguasaan kosakata yang digunakan untuk mengetahui makna dari kata yang digunakan oleh siswa, yang dapat diterapkan dalam kehidupan. Kosakata menjadi bagian yang penting dalam melakukan komunikasi, karena dalam penguasaan, seseorang akan melakukan suatu proses atau cara mengartikan kata yang dimilikinya.

Penguasaan dapat disimpulkan sebagai kemampuan seseorang terhadap pengetahuan kosakata yang dapat diimplementasikan dalam penggunaan bahasa sehari-hari khususnya dalam mempelajari bahasa asing.

3. Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata menurut Heaton dibedakan antara kosakata aktif dan kosakata pasif. 8 Berkaitan dengan ini, kata-kata aktif itu seolah- olah terlontar keluar tanpa dipikir panjang untuk merangkaikan gagasan- gagasan yang dipikirkan oleh pembicara dan penulis. Sebaliknya kata-kata pasif adalah kata yang dapat dikatakan hampir tidak dapat digunakan oleh

7www.kbbi.web.id (http:/www.kbbi.web.id/kuasa) p.1

8 Heaton JB, “Writing English Language Test “(England; Longman Group Limited, 1990)p.41

(22)

seseorang, tetapi menimbulkan reaksi apabila bahasa yang kita dengar/

dibaca orang tersebut.

Menurut Djiwandono, penguasaan kosakata dalam meningkatkan keterampilan berbahasa seseorang menyangkut dua hal, yakni penguasaan kosakata pasif reseptif dan penguasaan kosakata aktif produktif.

Penguasaan jenis kosakata pasif reseptif berupa pemahaman arti kata tanpa disertai kemampuan untuk menggunakan atas prakarsa sendiri atau hanya mengetahui arti sebuah kata ketika digunakan orang lain atau disediakan untuk sekedar dipilih. Seseorang dengan kemampuan ini hanya dapat memahami arti suatu kata ketika kata itu didengar atau dibaca pada wacana orang lain tanpa disertai kemampuan untuk secara spontan dan atas prakarsa sendiri menggunakan dalam wacananya sendiri. Sedangkan penguasaan kosakata aktif produktif tidak hanya berupa pemahaman seseorang terhadap arti kata yang didengar atau dibaca melainkan secara nyata dan atas prakarsa serta penguasaannya sendiri mampu menggunakan dalam wacana untuk mengungkapkan pikirannya.9

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran bahasa di sekolah keterampilan membaca dan menyimak atau mendengarkan merupakan bagian dari kosakata pasif reseptif. Sedangkan keterampilan berbicara dan menulis termasuk dalam klasifikasi penguasaan kosakata aktif produktif. Pengembangan kosakata siswa yang berasal dari

9 M.Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa, (Jakarta: PT.Indeks, 2008),p.126

(23)

penyerapan informasi dari pihak lain termasuk dalam klasifikasi penguasaan kosakata pasif reseptif. Sedangkan penguasaan kosakata aktif produktif berupa pengajaran siswa dalam berbahasa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata merupakan pembendaharaan seseorang tentang kata-kata dalam berbagai bidang yang dapat digunakan dalam percakapan, sehingga proses komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan pesan yang dimaksudkan dapat tersampaikan.

4. Bagaimana Penguasaan Kosakata Anak

Mengenai pemerolehan bahasa kedua (bahasa inggris) pertama bagi anak, menurut Grady: “Most children start producing words sometime between the ages of eight and twelve months or so, and many children have ten words in their vocabulary by the age of fifteen months. Things gradually pick up speed from that point on. Whereas an eighteen – month – old child may learn only one or two new words a day. A four – years – old will often acquire a dozen, and a seven – years – old will pick up as many as twenty”.10 Hampir semua anak mulai mengenal kata antara usia delapan sampai dengan dua belas bulan, dan banyak anak yang memiliki sepuluh kata pada usia limabelas bulan. Pada usia delapan belas bulan, anak hanya dapat mempelajari satu sampai dua kata baru dalam sehari, tetapi pada usia empat tahun anak akan memperoleh banyak kata baru, bahkan pada usia tujuh

10 William O’Grady, How Children Learn Language, (Cambridge University Press. 2005), P. 43

(24)

tahun, anak akan semakin banyak memperoleh kata baru sampai ia berusia dua puluh tahun.

Apa yang hendak dikatakan oleh Grady disini bahwa: kemampuan anak untuk mengetahui bahasa sangat terbatas, mereka cukup baik dalam belajar bahasa tetapi tidak terlalu baik atau kurang mengetahui apa yang sedang diucapkan atau yang akan diucapkan. Kemampuan anak dalam belajar memahami makna kata yang pertama kali dipelajarinya adalah melalui pendengarannya, apa yang dia dengar itulah yang dapat diucapkannya.

Djiwandono mengatakan bahwa penguasaan kosakata dapat dibedakan ke dalam penguasaan yang bersifat reseptif dan produktif, untuk memahami dan menggunakan kosakata. 11 Penguasaan kosakata yang merupakan bagian dari pengajaran bahasa dapat dikatakan sebagai pemahaman siswa untuk menggunakan kosakata. Dalam konteks ini konsep penguasaan kosakata mengacu kepada keberhasilan siswa dari tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu pengajaran bahasa. Maka yang dimaksud dengan penguasaan yang bersifat reseptif adalah untuk kosakata pasif dan penguasaan yang bersifat produktif untuk kosakata aktif.

Pembelajaran kosakata bahasa Inggris kepada siswa Sekolah Dasar sebaiknya disesuaikan pada karakteristik mereka sebagai “young learners”

dan cara mereka belajar. Mengajar bahasa Inggris pada anak-anak, dalam

11 M.Soenardi Djiwandono, op.cit,p.129

(25)

hal ini siswa Sekolah Dasar berbeda dengan mengajar siswa remaja atau orang dewasa. Menurut Harmer, anak-anak terutama berusia 9 – 10 tahun memiliki cara belajar yang berbeda dengan remaja dan orang dewasa.

Mereka lebih cepat mengalami kebosanan, dan mudah kehilangan minat hanya dalam waktu 1o menit. Maka dapat dipandang bahwa siswa sekolah Dasar memiliki cara yang berbeda dalam belajar kosakata, diantaranya:12 1. Siswa akan merespon suatu arti kata ketika mereka tidak memahami kata

yang disampaikan oleh seseorang.

2. Siswa lebih menyukai belajar secara tidak langsung daripada langsung.

3. Pemahaman siswa terhadap suatu makna tidak hanya berasal dari penjelasan, tetapi apa yang mereka lihat dan dengar serta kesempatan yang terjadi dalam proses interaksi.

4. Pada umumnya siswa belajar dengan antusias dan rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-hal yang ada disekitar kehidupan mereka.

5. Siswa membutuhkan perhatian dan bimbingan yang berbeda dari guru.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata bahasa Inggris bagi seorang anak akan mempunyai tahapan tersendiri. Mereka akan mampu dalam satu bidang belum tentu dibidang lain akan baik juga. Jadi, ada tahapan yang harus dilalui oleh seorang anak dalam penguasaan bahasa.

5. Kosakata Bahasa Inggris

12 Jeremy Harmer, The Practice of English Language Teaching, (New York : Longman, 2001), p.38

(26)

Longman Dictionary of contemporary English mendefinisikan kosakata sebagai “ Vocabulary is All the words in a particular language”. 13 Kosakata dalam bahasa Inggris juga serupa dengan kosakata bahasa lain, dimana kosakata tersebut merupakan seluruh kata yang digunakan oleh perorangan maupun kelompok. Kosakata tetap akan memiliki sebuah arti ketika kata tersebut terdengar atau terlihat meskipun tidak dinyatakan oleh masing- masing individu untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Berdasarkan pada definisi kosakata diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan sejumlah kata dalam sebuah bahasa, yaitu bahasa Inggris dan kumpulan yang digunakan oleh para pembicara dalam satu bahasa untuk berkomunikasi satu dengan lainnya, baik itu dalam hal berkomunikasi secara lisan maupun tulisan.

Kalau kita mengingat-ingat bagaimana kita atau anak-anak menguasai bahasa Indonesia, rasanya tidak pernah ibu/ayah kita mengajari kita dengan memberikan deretan kata-kata untuk dihapal kemudian digunakan dalam berbahasa sehari-hari. Akan tetapi, kita menguasai banyak kata-kata dari lingkungan dan konteks yang mengelilingi kata-kata tersebut. Selalu ada asosiasi antara kata dan objek atau kata dan tindakan yang dimaksud. Paparan (exposure) terhadap penggunaan sebuah kata yang berulang-ulang pun turut serta menanamkan pemahaman kita mengenai makna kata tersebut. Sebagaimana yang dikatakan oleh

13Longman Dictionary of Contemporary English (England; pearson education, 2009)p.1959

(27)

Cameron mempelajari sebuah kata baru bukanlah hal yang sederhana yang hanya dapat dilakukan sekali saja dan kemudian selesai.14

Cameron menegaskan bahwa mempelajari kosakata bukan sekadar mempelajari kata-kata namun juga mempelajari tentang kata-kata tersebut baik yang berupa sebuah kata ataupun yang berupa frasa (formulaic chunks).15 Peran kata yang paling dasar dalam pemerolehan bahasa adalah penggunaan kata benda (noun) untuk menamai benda. Kata-kata yang berhubungan dengan penamaan ini diperoleh anak-anak melalui ostensive definition (Cameron), yaitu melalui penglihatan ataupun sentuhan terhadap objek yang dinamainya. Implikasi pedagogisnya, guru dapat melakukan kegiatan “listening dan identifying”.

Ketika sebuah kata diperoleh (acquired) dan bukan dihapalkan, makna kata tersebut akan terus berkembang seiring dengan pengalaman anak yang semakin kaya dan semakin sering bertemu dengan penggunaan kata tersebut dalam berbagai konteks. Sekadar hapal dan mengerti makna kata saja tidak cukup. Secara bertahap anak juga harus terpaparkan pada word families ataupun kata lain yang masih berhubungan. Contoh: walk, walked, walking, walks, a walk. Tentunya pemaparan terhadap kumpulan kata tersebut tidak dengan memberikan daftar dan meminta anak-anak untuk menghapalkannya.

14 Lynne Cameron, Teaching Language to Young Learners, (Cambridge : Cambridge University Press, 2001).p78

15 Ibid, p.82

(28)

Hatch dan Brown sebagaimana dikutip Cameron mengulas lima langkah penting dalam pembelajaran kosakata, yaitu:16

a. memiliki sumber untuk bertemu dengan kata-kata baru;

b. memiliki gambaran berupa visual maupun audio mengenai bentuk dari kata-kata baru;

c. mempelajari makna kata-kata tersebut;

d. memiliki kaitan ingatan yang kuat antara bentuk dan makna kata-kata baru tadi;

e. menggunakan kata-kata tersebut.

Kelima proses ini sejatinya terjadi berulang-ulang agar sesuatu yang baru selalu dapat dipelajari dan diingat. Cameron mengungkapkan bahwa sebuah kata baru perlu dimunculkan setidaknya lima sampai enam kali dalam satu unit sebuah buku pelajaran agar dapat dipelajari oleh anak.

Bahkan Cameron menyarankan agar kata-kata tersebut tidak hanya muncul pada unit tertentu saja melainkan dihadirkan pula di beberapa unit lainnya dan bahkan di buku pelajaran lain dengan level yang berbeda. Oleh karena itu recycling (pengulangan) sangat bermanfaat agar anak-anak dapat mengingat kembali kata-kata yang pernah dipelajarinya.

6. Jenis kosakata dalam Bahasa Inggris a. Noun (Kata Benda)

16 Ibid, p.84

(29)

Longman Dictionary mendefinisikan kata benda sebagai “noun is a word or group of words that represent a person, a place, a thing or activity, or a quality or idea”. 17 Kata benda dapat berupa orang, benda, kegiatan maupun sebuah kualitas atau ide, dan kata benda dapat digunakan sebagai sebuah subjek ataupun objek sebuah kata kerja. Sebagai contoh, didalam bahasa Inggris memakai kata benda dan kata kerja, sehingga kita dapat menggabungkan the dog bites (anjing menggigit) dan the dogs bite (anjing menggigit).Tetapi kita tetap mengutamakan anjing sebagai yang utama dan menggigit yang kedua, karena kata kerja mengambil angka dari subjeknya.

Sedangkan Thomson and Martinet membagi kata benda menjadi 4 jenis: (a) common nouns, contoh: dog, man, table, etc. (b) Proper nouns, contoh: France, Madrid, Mrs Smith, Tom,etc. (c) Abstract nouns, contoh:

beauty, charity, courage, etc. 18 Common nouns adalah kata benda secara umum, kata benda yang bisa meliputi: nama hewan, seperti anjing, kucing, kelinci, dll, nama benda matii, seperti meja, kursi, tas dll. Proper nouns adalah nama-nama seperti nama Negara, nama orang, dll. Abstract nouns adalah kata benda abstrak seperti kecantikan, kedermawanan, dll.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penguasaan kosakata anak dari usia satu tahun sampai pada dua belas tahun akan mengalami perkembangan. Penguasan kosakata benda dapat mereka peroleh dengan

17 Longman Dictionary, Dictionary of Contemporary English (Pearson Education.England. 2009) , p.

1191

18 Thomson and Martinet. A Practical English, (Oxford university Press, New York. 1986) P. 24

(30)

cara mendengarkan orang lain berbicara atau melihat benda-benda disekeliling mereka yang ditemuai dalam kehidupan sehari-hari.

b. Verb (Kata Kerja)

Finegan menyatakan verbs has a set of related forms (talk, talks, talked, talking) and the basic form – the one without an ending – can be preceded by ‘can’ or ‘will” 19 dimaksudkan adalah kata kerja merupakan kata yang memiliki perbedaan antara masa lampau dan masa sekarang. Dan sedangkan menurut Longman Dictionary, “verb is a word or group of words that describes an action, experience, or state, such as see, read, etc”. 20 Kata kerja adalah kata yang mewakili sebuah kata ataupun kelompok kata yang menggambarkan sebuah perbuatan, pengalaman seperti melihat, membaca, menulis, melukis, dll.

c. Adjective (Kata Sifat)

Menurut Longman Dictionary, “Adjective is a word that describes a noun or pronoun, such as ‘happy’ in the sentence ‘I’ll try to make you happy”.

21 Maksud dari Longman , Kata sifat merupakan sebuah kata yang menggambarkan kata benda atau kata keterangan, seperti ‘bahagia’ didalam

19 Edward Finegan, language Its Structure and use (United state; Thomson wardsworth, 2004), p. 42

20 Longman Dictionary, Dictionary of Contemporary English (Pearson Education.England. 2009) , p.

1948

21 Ibid,p.21

(31)

kalimat ‘Saya akan mencoba membuatmu bahagia’. Berarti kata sifat merupakan salah satu kosa kata, baik itu didalam bahasa Inggris maupun bahasa lainnya yang digunakan untuk melengkapi sebuah kalimat.

Menurut Hornby, “Adjective is a word that describes a person or thing, for example; big, red and clever in a big house, red bag, and a clever idea.”

22 maksudnya, kata sifat merupakan sebuah kata yang menggambarkan seseorang atau sesuatu, sebagai contoh: besar, merah dan pandai di dalam phrasa sebuah rumah yang besar, tas yang besar dan sebuah ide yang gemilang, yang berarti kata sifat juga merupakan sebuah kata yang melengkapi kata benda.

Dengan adanya pemilahan kosakata menjadi 3 bagian, yaitu kata benda, kata kerja dan kata sifat, maka peneliti akan memfokuskan pada peningkatan penguasaan kosakata ketiganya.

7. Penilaian Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris

Dalam bidang pendidikan pada umumnya dan bidang pengajaran khususnya, tes dipahami sebagai alat, prosedur atau rangkaian kegiatan yang digunakan untuk memperoleh contoh tingkah laku seseorang yang memberikan gambaran tentang kemampuan dalam suatu bidang pengajaran tertentu. Kemampuan berbahasa mengacu kepada kemampuan yang berhubungan dengan penguasaan kosakata dalam komunikasi nyata sehari-

22 Hornby, A.S. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. (New York: Oxford University Press. 1994), p. 22

(32)

hari. Dan dalam kajian kebahasaan, kemampuan berbahasa dibedakan dari kompetensi berbahasa dan ketrampilan berbahasa.

Dalam penyelenggaraan pengajaran pada umumnya, termasuk pengajaran bahasa, tes bahasa memiliki tempat dan peranan yang secara jelas terkait di dalamnya, dan bahkan merupakan bagian tak terpisahkan dari pengajaran itu sendiri. Dalam teori dan penyusunan serta perencanaan pengajaran, digambarkan sebagai suatu proses yang terdiri dari tiga komponen utama yang tidak terpisahkan satu dari yang lainnya. Ketiga komponen itu adalah : tujuan pengajaran, pelaksanaan pengajaran dan penilaian hasil pengajaran.

Pemilihan kosakata sebagai bahan tes perlu mempertimbangkan pula kosakata yang hendak diteskan tersebut dimaksudkan untuk tes penguasaan kosakata yang bersifat aktif atau pasif. 23 Kosakata pasif adalah kosakata untuk penguasaan reseptif, kosakata yang hanya perlu untuk dipahami dan tidak digunakan. Kosakata aktif adalah kosakata yang dipergunakan. Jumlah kosakata pasif jauh lebih banyak dibanding kosakata aktif.

Jika dikaitkan dengan kegiatan pemakaian bahasa, tes kosakata dapat dibedakan ke dalam penguasaan reseptif dan produktif. Sementara itu bila dikaitkan dengan ada tidaknya keterlibatan aspek-aspek kebahasaan yang lain dan sekaligus dikaitkan dengan komunikasi bahasa, tes kosakata,

23 Soenardi Djiwandono, op.cit, p.127

(33)

dapat dibedakan menjadi tes diskrit, integratif dan pragmatik. 24 Namun tidak menutup kemungkinan dengan upaya teknik tertentu, tes kosakatapun dapat dibedakan ke dalam tes yang menuntut aktivitas berfikir pada tingkatan kognitif tertentu. Akan tetapi pada kenyataannya tes kosakata hanyalah sampai pada tingkat analisis.

Berdasarkan teori dan konsep yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata merupakan jumlah kosakata yang dapat dipahami dan digunakan seseorang baik yang bersifat produktif maupun reseptif.

B. Perkembangan Bahasa Anak 1. Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif baik pada aspek fisik maupun psikis sebagai pengaruh dari proses pertumbuhan dan belajar. Istilah perkembangan mengacu pada bagaimana orang tumbuh, beradaptasi dan mengalami perubahan dalam hidup mereka, baik perkembangan fisik, kepribadian, sosial emosi, kognitif, dan bahasa.25 Ada dua isu yang diperdebatkan tentang psikologi perkembangan. Pertama adalah perkembangan yang diakibatkan dari pengalaman yang telah dialami, kedua adalah proses perkembangan itu sendiri.

24 Ibid, p.128

25 Robert E. Slavin, Educational Psychology: Theory and Practice Eighth Edition, (United State of America : Pearson, 2006), p.30

(34)

Isu pertama adalah kontroversi nature dan nurture merupakan proses perkembangan secara alami, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan dan biologis, atau yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman.

Pada saat ini, banyak para ahli psikologi yang percaya bahwa kombinasi nature dan nurture mempengaruhi perkembangan melalui faktor biologi yang mempunyai peranan besar dalam beberapa aspek, seperti perkembangan fisik dan faktor lingkungan yang mempengaruhi peranan lain, seperti perkembangan moral.26

Isu yang kedua adalah teori continuous dan discontinuous. Teori perkembangan continuous berasumsi bahwa perkembangan terjadi secara bertahap seperti mengembangan skill (kemampuan) dan pengalaman yang diberikan oleh orang tua atau lingkungan. Teori continuous lebih menekankan kepada pentingnya keberadaan lingkungan daripada faktor keturunan.

Sedangkan perspektif kedua berasumsi bahwa anak-anak mengalami kemajuan melalui serangkaian prediksi dan perkembangan invarian. Berbeda dengan teori continuous, pada teori perkembangan discontinuous lebih mengutamakan faktor bawaan daripada lingkungan yang mempengaruhi perubahan setiap waktu.27

Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan suatu proses yang dialami oleh seseorang dalam

26 John W. Santrock, Life Span Development, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2002), p.20

27 Ibid, p.21

(35)

mengalami perubahan dalam hidupnya baik yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan.

Menurut Santrock perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai dari pembuahan dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan.28 Menurut Hurlock perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman.

Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif. Dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau yang mengikutinya.29

Perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat, dimulai sejak masa pertemuan sel ayah dengan ibu dan berakhir pada saat kematiannya.

Perkembangan individu ini dinamis, perubahannya kadang-kadang lambat tetapi bisa juga cepat. Perkembangan tiap individu juga tidak selalu sama, individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya. Beberapa kecenderungan yang merupakan prinsip perkembangan, antara lain:

a. Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi seluruh aspek.

28 Ibid, p.20

29 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1999), p.23

(36)

b. Setiap individu memiliki kecepatan dan kualitas perkembangan yang berbeda.

c. Perkembangan secara relatif beraturan,mengikuti pola-pola tertentu.

d. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit.

e. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati dengan cepat atau sangat lambat.

f. Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria berbeda dengan wanita.

Sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh: kemampuan berbicara seseorang akan sejalan dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan seiring dengan kematangan organ-organ seksualnya.

Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik) mapun kualitatif (psikis). Contoh:

perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar); perubahan pengetahuan dan keterampilan dari

(37)

sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari mengenal huruf sampai dengan kemampuan membaca buku).

Berkesinambungan artinya bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Contoh: untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak.

Berdasarkan teori diatas maka perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kualitatif baik secara aspek fisik maupun psikis sebagai pengaruh dari proses pertumbuhan dan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Perkembangan dapat diartikan juga sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.

2. Tahap Perkembangan Anak

Piaget mengeksplorasi kenapa dan bagaimana kemampuan mental dapat berubah setiap saat. Menurut Piaget, perkembangan tergantung pada bagaimana anak memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungan.

Dalam pandangan Piaget, bahwa pengetahuan berasal dari tindakan.

(38)

Bagaimana anak dapat melalui tahap perkembangan dengan baik. Ada tiga proses perkembangan antara lain :30

a. Skema (scheme), Piaget percaya bahwa semua anak lahir melalui sifat bawaan yang digunakan untuk berinteraksi dengan dan memahami lingkungan mereka. Dia menunjukkan pada dasar cara mengumpulkan dan memproses informasi sebagai struktur kognitif. Anak-anak kecil membuat pola tingkah laku dan cara berpikir, yang disebut dengan skema, dimana anak-anak yang lebih tua dan remaja juga menggunakan proses ini untuk melihat objek di dunia. Kita menggunakan skema untuk mencari tahu tentang dan bertindak di dunia, setiap skema memperlakukan semua objek dan kejadian dengan cara yang sama.

b. Asimilasi dan akomodasi. Menurut Piaget, adaptasi adalah proses untuk menyesuaikan skema dalam menanggapi lingkungan dengan cara asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses pemahaman objek baru atau acara dari segi skema yang ada. Seperti ketika seseorang akan mempelajari sesuatu, maka dia telah mempunyai konsep tentang apa yang akan dipelajarinya. Kadang-kadang ketika cara – cara yang telah ada tidak dapat menghadapi dunia, seorang anak mungkin akan mengubah skema yang ada dalam dirinya dengan informasi baru atau pengalaman baru, inilah yang disebut akodasi.

30 Robert E. Slavin, Educational Psychology: Theory and Practice Eighth Edition, (United State of America : Pearson, 2006), p.32

(39)

c. Equilibration adalah proses pemulihan dalam menyeimbangkan pemahaman yang ada saat ini dengan pengalaman baru. Menurut Piaget, belajar bergantung pada proses ini.

Teori perkembangan kognitif Piaget mengusulkan bahwa anak-anak mempunyai kemampuan intelektual dan kemampuan kognitif melalui empat tahap yang berbeda. Setiap tahap mempunyai karakteristik yang menunjukkan kemampuan baru dan cara mengolah informasi. Berikut adalah tahap perkembangan menurut Piaget :31

1) Tahap sensorimotor (umur 0 – 2 tahun)

Ciri pokok perkembangan anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek. Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar berumur 2 tahun. Tahap ini disebut tahap sensorimotor oleh Piaget. Pada tahap sensorimotor, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau dan lain-lain.

2) Tahap Pra-operasional : umur 2 -7 tahun

Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan simbol/bahasa tanda dan konsep intuitif. Istilah “operasi” di sini adalah suatu proses berfikir logik, dan merupakan aktivitas sensorimotor. Dalam tahap ini anak sangat

31 Ibid, p.33

(40)

egosentris, mereka sulit menerima pendapat orang lain. Anak percaya bahwa apa yang mereka pikirkan dan alami juga menjadi pikiran dan pengalaman orang lain. Mereka percaya bahwa benda yang tidak bernyawa mempunyai sifat bernyawa.

Tahap pra operasional ini dapat dibedakan atas dua bagian. Pertama, tahap pra konseptual (2-4 tahun), dimana representasi suatu objek dinyatakan dengan bahasa, gambar dan permainan khayalan. Kedua, tahap intuitif (4-7 tahun). Pada tahap ini representasi suatu objek didasarkan pada persepsi pengalaman sendiri, tidak kepada penalaran.

3) Tahap operasional kongkret (umur 7 – 11/12 tahun)

4) Tahap operasi formal: umur 11/12 ke atas

Ciri pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, dan logis.

Tahap operasi formal (formal operations) merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang dapat diamati saat itu. Cara berpikir yang abstrak mulai dimengerti. Sifat pokok tahap operasi formal adalah pemikiran deduktif hipotesis, induktif sintifik, dan abstrak reflektif.

(41)

Menurut Vigotsky bahwa belajar akan mendasari proses perkembangan. Proses belajar melibatkan simbol simbol dengan adanya instruksi dan informasi dari orang lain. Perkembangan anak melibatkan tanda yang ada pada dirinya untuk mamu berpikir dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. Kemampuan ini disebut pengaturan diri (self regulation).

Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.32 Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu. Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Scaffolding merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk belajar dan memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri.

32 John W. Santrock, Masa Perkembangan Anak (New York ; 2011), p.50

(42)

Berdasarkan pendapat para ahli tentang tahapan perkembangan anak dapat dikatakan bahwa pada dasarnya setiap anak melalui tahap perkembangan menurut kemampuan pada tingkat usia mereka yang dipengaruhi oleh faktor dari diri anak sendiri ataupun lingkungan. Tahapan perkembangan tersebut dapat menjelaskan tingkat anak, apakah mereka termasuk usia balita ataupun usia dini.

3. Periode Perkembangan Pada Tahap Operasional Konkrit (7 – 12 Tahun)

Pada periode ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang disebut system of operation (satuan langkah berfikir) yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Pada dasarnya perkembangan kognitif anak ditinjau dari karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan kognitif orang dewasa. Namun masih ada keterbatasan kapasitas dalam mengkoordinasikan pemikirannya. Pada periode ini anak baru mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkrit.

Menurut Piaget, Ciri pokok perkembangannya anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret. Tahap operasi konkret (concrete operations) dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi itu bersifat reversible,

(43)

artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan kepada awalnya lagi. Tahap operasi konkrit dapat ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/konkrit. Ciri-ciri operasi konkrit yang lain, yaitu:

1. Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh

Pada tahap ini, seorang anak mulai dapat menggambarkan secara menyeluruh ingatan, pengalaman dan objek yang dialami. Menurut Piaget, adaptasi dengan lingkungan disatukan dengan gambaran akan lingkungan itu.

2. Melihat dari berbagai macam segi

Anak pada tahap ini mulai mulai dapat melihat suatu objek atau persoalan secara sediki menyeluruh dengan melihat apek-aspeknya. Ia tidak hanya memusatkan pada titik tertentu, tetapi dapat bersam-sama mengamati titik-titik yang lain dalam satu waktu yang bersamaan.

3. Seriasi

Proses seriasi adalah proses mengatur unsur-unsur menurut semakin besar atau semakin kecilnya unsur-unsur tersebut. Menurut Piaget , bila seorang anak telah dapat membuat suatu seriasi maka ia tidak akan mengalami banyak kesulitan untuk membuat seriasi selanjutnya.

(44)

4. Klasifikasi

Menurut Piaget, bila anak yang berumur 3 tahun dan 12 tahun diberi bermacam-macam objek dan disuruh membuat klasifikasi yang serupa menjadi satu, ada beberapa kemungkinan yang terjadi.

5. Bilangan

Dalam percobaan Piaget, ternyata anak pada tahap praoperasi konkret belum dapat mengerti soal korespondensi satu-satu dan kekekalan, namun pada tahap tahap operasi konkrit, anak sudah dapat mengerti soal karespondensi dan kekekalan dengan baik. Dengan perkembangan ini berarti konsep tentang bilangan bagi anak telah berkembang.

6. Ruang, waktu, dan kecepatan

Pada umur 7 atau 8 tahun seorang anak sudah mengerti tentang urutan ruang dengan melihat interval jarak suatu benda. Pada umur 8 tahun anak sudan sudah dapat mengerti relasi urutan waktu dan juga koordinasi dengan waktu, dan pada umur 10 atau 11 tahun, anak sadar akan konsep waktu dan kecepatan.

7. Probabilitas

Pada tahap ini, pengertian probabilitas sebagai suatu perbandingan antara hal yang terjadi dengan kasus-kasus yang mulai terbentuk.

(45)

8. Penalaran

Dalam pembicaraan sehari-hari, anak pada tahap ini jarang berbicara dengan suatu alasan,tetapi lebih mengatakan apa yang terjadi. Pada tahap ini, menurut Piaget masih ada kesulitan dalam melihat persoalan secara menyeluruh.

9. Egosentrisme dan Sosialisme

Pada tahap ini, anak sudah tidak begitu egosentris dalam pemikirannya. Ia sadar bahwa orang lain dapat mempunyai pikiran lain. Pada tahap operasi konkrit dimana siswa tidak akan bisa memahami konsep tanpa benda-benda konkrit. Selain itu, pada tahap ini Piaget mengidentifikasi adanya enam jenis konsep yang berkembang selama anak berada pada tahap operasi konkrit,yaitu:

a. Kekekalan Banyak ( 6 – 7 Tahun )

Pada usia ini anak sudah mampu memahami konsep banyak yaitu jika suatu benda yang sama banyaknya meskipun dibedakan susunannya banyaknya akan tetap sama.

b. Kekekalan Materi ( 7 – 8 Tahun )

Pada usia ini anak sudah mampu memahami konsep kekekalan materi yaitu jika 2 materi yang sama banyak, salah satunya dipindahkan

(46)

ke tempat yang lebih kecil atau lebih besar maka materi tersebut tetap berjumlah sama.

c. Kekekalan Panjang ( 7 – 8 Tahun )

Pada usia ini anak sudah mampu memahami konsep kekekalan panjang yaitu panjang suatu benda jika diubah bentuknya akan tetap sama

d. Kekekalan Luas ( 8 – 9 Tahun )

Pada usia ini anak sudah mampu memahami konsep kekekalan luas yaitu luas suatu benda akan tetap sama walau bentuk benda tersebut telah kita ubah.

e. Kekekalan Berat ( 9 – 10 Tahun )

Pada usia ini anak sudah mampu memahami konsep kekekalan berat yaitu berat suatu benda akan tetap sama walaupun benda tersebut dipindahkan ketempat yang berbeda beda atau di bagi 2.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tahap perkembangan pada fase operasional konkrit ini merupakan tahap perkembangan pada masa kanak- kanak setelah lepas dari usia dini. Pada masa ini anak mulai belajar banyak hal dan sudah memiliki kosakata yang lebih banyak, khususnya kosakata bahasa asing. Seperti diketahui bahwa anak akan belajar kosakata mulai usia satu tahun. Mereka mulai mengenal berbagai macam kosakata yang mereka dengarkan dari orang tua ataupun lingkungan. Anak kelas empat dalam belajar kosakata berada pada masa perkembangan operasional

(47)

konkrit, anak mulai mempunyai karakteristik yang sama dengan orang dewasa.

Implikasi dari teori Piaget terhadap pembelajaran bahasa bagi anak- anak yaitu :33

1. Terbentuknya anak-anak sebagai pemikir (sense-maker). Hal ini menunjukkkan bahwa anak-anak sebagai pebelajar dan pemikir (learner and thinker) membangun pengetahuannya melalui objek atau ide yang mereka pikirkan.

2. Dunia menawarkan kesempatan untuk belajar. Anak –anak beradaptasi melalui pengalaman dalam lingkungannya dan akan mengembangkan pengalaman tersebut.

Implikasi teori Vigotsky terhadap pembelajaran bahasa bagi anak – anak adalah (1) kata mempunyai posisi yang penting dalam proses pembelajaran bahasa baru bagi anak. Mereka akan menerapkan kata yang mereka dengar atau ketahui dalam mempelajari bahasa baru seperti bahasa Inggris. (2) Pengembangan zona proximal. Dalam hal ini guru harus dapat membantu siswa dalam mempelajari kata baru. (3) Belajar sebagai proses internalisasi.34

33 Robert E. Slavin, Educational Psychology: Theory and Practice Eighth Edition, (United State of America : Pearson, 2006), p.32-33

34 Ibid, p. 37

(48)

Menurut Piaget : anak-anak usia tujuh sampai delapan tahun (7-8 tahun) lebih banyak memberikan perhatian terhadap bunyi (seperti musik dalam mempelajari ujaran) dalam belajar, sedangkan anak – anak usia 12 tahun sampai 14 tahun lebih banyak memberikan perhatian terhadap kata- kata.35 Anak – anak pada umumnya tidak hati-hati dalam melakukan seleksi dan perhatian terhadap tampilan bentuk yang sedang dipelajari daripada anak remaja. Ketika mereka berbicara menggunakan bahasa baru, anak – anak akan mencoba memahami bahasa tersebut mulai dari penggunaan tata bahasa dan bahasa isyarat dalam bahasa pertama mereka serta memberikan perhatian terhadap penggunaan kosakata yang terdengar popular bagi mereka.

Dengan demikian, pengembangan kosakata merupakan faktor utama dalam proses pembelajaran bahasa asing (bahasa Inggris) bagi siswa sekolah dasar. Pengembangan kosakata adalah proses belajar membangun kata-kata, tetapi sebanyak mungkin dari yang pernah diketahui.

Pengembangan kosakata anak-anak merupakan proses belajar prase, menemukan kata baru yang ada dalam lingkungan mereka, dan belajar lebih banyak kosakata. Bayi, anak-anak, dan remaja mengucapkan suatu kata dan memikirkan arti kata tersebut dalam suatu unit diskrit. Anak – anak akan bertanya tentang makna suatu kata, atau bagaimana mengucapkan kata tersebut dalam bahasa Inggris, dan belajar membaca, kata merupakan kunci

35 Ibid, p. 35

(49)

dari pembangunan kemampuan dan pengetahuan. Aturan penggunaan kata- kata dalam penggunaan bahasa Inggris dimulai dari kata benda untuk memberi nama suatu obyek dan menggunakan kata – kata tersebut untuk mengekspresikan apa yang anak mau dan inginkan.36

Pembelajaran kosakata dan tata bahasa Inggris akan lebih baik lagi bila dalam konteks yang berkaitan dengan dunia anak itu sendiri, agar mudah dipraktikkan dalam berkomunikasi. Selain keterkaitan pengenalan kata-kata baru dengan pembelajaran makna, pembelajaran kosakata hendaknya harus berkaitan dengan fungsi kata tersebut dalam konteks hal ini berkaitan dengan prinsip pembelajaran kosakata yang ketiga.

Hurlock mengemukakan kosakata yang harus dikuasai siswa (anak usia 6 – 13 tahun) terbagi menjadi dua bagian yaitu kosakata umum dan kosakata khusus. Kosakata umum mencakup kata – kata umum yang digunakan manusia untuk berkomunikasi, yakni kata kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan, dan kata pengganti orang. Kosakata umum biasanya menyangkut hal-hal yang sering didengar atau diketahui oleh siswa.

Sedangkan pengetahui kosakata khusus diperoleh siswa melalui pengembangan pengetahuan kosakata umum. Kosakata khusus meliputi hal-

36 Ibid, p. 37

(50)

hal seperti kosakata warna, kosakata waktu, kosakata rahasia, kosakata makian dan kosakata populer.37

Seperti diketahui bahwa siswa sekolah dasar memiliki karakteristik khusus. Dalam mengajar mereka, guru tidak hanya menjelaskan materi yang akan dipelajari tetapi berusaha untuk mengaktifkan ketiga domain yang terdapat didalamnya (domain kognitif, afektif, dan psikomotorik) melalui kegiatan – kegiatan yang sesuai dengan proses pembelajaran mereka.

Secara alami anak-anak menyukai kegiatan yang menyenangkan dan menarik dalam proses belajar. Oleh karena itu, banyak ahli yang menyarankan untuk menggunakan berbagai media seperti permainan bahasa, lagu, gambar dan sebagainya.

C. Permainan Bahasa (Games)

Menurut hadfield, “a game is an activity with rules, a goal and an element of fun”. 38Permainan bahasa merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak meskipun demikian permainan bahasa tetap memiliki aturan permainan dan tujuan akhir pembelajaran.

Berdasarkan Longman Dictionary, “Game is an activity or sport in which people compete with each other according to agreed rules. And game for children is a children’s activity in which they play with toys, pretend to be

37 ElizabethB. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta : Erlangga, 1999), p.152

38 Jill Hadfield, Elementary Vocabulary Games, (United State; Pearson Education Limited, 200), P.1

(51)

someone else, etc.” 39 Berdasarkan Kamus Longman, permainan disini terbagi menjadi 2, yaitu permainan secara umum dan permainan anak-anak.

Mengajarkan bahasa asing kepada pemula apalagi kepada siswa sekolah dasar berbeda dengan mengajarkan bahasa asing kepada siswa sekolah lanjutan. 40 anak usia dini akan belajar banyak apabila mereka tertarik kepada materi dan cara pengajarannya. Salah satu cara untuk membuat siswa tertarik terhadap bahan ajar serta termotivasi melakukan kegiatan pembelajaran adalah melalui permainan. Dengan permainan, siswa dibantu dan didorong untuk mempertahankan ketertarikan akan kegiatan mereka.

Seperti yang diungkapkan oleh Piaget, ciri pokok perkembangan anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkrit berada pada tahap perkembangan operasional konkrit. Tahap operasi konkrit (concrete operations) dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis.

Jika dihubungkan dengan pendapat Piaget dapat dikatakan bahwa permainan akan membangun pemikiran terhadap kosakata yang dipelajari.

Karena dalam melaksanakan permainan bahasa membutuhkan pemahaman dan kreatifitas untuk mengikuti peraturan pelaksanaan permainan tersebut.

Sehingga pada tahap ini, siswa kelas empat sudah mempunyai kemampuan

39 Longman Dictionary, Dictionary of Contemporary English (Pearson Education.England. 2009) , p.

718

40 Mayke S, Tedjasaputra, Bermain, Mainan dan Permainan. (Jakarta. Grasindo. 2001) Pp 1-2

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc  Taggart
Tabel 3.1 Kisi  - kisi Instrumen Pengusaan Kosakata
Tabel 4.1 Rencana Tindakan Siklus l  Pertemuan  Langkah-langkah
Table 4.2 Rencana Tindakan Siklus Kedua  Pertemuan  Langkah-langkah
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Karena teori behavioristik memandang bahwa sebagai pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka siswa atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas

Luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau tahun 2003 yang tercatat 1.486.989 ha, bila satu ha dapat menampung satu ekor sapi di luar potensinya dalam menyediakan pakan

penjualan asset bUmN, dan pengelolaan dana yayasan, didasarkan pada adanya hubungan kausalitas antara perbuatan dan akibat timbulnya kerugian keuangan negara yang

SMP PGRI 2 LAWANG TAHUN 2015

[r]

If this message is not eventually replaced by the proper contents of the document, your PDF viewer may not be able to display this type of document.. You can upgrade to the

[r]