HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kelas Tutupan Lahan di Provinsi Lampung
Perubahan kelas tutupan lahan yang akan digunakan pada tahap analisis perubahan lahan adalah hasil klasifikasi citra ALOS PALSAR dan data pengamatan di lapangan. Data lapangan yang diambil yaitu berupa titik koordinat dan gambar tutupan lahan. Titik pengamatan diambil secara purposive dengan titik awal secara random atau acak. Pengambilan titik pengamatan difokuskan pada areal yang terdeteksi perubahan tutupan lahan yaitu lahan terbuka, perkebunan karet, kebun tebu dan kebun nanas. Selain itu untuk memastikan pengamat juga mengambil titik pengamatan untuk kelas tutupan lahan lainnya.
Titik pengamatan yang diambil yaitu 91 titik dari 100 titik pengamatan yang direncanakan sebelumnya. Titik pengamatan tersebut terdiri dari 40 titik pengamatan untuk areal yang mengalami perubahan dan 51 titik untuk memastikan tutupan lahan yang telah diklasifikasikan pada citra ALOS PALSAR. Kendala yang terjadi di lapangan yaitu aksebilitas atau sulitnya menuju titik pengamatan sehingga pada saat di lapangan ada beberapa titik pengamatan yang diubah yaitu titik pengamatan yang digunakan untuk memastikan tutupan lahan, sedangkan titik pengamatan di areal yang mengalami perubahan tetap diamati. Pengamatan dilakukan di sekitar Lampung Selatan, Lampung Timur, Pringsewu, Metro, Way Jepara dan Bandar Lampung.
Berdasarkan data tersebut ditentukan tipe-tipe kelas tutupan lahan untuk citra ALOS PALSAR dengan tiga tahun yang berbeda yaitu tahun 2007, tahun 2008 dan tahun 2009. Interpretasi objek ini dilakukan melalui penampakan secara visual. Elemen intrepetasi secara visual terdiri dari tujuh unsur antara lain yaitu rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, site dan asosiasi. Kegiatan interpretasi visual citra ini menghasilkan 17 kelas tutupan lahan. Kelas tutupan lahan tersebut terdiri dari badan air, bandara, hutan lahan kering, hutan rawa, hutan tanaman, kebun campuran, kebun nanas, kebun tebu, lahan terbuka, padang rumput, perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit, permukiman, pertanian lahan kering,
sawah, semak/belukar rawa, dan tambak. Lahan terbuka pada klasifikasi tersebut merupakan areal perkebunan yaitu perkebunan tebu dan nanas yang telah dipanen serta perkebunan karet yang telah ditebang.
Wilayah Lampung Timur tepatnya di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai dan sekitar Lampung Selatan terdapat vegetasi mangrove dengan luasan yang relatif kecil, sehingga pada citra penampakan visualnya tidak teridentifikasi. Vegetasi mangrove tersebut sebagian telah dikonversi menjadi tambak oleh masyarakat sekitar. Jenis vegetasi mangrove yang terdapat di desa Margasari yaitu Sonneratia sp, Avicenia marina dan Rhizopora apiculata.
Tabel 3 Deskripsi masing-masing kelas tutupan lahan
Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan
Hutan lahan kering Seluruh kenampakan hutan yang berada pada ketinggian tertentu, perbukitan dan pegunungan baik hutan primer ataupun sekunder
Tone/warna:
Bentuk : poligon tidak teratur
merbau panjang
Ukuran : sedang-besar
Tekstur : warna ( halus ); topografi (kasar)
Pola : tidak teratur dan mengelompok Merbau Panjang Site : datar dan bergelombang
Asosiasi : aksesnya sulit, banyak vegetasi dan ekosistemnya alami
Hutan tanaman Seluruh kawasan hutan tanaman baik baik di dataran rendah ataupun tinggi.
Tone/warna:
Bentuk : persegi panjang Ukuran : sedang-besar Tekstur : warna ( halus ) Pola : teratur dan mengelompok Site : datar dan bergelombang
Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Asosiasi : ada jaringan jalan dan aksesnya
mudah Hutan rawa Merupakan tipe ekosistem hutan
yang dipengaruhi faktor edafik berupa genangan air. Biasanya dibedakan menjadi hutan rawa dan hutan rawa gambut
Tone/warna:
Bentuk : poligon tidak teratur Ukuran : sedang-besar
Tekstur : warna (kasar); terrain (halus)
Pola : tidak teratur dan mengelompok
Site : datar Way Kambas
Asosiasi : dekat dengan badan air/dipengaruhi oleh keberadaan air
Kebun campuran Seluruh kawasan yang ditanami tanaman tahunan dan dengan tanaman beranekaragam jenis.
Tone/warna:
Bentuk : poligon tidak teratur Ukuran : sedang
Tekstur : warna (kasar); terrain (halus) Pola : tidak teratur dan mengelompok Site : datar (bisa di daerah miring) Asosiasi : dekat dengan permukiman, ada akses jalan, beraneka ragam jenis tanaman
Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Kebun nanas Suatu lahan usaha pertanian
yang luas berupa tanaman nanas, biasanya terletak di daerah tropis atau subtropis, yang digunakan untuk menghasilkan komoditi perdagangan (pertanian) dalam skala besar.
Tone/warna:
Bentuk : kotak persegi Ukuran : sedang-besar
Tekstur : warna (kasar); terrain
(halus-sedang-besar) PT. Great Giant Pineapple Pola : agak teratur dan mengelompok
Site : datar
Asosiasi : terdapat akses jalan perkebunan, skala besar, ada industrinya
Kebun tebu Suatu lahan usaha pertanian yang luas berupa tanaman tebu, biasanya terletak di daerah tropis atau subtropis, yang digunakan untuk menghasilkan komoditi perdagangan
(pertanian) dalam skala besar.
Tone/warna:
Bentuk : kotak persegi Ukuran : sedang-besar
Tekstur : warna (kasar); terrain
Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Pola : teratur dan mengelompok
Site : datar
Asosiasi : terdapat akses jalan perkebunan, skala besar, ada industrinya
Kebun karet Seluruh area yang ditanami tanaman karet yang dikelola dengan pola tanaman tertentu
Tone/warna:
Bentuk : kotak persegi Ukuran : sedang-besar
Tekstur : warna (kasar), terrain (halus-
sedang-kasar)
Pola : teratur dan mengelompok Gedung Tataan Site : datar (elevasi < 500 mdpl)
Asosiasi : terdapat akses jalan perkebunan, skala besar, ada industrinya
Kebun sawit Seluruh area yang ditanami tanaman sawit yang dikelola dengan pola tanaman tertentu
Tone/warna:
Bentuk : kotak persegi Ukuran : kecil-besar
Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan terrain (halus-sedang-kasar)
Pola : teratur dan mengelompok
Site : datar (elevasi < 500 mdpl dan curah hujan cukup)
Asosiasi : terdapat akses jalan perkebunan, skala besar, ada industrinya
Semak/belukar rawa Merupakan tumbuhan alami berupa rumput, perdu dan pohon kecil untuk belukar rawa ada unsur airnya
Tone/warna:
Bentuk : poligon tidak teratur Ukuran : kecil
Tekstur : warna ( halus ) Pola : tidak teratur Site : datar
Asosiasi : akses jalan susah, jauh dari permukiman Tanjung bintang Padang rumput Kenampakan non hutan berupa
padang alang‐ alang dan terkadang sedikit semak atau pohon dengan luasan tertentu
Tone/warna:
Bentuk : poligon tidak teratur Ukuran : kecil-sedang
Tekstur : warna ( halus ), terrain (halus)
Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Site : datar
Asosiasi : masuk wilayah way kambas dan akses gajah
Pertanian lahan kering Semua aktivitas pertanian di lahan kering seperti tegalan dan lading
Tone/warna:
Bentuk : poligon tidak teratur Ukuran : kecil-sedang
Tekstur : warna (kasar), terrain (halus-sedang- kasar)
Pola : tidak teratur dan mengelompok
Site : datar (lokasinya sulit menyalurkan air) Singkong Asosiasi : dekat dengan akses jalan dan
permukiman Sawah Semua aktivitas pertanian lahan
basah yang dicirikan oleh pola pematang
Tone/warna:
Bentuk : kotak persegi Ukuran : kecil-sedang
Tekstur : terrain (halus ), warna
Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Pola : teratur dan mengelompok
Site : datar
Asosiasi : dekat dengan akses jalan dan permukiman serta air Permukiman Permukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan bekerja
Tone/warna:
Bentuk : poligon tidak teratur dan kadang kotak persegi
Ukuran : kecil-sedang
Tekstur : terrain (halus), warna (halus-sedang-
kasar) Pasir Sakti
Pola : tidak teratur dan mengelompok Site : datar
Asosiasi : dekat dengan jaringan jalan dan aksebilitas mudah
Badan air Semua kenampakan perairan, termasuk laut, sungai, danau, waduk, terumbu karang, padang lamun, dll. Kenampakan tambak, sawah dan rawa digolongkan tersendiri
Tone/warna:
Bentuk : deliniasi bisa garis, bulat dan poligon
Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Ukuran : kecil-besar
Tekstur : warna (halus ), topografi (halus)
Pola : tidak teratur Site : datar
Asosiasi : danau, sumber mata air, sungai Lahan terbuka Seluruh kenampakan lahan
terbuka tanpa vegetasi (singkatan batuan puncak gunung, kawah vulkan, gosong pasir, pasir pantai), lahan terbuka bekas kebakaran dan lahan terbuka yang ditumbuhi alang-alang/rumput
Tone/warna:
Bentuk : deliniasi poligon tidak teratur Ukuran : kecil
Tekstur : warna (halus-kasar ), topografi
(halus-kasar) Tanjung Bintang Pola : tidak teratur
Site : datar, pada perkebunan lahan tampak warna biru
Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Segala kenampakan badan air
dengan pola budidaya perikanan
Tone/warna:
Bentuk : kotak persegi Ukuran : kecil
Tekstur : warna (kasar ), topografi (halus)
Pola : teratur dan tidak teratur Pasir Sakti Site : datar
Asosiasi : dekat dengan pantai Bandar udara Kenampakan bandara yang
berukuran besar dan memungkinkan untuk didelineasi tersendiri
Tone/warna:
Bentuk : kotak persegi Ukuran : kecil
Tekstur : warna (halus ), topografi (halus)
Pola : teratur Sumber: Anastasia Gustriani
Site : datar , lapangan luas
Asosiasi : dekat dengan permukiman, jaringan jalan, aksebilitas mudah dan letaknya strategis
5.2 Analisis Perubahan Tutupan Lahan
Analisis perubahan tutupan lahan dilakukan berdasarkan matrik perubahan dari masing-masing tutupan lahan. Bentuk matrik ini dapat memberikan informasi luas dan bentuk perubahan dari suatu kelas tutupan tertentu menjadi kelas tutupan lahan lainnya. Pengambilan titik pengamatan dilakukan di areal yang mengalami perubahan tutupan lahan yaitu di areal perkebunan karet dan lahan terbuka bekas tebangan pohon karet, sedangkan untuk kebun nanas dan kebun tebu menggunakan data sekunder. Analisis perubahan tutupan lahan di Lampung dilakukan pada dua kurun waktu, yaitu kurun waktu satu tahun dan kurun waktu dua tahun. Perubahan tutupan lahan kurun waktu satu tahun yaitu periode tahun 2007 - 2008 dan tahun 2008 - 2009, sedangkan perubahan tutupan lahan periode dua tahun adalah tahun 2007 - 2009. Hasil klasifikasi untuk Provinsi Lampung menghasilkan data luasan dan penampakan visual masing-masing kelas yang dapat diperbandingkan terhadap waktu liputan citranya.
5.2.1 Analisis Perubahan Tutupan Lahan Kurun Waktu 1 Tahun
Analisis perubahan tutupan lahan dalam kurun waktu satu tahun pada penelitian ini yaitu pada tahun 2007 - 2008 dan tahun 2008 - 2009. Perubahan tutupan lahan baik periode tahun 2007 - 2008 maupun periode tahun 2008 - 2009 memiliki perubahan tutupan lahan yang sama. Berdasarkan hasil analisis perubahan tutupan lahan sebelum ke lapangan dideteksi terdapat enam perubahan tutupan lahan yang terjadi di Provinsi Lampung yaitu lahan terbuka menjadi kebun tebu, lahan terbuka menjadi kebun nanas, lahan terbuka menjadi karet, kebun tebu menjadi lahan terbuka, kebun nanas menjadi lahan terbuka dan perkebunan karet manjadi lahan terbuka. Namun berdasarkan matrik perubahan dan hasil pengamatan di lapangan, perubahan tutupan lahan yang terjadi di Provinsi Lampung yaitu terdapat lima perubahan antara lain lahan terbuka menjadi kebun tebu, lahan terbuka menjadi kebu nanas, kebun tebu menjadi lahan terbuka, kebun nanas menjadi lahan terbuka dan perkebunan karet manjadi lahan terbuka. Hasil analisis perubahan tutupan lahan pada tahun 2007 - 2008 adalah sebagai berikut:
1. Lahan terbuka
Perubahan tutupan lahan pada lahan terbuka terjadi di areal perkebunan. Pada lahan terbuka terdapat dua kelas tutupan lahan yang berubah menjadi kelas tutupan lahan lainnya yaitu lahan terbuka menjadi kebun nanas dan lahan terbuka menjadi kebun tebu. Lahan terbuka memiliki penampakan visual yang jelas berdasarkan ronanya bila dibandingkan dengan tutupan kelas sekitarnya yaitu berwana biru dan kemerah mudaan. Penyebab terjadinya perubahan tutupan lahan menjadi kebun nanas dan kebun tebu yaitu adanya penanaman kembali dari masing-masing vegetasi tersebut setelah selesai panen. Pola tanam untuk tanaman nanas yaitu 12 - 24 bulan sedangkan untuk tanaman tebu yaitu 12 - 14 bulan dan lebih dari 14 bulan tergantung bibit yang digunakan.
Pada tahun 2007 sebagian dari kebun nanas dan tebu mengalami kegiatan panen sehingga dalam kurun waktu satu tahun selanjutnya diadakan penanaman kembali setelah dilakukan pengolahan areal. Perubahan lahan terbuka menjadi kebun nanas yaitu seluas 7.341,33 ha, sedangkan perubahan lahan terbuka menjadi kebun tebu seluas 6.093,76 ha. Berdasarkan hasil analisis perubahan
tutupan lahan sebelum pengamatan di lapangan dapat dideteksi adanya perubahan tutupan lahan terbuka menjadi perkebunan karet. Namun pada saat dilapangan lahan terbuka tersebut sebenarnya telah ditanami karet pada akhir tahun 2005 atau awal tahun 2006 di wilayah Jati Agung perbatasan Bandar Lampung dan Lampung Selatan, sehingga perubahan dari lahan terbuka menjadi perkebunan karet tidak terjadi di Provinsi Lampung. Penampakan tanaman karet yang berumur 1-2 tahun pada cita Alos Palsar resolusi 50 m menyerupai lahan terbuka, hal itu disebabkan karena secara visual penampakan yang dominan adalah tanah kosong yang berada di sekitar tanaman karet yang masih kecil.
Gambar 6 Perubahan lahan terbuka menjadi kebun tebu.
Gambar 7 Perubahan lahan terbuka menjadi kebun nanas.
Gambar 9 Karet umur 3 tahun (a) dan karet umur 5 tahun (b). 2. Kebun nanas
Kebun nanas terletak di daerah Lampung tengah yang dimiliki oleh PT. Great Giant Pineapple (GGP). Topografi kebun nanas berada pada ketinggian 46 mdpl dan kemiringan 4º 59’ (Didin 2009) . Perubahan tutupan lahan dari kebun nanas menjadi lahan terbuka disebabkan adanya kegiatan pemanenan di areal perkebunan PT. Great Giant Pineapple. Penampakan visual terutama unsur rona tampak jelas berwarna biru dan kemerah mudaan dibanding sekitarnya yang berwana hijau karena masih terdapat vegetasi nanasnya. Pertumbuhan nanas sampai siap panen di PT. Great Giant Pineapple antara 12 - 24 bulan, tergantung dari bibit nanas yang ditanam. Topografi nanas yang relatif agak miring membuat penampakan polanya tidak begitu teratur dibandingkan dengan kebun tebu. Perubahan kebun nanas menjadi lahan terbuka yaitu seluas 13.859,6 ha.
Gambar 10 Perubahan kebun nanas menjadi lahan terbuka. 3. Kebun tebu
Perubahan tutupan lahan pada kebun tebu menjadi lahan terbuka terjadi di daerah perkebunan yaitu seluas 6.0446,5 ha. Kebun tebu terletak di desa Gunung Batin. Topografi kebun tebu relatif datar sehingga penampakan pola nya teratur, sedangkan dilihat dari rona atau warnanya tampak kehijauan. Tekstur kebun tebu
tampak halus karena terdiri dari vegetasi yang memiliki ketinggian yang relatif sama dan berada pada daerah yang datar. Pertumbuhan tebu mulai dari penanaman sampai siap panen memakan waktu sekitar 12 - 24 bulan. Penanaman tebu umumnya dilakukan pada bulan April hingga Oktober. Pada tahun 2008 sebagian areal yang sebelumnya terdapat vegetasi tebu dilakukan pemanenan sehingga pada citra tahun 2008 terlihat seperti lahan terbuka.
Gambar 11 Perubahan kebun tebu menjadi lahan terbuka. 4. Perkebunan karet
Provinsi Lampung memiliki beberapa perkebunan besar salah satunya yaitu perkebunan karet. Salah satu perubahan tutupan lahan yang terjadi pada tahun 2007 - 2008 yaitu perkebunan karet menjadi lahan terbuka seluas 2.306,59 ha. Perkebunan karet tersebut terletak di Kabupaten Lampung Selatan, Tulang Bawang dan Way Kanan. Perkebunan karet memiliki pola yang teratur dengan rona kehijauan serta ukuran yang bervariasi mulai dari sedang sampai besar. Tekstur kasar pada perkebunan karet disebabkan dari penampakan tajuknya. Perubahan tutupan lahan dari tegakan karet menjadi lahan terbuka disebakan adanya penebangan pohon karet. Penebangan dilakukan di sebagian petak karet yang telah dianggap tidak produktif yaitu sekitar umur 25 - 35 tahun dengan cara tebang habis.
Gambar 12 Perubahan kebun karet menjadi lahan terbuka.
Gambar 13 Lahan terbuka tahun 2012 (a) dan karet umur 3 tahun (b). Analisa perubahan tutupan lahan kurun waktu satu tahun juga dilakukan pada tahun 2008 - 2009. Seperti halnya perubahan tutupan lahan tahun 2007- 2008, pada tahun 2008 - 2009 juga terdapat lima perubahan tutupan lahan. Perubahan tersebut yaitu lahan terbuka menjadi kebun tebu, lahan terbuka menjadi kebu nanas, kebun tebu menjadi lahan terbuka, kebun nanas menjadi lahan terbuka dan perkebunan karet manjadi lahan terbuka. Lahan terbuka menjadi kebun nanas dan kebun tebu dapat disebabkan adanya pola tanam satu tahun dan dua tahun pada masing-masing tanaman tersebut. Pola tanam dua tahun disebabkan karena bibit yang digunakan memiliki waktu panen 24 bulan untuk tanaman nanas dan lebih dari 14 bulan untuk tanaman tebu.
Perubahan tutupan lahan dalam kurun satu waktu yaitu tahun 2007 - 2008 dan tahun 2008 - 2009 dapat disimpulkan terdapat lima perubahan tutupan lahan yang dapat diamati di Provinsi Lampung menggunakan citra ALOS PALSAR multiwaktu resolusi 50 m.
Tabel 4 Matriks perubahan tutupan lahan tahun 2007 - 2008 Kelas tutupan lahan Tahun 2008 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 5287,6 2 59,8 3 394842 4 50765 5 3664,3 6 393553 7 31317 13859,6 8 50273 60446,5 9 7341,3 6093,8 8884,38 10 45625,4 11 2306,59 88528 12 114613 13 183804 14 1121052 15 550289 16 180681 17 43505,6 Keterangan :
1. Badan air 5. Hutan tanaman 9. Lahan terbuka 13. Permukiman 17. tambak 2. Bandara 6. Kebun campuran 10. Padang rumput 14. Pertanian lahan kering 3. Hutan lahan kering 7. Kebun nanas 11. Perkebunan karet 15. Sawah
Tabel 5 Matriks perubahan tutupan lahan tahun 2008 - 2009 Kelas tutupan lahan Tahun 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 5287,6 2 59,8 3 394842 4 50765 5 3664,3 6 393553 7 32933 5725,66 8 47513 8853,5 9 11667 56303 16791,3 10 45625,4 11 14021,9 75242 12 114613 13 183804 14 1121052 15 550289 16 180681 17 43505,6 Keterangan :
1. Badan air 5. Hutan tanaman 9. Lahan terbuka 13. Permukiman 17. Tambak 2. Bandara 6. Kebun campuran 10. Padang rumput 14. Pertanian lahan kering
3. Hutan lahan kering 7. Kebun nanas 11. Perkebunan karet 15. Sawah
5.2.2 Analisis Perubahan Tutupan Kurun Waktu 2 Tahun
Seperti halnya analisis perubahan tutupan lahan kurun waktu satu tahun, maka analisis perubahan tutupan lahan kurun waktu dua tahun juga menggunakan matrik perubahan yang tersaji pada Tabel 6. Analisa perubahan tutupan lahan kurun waktu 2 tahun yaitu terjadi pada tahun 2007 - 2009. Perubahan tutupan lahan baik periode satu tahun maupun dua tahun memiliki perubahan yang sama. Perubahan tersebut adalah lahan terbuka menjadi kebun tebu, lahan terbuka menjadi kebun nanas, kebun tebu menjadi lahan terbuka, kebun nanas menjadi lahan terbuka dan perkebunan karet manjadi lahan terbuka.
Adapun penjelasan dari masing-masing kelas yang mengalami perubahan sebagai berikut :
1. Lahan terbuka
Perubahan kelas lahan terbuka menjadi kelas tutupan lahan lainnya dalam kurun waktu dua tahun terdapat dua perubahan. Perubahan tersebut yaitu lahan terbuka menjadi kebun nanas dan lahan terbuka menjadi kebun tebu. Seperti halnya perubahan tutupan lahan tahun 2007 - 2008 lahan terbuka menjadi kebun nanas dan kebun tebu disebabkan adanya pola tanam dua tahun tergantung bibit yang digunakan. Sebagian kecil bibit yang digunakan pada perkebunan nanas di PT. Great Giant Pineaple adalah bibit crown yang berasal dari mahkota dimana memiliki pertumbuhan nanas sampai siap panen yaitu 24 bulan, sedangkan untuk kebun tebu di PT. Gunung Madu Plantation sebagian arealnya menggunakan varitas dalam yang memiliki masak optimal pada umur lebih dari 14 bulan. Perubahan lahan terbuka menjadi kebun nanas yaitu seluas 6.676,8 ha dan kebun tebu seluas 8.081,74 ha.
Hasil klasifikasi citra tahun 2007 - 2009 yang telah di overlay juga mendeteksi adanya perubahan tutupan lahan dari lahan terbuka menjadi perkebunan karet. Namun setelah dilakukan pengamatan di lapangan ternyata lahan terbuka tersebut berupa karet yang telah di tanam pada akhir tahun 2006, sehingga pada tahun 2007 karet tersebut telah berumur satu tahun. PT. Perkebunan Nusantara VII karet yang berumur 2-3 tahun telah mulai diberikan perlakuan yang bertujuan untuk penutupan lahan (covercrop).
Gambar 14 Perubahan lahan terbuka menjadi kebun nanas.
Gambar 15 Perubahan lahan terbuka menjadi kebun tebu.
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Gambar 16 Penampakan perkebunan karet pada citra ALOS PALSAR.
2. Kebun nanas
Perkebunan nanas terbesar di Lampung yaitu dimiliki oleh PT. Great Giant Pineaple. Perubahan tutupan lahan pada areal kebun nanas terjadi di PT. Great Giant Pineaple seluas 7.254,1 ha. Perubahan tutupan lahan tersebut yaitu kebun nanas menjadi lahan terbuka. Perubahan kebun nanas menjadi lahan terbuka disebabkan adanya kegiatan pemanenan nanas yang berumur 2 tahun. Pertumbuhan nanas tersebut bergantung pada bibit yang digunakan oleh PT. Great Giant Pineaple. PT. Great Giant Pineaple menggunakan tiga jenis bibit yaitu
sucker, macro section dan crown (Didin 2009). Bibit sucker diperoleh dari anakan induk tanaman nanas yang telah dipanen dan dibiarkan selama empat bulan, sedangkan bibit macro section adalah bibit yang berasal dari tunas yang tumbuh di batang yang dipotong-potong kemudian ditumbuhkan di pembibitan, setelah 3 - 5 bulan bibit tersebut siap ditanam. Berbeda halnya dengan bibit crown yang berasal dari mahkota dimana pertumbuhan nanas sampai siap panen yaitu 24 bulan.
Gambar 18 Perubahan kebun nanas menjadi lahan terbuka. 3. Kebun tebu
Tebu termasuk jenis tanaman rumput yang kokoh dan kuat. Salah satu kebun tebu terbesar di Provinsi Lampung yaitu kebun tebu milik PT. Gunung Madu Plantation. Perubahan tutupan lahan yang terjadi di PT. Gunung Madu Plantation yaitu perubahan dari kebun tebu menjadi lahan terbuka yang memiliki penampakan rona biru terang. Perubahan tersebut disebabkan adanya kegiatan pemanenan tebu di sebagian areal PT. Gunung Madu Plantation. Umumnya pemanenan di PT. Gunung Madu Plantation dilakukan pada bulan April sampai Oktober, sedangkan penanaman dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember
pada bulan berikutnya. Pemanenan dilakukan ketika tingkat kematangan dari tebu tersebut sudah optimal. Waktu tanaman tebu siap panen atau matang tergantung varietasnya yaitu varietas genjah masak optimal pada < 12 bulan, varitas sedang masak optimal pada 12 - 14 bulan dan varitas dalam masak optimal pada > 14 bulan. Perubahan dari kebun tebu menjadi lahan terbuka yaitu seluas 14.984,8 ha.
Gambar 19 Perubahan kebun tebu menjadi lahan terbuka. 4. Perkebunan karet
Berbeda halnya dengan tanaman tebu dan nanas yang merupakan tumbuhan musiman atau berumur pendek, pohon karet memiliki pertumbuhan yang relatif lama. Perubahan perkebunan karet menjadi lahan terbuka seluas 16.125,9 ha. Hal ini disebabkan karena adanya kegiatan penebangan pada pohon karet yang sudah