• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi penelitian terletak di Propinsi Lampung yang terdiri dari empat belas Kabupaten. Kabupaten tersebut adalah Kabupaten Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Mesuji, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Way Kanan, Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. Adapun kondisi umum Provinsi Lampung berdasarkan letak geografis, topografi, iklim, tanah, demografi, dan tutupan lahannya adalah sebagai berikut:

4.1Letak Geografi

Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung memiliki areal dataran seluas 35.288,35 km2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah ujung tenggara Pulau Sumatra. Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada 105°45'-103°48' Bujur Timur dan 3°45'-6°45' Lintang Selatan. Batas wilayah Provinsi Lampung yaitu :

Batas Utara : Provinsi Sumatra Selatan dan Bengkulu Batas Selatan : Selat Sunda

Batas Timur : Laut Jawa

Batas Barat : Samudra Indonesia

4.2Topografi

Kondisi topografi Lampung dapat diklasifikasikan menjadi 5 unit topografi (Jhon 2011) antara lain sebagai berikut :

1. Daerah berbukit sampai bergunung, daerah ini meliputi bukit barisan dengan puncak tonjolan berada pada Gunung Tanggamus, Gunung Pasawaran dan Gunung Rajabasa dengan kemiringan berkisar 25% dan ketinggian rata-rata 300 m di atas permukaan laut. Puncak-puncak lainnya ialah bukit pugung, bukit pesagi, sekincau yang terdapat dibagian utara dengan ketinggian rata-rata 1500 m. Daerah-daerah tersebut ditutupi vegetasi hutan primer dan sekunder. 2. Daerah berombak sampai bergelombang dengan kemiringannya antara 8%

Daerah ini meliputi Gedong Tataan, Kedaton, Sukoharjo dan Pulau Panggung di Kabupaten Lampung Selatan dan Kalirejo, Bangunrejo di Kabupaten Lampung Tengah.

3. Daerah dataran alluvial dengan kemiringan 0% sampai 3% dan ketinggian daerah ini antara 25 m sampai 75 m dari permukaan laut. Daerah ini sangat luas meliputi Lampung Tengah sampai mendekati pantai sebelah timur yang merupakan bagian hilir (down stream) dari sungai-sungai yang besar seperti Way Sekampung, Way Tulang Bawang, dan Way Mesuji.

4. Daerah dataran rawa pasang surut dengan ketinggian 0,5 m sampai 1 m.

5. Daerah river basin meliputi River Basin Tulang Bawang, Seputih, Sekampung, Semangka dan Way Jepara.

Sungai-sungai yang mengalir di Provinsi Lampung yaitu sungai Way Sekampung, Way Semaka, Way Seputih, Way Jepara, Way Tulang Bawang dan Way Mesuji.

4.3Iklim

Lampung yang terletak dibawah khatulistiwa 50 Lintang Selatan yang mempunyai iklim tropis humid dengan angin laut lembab yang bertiup dari Samudera Hindia mempunyai dua musim setiap tahunnya dan dengan kelembaban udara rata-rata berkisar 80 – 88 %. Berdasarkan informasi dari Badan Perwakilan Pemerintah Provinsi Lampung tahun 2010, dua musim tersebut yaitu bulan November sampai Maret angin bertiup dari arah Barat dan Barat Laut, dan pada bulan Juli sampai bulan Agustus angin bertiup dari arah Timur dan Tenggara. Suhu-suhu daerah Lampung pada daerah dataran dengan ketinggian sampai 60 m rata-rata berkisar antara 26 – 28 C untuk suhu maksimum (yang jarang dialami adalah suhu 33 C) dan suhu minimum 22 C. Beberapa lokasi /daerah mempunyai iklim sejuk adalah: Kota Liwa, daerah perkebunan kopi dan sayuran Sekincau Lampung Barat, dengan suhu berkisar 15 – 22 C serta daerah Talang Padang dan Gisting terletak di kaki Gunung Tanggamus Kabupaten Tanggamus. Rata-rata curah hujan tahunan di wilayah Provinsi Lampung umumnya antara 2000 - 2500 mm, kecuali sebagian Lampung Barat bagian utara sekitar Gunung Tanggamus dan sekitar Kalianda lebih dari 2500 mm, sedangkan Tulang Bawang bagian timur dan Pesawaran bagian selatan kurang dari 2000 mm (Nurhayati 2010).

4.4Tanah

Jenis tanah di provinsi Lampung terdiri dari 11 jenis dan podsolik merah kuning (PMK) merupakan jenis dominan sekitar 1522.336 ha kemudian latosol dan andosol. Jenis tanah tersebut antara lain adalah aluvial hidromorf, aluvial, assosiasi alluvial dan glei humus, hidromorf kelabu, regosol, andosol, renzina, podsolik coklat, latesit air tanah, latosol, assosiasi latosol dan podsolik merah kuning (Jhon 2011).

Sedimen–sedimen vulkanis menutupi lembah–lembah Suah, Gedong Surian dan Way Lima. Pada bagian utara lapisan sedimen ini mengalami pelipatan yang menghasilkan lapisan minyak bumi didalam 4 seri lapisan Palembang. Lapisan sedimen sebelah timur tertutup endapan tuffa masam dari debu gunung api di Bukit Barisan yang membentuk dataran peneplain di bagian timur Lampung.

Terdapat Sukadana bosalt yang merupakan ”Plateau” dan singkapannya tidak

merata.

4.5Tutupan Lahan

Keadaan penutupan lahan Provinsi Lampung pada tahun 2008 berdasarkan hasil penafsiran citra yang dilakukan oleh Departemen Kehutanan diketahui bahwa luas daratan yang masih berupa hutan (berhutan) adalah sebesar 7,1% atau seluas 236,4 ribu ha dan daratan yang bukan berupa hutan (nonhutan) sebesar 91,4% atau seluas 3.058,8 ribu ha. Penutupan lahan yang berupa hutan didominasi oleh hutan lahan kering, sedangkan hutan rawa-rawa dan hutan mangrove luasnya relatif lebih kecil. Penutupan lahan nonhutan adalah penutupan lahan selain vegetasi hutan, yaitu berupa semak/belukar, belukar rawa, savana, perkebunan, sawah, lahan pertanian, pemukiman, pemukiman, tambak, tanah terbuka, dan lain-lain.

Penutupan lahan di Provinsi Lampung yang termasuk hutan primer hanya 2,5 ribu ha (0,1%), hutan sekunder seluas 223,6 ribu ha (6,7%) yang terdiri dari hutan lahan kering dan hutan rawa, serta hutan tanaman seluas 10,3 ribu ha (0,3%). Hutan mangrove diprediksi hanya seluas 5,1 ribu ha dan itupun merupakan hutan mangrove sekunder. Penutupan lahan nonhutan lebih didominasi oleh pertanian lahan kering dan semak belukar yang luas

keseluruhannya mencapai 2.246,5 ribu ha atau sekitar 73,5%, sedangkan penutupan lahan yang berupa perkebunan diprediksi seluas 132,9 ribu ha. Luas areal yang digunakan untuk pemukiman di Provinsi Lampung diprediksi mencapai 232,8 ribu ha.

4.6Sosial Ekonomi Masyarakat

Pada tahun 2007, jumlah penduduk Provinsi Lampung tercatat sebesar 7.289.767 jiwa. Selama tahun 1990-2000 laju pertumbuhan penduduk mencapai 0,98%; dan pada tahun 2000-2006 mengalami penurunan dari menjadi 0,84 %. Secara administratif Provinsi Lampung di bagi menjadi 11 Kabupaten/Kota. Pada tahun 2005 terdapat 86 Desa, 174 Kelurahan, dan 180 Kecamatan, sedangkan tahun 2008 terdapat 2.153 Desa, 174 Kelurahan, dan 204 Kecamatan (Agung 2011).

Masyarakat pesisir lampung kebanyakan nelayan, dan bercocok tanam, sedangkan masyarakat tengah kebanyakan berkebun lada, kopi, cengkeh, kayu manis. Provinsi Lampung lebih fokus pada pengembangan lahan bagi perkebunan besar seperti kelapa sawit, karet, padi, singkong, kakao, lada hitam, kopi, jagung, tebu. Komoditas perikanan di beberapa wilayah pesisir seperti tambak udang lebih menonjol, bahkan untuk tingkat nasional dan internasional. Selain hasil bumi Lampung juga merupakan kota pelabuhan (liverpoolnya Sumatra) yang berfungsi sebagai pintu gerbang untuk masuk ke Pulau Sumatra.

BAB V

Dokumen terkait