• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2 Analisis Aspek Finansial

6.2.2 Kelayakan Investasi Usaha Pengolahan Kop

Empat

Kelayakan investasi dari usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat dilihat melalui empat kriteria, yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), serta Payback Period (PP). Apabila nilai NPV yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nol (NPV ≥ 0), IRR lebih besar atau sama dengan discount rate (IRR ≥ 7.5 %), Net B/C lebih besar atau sama dengan satu (Net B/C ≥ 1) dan PP lebih kecil dari umur usaha (PP < 15 tahun) maka usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat layak untuk dijalankan. Berdasarkan perhitungan kriteria investasi yang dilakukan dengan umur usaha 15 tahun didapatkan hasil pada Tabel 12.

Tabel 12 Hasil perhitungan kriteria investasi usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat

Kriteria investasi Hasil perhitungan

NPV Rp 406 650 737

Net B/C 3.25

IRR 34%

Payback Period 4 tahun 4 bulan

Sumber: Data primer (diolah)

Nilai NPV sebesar Rp 406 650 737 menunjukkan bahwa manfaat bersih atau keuntungan yang diperoleh usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat selama 15 tahun, dengan tingkat suku bunga 7.5% adalah sebesar Rp 406 650 737. Nilai tersebut lebih besar dari nol, sehingga berdasarkan kriteria NPV usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat layak untuk dijalankan.

Perhitungan Net B/C yang dilakukan menghasilkan nilai sebesar 3.25 yang menunjukkan bahwa setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan oleh usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat akan memberikan keuntungan yang nilainya sebesar 3.25 satuan. Nilai Net B/C ini lebih besar dari satu (3.25 ≥ 1) maka pada kriteria ini, usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat layak untuk dijalankan.

Internal Rate of Return dari usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat sebesar 34%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan pada usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat sebesar 34%. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat suku bunga yang digunakan

91

yakni sebesar 7.5% (34% ≥ 7.5%). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat layak untuk dijalankan. Nilai ini juga menunjukkan bahwa usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat akan tetap layak untuk dijalankan hingga tingkat IRR mencapai 34%.

Nilai Payback Period (PP) dari usaha ini adalah selama empat tahun delapan bulan. Nilai ini menunjukkan bahwa seluruh biaya investasi yang ditanamkan dalam usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat pada awal usaha dapat dikembalikan pada tahun keempat bulan keempat. Payback Period memiliki Period yang lebih kecil dibandingkan umur usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat yakni 15 tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat layak untuk dijalankan pada kriteria ini.

6.2.3 Analisis Finansial Usaha Pengolahan Kopi Arabika dan Bioetanol

Usaha Tani Empat

Usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat yang terdapat di Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso mendapatkan bantuan berupa destilator bertingkat, kompor gas, gas LPG 3 kg, empat meter selang ½ inch, dan tank air 225 liter pada tahun 2014. Bantuan tersebut diberikan dengan tujuan untuk mengurangi limbah cair yang dihasilkan dari proses pengolahan biji kopi arabika di unit pengolahan kopi arabika milik Usaha Tani Empat. Usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat memiliki manfaat tambahan serta biaya tambahan yang dikeluarkan dengan adanya bantuan tersebut. Oleh karena itu, perlu dianalisis lebih lanjut kelayakan dari usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat yang memproduksi biji kopi arabika HS basah dan bioetanol.

a. Biaya tambahan

Komponen biaya dan manfaat pada usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat dalam memproduksi biji kopi HS basah dan bioetanol sebagian besar sama dengan komponen biaya dan manfaat pada usaha pengolahan kopi arabika yang hanya memproduksi biji kopi HS basah saja. Namun, terdapat beberapa tambahan pada komponen biaya investasi, biaya variabel, dan biaya tetap. Biaya investasi tambahan yang dikeluarkan yaitu biaya

92

untuk destilator bertingkat, kompor gas, gas LPG 3 kg, empat meter selang ½ inch, tank air 225 liter, tong plastik 150 liter serta biaya tenaga kerja dalam kegiatan pengolahan bioetanol (Tabel 13).

Tabel 13 Biaya investasi tambahan usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat untuk memproduksi bioetanol

No Investasi tambahan Jumlah Satuan Harga satuan (Rp) Total (Rp)

1 Tabung gas LPG 3 kg 1 unit 100 000 100 000

2 Tank air 225 L 1 unit 450 000 450 000

3 Destilator bertingkat 1 unit 29 000 000 29 000 000

4 Kompok gas 1 unit 120 000 120 000

5 Selang 1/2 inch 4 meter 6 000 24 000

6 Tong 150 liter 5 unit 120 000 600 000

Total Investasi Tambahan 30 294 000

Sumber: Data primer (diolah)

Usaha Tani Empat mendapatkan bantuan berupa destilator bertingkat, kompor gas, gas LPG 3 kg, empat meter selang ½ inch, dan tank air 225 liter dalam menjalankan usahanya. Karena itu dalam perhitungannya, harga yang digunakan merupakan nilai opportunity cost dari biaya sebenarnya kelima peralatan tersebut yang dikeluarkan oleh pihak pemberi bantuan, yakni para peneliti Universitas Negeri Jember. Selain bantuan investasi tersebut, usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat juga mengeluarkan biaya investasi sendiri untuk pembelian lima tong plastik kapasitas 150 liter dengan nilai total pembelian sebesar Rp 600 000. Dengan demikian, total nilai investasi tambahan untuk memproduksi bioetanol dengan memanfaatkan limbah cair kopi arabika adalah sebesar Rp 30 294 000.

Barang-barang investasi tambahan juga memiliki umur teknis tersendiri (Tabel 14). Umur teknis dari destilator bertingkat ditentukan selama 17 tahun. Umur teknis tersebut diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan para peneliti Universitas Negeri jember selaku pihak pembuat alat. Sedangkan tabung gas LPG, kompor gas, dan selang ½ inch memiliki umur teknis selama empat tahun. Setelah empat tahun, barang-barang tersebut tidak layak untuk digunakan dan dapat menghambat jalannya usaha, sehingga memerlukan pergantian di umur kelima.

Tank air 225 liter memiliki umur teknis sama dengan tank air 1 200 liter yang dimiliki Usaha Tani Empat untuk kegiatan pengolahan kopi arabika. Setelah

93

10 tahun lapisan plastik pada tank air 225 liter yang digunakan juga akan mengalami pengelupasan, sehingga tidak layak digunakan untuk menampung air. Tong plastik 150 liter memiliki umur teknis selama lima tahun. Selama umur tersebut, tong plastik digunakan untuk proses fermentasi limbah cair kopi yang akan diolah menjadi bioetanol. Setelah lima tahun, tong plastik akan mengalami kebocoran atau tutup tong yang digunakan tidak dapat digunakan untuk menutup tong dengan rapat. Karena itu, tong plastik memerlukan pergantian di umur keenam karena pada umur tersebut, tong plastik tidak layak untuk digunakan dalam proses fermentasi.

Tabel 14 Umur teknis dari investasi tambahan yang ditanamkan pada usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat

No Jenis investasi Umur teknis (tahun)

1 Gas LPG 4 2 Tank air 225 L 10 3 Destilator bertingkat 17 4 Kompok gas 4 5 Selang 1/2 inch 4 6 Tong 150 liter 5

Sumber: Data primer (diolah)

Usaha Tani Empat juga mengeluarkan biaya re-investasi (Tabel 15) untuk melakukan pergantian terhadap barang-barang investasi tambahan yang telah habis umur teknisnya. Biaya re-investasi ini juga dikeluarkan tepat setelah secara teknis barang investasi sudah tidak optimal untuk digunakan. Biaya-biaya ini dikeluarkan pada tahun yang berbeda-beda, yakni pada tahun ke-5, ke-6, ke-9, ke- 11, dan ke-13.

Tabel 15 Biaya re-investasi untuk investasi tambahan yang ditanamkan dalam usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat

Investasi tambahan Tahun re-investasi

5 6 9 11 13 Tabung gas LPG 3 kg 100 000 - 100 000 - 100 000 Tank air 225 L - - - 450 000 - Destilator bertingkat - - - - - Kompor gas 120 000 - 120 000 - 120 000 Selang 1/2 inch 24 000 - 24 000 - 24 000 Tong 150 liter - 600 000 - 600 000 - Total Investasi 244 000 600 000 244 000 1 050 000 244 000 Sumber: Data primer (diolah)

94

Pengeluaran terbesar dilakukan pada tahun ke-6 yaitu sebesar Rp 1 505 000 yang dikeluarkan untuk pembelian satu tank air 225 liter dan lima tong plastik 150 liter. Pada tahun ke-5, ke-9, dan ke-13, total biaya re-investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 244 000. Biaya tersebut dikeluarkan untuk pembelian satu unit tabung gas LPG 3 kg, satu unit kompor gas, dan empat meter selang ½ inch. Pada tahun ke-6 Usaha Tani Empat melakukan pembelian lima tong plastik 150 liter senilai Rp 600 000.

Selain biaya investasi tambahan, usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat juga mengeluarkan biaya tetap tambahan untuk tenaga kerja yang dipekerjakan dalam mengolah limbah cair kopi arabika menjadi bioetanol. Biaya tetap yang dikeluarkan selama umur usaha diasumsikan konstan tiap tahunnya. Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan ini tidak dipengaruhi oleh perubahaan input maupun output yang dihasilkan dalam kegiatan pengolahan bioetanol. Usaha Tani Empat membutuhkan satu tenaga kerja tambahan untuk

mengolah bioetanol. Tenaga kerja tersebut dibayar dengan upah sebesar Rp 20 000 tiap harinya. Kegiatan pengolahan bioetanol dilakukan setiap hari

selama tiga bulan kegiatan pengolahan kopi arabika berlangsung, sehingga dalam satu tahun biaya tetap untuk tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah bioetanol adalah sebesar Rp 1 800 000.

Tabel 16 Biaya variabel tambahan per tahun yang dikeluarkan pada usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat

No Biaya variabel tambahan Jumlah pembelian/tahun satuan Harga/satuan (Rp) Total biaya per tahun (Rp)

1 Isi ulang LPG 3 kg 12 unit 15 000 180 000

2 Pupuk urea 8 400 gram 1.9 16 000

3 Ragi roti 15 000 gram 80 1 200 000

Total Biaya Variabel Tabahan 1 396 000

Sumber: Data primer (diolah)

Biaya tambahan selanjutnya yang dikeluarkan oleh Usaha Tani Empat dalam mengolah bioetanol adalah biaya variabel (Tabel 16). Komponen yang termasuk biaya variabel dalam memproduksi bioetanol adalah biaya untuk pembelian isi ulang gas LPG 3 kg, pupuk urea, dan ragi roti. Biaya variabel yang dikeluarkan selama umur usaha diasumsikan konstan tiap tahunnya. Asumsi ini didasarkan pada kapasitas produksi bioetanol yang mempengaruhi pembelian

95

bahan-bahan tersebut. Pembelian isi ulang gas LPG 3 kg dilakukan satu kali dalam seminggu dengan harga Rp 15 000. Dengan demikian, dalam satu tahun

biaya yang dikeluarkan untuk pembelian gas LPG 3 kg adalah sebesar Rp 180 000.

Pupuk urea yang digunakan sebagai bahan campuran fermentasi limbah cair kopi untuk menghasilkan bioetanol mentah dibeli dengan harga Rp 190 000 per kwintalnya. Usaha Tani Empat membutuhkan kurang lebih 8.4 kg pupuk urea dalam satu tahun produksi. Total biaya tambahan yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk urea setiap tahunnya adalah sebesar Rp 16 000. Biaya variabel tambahan terbesar yang dikeluarkan oleh Usaha Tani Empat dalam memproduksi bioetanol adalah biaya pembelian ragi roti. Harga ragi roti tiap 500 gramnya mencapai Rp 40 000 sedangkan dalam satu tahun produksi Usaha Tani Empat membutuhkan kurang lebih 15 kg ragi roti. Dengan demikian, biaya variabel tambahan yang dikeluarkan oleh Usaha Tani Empat untuk pembelian ragi roti mencapai Rp 1 200 000. Total biaya variabel tambahan yang dikeluarkan oleh Usaha Tani Empat dalam mengolah bioetanol adalah sebesar Rp 1 396 000 tiap tahunnya.

Bantuan peralatan pengolah bioetanol yang diberikan oleh peneliti Universitas Negeri Jember bersifat hibah. Usaha Tani Empat tidak melakukan peminjaman kepihak manapun atau lembaga keuangan terkait seperti rentenir ataupun bank dalam menjalankan usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol. Oleh karena itu, pada komponen biaya tidak terdapat pengeluaran atas debt service, yakni pembayaran akan bunga serta pokok pinjaman.

b. Manfaat tambahan

Usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat mendapat manfaat tambahan (Tabel 17) dengan melakukan pengolahan limbah cari kopi arabika menjadi bioetanol. Manfaat tersebut berupa penghematan pembelian bensin untuk kegiatan pengolahan kopi arabika, salvage value dari investasi tambahan yang dikeluarkan, dan jika bioetanol yang dihasilkan dijual maka usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat akan mendapat keuntungan tambahan dari hasil penjualan bioetanol yang dihasilkan. Manfaat penjualan bioetanol dan

96

penghematan pembelian bensin yang didapat dari pengolahan bioetanol diasumsikan konstan dan diperoleh sejak tahun pertama usaha.

Tabel 17 Manfaat tambahan yang diperoleh usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat

No Manfaat tambahan Jumlah/tahun (liter) Harga/liter Total

1 Bioetanol 1 650 6 500 10 725 000

2 Penghematan pembelian

bensin 150 6 800 1 020 000

Total Manfaat Tambahan 11 745 000

Sumber: Data primer (diolah)

Bioetanol yang dihasilkan merupakan sumber bahan bakar alternatif yang dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin. Lokasi SPBU tempat pembelian bensin berjarak sangat jauh dengan Desa Sukorejo, sehingga penjualan bioetanol sangat mungkin untuk dilakukan. Usaha Tani Empat mampu memproduksi sebanyak 1 800 liter bioetanol tiap tahunnya. Dari total produksi tersebut, Usaha Tani Empat hanya memanfaatkan 150 liter bioetanol tiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena bioetanol yang dihasilkan hanya dapat digunakan untuk mencampur 40% dari kebutuhan bahan bakar bensin.

Unit pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat menggunakan 375 liter bahan bakar bensin dalam satu tahun. Jika Usaha Tani Empat memanfaatkan bioetanol yang dihasilkan, maka dalam satu tahun Usaha Tani Empat mampu menghemat pengeluaran untuk pembelian bensin yang digunakan dalam pengolahan kopi arabika sebesar Rp 1 020 000. Sedangkan bioetanol yang tidak dimanfaatkan yaitu sebanyak 1 650 liter dapat dijual ke unit pengolahan kopi lainnya yang ada di Desa Sukorejo. Jika bioetanol yang tidak dimanfaatkan dijual dengan harga Rp 6 500 per liternya (di bawah harga bensin Rp 6 800 per liter), maka Usaha Tani Empat dapat memperoleh keuntungan tambahan sebesar Rp 10 725 000 setiap tahunnya. Total manfaat tambahan yang diperoleh dengan adanya produksi bioetanol adalah Rp 11 725 000.

Penerimaan tambahan lainnya yang diperoleh usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol berasal dari salvage value barang-barang investasi tambahan. Nilai sisa ini diperoleh pada tahun terakhir umur usaha, yakni pada tahun ke-15. Nilai sisa diperoleh dari adanya penerimaan dari barang-barang

97

investasi tambahan yang masih memiliki nilai diakhir tahun umur usaha. Nilai sisa dari setiap barang investasi tambahan dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Salvage value barang investasi tambahan usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat

No Jenis ivestasi tambahan Salvage value (Rp)

1 Tabung gas LPG 3 kg 50 000 2 Tank air 225 L 270 000 3 Destilator bertingkat 3 411 765 4 Kompok gas 60 000 5 Selang 1/2 inch 12 000 6 Tong 150 liter 0

Total Salvage Value 3 803 765

Sumber: Data primer (diolah)

Berdasarkan tabel di atas, total salvage value yang diperoleh usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat dari barang-barang investasi tambahan adalah sebesar Rp 3 803 765. Nilai tersebut berasal dari nilai sisa tabung gas LPG 3 kg, tank air 225 liter, destilator bertingkat sebesar, kompor gas, dan selang ½ inch. Sedangkan tong plastik yang diinvestasikan tidak memiliki nilai sisa. Diakhir umur usaha, tong plastik yang digunakan tidak memiliki umur teknis lagi.

6.2.4 Kelayakan Investasi Usaha Pengolahan Kopi Arabika dan Bioetanol

Usaha Tani Empat

Kegiatan produksi bioetanol yang dilakukan oleh usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat tentu menyebabkan adanya perubahan pada komponen biaya dan manfaat pada usaha tersebut. Perubahan komponen biaya dan manfaat yang terjadi mempengaruhi kelayakan investasi dari usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat. Oleh karena itu, kelayakan investasi dari usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat yang menghasilkan biji kopi arabika HS basah dan bioetanol perlu dianalisis kembali.

Kelayakan investasi dari usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat dilihat melalui empat kriteria, yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), serta Payback Period (PP). Apabila nilai NPV yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nol (NPV ≥ 0), IRR lebih besar atau sama dengan discount rate (IRR ≥ 7.5 %), Net B/C lebih besar atau sama dengan satu (Net B/C ≥ 1) dan PP lebih kecil dari umur

98

usaha (PP < 15 tahun) maka usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat layak untuk dijalankan. Berdasarkan perhitungan kriteria investasi yang dilakukan dengan umur usaha 15 tahun, didapatkan hasil pada Tabel 19. Tabel 19 Hasil perhitungan kriteria investasi usaha pengolahan kopi arabika dan

bioetanol Usaha Tani Empat

Kriteria investasi Hasil perhitungan

NPV Rp 453 964 004

Net B/C 3.30

IRR 33%

Payback Period 4 tahun 4 bulan

Sumber: Data primer (diolah)

Nilai NPV sebesar Rp 453 964 004 menunjukkan bahwa manfaat bersih atau keuntungan yang diperoleh usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat selama 15 tahun dengan tingkat suku bunga 7.5% adalah sebesar Rp 453 964 004. Nilai tersebut lebih besar dari nol, sehingga pada kriteria NPV usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat layak untuk dijalankan.

Perhitungan Net B/C yang dilakukan menghasilkan nilai sebesar 3.30 yang menunjukkan bahwa setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan untuk usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat akan memberikan keuntungan yang nilainya sebesar 3.30 satuan. Nilai Net B/C ini lebih besar dari satu (3.30 ≥ 1) maka pada kriteria ini, usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat layak untuk dijalankan.

Sementara itu, IRR dari usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat sebesar 33%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan pada usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat sebesar 33%. Nilai ini lebih besar dari tingkat suku bunga yang digunakan yakni sebesar 7.5% (33% ≥ 7.5%). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat layak untuk dijalankan. Nilai ini juga menunjukkan bahwa usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat akan tetap layak untuk dijalankan hingga tingkat IRR mencapai 33%.

Nilai Payback Period (PP) dari usaha ini adalah empat tahun delapan bulan. Nilai ini menunjukkan bahwa seluruh biaya investasi yang ditanamkan dalam usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat pada awal

99

usaha dapat dikembalikan pada tahun keempat bulan keempat. Payback Period memiliki Period yang lebih kecil dari umur usaha yakni 15 tahun. Dengan demikian, usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat layak untuk dijalankan pada kriteria ini.

Setelah dilakukan penghitungan dari dua kondisi usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat, yakni usaha pengolahan kopi arabika (tanpa bioetanol) serta usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol (dengan bioetanol), didapat perbandingan sebagai berikut (Tabel 20).

Tabel 20 Perbandingan kriteria investasi

Kriteria investasi Tanpa bioetanol Dengan bioetanol

NPV Rp 406 650 737 Rp 453 964 004

Net B/C 3.25 3.30

IRR 34% 33%

Payback Period 4 tahun 4 bulan 4 tahun 4 bulan

Sumber: Data primer (diolah)

Usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat memiliki nilai NPV dan Net B/C yang lebih tinggi dari usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat tanpa adanya kegiatan produksi bioetanol yaitu sebesar Rp 453 964 004 dan 3.30. Namun, Internal Rate of Return yang diperoleh usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol lebih rendah dari usaha pengolahan kopi arabika tanpa adanya pengolahan bioetanol yakni sebesar 33%. Hal ini disebabkan karena biaya investasi yang dibutuhkan untuk mengolah bioetanol cukup tinggi sedangkan manfaat yang didapat tidak terlalu tinggi. Walaupun demikian, dengan adanya pengolahan bioetanol keuntungan bersih (NPV) dari usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat mengalami peningkatan dari Rp 406 650 737 menjadi Rp 453 964 004. Nilai Net B/C juga menunjukkan adanya peningkatan manfaat yang didapat oleh usaha pengolahan kopi arabika dengan adanya pengolahan bioetanol. Selain itu, berdasarkan perhitungan kriteria investasi yang dilakukan, secara keseluruhan usaha pengolahan kopi arabika dengan adanya pengolahan bioetanol layak untuk dijalankan.

6.2.5 Perhitungan Incremental Net Benefit

Kegiatan pengolahan bioetanol yang dilakukan oleh usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat menunjukkan bahwa ada suatu usaha pengolahan kopi yang memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak termanfaatkan untuk

100

menghasilkan suatu manfaat baru yakni bioetanol. Pengolahan bioetanol menyebabkan adanya penambahan komponen investasi pada usaha pengolahan kopi arabika. Komponen tersebut berupa destilator bertingkat, kompor gas, gas LPG 3 kg, selang ½ inch, tank air 225 liter, dan tong plastik 150 liter. Karena itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut melalui perhitungan Incremental Net Benefit, yakni manfaat bersih yang diperoleh dari usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol (net benefit with bioethanol) dikurangi dengan usaha pengolahan kopi arabika tanpa adanya pengolahan bioetanol (net benefit without bioethanol). Melalui perhitungan Incremental Net Benefit dapat diketahui apakah penambahan komponen investasi untuk pengolahan bioetanol menguntungkan atau tidak.

Nilai dari manfaat bersih didapatkan dari perhitungan secara finansial pada usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat serta usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat. Usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat mengacu pada usaha pengolahan kopi arabika yang menghasilkan biji kopi arabika HS basah. Usaha pengolahan kopi arabika dan bioetanol Usaha Tani Empat mengacu pada usaha pengolahan kopi arabika yang menghasilkan biji kopi arabika HS basah dan memanfaatkan limbah cair kopi arabika untuk menghasilkan bioetanol. Nilai dari limbah cair yang digunakan tidak diperhitungkan karena pemanfaatan limbah dilakukan untuk memanfaatkan hasil sampingan yang sebelumnya tidak termanfaatkan. Perhitungan mengenai manfaat pengolahan bioetanol dilakukan dengan perhitungan Incremental Net Benefit serta komponen biaya dan manfaat sebagai berikut.

Komponen yang pertama adalah biaya usaha pengolahan kopi arabika atau yang disebut sebagai usaha pengolahan kopi tanpa bioetanol (Tabel 21). Penerimaan atau manfaat yang diterima usaha ini berasal dari penjualan biji kopi arabika HS basah yang diasumsikan konstan tiap tahunnya. Total penerimaan dari penjualan biji kopi arabika HS basah tiap tahunnya mencapai Rp 700 000 000. Namun pada tahun ke-15, usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat memperoleh manfaat tambahan yang berasal dari nilai sisa barang-barang yang diinvetasikan diawal usaha. Dengan adanya penerimaan dari nilai sisa tersebut, usaha pengolahan kopi arabika Usaha Tani Empat memperoleh penerimaan total sebesar Rp 793 765 000 pada tahun ke-15.

101

Tabel 21 Komponen biaya manfaat usaha pengolahan kopi arabika (tanpa bioetanol)

Tanpa bioetanol

Rincian Tahun ke-1

(Rp) Tahun ke-2 (Rp) Tahun ke-5 (Rp) Tahun ke-6 (Rp) Total Inflow 700 000 000 700 000 000 700 000 000 700 000 000

Dokumen terkait